b NBR Nytrile Butadien Rubber
NBR adalah karet sintetis untuk kegunaan khusus yang paling banyak di butuhkan. Sifatnya yang sangat baik adalah tahan terhadap
minyak. Sifat ini disebabkan oleh adanya kandungan akrilonitril didalamnya. Kelemahan NBR adalah sulit untuk plastisasi.
c CR Clhoroprene Rubber
CR memiliki ketahanan terhadap minyak, tetapi dibandingkan dengan NBR ketahanannya masih kalah. CR juga memiliki daya tahan
terhadap oksigen dan ozon di udara, bahkan juga terhadap panas nyala api. d
EPR Ethylene Propylene Rubber EPR sering disebut EPDM karena tidak hanya menggukan
monomer etilen dan propilen pada proses polimerisasinya melainkan juga monomer ketiga atau EPDM. Keunggulan yang dimiliki EPR adalah
ketahanannya terhadap sinar matahari, ozon, serta pengaruh unsur cuaca lainnya. Sedangkan kelemahannya pada daya lekat yang rendah.
Selain jenis yang telah disebutkan, ada juga beberapa jenis karet sintetis yang jarang digunakan. Jenis ini antara lain karet akrilat, karet polisulfida, karet
poliuretan, karet flour, karet epikhloridrin, dan karet silicon. Harga jenis karet ini tergolong mahal.
2.5. Perbedaan Karet Alam dan Karet Sintetis
Walaupun karet alam sekarang ini jumlah produksi dan konsumsinya jauh dibawah karet sintetis atau karet buatan pabrik, tetapi sesungguhnya karet alam
Universitas Sumatera Utara
belum dapat digantikan oleh karet sintetis. Bagaimanapun keunggulan yang dimiliki oleh karet alam sulit ditandingi oleh karet sentetis. Adapun kelebihan
yang dimiliki karet alam dibandingkan karet sintetis adalah : a
Memiliki daya elastisitas dan daya lenting sempurna. b
Memiliki plastisasi yang baik sehingga pengolahannya mudah. c
Mempunyai daya aus yang tinggi. d
Tidak mudah panas low heat bid up, dan e
Memiliki daya tahan tinggi terhadap keretakan Sedangkan karet sintetis memiliki kelebihan untuk beberapa keadaan :
a Tahan terhadap berbagai zat kimia.
b Harga cenderung bisa dipertahankan supaya tetap stabil.
c Pengiriman atau suplai karet sintetis jarang mengalami kesulitan yang sulit
diharapkan dari pengiriman atau suplai karet alam. Wulandari, 2010
2.6 Peroses Pengolahan RSS Ribbed Smoke Sheet
Sheet adalah salah satu produk karet alam yang telah sejak lama dikenal di
pasaran. Pada masa sebelum perang dunia kedua, dalam perdagangan sheet dikenal “Java Standard Sheet”, yaitu berupa lembaran-lembaran sheet yang telah
diasap, bersih dan liat, bebas dari buluk jamur, tidak saling melekat, warna jernih, tidak bergelembung udara dan bebas dari akibat pengolahan yang kurang
sempurna. Standard tesebut sampai sekarang masih dipertahankan sehingga perdagangan sheet masih mampu bertahan sampai saat ini.
Adapun cara pengolahan sheet secara garis besar terdiri dari proses berikut : 1
Penerimaan lateks 2
Pengenceran
Universitas Sumatera Utara
3 Pembekuan
4 Penggilingan
5 Pengasapan dan pengeringan
6 Sortasi
7 Pengepakan
Setyamidjaja, 1982.
2.7 Pengolahan Karet Alam
Pengolahan karet memiliki posisi yang cukup penting dalam rangkaian agribisnis karet. Pengolahan karet menentukan nilai tambah yang akan diperoleh. Hasil
sadapan yang baik, apabila tidak diolah dengan optimal akan mendapatkan harga yang rendah. Oleh karena itu pengolahan karet harus diperhatikan dengan baik,
sehingga diperoleh hasil olahan karet yang bermutu dan berharga jual tinggi.
2.7.1 Alat Dan Bahan
Ada beberapa jenis alat yang digunakan dalam pengolahan karet alam. Alat – alat ini tidak semuanya digunakan dalam pengolahan setiap jenis karet. Ada alat yang
hanya digunakan untuk pembuatan jenis karet tertentu saja. Selain alat, juga banyak digunakan bahan dalam pengolahan karet alam. Berikut ini adalah alat dan
bahan yang banyak ditemui dalam pengolahan karet.
2.7.1.1 Mesin Penggiling
Dalam pengolahan karet jenis sheet dan crepe biasanya digunakan mesin penggilingan. Dikalangan pengolahan lateks sheet, mesin ini sering disebut
baterai sheet. Baterai sheet ada yang terdiri dari 4,5, atau 6 gilingan beroda dua.
Universitas Sumatera Utara
Baterai sheet yang memiliki 4 gilingan beroda dua contohnya adalah merek cadet. Sedangkan yang memiliki 5 dan 6 gilingan beroda dua masing – masing
contohnya adalah merek Aristo dan Six in One. Kapasitas setiap jenis baterai sheet berbeda dan tergantung pada ketebalan sheet yang akan dibuat.
Ada mesin yang semi otomatis dan ada juga yang seluruhnya otomatis. Mesin otomatis lebih melancarkan pekerjaan penggilingan, tetapi harganya sangat
mahal.perkebunan – perkebunan kecil serta petani karet yang mengerjakan sendiri pengolahan lateksnya menggunakan mesin yang digerakkan oleh tangan.
Sewaktu penggilingan, mesin – mesin berjalan terus menerus. Pada gilingan terakhir selalu terdapat patron yang disebut printer. Bentuk patron adalah
spiral. Diantara jurusan spiral dan sumbu terdapat sudut kira-kira 65 .patronlah
yang memperbesar permukaan sheet serta bias mempercepat jalannya pengeringan. Lebar dan dalam alur – alur patron menentukan besarnya ukuran
patron. Hal ini harus disesuaikan dengan ketebalan sheet yang dihasilkan. Kebalikannya bila ukuran patron telah ditentukan maka ketebalan sheet yang telah
ditentukan maka ketebalan sheet yang dibuat harus disesuaikan dengan patronnya.
2.7.1.2 Bejana Koagulasi
Tangki yang banyak dipakai pada era sebelum Perang Dunia II terbuat dari arnit atau ebonite, sesudahnya digunakan bejana yang terbuat dari aluminium. Ukuran
tangki yang digunakan biasanya 10 x 3 x 16 kaki. Tangki yang berukuran besar ini disekat lagi menjadi 76 atau 91 ruang yang lebih kecil. Untuk menyekat
digunakan pelat – pelat aluminium.
Universitas Sumatera Utara
Ada juga yang menggunakan bejana dengan ukuran 300 x 70 x 40 cm. tangki ini disekat lagi menjadi ruang – ruang kecil sejumlah 75 – 90 dengan pelat
– pelat aluminium. Pada tempat pengolahan karet yang hanya sedikit kapasitas produksinya,
fungsi bejana digantikan oleh Loyang – Loyang yang mempunyai kapasitas olah antar 10 – 15 liter.
2.7.1.3 Rumah Pengeringan
Pada pembuatan karet crepe, rumah pengeringan mutlak diperlukan. Tinggi ruangan biasanya dibuat tidak lebih dari 6m. untuk rumah pengeringan bertingkat
tingginya hanya antara 3 – 4 m. Di dalam rumah pengeringan terdapat gantar – gantar dari kayu jati dengan tebal 4 – 5 cm untuk menggantungkan karet crepe
yang akan dikeringkan. Gantar dari bamboo kurang baik kareta licin. Rata – rata jumlah pengeringan menggunakan alat pemanas untuk
mempercepat pengeringan. Cara pemanasan yang paling banyak dipakai adalah thermosifon atau pemanasan dengan air panas serta menggunakan uap air
bertekana rendah. Bila tanpa pemanas, waktu yang diperlukan untuk mengeringkan crepe antara 2 – 4 minggu. Sedangkan dengan pemanas waktunya
bias dipersingkat menjadi 5 – 7 hari. Dinding rumah pengeringan sebaiknya dibuat dari batu atau kayu. Bahan seng kurang baik digunakan. Atap dan dinding
harus rapat agar tidak ada udara dari luar yang merembes masuk.
Universitas Sumatera Utara
2.7.1.4 Rumah Pengasapan
Rumah pengasapan digunakan dalam pembuatan karet sheet. Syarat rumah asap yang baik, suhu dalam harus dapat dipertahankan sehingga praktis tidak berubah,
ventilasi dari ruang – ruangnya dapat diatur sesuai kebutuhan, serta penambahan asap dan pemanasan dapat terjamin.
Suhu dan ventilasi di dalam ruang pengasapan dan pengeringan harus dijaga agar sesuai dengan kebutuhan, oleh karena itu, di dalam ruangan perlu
dipasang temograf, bias juga digunakan thermometer maksimum minimum. Jumlah ruang pengasapan dan pengeringan yang diperlukan berhubungan dengan
waktu pengeringan. Hal ini berkaitan dengan ketebalan sheet yang akan dibuat.misalnya waktu pengeringan 5 – 5,5 hari maka ruang yang dibutuhkan
adalah 6 buah. Namun, bila produksi harian tinggi dan setiap hari membutuhkan lebih dari satu ruangan maka jumlah ruangan yang diperlukan dikalikan jumlah
ruangan yang dipakai per hari. Karet tidak boleh dicampur aduk dalam satu ruangan karena hasil karet dari hari yang tidak sama tidak boleh digabungkan.
Selain alat – alat yang telah disebutkan di atas, sebenarnya masih ada beberapa alat yang banyak digunakan dalam pengolahan karet, seperti alat
penyaring, guntingpemotong, meja sortasi, pengepres, pengepak dan lain – lain.
2.7.1.5 Kayu Bakar Untuk Rumah Pengasapan
Ada beberapa macam pohon yang kayunya dapat digunakan sebagai bahan bakar ruang pengasapan. Pohon tersebut antara lain pohon karet, akasia, lomtorogung,
Universitas Sumatera Utara
dan glirisidia. Kayu yang panjang biasanya dibelah dan dipotong hingga rata – rata mempunyai ukuran panjang sekitar 30 cm dengan garis tengah 10 cm.
Kayu bakar digunakan untuk mengasapi dan membentuk warna coklat kuning keemasan. Kayu tersebut adalah kayu karet yang dihasilkan dari
peremajaan karet yang sudah tidak produktif. Komposisizat dalam kayu bakar ditampilkan pada Tabel 2.
Tabel 2. Komposisi kayu bakar
Komponen Kadar mgm
3
asap
Formaldehyde 30-50
Macam-macam Aldehyde 180-230
Keton 190-200
Asam Formiat 115-160
Asam Asetat 600
Tar 1295
Phenol 25-40
Widyatmoko, 1979.
2.7.1.6 Air
Dalam pengolahan karet diperlukan air, dalam jumlah yang banyak. Karena itu, air meupakan bahan yang vital. Semakin tinggi kapasitas oleh suatu pabrik,
semakin besar jumlah air yang diperlukan. Air biasanya digunakan untuk keperluan pengenceran lateks, pembuatan larutan kimia, pencucian hasil,
pencucian alat, dan untuk mendinginkan mesin.
Universitas Sumatera Utara
2.7.2. Bahan – Bahan Kimia
Dalam pengolahan karet alam banyak sekali digunakan bahan – bahan kimia. Sesuai dengan proses yang dibantunya bahan itu yang berfungsi sebagai bahan
pokok, yaitu sebagai bahan pembeku, pengelantang, vulkanisasi, pemercepat reaksi, penggiat, antioksidan dan antiozonan, pengisi, pelunak, pewarna, peniup,
pencegah pravulkanisasi, dan bahan pewangi.
2.7.2.1 Bahan Pembeku
Untuk proses pembekuan lateks ada beberapa macam bahan kimia yang bias digunakan. Biasanya adalah jenis – jenis asam, seperti asam format atau asam
semut dan asam asetat atau asam cuka.
2.7.2.2 Bahan Pegelantang
Bahan ini digunakan untuk mendapatkan warna yang diinginkan dari karet. Biasanya warna lateks agak kekuningan sampai kuning. Bahkan, beberapa klon
karet tertentu seperti ciranji 1 lateksnya berwarna terlalu kuning. Bahan pengelentang seperti RPA-3 dapat menguranginya hingga sesuai dengan yang
diinginkan pasar.
2.7.2.3 Bahan Vulkanisasi
Bahan kimia ini diperlukan dalam proses vulkanisasi agar kompon karet cepat matang. Yang biasa digunakan untuk keperluan ini adalah belerang. Selain untuk
Universitas Sumatera Utara
vulkanisasi karet alam, belerang juga digunakan untuk vulkanisasi karet sintesis. Selain belerang bahan – bahan seperti dammar fenolik, peroksida organik, radiasi
sinar gamma, serta uretan, juga dapat digunakan.
2.7.2.4 Bahan Pencepat Reaksi
Reaksi vulkanisasi biasanya berlangsung sangat lambat. Dalam dunia industri hal ini kurang efisien karena menambah lama waktu produksi yang secara tidak
langsung juga menambah biaya. Bahan pencepat reaksi digunakan untuk mengatasi kelambatan ini. Berdasarkan jenisnya ada beberapa macam bahan
pencepat reaksi. Dari golongan thiazol contohnya MBT dan MBTS. Dari golongan guanidin contohnya DPG dan DOTG. Satu atau beberapa kombinasi
bahan pencepat tersebut bias dipilih untuk digunakan.
2.7.2.5 Bahan Penggiat
Fungsi bahan penggiat adalah menambah cepat kerjabahan pencepat reaksi. Jadi, meskipun bahan ini tidak termasuk vital, tetapi cukup menentukan dalam proses
pengolahan karet. Seng oksida dan asam stearat adalah contoh bahan penggiat yang paling banyak dipakai.
2.7.2.6 Bahan Antioksidan dan Antiozonan
Fungsi bahan ini untuk melindungi karet dari kerusakan karena pengaruh oksigen maupun ozon yang terdapat di udara. Bahan kimia ini biasanya juga tahan
terhadap pengaruh ion – ion tembaga, mangan, dan besi. Selain itu, juga mampu
Universitas Sumatera Utara
melindungi terhadap suhu tinggi, retak – retak, dan lentur. Golongan antioksidan turunan difenil amina contohnya nonox OD. Dari golongan fenil neftilamin
contohnya PAN dan PBN. Golongan kondensat keton amina contohnya flectol H. golongan kondensat aldehid amina contohnya agerite resin. Dari golongan fenil
sulfida contohnya santowhite crystals. Dari turunan fenol contohnya montaclere dan lonol. Adapun antiozonan yang paling banyak digunakan adalah turunan
parafenilendiamina seperti santoflex 13, nonox DPPD, dan UOP 88. Jenis wax atau lilin bisa juga membantu melindungi karet dalam kondisi statis terhadap
ozon.
2.7.2.7 Bahan Pelunak
Bahan pelunak berfungsi memudahkan pembuatan karet dan pemberian bentuk. Karet yang diberi bahan pelunak bisa menjadi empuk. Penambahan bahan pengisi
yang cukup banyak perlu diimbangi dengan penambahan bahan ini. Bahan pelunak yang banyak digunakan antara lain minyak naftenik, minyak nabati,
minyak aromatik, ter pinus, lilin paraffin, faktis, dammar, dan bitumen.
2.7.2.8 Bahan Pengisi
Ada dua macam bahan pengisi dalam proses pengolahan karet. Pertama, bahan pengisi yang tidak aktif. Kedua, bahan pengisi yang aktif atau bahan pengisi yang
menguatkan. Yang pertama hanya menambah kekerasan dan kekakuan pada karet yang dihasilkan, tetapi kekuatan dan sifat lainnya menurun. Biasanya bahan
pengisi tidak aktif lebih banyak digunakan untuk menekan harga karet yang
Universitas Sumatera Utara
dibuat karena bahan ini berharga murah, contohnya kaolin, tanah liat, kalsium karbonat, magnesium karbonat, barium sulfat, dan barit. Bahan pengisi atau
penguat contohnya karbon hitam, silicaaluminium silikat, dan magnesium silikat. Bahan ini mampu menambah kekerasan, ketahanan sobek, ketahanan kikisan,
serta tegangan putus yang tinggi pada karet yang dihasilkan. Kadang – kadang bahan pengisi aktif dan tidak aktif diberikan dalam campuran sebagai alternatif
penghematan biaya.
2.7.2.9 Bahan Pencegah Pravulkanisasi
Fungsi bahan ini mencegah terjadinya pravulkanisasi yang tidak diinginkan pada bagian ekstruder mesin acuan injeksi. Biasanya bahan ini ditambahkan pada
kompon karet tertentu, misalnya kompon karet untuk acuan injeksi. Contohnya adalah santogard PVI dan Vulcalent A.
2.7.2.10 Bahan Pewangi
Bau karet yang khas serta bau bahan kimia yang tidak enak dapat dihilangkan dengan menambahakan bahan pewangi. Walaupun tidak semua jenis karet
menggunakan bahan pewangi, tetapi ada beberapa jenis yang menggunakannya. Contohnya bahan pewangi antara lain Rodo 10.Tim Penulis PS,2011
2.8 Antioksidan
Antioksidan adalah bahan kimia yang digunakan untuk mencegah oksidasi mencegah reaksi dengan oksigen pada produk karet. Zat – zat tersebut
Universitas Sumatera Utara
mempunyai tujuan untuk mencegah barang – barang karet menjadi usang atau dengan perkataan lain untuk memperpanjang daya tahan dari barang – barang
tersebut. Keusangan barang – barang karet dapat dilihat pada robekan – robekannya dan retakan – retakannya yang kecil benar ke berbagai jurusan, satu
peristiwa yang berhubungan dengan oksidasi dari karet Yayasan Karet. 1983.. Untuk melindungi barang dari karet terhadap oksidasi, maka hampir selalu
ditambahkan antioksidan – antioksidan. Antiooksidan dibagi menjadi dua golongan :
a. Yang menyebabkan perubahan warna dari barang karet. Ini hanya dapat dipakai dalam campuran – campuran yang berwarna tua atau hitam.
b. Yang tidak menyebabkan perubahan warna dan dapat dipakai untuk barang- barang yang berwarna muda atau putih.
Faktor-faktor lingkungan seperti panas, sinar ultra violet, ozon, kelembaban udara dan bahan-bahan kimia berdampak pada awet tidaknya lateks
karet alami dapat digunakan serta lamanya dapat disimpan. Antioksidan membantu stabilitas sarung tangan selama dalam penyimpanan.
Antioksidan menstabilkan radikal bebas dengan melengkapi kekurangan elektron yang dimiliki radikal bebas, dan menghambat terjadinya reaksi berantai
dari pembentukan radikal bebas yang dapat menimbulkan stres oksidatif Yayasan Karet. 1983..
Komposisi antioksidan terdiri dari dua, yaitu antioksidan alam dan antioksidan sintetik, yang termasuk antioksidan alam antara lain turunan fenol,
koumarin, hidroksi sinamat, tokoferol, difenol, nonfenol, kathekin, dan asam
Universitas Sumatera Utara
askorbat. Antioksidan sintetik antara lain butyl hidroksianisol, butyl hidroksitoluen, propil gallat dan etoksiquin.
Goran P. Kjallstrand J. 2001.
2.9 Fenol