3. Sub Model Pengaturan Hasil 4. Sub Model Dinamika Penduduk

Pada sub model luas areal berhutan terdapat state variable tanah kosong. Aliran masuk berupa luas pencurian yang merupakan akumulasi dari luas pencurian di masing-masing KU. Sedangkan aliran keluar berupa luas tanaman pembangunan. Sub model luas areal berhutan disajikan pada lampiran 2.

e.3. Sub Model Pengaturan Hasil

Sub model pengaturan hasil bertujuan untuk menetapkan besarnya luas tebangan dan volume tebangan yang dapat dilakukan KPH sehingga kelestarian hasil terjamin. Etat volume ditentukan berdasarkan besarnya volume per hektar setiap kelas umur. Volume per hektar ditentukan berdasarkan umur tengah masing-masing KU yang akan ditebang yang diperoleh dari tabel tegakan sepuluh jenis kayu industri dengan asumsi bonita tetap sepanjang tahun. Untuk etat luas penentuannya berdasarkan total luas areal hutan dibagi daur. Luas areal hutan diperoleh dari penjumlahan penjumlahan luas setiap kelas umur. Jumlah pohon tebangan untuk setiap tahunnya diperoleh dari pembagian jumlah pohon tebangan aktual dengan daur. Jumlah pohon tebangan aktual diperoleh dari penjumlahan pohon pada KU yang masuk dalam tebangan aktual, yaitu KU IV, V, VI, VII, VIII, IX, MT, dan MR. Jumlah pohon yang ditebang setiap tahunnya ditentukan oleh besarnya volume tebangan setiap kelas umur serta volume per pohon setiap kelas umur yang akan ditebang. Volume per pohon seperti halnya volume per hektar juga ditentukan berdasarkan umur tengah masing- masing KU yang akan ditebang yang diperoleh dari tabel tegakan sepuluh jenis kayu industri dengan asumsi bonita tetap sepanjang tahun. Etat luas ditentukan berdasarkan total luas tegakan nyata di lapngan dibagi dengan daur. Luas tegakan nyata di lapangan merupakan total penjumlahan dari luas setiap kelas umur KU I –MR. Daur yang digunakan merupakan daur teknis, yaitu daur yang ditetapkan berdasarkan penggunaan kayu yang dihasilkan oleh suatu tegakan. Daur ini merupakan umur pada waktu suatu jenis sudah dapat menghasilkan kayu yang dapat digunakan untuk tujuan tertentu. Sub model pengaturan hasil disajikan pada lampiran 3.

e.4. Sub Model Dinamika Penduduk

Laju perubahan jumlah penduduk merupakan salah satu peubah sosial masyarakat sekitar hutan. Peningkatan jumlah penduduk dipengaruhi oleh persen kelahiran dan persen masuk Sedangkan faktor yang mempengaruhi penurunan jumlah penduduk ialah persen kematian dan persen penduduk keluar. Besarnya persen kelahiran dan kematian diperoleh dari Badan Pusat Statistik Kabupaten Blora. Untuk ketiga wilayah KPH yang masuk dalam wilayah administratif Kabupaten Blora, besarnya faktor yang mempengaruhi jumlah penduduk pada ketiga KPH didasarkan pada data BPS Kabupaten Blora. Gambar 6 Sub model dinamika penduduk.

e.5. Sub Model Gangguan Hutan