1
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Manajemen laba merupakan suatu tindakan memanipulasi laporan keuangan yang dilakukan secara legal untuk menyesuaikan laba dengan kebijakan
manajemen. Abdelghany 2005 menjelaskan earnings management merupakan manipulasi pendapatan yang dilakukan untuk memenuhi target yang ditetapkan
manajemen. Manajemen laba secara ilegal pernah terjadi dalam kasus perusahaan Enron dan Worldcom dengan cara memanipulasi laporan keuangan. Manajemen
laba dapat dilakukan pihak manajemen dengan cara memilih kebijakan akuntansi yang berguna untuk menyesuaikan laba dengan keinginan manajemen atau pihak-
pihak tertentu yang berkepentingan. Untuk kasus Enron mereka melakukan manajemen laba dengan cara
memanipulasi pendapatan dengan menaikkan pendapatannya sebesar US 600 juta dan mengurangi utangnya sebesar US 1,2 miliar, hal ini dapat dilakukan
karena Enron menyogok mulai dari analisis keuangan, penasihat hukum dan auditornya. Kasus Worldcom yaitu menaikkan akun modal ke akun beban.
Worldcom menaikkan laba karena akun beban dicatat lebih rendah, sedangkan akun asset dicatat lebih tinggi karena beban kapitalisasi disajikan sebagai beban
investasi. Jumlah pemalsuan Worldcom di taksir US 3,8 miliar. Rumus manajemen laba, yaitu:
Manajemen laba =
∆ A r a a r a
P a a a
Universitas Sumatera Utara
2
Kita dapat meminimumkan tindakan manajemen laba seperti kasus di atas dengan mempengaruhi keputusan yang dibuat oleh manajer dengan corporate
governance . Corporate governance biasanya menunjuk pada sekumpulan
mekanisme yang mempengaruhi keputusan yang dibuat oleh manajer dimana terdapat pemisahaan kepemilikan dan control terhadap organisasi Lerker et al:
2005. Menurut Surya dan Yustivandana 2008:24, corporate governance merupakan suatu sistem yang mengarah dan mengendalikan perusahaan dengan
tujuan agar mencapai kesinambungan antara kekuatan dan kewenangan yang diperlakukan oleh perusahaan untuk menjamin kelangsungan eksistensinya dan
pertanggungjawaban terhadap skateholder. Corporate governance akan berjalan baik apabila menerapkan prinsip-prinsip transparansi yaitu informasi yang
diberikan perusahaan secara akurat dan tepat waktu kepada stakeholder. Dalam hal ini yang masuk dalam corporate governance adalah kepemilikan manajerial,
proporsi dewan komisaris dan komita audit. Kepemilikan manajerial merupakan kepemilikan saham oleh manajemen
perusahaan diukur dengan persentasi jumlah saham yang dimiliki oleh manajemen Sujoko dan Subiantoro, 2007:41-48. Jumlah besarnya saham yang dimiliki
manajemen diharapkan dapat mengurangi tindakan manajemen laba. Komisaris merupakan organ yang mengawasi kebijaksanaan direksi dalam menjalankan
perseroan serta memberikan nasehat kepada manajemen Surya, 2008. Dengan adanya dewan komisaris maka kegiatan-kegiatan manajemen akan diawasi atau
dikontrol sehingga diharapkan dapat mengurangi manajemen laba. Peran komite audit seringkali dihubungkan dengan kualitas pelaporan keuangan karena dapat
Universitas Sumatera Utara
3
membantu dewan komisaris dalam mengawasi proses pelaporan keuangan oleh manajemen untuk meningkatkan kredibilitas laporan keuangan Suaryana, 2005.
Dengan adanya komite audit dapat membantu dewan komisari dalam mengawasi proses laporan keuangan dengan harapan dapat menekan tindakan manajemen
laba. Ada faktor lain yang mempengaruhi manajemen laba yaitu ukuran
perusahaan. Dalam hal ini besar kecilnya perusahaan dapat mempengaruhi informasi yang di peroleh. Perusahaan besar dianggap memiliki banyak informasi
daripada perusahaan kecil Mulyani, ddk ; 2007. Ini mengindikasikan perusahaan besar yang banyak disorot oleh publik dan banyak terdapat informasi
dibandingkan perusahaan kecil. Oleh karena itu manajemen laba sulit dilakukan dilakukan karena banyak orang yang memperhatikannya. Misalnya, pemegang
saham tidak mempermasalahkan manajemen laba tersebut namun apakah pihak kreditur mempermasalahkan atau bersikap yang sama, begitu juga sebaliknya
pihak kreditur tidak mempermasalahkan tetapi apakah ada pihak lain yang mempermasalahkan. Hal tersebut dilakukan dengan harapan dapat menekan
tindakan manajemen laba. Secara logis sebenarnya motivasi dapat juga mempengaruhi praktek
manajemen laba. Motivasi yang membuat manajer ingin melakukan manajemen laba yaitu bonus, pergantian CEO, perjanjian utang dan politik. Hal tersebut akan
mempengaruhi manajemen laba, karena akan ikut menentukan kebijakan dan keputusan yang akan diambil dalam metode akuntansi yang akan digunakan oleh
perusahaan tersebut. Kepemilikan saham manajer dapat mempengaruhi tindakan
Universitas Sumatera Utara
4
manajemen laba, namun bila kepemilikan manajer tinggi maka akan kesulitan bagi pihak eksternal untuk menentukan metode akuntansi lainnya yang ingin
digunakan. Beberapa penelitian tentang good corporate governance dan ukuran
perusahaan telah dilakukan, Irsyad 2011 menyebutkan dalam hasil penelitiannya kepemilikan manajerial, proporsi dewan komisaris dan komite audit tidak
berpengaruh terhadap manajemen laba dan kinerja perusahaan secara parsial. Sedangkan Panjaitan 2012 menyebutkan secara serempak kepemilikan
manajerial, proporsi dewan komisaris dan komite audit berpengaruh signifikan terhadap manajemen laba. Uji parsial menunjukkan hanya kepemilikan manajerial
yang berpengaruh signifikan terhadap manajemen laba. Siagian 2011 menyebutkan bahwa secara parsial komposisi dewan komisaris mempengaruhi
manajemen laba. Ukuran perusahaan, tidak berpngaruh terhadap manajemen laba. Variabel ukuran dewan komisaris, ukuran perusahaan, kepemilikan institusional,
kepemilikan manajerial, kepemilikan konsentrasi tidak berpengaruh terhadap manajemen laba. Tambunan 2011 menyatakan bahwa kepemilikan manajerial,
proporsi dewan komisaris dan komite audit tidak berpengaruh terhadap manajemen laba secara parsial, tetapi berpengaruh secara simultan. Indra 2012
menyebutkan ukuran perusahaan secara simultan berpengaruh terhadap manajemen laba. Dan Santhi 2012 menyebutkan ukuran perusahaan tidak
mempengaruhi terjadinya manajemen laba. Berdasarkan pada penelitian terdahulu yang telah disebutkan diatas, telah
terjadi persamaan dan perbedaan hasil variabel penelitian terdahulu, maka peneliti
Universitas Sumatera Utara
5
terdorong untuk melakukan penelitian replikasi dari penelitian Irsyad dengan variabel dependen manajemen laba dan variable independennya adalah
kepemilikan manajerial, proporsi dewan komisaris, komite audit serta ukuran perusahaan. Perbedaan dari penelitian Irsyad adalalah periode tahun penelitian ini
adalah 2010-2013, sedangkan Irsyad periode tahun penelitiannya adalah 2004- 2008. Dan penelitian ini manambahkan satu lagi varibel independen yaitu ukuran
perusahaan yang dimana pada penelitian Irsyad tidak menggunakan variable independen ukuran perusahaan. Berdasarkan uraian tersebut maka peneliti tertarik
melakukan penelitian berjudul Pengaruh Good Corporate Governance dan Ukuran Perusahaan Terhadap Manajemen Laba Pada Perusahaan
Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. 1.2.
Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian atau penjelasan diatas, maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah good corporate governance, yang diproksikan
dalam kepemilikan manajerial, proporsi dewan komisaris dan komite audit serta ukuran perusahaan berpengaruh terhadap manajemen laba pada perusahaan
manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2010 hingga 2013?
1.3. Tujuan Penelitian