Salah satu strategi yang dapat dipilih oleh pendidik atau guru adalah strategi Think-Talk-Write TTW.
Strategi pembelajaran TTW diperkenalkan oleh Huinker dan Laughlin pada dasarnya dibangun melalui berpikir, berbicara, dan menulis Yamin, 2012: 84.
Melalui strategi TTW, siswa dalam proses pembelajaran diajak untuk memikirkan, membicarakan, dan menulis apa yang mereka pelajari sehingga
mereka dapat memahami dan kemudian menyelesaikan permasalahan yang diberikan. Dengan kata lain, siswa diarahkan untuk belajar aktif. Strategi
pembelajaran TTW memberikan kesempatan kepada siswa untuk memikirkan penyelesaian suatu masalah atau berdialog dengan dirinya sendiri setelah proses
membaca masalah, selanjutnya berbicara dan mengomunikasikan hasil pemikirannya dalam diskusi, kemudian membagi ide sharing dengan temannya
sebelum menulis.
1.5.4 Kemampuan Komunikasi Matematis
Kemampuan komunikasi
adalah kemampuan
seseorang untuk
menyampaikan ide-ide mereka sehingga dapat dimengerti oleh orang lain. Menurut Masrukan 2008 komunikasi merupakan pengungkapan pikiran,
gagasan, ide, pendapat, persetujuan, keinginan, penyampaian informasi tentang suatu peristiwa.
Kemampuan komunikasi matematis yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kemampuan komunikasi lisan dan tertulis. Kemampuan komunikasi lisan
siswa diukur melalui pengamatan. Sedangkan kemampuan komunikasi tertulis siswa diukur dalam hal menjelaskan ide, situasi, dan relasi matematika, dengan
menyusun argumen, merumuskan definisi atau generalisasi berdasarkan konsep dan simbol matematika secara tertulis atau lisan. Selain itu, kemampuan
komunikasi matematis tertulis siswa juga diukur dalam hal menggambarkan atau menginterpretasikan ide, situasi, dan relasi matematika, dengan gambar benda
nyata, tabel, diagram, dan grafik.
1.5.5 Materi Geometri
Dalam penelitian ini, materi geometri yang dipilih adalah materi teorema Pythagoras.
1.5.6 Kriteria Ketuntasan Minimal KKM
Kriteria Ketuntasan Minimal KKM adalah batas minimal ketercapaian kompetensi setiap indikator, kompetensi dasar, dan aspek penilaian mata pelajaran
yang harus dikuasai oleh siswa. KKM matematika yang ditetapkan oleh SMP Negeri 2 Ungaran adalah 75. Namun nilai KKM 75 termasuk nilai yang terlalu
tinggi untuk aspek kemampuan komunikasi matematis. Hal ini dikarenakan aspek kemampuan komunikasi matematis siswa di SMP Negeri 2 Ungaran masih sangat
rendah. Oleh karena itu, jika peneliti memaksakan untuk mengikuti KKM matematika di sekolah, maka kemungkinan besar tidak akan berhasil.
Sesuai dengan aturan penilaian yang ditetapkan oleh pemerintah dalam permendikbud nomor 104 tahun 2014, nilai 67 adalah nilai KKM yang tepat.
Karena nilai 67 adalah nilai yang tidak terlalu tinggi dan tidak terlalu rendah. Sehingga KKM matematika yang digunakan dalam penelitian ini adalah 67.
Dengan demikian, ketuntasan belajar secara individual artinya siswa yang mengikuti pembelajaran matematika di kelas tersebut telah mencapai nilai 67.
Sedangkan ketuntasan belajar secara klasikal artinya terdapat lebih dari atau sama dengan 67 jumlah siswa di kelas tersebut telah mencapai KKM, yakni 67.
1.6 Sistematika Penulisan Skripsi