6. Pendapatan setiap KPH pada sub model keuangan perusahaan adalah besarnya peneriman KPH dari produksi kayu Jati dikurangi dengan biaya KPH yang
terdiri dari biaya usaha dan iuran hasil hutan IHH. 7. Pengangguran pada sub model pengangguran adalah selisih antara jumlah
penduduk pencari kerja dengan total tenaga kerja di KPH Blora, KPH Cepu, dan KPH Randublatung.
8. Konsumsi kayu pada sub model konsumsi kayu adalah besarnya konsumsi kayu per kapita yang dipengaruhi laju pertambahan penduduk.
c. Kategorisasi komponen-komponen dalam sistem.
Setiap komponen yang masuk dalam ruang lingkup sistem dikategorisasikan sesuai dengan karakter dan fungsinya. Kategorisasi dilakukan
pada setiap sub model sistem sebagai berikut : 1.Sub model jumlah pohon Jati
- State variable : jumlah pohon pada setiap kelas umur.
- Auxilary variable : jumlah pohon pencurian, jumlah pohon
penjarangan, dan tebang tiap kelas umur. - Material transfer
: jumlah pohon tanam, jumlah pohon
upgrowth, out kelas umur, dan jumlah pohon tebang., jumlah pohon mati
- Driving variable : persen tanam pembangunan
2. Sub model pengaturan hasil - State variable
: luas KU pada setiap kelas umur. - Auxilary variable
: etat volume dan etat luas - Driving variable
: daur 3. Sub model keuangan perusahaan
- Auxilary variable : penerimaan KPH, peneriman usaha pokok,
penjualan kayu AI, penjualan kayu AII, penjualan kayu AIII, penjualan kayu bakar,
biaya KPH, biaya usaha, biaya pembinaan,
biaya pemasaran, biaya ekploitasi, biaya pemeliharaan, biaya persemaian dan biaya
tanaman. - Driving variable
: biaya perlindungan, biaya penyuluhan,
biaya tata hutan dan perencanaan, biaya penyusutan, biaya pendidikan dan
pelatihan, biaya sarana dan prasarana, dan biaya umum.
4. Sub model dinamika penduduk - State variable
: jumlah penduduk. - Auxilary variable :
penduduk masuk, penduduk keluar, natalitas dan mortalitas.
- Material transfer : In penduduk dan out penduduk.
- Driving variable : persentase lahir, persentase kematian,
persentase masuk, dan persentase keluar. - Konstanta meliputi
: anggota KK. 5. Sub model luas areal berhutan
a. State variable
: luas setiap kelas umur dan tanah kosong - Auxilary variable
: luas tanaman rutin, dan total luas pencurian - Driving variable
: persentase penanaman 6.
Sub model gangguan hutan -
Auxilary variable : permintaan kayu bakar, permintaan kayu
pertukangan, pendapatan, tingkat pengangguran, jumlah pohon yang dicuri,
luas pencurian total. -
Driving variable : Skenario pendapatan, skenario konsumsi
kayu bakar, skenario konsumsi kayu pertukangan, dan skenario pengangguran
7. Sub model pengangguran
- Auxilary variable
: angkatan kerja, jumlah penduduk bekerja, pencari kerja, luas areal tumpang sari,
jumlah pesanggem tumpang sari, dan jumlah pengangguran.
- Driving variable
: persen angkatan kerja, persen jumlah penduduk yang bekerja, persen tanaman
sela, persen pensiunan, luas lahan pesanggem.
8. Sub model konsumsi kayu -
Auxilary variable : pendapatan
masyarakat, pengeluaran
masyarakat, pengeluaran kayu bakar, pengeluaran kayu pertukangan dan selisih
pendapatan. -
Driving variable : pendapatan per kapita per tahun dan
pengeluaran per kapita per tahun.
d. Pengidentifikasian hubungan antar komponen.