berpikir dapat dilihat dari proses membaca suatu teks matematika atau berisi cerita matematika kemudian membuat catatan tentang apa yang telah dibaca.
Selain itu, dalam tahap berpikir siswa diminta mengingat kembali konsep atau pengetahuan yang telah mereka miliki sebelumnya yang berhubungan dengan
konsep atau pengetahuan yang akan mereka pelajari. 2.
Talk Yamin 2012: 86 mengutarakan bahwa talk penting dalam matematika
karena sebagai cara utama untuk berkomunikasi dalam matematika. Oleh sebab itu, pada tahap ini, siswa diminta untuk berdiskusi baik dengan guru
maupun dengan teman sekelas mengenai apa yang mereka pikirkan. Dengan kata lain, siswa diminta untuk mengutarakan ide-ide mereka mengenai materi
yang tengah dipelajari. 3.
Write Setelah memikirkan dan berdiskusi, siswa kemudian menuliskan tentang apa-
apa saja yang telah mereka pelajari. Tulisan mereka dapat berupa simpulan mengenai pembelajaran. Hal ini membantu siswa untuk memahami materi
pembelajaran dan kemudian dapat menyelesaikan masalah dari permasalahan yang diberikan. Pendapat ini didukung oleh pendapat Shield dan Swinson
dalam Yamin 2012: 87 menyatakan bahwa menulis dalam matematika membantu merealisasikan salah satu tujuan pembelajaran, yakni pemahaman
siswa tentang materi yang ia pelajari.
2.1.6 Kemampuan Komunikasi Matematis
Dalam pembelajaran matematika terdapat beberapa aspek yang harus
dikuasai oleh siswa, salah satunya adalah aspek komunikasi matematis. Komunikasi matematis adalah kemampuan untuk berkomunikasi yang meliputi
kegiatan penggunaan
keahlian menulis,
menyimak, menelaah,
menginterpretasikan, dan mengevaluasi ide, simbol, istilah, serta informasi matematika Ramdani, 2012: 47
– 48. Berdasarkan Principles and Standards for School Mathematics dari NCTM
tahun 2000 dalam Agustyaningrum 2011 kemampuan komunikasi siswa dapat dilihat dari beberapa aspek sebagai berikut.
1.
Kemampuan menyatakan ide-ide matematis melalui lisan, tulisan, serta menggambarkan secara visual. Kemampuan ini menekankan pada
kemampuan siswa dalam menjelaskan, menulis, maupun membuat sketsa atau gambar tentang ide-ide matematis yang dimiliki untuk menyelesaikan
masalah. Siswa hendaknya diberi kesempatan untuk berdiskusi bersama siswa lain untuk berbicara tentang matematika.
2.
Kemampuan menginterpretasikan dan mengevaluasi ide-ide matematis baik secara lisan maupun tertulis.
Sedangkan indikator kemampuan komunikasi matematis menurut Chronaki Christiansen 2005: 8 antara lain mathematical register dan representations.
Kedua indikator inilah yang akan dijadikan acuan dalam penelitian ini untuk menilai tingkat komunikasi matematis siswa. Adapun penjabaran dari kedua
indikator kemampuan komunikasi matematis tersebut adalah sebagai berikut: 1.
Mathematical register, yakni kemampuan siswa dalam menjelaskan ide, situasi, dan relasi matematika, dengan menyusun argumen, merumuskan
definisi atau generalisasi berdasarkan konsep dan simbol matematika secara tertulis atau lisan,
2. Representations, yakni kemampuan siswa dalam menggambarkan atau
menginterpretasikan ide, situasi, dan relasi matematika, dengan gambar benda nyata, tabel, diagram, dan grafik.
2.1.7 Materi Ajar Teorema Pythagoras