Metode Pengumpulan Data Dekripsi Objek Penelitian Statistik Deskriptif

31 5 PT Beton Jaya Manunggal Tbk BTON 6 PT Duta Pertiwi Nusantara Tbk DPNS 7 PT Eterindo Wahanatama Tbk ETWA 8 PT Gajah Tunggal Tbk GJTL 9 PT Gudang Garam Tbk GGRM 10 PT Indo Acidatama Tbk SRSN 11 PT Indofood Sukses Makmur Tbk INDF 12 PT Intanwijaya Internasional Tbk INCI 13 PT Jaya Pari Steel Indonesia Tbk JPRS 14 PT Kedawung Indah Can Tbk KICI 15 PT Kimia Farma PERSERO Tbk KAEF 16 PT Langgeng Makmur Industri Tbk LMPI 17 PT Lion Metal Works Tbk LION 18 PT Lionmesh Prima Tbk LMSH 19 PT Mandom Indonesia Tbk TCID 20 PT Mulia Industrindo Tbk MLIA 21 PT Nippres Tbk NIPS 22 PT Panasia Indo Resources Tbk HDTX 23 PT Pelangai Indah Canindo Tbk PICO 24 PT Parasidha Aneka Niaga Tbk PSDN 25 PT Prima Alloy Steel Universal Tbk PRAS 26 PT Sekar Laut Tbk SKLT 27 PT Siantar Top Tbk STTP 28 PT Sumi Indo kabel Tbk IKBI 29 PT Tempo scan Pasific Tbk TSPC 30 PT Ultra Jaya Milk Indsutry Tbk ULTJ 31 PT Yanaprima Hastapersada Tbk YPAS

4.4 Metode Pengumpulan Data

Penelitian ini melakukan pengumpulan data dengan metode dokumentasi. Data diperoleh melalui media perantara, yaitu internet melalui situs Bursa Efek Indonesia tahun tahun 2010 hingga 2013. www.idx.co.id.

4.5 Definisi Operasional Variabel

1. Variabel dependen

Manajemen laba diformulasikan sebagai berikut: Universitas Sumatera Utara 32 Manajemen laba EM = ∆ Modal kerja akrual ke t Pendapatan ke t Keterangan : ∆Modal Kerja akrual ke t = ∆ AL ket t - ∆ HL ke t - ∆ Kas ke t ∆AL = Perubahan aktiva lancar pada periode ke t = AL ket t - AL ke t-1 ∆HL = Perubahan hutang lancar pada periode ke t = HL ket t - HL ke t-1 ∆Kas = Perubahan kas dan ekuivalen kas pada periode ke t = Kas ket t - Kas ke t-1 4.5.2 Variabel independen Variabel independen dalam penelitian ini adalah good corporate governance GCG dan ukuran perusahaan, yang dimana: 1. Good Corporate Governance GCG, diproksikan dengan: a Kepemilikan manajerial yang diformulasikan dengan: KM = Jumlah kepemilikan saham manajerial Total saham yang beredar X b Proporsi dewan komisaris yang diformulasi dengan: PDKI = Jumlah komisaris independen Total dewan komisaris X c Komite audit yang diformulasikan dengan: KMA = Jumlah komite audit independen Jumlah seluruh komite audit X 2. Ukuran perusahaan yang diformulasikan dengan: log total asset Operasional variabel peneliti dapat dilihat lebih lengkap pada table 3.3. Universitas Sumatera Utara 33 Tabel 3.3 Definisi Opersional Variabel Sumber: diolah peneliti, 2015 No . Variabel Definisi Operasional Formula Skala Dependen 1. Manajemen laba adalah potensi penggunaaan manajemen laba akrual dengan tujuan memperoleh keuntungan pribadi ∆ Akrual modal kerja t Pendapatan t Rasio Independen 2. Kepemilikan manajerial adalah persentase kepemilikan saham yang dimiliki manajemen terhadap seluruh saham yang beredar Jumlah kepemilikan saham Total saham yang beredar X Rasio 3. Proporsi dewan komisaris adalah persentase dewan komisaris independen terhadap seluruh dewan komisaris Jumlah komisaris independen Total dewan komisaris X Rasio 4. Komite audit adalah persentase komite audit independen terhadap seluruh komite audit Jumlah komite audit independen Jumlah seluruh komite audit X Rasio 5. Ukuran perusanaan adalah jumlah total asset perusahaan sampel Log total asset Rasio Universitas Sumatera Utara 34

3.6 Pengujian Asumsi klasik

Metode analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis statistik dengan menggunakan software SPSS 16. Tahap awal yang dilakukan sebelum melakukan pengujian hipotesis yaitu uji asumsi klasik. Pengujian asumsi klasik yang dilakukan terdiri dari uji normalitas, uji multikolinieritas, uji heteroskedastisitas dan uji autokorelasi. Untuk pengujian hipotesis, dilakukan analisis uji t dan uji F.Penggunaan analisis regresi dalam statistik harus bebas dari asumsi asumsi klasik. Adapun pengujian asumsi klasik yang digunakan dalam penelitian ini adalah, uji normalitas, uji multikolinieritas, uji heteroskedastisitas dan uji autokorelasi.

3.6.1 Uji normalitas

Uji normalitas digunakan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel independen dan variabel dependen berdistribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik hendaknya berdistribusi normal atau mendekati normal.

3.6.2 Uji multikolinieritas

Uji multikolinieritas bertujuan untuk meneliti apakah dalam model regresi ditemukan adanya korelasi di antara variabel independen. Jika terjadi korelasi, berarti terjadi masalah multikolinieritas. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel independen. Untuk melihat ada atau tidaknya multikolinieritas dalam model regrasi dilihat dari nilai tolerance dan lawannya Variance Inflation Factor VIF. Universitas Sumatera Utara 35

3.6.3 Uji heteroskedastisitas

Heteroskedastisitas merupakan situasi dimana dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Adanya heteroskedastisitas dapat dilihat dari grafik Scatterplot antara nilai prediksi variabel dependen yaitu ZPRED dengan residualnya SRESID. Jika ada pola tertentu seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur, maka terjadi heteroskedastisitas. Sebaliknya jika tidak ada pola yang jelas serta titik-titik yang menyebar maka tidak terjadi heteroskedastisitas. Tindakan perbaikan yang dapat dilakukan jika terjadi heteroskedastisitas, yaitu: 1. Transfomasi dalam bentuk model regresi dengan membagi model regresi dengan salah satu variabel independen yang digunakan dalam model tersebut. 2. Tranformasi logaritma

3.6.4 Uji autokorelasi

Uji Autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 sebelumnya. Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi. Untuk menguji ada atau tidaknya autokorelasi dilakukan dengan uji Durbin- Watson DW test. Uji autokorelasi dengan Durbin-Watson DW test hanya digunakan untuk autokorelasi tingkat satu dan mensyaratkan adanya intercept konstanta dalam model regresi dan tidak ada variabel lagi Universitas Sumatera Utara 36 diantara variabel independen. Pengambilan keputusan ada atau tidaknya autokorelasi, yaitu: Tabel 3.4 Uji Durbin-Watson DW-Test Hipotesis Nol Keputusan Jika Tidak ada autokorelasi positif Tolak 0 d dl Tidak ada autokorelasi positif Tidak ada keputusan dl d du Tidak ada korelasi negatif Tolak 4 - dl d 4 Tidak ada korelasi negatif Tidak ada keputusan 4 - du d 4 – dl Tidak ada autokorelasi positif atau negatif Tidak ditolak du d 4 – du

3.7 Pengujian Hipotesis Penelitian

Penelitian ini menggunakan uji statistik untuk menguji kepemilikan manajerial, proporsi dewan komisaris, komite audit, dan ukuran perusahaan secara simultan mempengaruhi Manajemen Laba Earning Management.

3.7.1 Analisis regresi berganda

Analisis regresi adalah studi mengenai ketergantungan variabel dependen dengan satu atau lebih variabel independen. Metode analisis yang digunakan adalah analisis regresi berganda. Adapun bentuk persamaannya adalah sebagai berikut: Y= a + b 1 X 1 + b 2 X 2 + b 3 X 3 + b 4 X 4 + e Keterangan : Y = variabel dependen yaitu manajemen laba a = konstanta. b 1 , b 2 , b 3 dan b 4 = koefisien regresi Universitas Sumatera Utara 37 X 1 = kepemilikan manajerial X 2 = proporsi dewan komisaris X 3 = komite audit X 4 = ukuran perusahaan e = error 3.7.2 Uji signifikansi parsial t-test Uji statistik t menunjukkan seberapa jauh variabel independen secara individual menerangkan variasi. Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan tingkat signifikansi 5. Jika nilai signifikansi t 0,05 artinya terdapat pengaruh yang signifikan antara satu variabel independen terhadap variabel dependen. Jika nilai signifikansi t 0,05 artinya tidak terdapat pengaruh antara satu variabel independen terhadap variabel dependen 3.7.3 Uji signifikasi simultan F-test Uji statistik F menunjukkan apakah semua variabel independen atau bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama –sama terhadap variabel independen. Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan tingkat signifikansi 5. Jika nilai signifikansi f 0,05 artinya terdapat pengaruh yang signifikan antara semua variabel independen terhadap variabel dependen. Jika nilai signifikansi f 0,05 artinya tidak terdapat pengaruh antara variabel independen terhadap variabel dependen. Universitas Sumatera Utara 38

3.7.4 Uji koefisiensi determinansi R

2 Koefisien determinasi R2 mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel independen. Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu.Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel – variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variabel dependen. Universitas Sumatera Utara 39 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Dekripsi Objek Penelitian

Perusahaan yang menjadi objek penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia BEI pada tahun 2010 hingga 2013. Dalam penelitian ini objek penelitian dipilih dengan metode purposive sampling dengan menggunakan kriteria-kriteria yang telah ditentukan. Objek penelitian dipilih bagi Perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia secara terus-menerus listing pada tahun 2010 hingga 2013. Analisis data dimulai dengan mengolah data menggunakan microsoft excel, selanjutnya dilakukan pengujian asumsi klasik dan pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan regresi berganda. Pengujian asumsi klasik dan regresi berganda dilakukan dengan menggunakan software SPSS versi 16. Prosedur dimulai dengan memasukkan semua variabel independen dan variabel dependen ke program SPSS tersebut dan menghasilkan output-output sesuai dengan metode analisis data yang telah ditentukan. Perusahaan yang menerbitkan laporan keuangan untuk periode yang berakhir 31 Desember selama empat tahun berturut-turut, yaitu tahun 2010, 2011, 2012 dan 2013. Perusahaan yang laporan keuangannya memiliki kelengkapan data yang diperlukan berdasarkan variabel penelitian. Adapun jumlah perusahaan yang masuk dalam kriteria dalam penelitian ini adalah 31 perusahaan. Universitas Sumatera Utara 40

4.2 Statistik Deskriptif

Penelitian ini menggunakan 4 variabel independen yaitu kepemilikan manajerial, proporsi dewan komisaris, komite audit dan ukuran perusahaan serta menggunakan manajemen laba sebagai variabel dependen. Analisis statistik deskriptif akan memberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang dilihat dari nilai minimum, maksimum, rata –rata mean, dan standar deviasi yang dihasilkan dari variabel penelitian. Statistika deskriptif dari masing-masing variabel penelitian diperoleh sebagai berikut: Tabel 4.1 Sumber: Hasil Pengolahan SPSS, 2015 Berdasarkan hasil statistika deskriptif pada tabel 4.1 diketahui bahwa variabel Variabel Y Manajemen Laba memiliki nilai minimum -472,28, nilai maksimum sebesar 324,90 nilai mean rata-rata -1,2438 dan standar deviasi 52,04045. X1 kepemilikan manajerial memiliki nilai minimum 0,0000051, nilai maksimum sebesar 3,2885915, nilai mean rata-rata 0,898529659 dan standar deviasi 4,6639866. Variabel X2 proporsi dewan komisaris memiliki nilai Descriptive Statistics N Minimum Maximum Mean Std. Deviation Manajemen_Laba 124 -472.28 324.90 -1.2468 52.04045 Kepemilikan_Manajeria l 124 .0000051 3.2885915E 1 .8985296 59 4.6639866436 E0 Proporsi_Dewan_Komi saris 124 .25 .75 .3938 .10532 Komite_Audit 124 .50 1.00 .6776 .04382 Ukuran_Perusahaan 124 11.63 29.32 24.4835 4.45732 Valid N listwise 124 Universitas Sumatera Utara 41 minimum 0,25, nilai maksimum sebesar 0,75, nilai mean rata-rata 0,3938 dan standar deviasi 0,10532. Variabel X3 komite audit memiliki nilai minimum 0,5, nilai maksimum sebesar 1, nilai mean rata-rata 0,6776 dan standar deviasi 0,04382. Variabel X4 ukuran perusahaan memiliki nilai minimum 11,63, nilai maksimum sebesar 29,32, nilai mean rata-rata 24,4835 dan standar deviasi 4,45732.

4.3 Uji Asumsi Klasik

Dokumen yang terkait

Pengaruh Corporate Governance, Ukuran Perusahaan dan Struktur Kepemilikan Terhadap Manajemen Laba Pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

6 67 129

Pengaruh Mekanisme Good Corporate Governance terhadap Manajemen Laba pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI).

1 74 88

Pengaruh Good Corporate Governance Terhadap Manajemen Laba Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

2 67 73

PENGARUH MEKANISME CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP MANAJEMEN LABA PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG PENGARUH MEKANISME CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP MANAJEMEN LABA PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA.

0 0 14

Pengaruh Corporate Governance, Ukuran Perusahaan Dan Struktur Kepemilikan Terhadap Manajemen Laba Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 0 11

Pengaruh Corporate Governance, Ukuran Perusahaan Dan Struktur Kepemilikan Terhadap Manajemen Laba Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 0 2

Pengaruh Corporate Governance, Ukuran Perusahaan Dan Struktur Kepemilikan Terhadap Manajemen Laba Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 0 8

Pengaruh Corporate Governance, Ukuran Perusahaan Dan Struktur Kepemilikan Terhadap Manajemen Laba Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 0 17

Pengaruh Corporate Governance, Ukuran Perusahaan Dan Struktur Kepemilikan Terhadap Manajemen Laba Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 0 3

ABSTRAK PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP MANAJEMAN LABA PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

0 0 11