Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian Jati Tectona grandis L. f.

Penggunaan daur yang lebih pendek ini memiliki beberapa kelebihan yaitu hasil yang diperoleh lebih cepat, menekan biaya-biaya pengelolaan serta menarik bagi masyarakat yang ikut program PHBM.

1.2 Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk : 1. Untuk mengetahui pola seluruh perubahan komposisi tegakan Jati. 2. Merumuskan prospek pengelolaan tanaman Jati dengan menggunakan daur panjang.

1.3 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan masukan bagi pihak perencana dan pengelola hutan dalam pengambilan kebijakan manajemen pengaturan hasil yang dapat diterapkan pada kelas perusahaan Jati Tectona grandis L.f. di KPH Nganjuk. II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Jati Tectona grandis L. f.

Jati dengan nama botani Tectona grandis L. F. Termasuk famili verbenaceae, dengan ciri tinggi pohon antara 25 sampai dengan 30 m. Apabila ditanam pada daerah yang subur dan memiliki keadaan lingkungan yang baik, tingginya dapat mencapai 50 m dengan diameter lebih kurang 150 cm. Batang umumnya bulat dan lurus, batang yang besar berakar dengan warna kulit agak kelabu muda, agak tipis beralur memanjang agak ke dalam Dirjen Kehutanan 1976. Jati lebih dikenal dengan nama deleg, dodokan, jate, jatos, kiati dan kulidawa. Di berbagai daerah lain Jati lebih dikenal dengan nama gianti Venezuela, Teak USA, Jerman, Kyun Birma, Sagwan India, Mai Sak Thailand, Teck Perancis dan Teca Brazilia. Penyebaran Jati di Indonesia terdapat di daerah Jawa, Muna, Maluku Wetar dan Nusa Tenggara, sedangkan di luar Indonesia terdapat di India, Thailand dan Vietnam. Pertumbuhan Jati sangat baik pada tanah sarang yang mengandung kapur, jenis ini tumbuh di daerah dengan musim kering nyata, tipe curah hujan c-f Schmidt and Ferguson dengan curah hujan rata-rata 1200-2000 mm per tahun, pada ketinggian 0-200 mdpl Martawijaya et al., 1981. Karena sifat-sifatnya yang baik, kayu Jati merupakan jenis kayu yang paling banyak disukai dan dipakai untuk berbagai keperluan, terutama di Pulau Jawa. Kayu Jati praktis sangat cocok dimanfaatkan untuk segala jenis konstruksi bangunan. Kayu Jati termasuk kayu yang memiliki kelas keawetan I dan kelas keawetan II, agak keras, baik sekali untuk keperluan bahan bangunan, alat-alat rumah tangga dan sebagainya Dirjen Kehutanan 1976. Pengurusan kawasan hutan di Jawa diserahkan kepada Perum Perhutani dan dalam upaya memenuhi kebutuhan kayu di Jawa, perusahaan tersebut mampu meningkatkan produksi kayu Jati tanpa membahayakan kelestariannya Djajapertjunda 2002. Dalam pengelolaan hutan tanaman Jati, Perhutani melaksanakan permudaan buatan karena permudaan alam pada tegakan Jati walaupun mudah terjadi dan dapat membentuk tegakan murni setelah mengalami kebakaran serta mudah tumbuh tunas tunggak, tetapi permudaan alami ini jarang dilakukan karena akan menghasilkan kayu berkualitas rendah. Menurut Martawijaya et al., 1981, tanaman Jati mempunyai sistem tebang habis permudaan buatan musim hujan yang berjarak tanam 3m x 1m atau 3m x 3m tergantung pada bonita tanah.

2.2 Pengelolaan Hutan Lestari