4.9 Analisis Uji Gain
Data yang diperoleh dari nilai pretest dan posttest digunakan untuk mencari adanya peningkatan hasil belajar siswa pada kelas eksperimen dan kelas
kontrol. Untuk melakukan uji gain digunakan rumus yang terdapat pada Bab III. Hasil uji gain ditunjukkan dalam tabel 4.11
Tabel 4.11 Analisis hasil uji gain siswa No
Keterangan Kelas Eksperimen
Kelas Kontrol
∑ ∑
1 Tinggi
5 17
1 3
2 Sedang
23 77
21 70
3 Rendah
2 7
8 27
Berdasarkan tabel 4.11 dapat dilihat pada kelas eksperimen 10 siswa mengalami peningkatan hasil belajar pada kategori tinggi
sedangkan pada kelas kontrol hanya 3 siswa yang digolongkan mengalami peningkatan hasil belajar pada kategori tinggi, dan pada
kategori sedang kelas eksperimen mengalami peningkatan sebesar 77 sedangkan pada kelas kontrol mengalami peningkatan 70. Semua data
pada uji gain ini menunjukkan bahwa penggunaan Model Pembelajaran 3C3R Content, Context, Connection, Researching, Reasoning, and
Reflecting dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Grafik peningkatan
hasil belajar siswa disajikan pada Gambar 4.5.
0.1 0.2
0.3 0.4
0.5 0.6
Hasil Gain Siswa
Kelas Eksperimen kontrol
Gambar 4.5 Grafik gain siswa
4.10 Pembahasan
Pembahasan dalam penelitian ini diuraikan dalam dua permasalahan yaitu perbedaan hasil belajar antara Model Pembelajaran 3C3R Content,
Context, Connection, Researching, Reasoning, and Reflecting dan model
pembelajaran ekspositori pada mata pelajaran Sistem Operasi kelas X TKJ di SMKN 4 Kendal dan peningkatan hasil belajar siswa pada mata pelajaran
Sistem Operasi setelah menggunakan model pembelajaran 3C3R Content, Context, Connection, Researching, Reasoning, and Reflecting
. Dalam melaksanakan penelitian ini peneliti memberikan pretest
terlebih dahulu sebelum diberikannya perlakuan yang berbeda dalam penerapan model pembelajaran yaitu pada kelas eksperimen diberikan
pembelajaran menggunakan model pembelajaran 3C3R Content, Context, Connection, Researching, Reasoning, and Reflecting
sedangkan pada kelas kontrol menggunakan model pembelajaran ekspositori. Setelah proses pretest
selesai kemudian direkap nilainya dan dilakukan beberapa uji analisis data, antara lain analisis uji normalitas pretest untuk mengetahui apakah sampel
0.54 0.37
yang diambil berdistribusi normal atau tidak dan analisis uji homogenitas pretest untuk menguji homogenitas dua varians.
Pada penerapan model pembelajaran 3C3R Content, Context, Connection, Researching, Reasoning, and Reflecting
saat penelitian di kelas eksperimen X TKJ 1 menggunakan setting tipe Jigsaw Woei Hung, 2009,
ada 6 tahapan dalam penerapan model pembelajaran 3C3R ini yaitu :
Gambar 4.6 – Gambar Diagram Kerja 3C3R
1. Tahap Content
Pada tahap ini guru harus bisa memastikan bahwa materi yang akan disampaikan kepada peserta didiksesuai dengan kompetensi pembelajaran.
Materi harus dikemas atau dirangkum dengan maksud supaya peseta didik dapat dengan mudah memahami dan mencerna setiap materi yang
disampaikan oleh guru. kemudian menyampaikan indikator, tujuan pembelajaran, mengingatkan kembali pada materi yang sebelumnya.
Selanjutnya guru mengajukan sebuah pertanyaan untuk menggali pengetahuan awal siswa , kemudian guru memberikan motivasi kepada
siswa untuk menumbuhkan rasa percaya diri siswa.
2. Tahap Context
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, konteks mempunyai makna 1 bagian suatu uraian atau kalimat yg dapat mendukung atau menambah
kejelasan makna, 2 situasi yg ada hubungannya dengan suatu kejadian. Dalam model pembelajaran kali ini, konteks berarti menghubungkan
materi pembelajaran yang sedang dipelajari dengan kejadian didunia nyata. Dimaksud agar siswa mendapatkan ilustrasi nyata dari materi yang
disampaikan. 3.
Tahap Connection Tahap dimana guru menyampaikan materi pembelajaran yang telah
digabungkan dengan contoh ilustrasi dunia nyata kepada siswa. Tahap ini sama pentingnya dengan dua tahap sebelumnya. Karena pada saat
penyampaikan guru harus berhati-hati agar siswa tidak salah memaknai materi.
4. Tahap Reasearching
Tahap dimana guru memberikan masalah soal pembelajaran kepada siswa setelah menerima materi yang kemudian masalah tersebut akan
menjadi pokok bahasan utama dari materi pembelajaran. Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok untuk memecahkan permasalahan yang ada.
5. Tahap Reasoning
Setelah kelompok siswa mendapatakan masalah yang harus dibahas, guru akan memberikan waktu kepada masing-masing kelompok untuk
menyampaikan tanggapan mereka dari permasalahan yang sudah
diberikan. Pada tahap ini, siswa dilatih untuk menyampaikan argument atau pendapat mereka masing-masing. Tahap ini secara tidak langsung
melatih keberanian mereka untuk mengemukakan pendapat yang menurut mereka paling tepat, dan siswa lain dapat mengajukan pertanyaan maupun
menanggapi argument masing-masing kelompok. 6.
Tahap Reflecthing Tahap terakhir dalam pembelajaran yang menggunakan model 3C3R ini
mempunyai tahapan dimana argument atau tanggapan dari seluruh kelompok siswa yang sudah disampaikan akan dirangkum kemudian guru
membuka sesi pembelajaran yang dimana guru akan menanggapi argument masing-masing kelompok dengan memberikan jawaban
pembanding yang didapat dari rangkuman materi pembelajaran yang sudah dibuat sebelumnya namun belum disampaikan seluruhnya kepada
siswa. Jadi, siswa dapat mengambil kesimpulan baru dari jawaban mereka sendiri dan jawaban yang diberikan guru mereka. Nilai tambah dari sesi
terakhir ini adalah pengetahuan yang didapat oleh siswa akan terbuka secara luas yang secara tidak langsung akan memperkuat jawaban masing-
masing kelompok. Penerapan model pembelajaran ekspositori di kelas kontrol X TKJ 2
menggunakan 5 langkah penerapan menurut Sanjaya 2007:185, yaitu : 1.
Tahap Persiapan Berkaitan dengan mempersiapkan siswa untuk menerima pelajaran. Pada
langkah ini guru memberikan apresepsi kepada siswa memberi salam
ketika akan mengajar, menanyakan kabar siswa, mempresensi siswa, kemudian menyiapkan siswa untuk memulai pelajaran dengan menggali
pengetahuan siswa tentang materi yang akan diajarkan. 2.
Tahap Penyajian Pada langkah ini guru menyajikan materi pembelajaran dalam
powerpoint dan kemudian menjelaskannya pada siswa . 3.
Tahab Menghubugkan Guru menghubungkan materi yang dipelajari siswa dengan kehidupan
sehari-hari. 4.
Tahap Menyimpulkan Guru menarik kesimpulan dari materi yang dipelaji siswa, dan langkah
yang kelima yaitu mengaplikasikan application pada tahap ini guru memberikan tes berupa soal evaluasi untuk mengetahui pemahaman
siswa tentang materi yang telah dipelajari. Setelah dilakukan penerapan model pembelajaran yang berbeda pada
kelas eksperimen dan kelas kontrol kemudian diadakan posttest di akhir pembelajaran untuk mengetahui seberapa besar peningkatan hasil belajar dari
kelas dari kedua kelas tersebut. Setelah proses posttest selesai kemudian dilakukan rekap nilai posttest siswa dan juga analisis data berupa analisis uji
normalitas posttest untuk mengetahui apakah nilai posttest berdistribusi secara normal atau tidak, analisis uji hipotesis uji t untuk mengetahui perbedaan hasil
belajar kelas eksperimen dan kontrol, serta uji gain untuk mengetahui seberapa besar peningkatan hasil belajar siswa.
Berdasarkan hasil analisis menunjukkan bahwa pembelajaran yang dilakukan di kelas eksperimen dengan menggunakan model pembelajaran model
pembelajaran 3C3R memiliki peningkatan yang lebih signifikan dibandingkan dengan kelas kontrol yang menggunakan model pembelajaran ekspositori.
Walaupun pada awal pelaksanaan penerapan model pembelajaran ini siswa masih mengalami sedikit kesulitan karena belum terbiasa dengan model
pembelajaran 3C3R. Hal ini dapat dilihat dari perbedaan hasil pretest dan posttest
kelas eksperimen dan kelas kontrol yang cukup signifikan hal ini telah dipaparkan di Bab IV. Pada nilai posttest kelas eksperimen setelah diberikan
perlakuan menggunakan model pembelajaran 3C3R lebih tinggi dari nilai posttest
kelas kontrol yang diberi perlakuan menggunakan pembelajaran ekspositori. Hal ini terbukti pada pengujian hipotesis yang menggunakan uji-t,
dengan membandingkan t
hitung
dengan t
tabel
yang kemudian diperoleh nilai t
hitung
t
tabel
. Peningkatan hasil belajar siswa pada kelas eksperimen yang
menggunakan model pembelajaran 3C3R terjadi karena siswa mendapat pengalaman baru dalam proses pembelajaran. Kepercayaan diri siswa
meningkat karena sebelum memulai pembelajaran siswa mendapat motivasi dari guru sehingga siswa lebih yakin dalam mengikuti pembelajaran. Dan pemaparan
tujuan pembelajaran secara jelas dari guru kepada siswa membuat konsentrasi mereka lebih focus karena mereka tahu apa yang sedang mereka pelajari dana pa
tujun dari pembelajaran tersebut. Siswa lebih aktif dalam pembelajaran karena siswa harus menemukan jawaban dari permasalahan yang diberikan guru dengan
cara berdiskusi dengan teman satu kelompoknya walaupun dalam penerapannya ditemukan beberapa siswa yang terkadang belum mampu berkontribusi dengan
maksimal, namun secara keseluruhan siswa mampu menyelesaikan permasalahan yang diberikan guru dengan baik. Dan karena perubahan itulah
yang membuat pencapaian standar nilai bisa terpenuhi, bahkan melebihi target. Jika dibandingkan dengan kelas control yang menggunakan Model Pembelajaran
Ekspositori yang cenderung menekankan pada penyampaian materi, siswa cenderung cepat bosan, tidak bisa fokus dan membuat kondisi kelas kurang
kondusif karena tidak adanya inofasi dalam proses pembelajaran. Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan, maka hasil dari penelitian
ini menunjukkan bahwa penerapan model model pembelajaran 3C3R dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran materi Sistem Operasi dan
terdapat perbedaan hasil belajar yang cukup signifikan antara kelas yang menggunakan model pembelajaran 3C3R dengan kelas yang menggunakan
model pembelajaran ekspositori.
4.11 Keterbatasan Penelitian