Waktu dan Lokasi Penelitian Objek Penelitian Pengumpulan Data Analisis Data

III. METODE PENELITIAN

3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada awal bulan Februari sd Agustus 2006 dan bertempat di KPH Nganjuk Perum Perhutani Unit II Jawa Timur.

3.2 Objek Penelitian

Objek penelitian adalah tegakan Jati sebagai kesatuan pengelolaan pada tingkat KPH Nganjuk.

3.3 Pengumpulan Data

Data utama yang diperlukan mencakup : 1. Hasil risalah hutan yang dimuat dalam buku Rencana Pengaturan Kelestarian Hutan RPKH tiga periode terakhir 1975 – 1985 ; 1985 – 1995 ; 1995 – 2005. 2. Hasil risalah sela dan risalah kilat 2000 – 2006. 3. Data perubahan kelas hutan 1975 – 2005. 4. Peta kawasan hutan skala 1 : 10.000 memperlihatkan petak dan anak petak. 5. Laporan rencana, realisasi produksi dalam berbagai RTT. Selain data utama diperlukan data penunjang, mencakup data keadaan umum fisik dan sosial wilayah KPH Nganjuk. Data tersebut di atas akan dikumpulkan dari kantor KPH Nganjuk dan Seksi Perencanaan Hutan SPH Jombang. Data diperoleh dengan cara mengutip dan memproses kembali data yang sudah ada.

3.4 Analisis Data

3.4.1 Identifikasi Perubahan Hutan dan Tegakan Identifikasi dilakukan untuk mengetahui perubahan yang terjadi akibat adanya pengelolaan hutan dan tegakan penebangan A2, penanaman dan perubahan yang terjadi akibat gangguan hutan. Perubahan dianalisis untuk setiap bagian hutan BH yang ada di KPH Nganjuk. Identifikasi perubahan hutan dan tegakan mencakup : 1 Perubahan pada setiap kelompok umur tegakan. 2 Laju perubahan areal produktif. 10 Thn Dalam identifikasi perubahan hutan ini dibutuhkan data yang dimuat dalam buku RPKH yaitu : Model RPKH 1 hasil risalah data setiap petak ukur, Model RPKH 2 Register Risalah Hutan, dan Model RPKH 3 Daftar Kelas Hutan. Dari data tersebut dapat diperoleh beberapa informasi tentang perubahan luas dan potensi tegakan jati, sehingga dapat terlihat pada umur berapa dan di petak mana saja gangguan hutan yang sering terjadi daerah yang tingkat kerawanannya tinggi. Analisis identifikasi perubahan hutan dan tegakan dilakukan dengan cara memproses data dari hasil risalah hutan selama 3 tiga periode terakhir. Data tersebut dimuat ke dalam tabel hasil identifikasi perubahan hutan dan tegakan Lampiran 1. Dari tabel hasil identifikasi terlihat perubahan komposisi tegakan masing-masing petak dan anak petak pada setiap periode. Kondisi tegakan dianggap mengalami gangguan hutan apabila terjadi perubahan kelas hutan, penurunan luasan kelas umur dan penurunan kelas umur pada tiap periode. Jika suatu tegakan mengalami peningkatan kelas umur pada setiap periode dan, maka tegakan tersebut dianggap tidak mengalami gangguan hutan. Kemudian dari tabel hasil identifikasi perubahan hutan dan tegakan di KPH Nganjuk diolah lagi untuk mengetahui besarnya komposisi tegakan jati di setiap kategori kelas umur muda KU I – III, kelas umur tua KU IV – VI, dan kelas umur masak tebang KU VII ke atas. Disamping itu juga dapat diperoleh data laju perubahan areal produktifnya, dengan rumus sebagai berikut : Laju Perubahan Areal Produktif HaTh = Dimana L = Luas awal tegakan Ha L 1 = Luas akhir tegakan Ha 3.4.2 Identifikasi Perubahan Komposisi Tegakan Jati Kegiatan identifikasi ini dilakukan untuk mengetahui pola perubahan komposisi tegakan jati setiap kelas umur produktif di masing-masing bagian hutan BH selama 3 periode. Dimana ada tiga tipe identifikasi yang dilakukan, diantaranya adalah : L – L 1 1 Identifikasi perubahan komposisi tegakan jati dalam 3 periode terakhir. 2 Identifikasi perubahan komposisi tegakan jati selama 30 tahun. 3 Identifikasi perubahan komposisi tegakan jati setiap periode 10 tahun. Kegiatan identifikasi perubahan komposisi tegakan jati dalam 3 periode terakhir dilakukan dengan cara memproses data dari tabel perubahan kelas hutan untuk produksi kayu jati, sehingga diperoleh hasil persentase komposisi tegakan jati dalam 3 periode terakhir. Dari data persentase komposisi tegakan jati tersebut dapat terlihat perubahan komposisi tegakan dari kelas umur muda sampai masak tebang untuk setiap periode. Kegiatan ini dilakukan agar dapat diketahui seberapa besar persentase kemampuan suatu kelas umur tegakan untuk tumbuh dengan baik selama 3 periode terakhir, tanpa memperhatikan keadaan di setiap petaknya. Dimana untuk mengolah data tersebut dengan menggunakan rumus sebagai berikut : Persentase = 1 - x 100 Dimana KU ii = Luas tegakan kelas umur ke-i pada periode ke-i KU jj = Luas tegakan kelas umur ke-j pada periode ke-j Identifikasi perubahan komposisi tegakan jati selama 30 tahun bertujuan untuk melihat kemampuan suatu kelompok umur tegakan yang dapat tumbuh dengan baik dalam jangka waktu yang berlainan. Kegiatan ini dilakukan dengan memperhatikan perubahan luasan di setiap petak dan anak petaknya. Adapun beberapa jangka waktu yang diidentifikasi adalah 10 tahun, 20 tahun, dan 30 tahun, dimana kondisi awalnya sama yaitu pada tahun 1975. Sehingga dapat diketahui seberapa besar persentase komposisi tegakan jati yang dapat tumbuh sesuai dengan yang diharapkan dalam jangka waktu tersebut, selain itu juga dapat terlihat seberapa lama suatu kelompok umur tegakan tersebut bisa dipertahankan. Identifikasi perubahan komposisi tegakan jati setiap periode 10 tahun dilakukan dengan cara melihat perubahan luas suatu kelas umur tegakan setiap periode 10 tahun, dengan memperhatikan perubahan di setiap petak dan anak petaknya. Kegiatan ini bertujuan untuk mengevaluasi dan mengetahui pola KU ii – KU jj KU ii KU j KU i perubahan suatu kelas umur tegakan setiap 10 tahun dengan kondisi awal tegakan yang berlainan selama 3 periode, yaitu pada tahun risalah 1975, 1985, dan 1995. Adapun rumus yang digunakan dalam kegiatan identifikasi ini sama dengan identifikasi perubahan komposisi tegakan jati selama 30 tahun, yaitu sebagai berikut : Persentase = x 100 Dimana KU i = Luas tegakan kelas umur ke-i di periode awal KU j = Luas tegakan kelas umur ke-j di periode berikutnya Seluruh kegiatan identifikasi perubahaan komposisi tegakan jati yang dilakukan baik itu yang selama 30 tahun atau pun yang per periode 10 tahun pada prinsipnya sama, perbedaannya hanya pada penggunaan kondisi awal tegakan dan jangka waktunya. Kegiatan ini dilakukan hanya memperhatikan kelas umur produktifnya saja, yang kemudian dicari persentase luas suatu kelas umur yang mengalami perubahan di suatu petak atau anak petak. Dari persentase tersebut maka diperoleh data luas yang mampu tumbuh dengan baik dan yang rusak di suatu petak atau anak petak. 3.4.3 Identifikasi Perubahan Kerapatan Bidang Dasar Rata-rata Kegiatan identifikasi perubahan kerapatan bidang dasar KBD rata-rata dilakukan untuk melihat pengaruh perubahannya terhadap kelas umur tegakan dan bonita selama 30 tahun 4 tahun risalah. Untuk mengetahui pengaruh perubahan KBD rata-rata terhadap kelas umur tegakan jati dibutuhkan data KBD setiap petak yang diperoleh dari tabel hasil identifikasi, kemudian dilakukan pengelompokan setiap kelas umur, sehingga diperoleh hasil KBD rata-rata untuk masing-masing kelas umur selama 30 tahun. Perlakuan yang sama dilakukan juga untuk mengetahui perubahan KBD rata-rata terhadap bonita. Dari hasil kegiatan identifikasi dapat terlihat apakah perubahan KBD rata-rata yang dimiliki oleh setiap kelas umur dan bonita selama 30 tahun terakhir sesuai dengan yang diharapkan atau tidak. Disamping itu data tersebut juga mendukung dalam melihat pengaruh perubahan komposisi tegakan jati yang terjadi terhadap perubahan KBD rata-rata yang ada di KPH Nganjuk selama 3 periode. IV. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

4.1 Letak dan Luas