Kajian Pustaka KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORETIS

9

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORETIS

2.1. Kajian Pustaka

Penelitian ini merupakan gabungan antara ilmu bahasa Jawa dan perkembangan teknologi informasi guna mendapatkan inovasi berupa kamus elektronik berbasis android. Penelitian mengenai kamus berbasis elektronik dan smartphone menggunakan program-program komputer telah banyak dilakukan. Beberapa pustaka relevan akan digunakan sebagai bahan kajian, di antaranya adalah penelitian oleh Melhuish 2010, Afifah dkk. 2012, Priharyanto 2012, Gantulga dan Krejcar 2012, Nugroho 2013, Tiernan 2013, dan Domokos 2014. Melhuish 2010 dalam penelitia nnya yang berjudul “Looking to The Future: M- Learning with The iPad” menjelaskan bahwa teknologi informasi dapat dijadikan sebagai sumber belajar. Salah satunya adalah potensi pada teknologi informasi terutama mobile device. Selain alat komunikasi, mobile device dapat menunjang pembelajaran dengan M-Learning yang dikembangkan oleh Melhuish. Keunggulan M-Learning yaitu mudah dan efektif dalam mengaksesnya. Pengoperasiannya dapat diakses tanpa menggunakan data karena M-learning bekerja secara offline. Penelitian Melhuish 2010 memiliki persamaan dan perbedaan dengan penelitian ini. Persamaannya terletak pada objek penelitian, yaitu pemanfaatan teknologi informasi sebagai penunjang pendidikan. Hal lain yang memiliki relevansi dengan penelitian ini yaitu desain penelitian yang digunakan. Desain penelitian RD sebagai desain penelitian untuk mengembangkan sebuah produk. Perbedaan penelitian ini ditinjau dari tujuan penelitian. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan kamus umum Jawa-Indonesia dan Indonesia-Jawa pada android, sedangkan Melhuish 2010 mengembangkan mobile learning yang berjalan pada iPad. Afifah dkk. 2012 melakukan penelitian berjudul “Pembuatan Kamus Elektronik Kalimat Bahasa Indonesia dan Bahasa Jawa Menggunakan Markov Model”. Penelitian ini merupakan pengembangan dari penelitian sebelumnya mengenai pembuatan kamus bahasa Jawa-Indonesia menggunakan metode interpolation search. Metode tersebut dinilai kurang efektif karena waktu yang dibutuhkan untuk mencari kata pada database relatif lama. Oleh karena itu, dikembangkan kamus elektonik menggunakan metode markov model. Pada penelitian Afifah dkk. 2012 dikembangkan kamus elektronik yang dijalankan pada smartphone. Kamus elektronik tersebut mampu menerjemahkan kalimat bahasa Jawa ke bahasa Indonesia dan sebaliknya. Alasan Afifah dkk. 2012 mengembangkan kamus elektronik penerjemah bahasa Indonesia-Jawa adalah kondisi bahasa Jawa. Bahasa Jawa sudah jarang ditemukan digunakan dalam kehidupan sehari-hari, sehingga banyak penutur bahasa Jawa yang kesulitan dalam menggunakan bahasa Jawa. Afifah dkk. 2012 berharap dengan kamus elektronik ini dapat membantu penutur bahasa Jawa belajar bahasa Jawa. Penelitian Afifah dkk. 2012 memiliki keterkaitan dengan penelitian ini. Keterkaitan tersebut terletak pada metode dan hasil akhir penelitian. Metode penelitian yang digunakan yaitu metode penelitian RD. Sebuah metode yang digunakan untuk menghasilkan produk. Pada hasil akhir penelitian terdapat persamaan yaitu aplikasi kamus yang berjalan pada smartphone. Kamus yang dikembangkan memuat kosakata bahasa Jawa dan bahasa Indonesia, hal tersebut selaras dengan penelitian ini. Hasil akhir penelitian Afifah dkk. 2012 dan penelitian ini memiliki persamaan, tetapi terdapat beberapa perbedaan yang mendasar pada penelitian ini dan penelitian Afifah dkk. 2012. Perbedaan tersebut terletak pada software yang digunakan dan konsep kamus yang ditawarkan. Penelitian Afifah dkk. 2012 menggunakan visual basic dalam merancang kamusnya, sedangkan penelitian ini menggunakan software eclipse. Hal ini disebabkan eclipse lebih efektif dalam perancangan kamus berbasis android. Perbedaan lain antara penelitian Afifah dkk. 2012 dan penelitian ini terletak pada tujuan penelitian. Tujuan pada penelitian Afifah dkk. 2012 adalah mengembangkan kamus penerjemah kalimat bahasa Indonesia ke bahasa Jawa atau sebaliknya. Tujuan penelitian ini adalah mengembangkan kamus berbasis android dan lema pada database dibatasi pada kosakata sehari-hari serta penambahan audio pengucapan lema dalam bahasa Jawa. Kelemahan kamus penerjemah kalimat yaitu banyak hasil terjemahan yang tidak sesuai dengan struktur gramatikal. Bahasa Jawa memiliki struktur yang sedikit berbeda. Kelemahan lain yaitu banyak kosakata bahasa Jawa yang tidak memiliki padanan kata dalam bahasa Indonesia. Berdasarkan kelemahan tersebut, penelitian ini fokus pada penerjemah kata dari bahasa Jawa ke bahasa Indonesia dan sebaliknya. Penelitian mengenai kamus elektronik pada android juga dilakukan Priharyanto 2012 yaitu “Aplikasi Kamus Bahasa Indonesia-Jawa-Krama-Berbasis Android .”. Menurutnya bahasa Jawa khususnya bahasa Jawa ragam krama jarang digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Generasi muda kesulitan menggunakan bahasa Jawa karena tidak terbiasa. Keprihatinan Priharyanto terhadap bahasa Jawa melatarbelakangi pembuatan aplikasi penerjemah bahasa Indonesia-Jawa-Krama yang beroperasi pada android. Harapannya dapat turut serta melestarikan bahasa Jawa sebagai bahasa yang santun. Penerjemah bahasa Indonesia-Jawa-Krama dirancang menggunakan software IDE eclipse. Kelebihan eclipse adalah mempunyai sifat multiplatform, multi language, multi role. Di sisi lain, kode editor pada eclipse bersifat terbuka, sehingga memudahkan pengembang untuk bermain kode Java. Kelebihan penggunaan IDE dalam mengembangkan aplikasi dibandingkan dengan visual basic merupakan alasan Priharyanto 2012 memilih eclipse untuk mengembangkan aplikasinya. Penelitian Priharyanto 2012 dan penelitian ini memiliki beberapa keterkaitan. Keterkaitan antara penelitian Priharyanto 2012 dan penelitian ini ditinjau dari tujuan penelitiannya, yaitu mengembangkan sebuah aplikasi yang bergerak pada sistem operasi android. Apabila meninjau objek penelitiannya, terdapat persamaan yaitu mengangkat bahasa Jawa sebagai kajian. Penelitian yang dilakukan Priharyanto 2012 dengan penelitian ini juga ditemukan perbedaan. Perbedaan tersebut ditinjau dari tujuan akhir penelitian. Priharyanto 2012 bertujuan untuk mengembangkan sebuah penerjemah bahasa Jawa pada android, sedangkan penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan aplikasi kamus. Hal-hal lain yang menjadi perbedaan adalah bahasa sasaran pada kedua penelitian. Priharyanto 2012 menerjemahkan bahasa Jawa-Indonesia-krama, sedangkan penelitian ini menghasilkan aplikasi kamus yang menerjemahkan kata Jawa ke Indonesia dan sebaliknya. Berdasarkan penelitian yang dilakukan Priharyanto 2012, terdapat saran agar menambahkan ejaan suara dalam bahasa Jawa pada aplikasinya. Hal tersebut dimaksudkan agar pengguna lebih memahami arti dan pengucapannya. Penelitian Priharyanto 2012 disarankan untuk menggunakan metode update secara langsung, dimana pengguna dapat menambahkan atau mengurangi database pada aplikasi tanpa harus mengunduh keseluruhan aplikasi. Penelitian ini mengambil beberapa konsep untuk dijadikan acuan dan penunjang, yaitu penggunaan software eclipse sebagai IDE mengembangkan aplikasi, serta melengkapi penelitian Priharyanto 2012 dengan menambahkan fitur audio pada aplikasi ini. Senada dengan Priharyanto 2012, Gantulga dan Krejcar 2012 juga mengembangkan aplikasi yang bekerja pada android. Pada penelitiannya, diungkapkan bahwa aplikasi kamus kebahasaan pada mobile device sudah banyak dikembangkan. Menurutnya, sebagian aplikasi kamus yang dikembangkan untuk smartphone bersifat offline atau tidak memerlukan koneksi internet. Aplikasi kamus dengan sistem offline memiliki kelemahan yaitu kapasitas database terbatas. Ukuran aplikasi kamus akan sangat besar apabila jumlah lema dalam database banyak. Berdasarkan hal tersebut, Gantulga dan Kerjcar 2012 mengembangkan aplikasi kamus kebahasaan yang bekerja offline dengan penyimpanan data yang besar. Penelitian Gantulga dan Kerjcar 2012 memiliki persamaan dan perbedaan. Persamaannya adalah hasil penelitian berupa aplikasi yang bekerja secara offline dan berjalan pada perangkat bergerak. Penelitian Gantulga dan Krejcar 2012 dan penelitian ini menggunakan desain penelitian yang sama, yaitu desain penelitian RD. Salah satu perbedaan antara penelitian ini dengan penelitian Gantulga dan Kerjcar 2012 adalah bahasa sumber dan bahasa sasarannya. Dalam penelitian ini bahasa sumbernya bahasa Jawa dan bahasa sasarannya yaitu bahasa Indonesia, sedangkan Gantulga dan Krecjar 2012 mengembangkan kamus bahasa Inggris, namun Gantulga dan Krejcar 2012 menekankan pada pengembangan sistem kamus. Perbedaan lain yaitu fitur suara sebagai audiolingual tidak dikembangkan pada penelitian yang dilakukan Gantulga dan Krejcar 2012. Penelitian pengembangan kamus pada smartphone juga dilakukan oleh Nugroho dkk. 2013 yang mengemukakan bahwa tingginya laju modernisasi dan akulturasi memiliki pengaruh besar terhadap bahasa Jawa. Pemakai bahasa Jawa mulai tidak menggunakan bahasa Jawa ragam krama kaitannya dengan unggah- ungguh. Nugroho dkk. 2013 menambahkan bahwa generasi muda merupakan kelompok populis yang sedang mengalami transisi identitas. Oleh karena itu, generasi muda identik dengan hal-hal baru seperti gadget atau hal mewah, canggih, dan baru lainnya. Salah satunya adalah mobile device. Berdasarkan hal tersebut, Nugroho dkk. 2013 mengembangkan aplikasi kamus berbahasa Jawa yang dapat dipakai sebagai pemandu bagi penutur bahasa Jawa dalam berunggah-ungguh. Aplikasi kamus yang dikembangkan dalam penelitian Nugroho dkk. 2013 dapat dijalankan pada beberapa mobile device atau perangkat bergerak seperti blackberry, iPhone, android dan Symbian. Penelitian Nugroho dkk. 2013 dan penelitian ini memiliki beberapa persamaan dan perbedaan. Persamaan penelitian ini dengan penelitian Nugroho dkk.2013 terletak pada objek kajian. Objek kajian yang digunakan dalam penelitian adalah bahasa Jawa. Persamaan lain yaitu pada desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini dan Nugroho dkk. 2013 adalah desain penelitian RD, adalah desain penelitian yang khusus untuk ranah penelitian dan pengembangan produk. Hal-hal yang menjadi perbedaan antara penelitian Nugroho dkk. 2013 dan penelitian ini adalah tujuan penelitiannya. Nugroho dkk. 2013 mengembangkan aplikasi kamus pemandu yang dijalankan pada beberapa perangkat bergerak, sedangkan penelitian ini dikhususkan mengembangkan kamus yang hanya berjalan pada sistem android. Selain pada hasil akhir, perbedaan juga terletak pada fitur yang ditawarkan pada produk. Fitur yang ditawarkan Nugroho dkk. 2013 adalah aplikasi pemandu berbahasa Jawa yang disertai contoh penggunaannya dalam bentuk kalimat, sedangkan penelitian ini tidak mencantumkan contoh penggunannya melainkan memberikan informasi kata tersebut dalam ragam bahasa Jawa yaitu ngoko dan krama. Hal pokok selain kosakata dua bahasa, yaitu fitur audio pengucapan bahasa Jawa yang memungkinkan pengguna belajar bahasa Jawa sekaligus pengucapannya yang benar. Tiernan 2013 dalam penelitiannya yang berjudul „A Study of The Use Twitter by Student for Lecture Engagement and Discussion‟ mengemukakan bahwa siswa kesulitan menerima dan memahami materi perkuliahan. Berdasarkan alasan tersebut, dilakukan sebuah studi dengan memanfaatkan media sosial twitter sebagai media dalam perkuliahan. Didasari oleh kepopuleran media sosial twitter di kalangan siswa, studi tersebut dilakukan. Responden penelitian ini adalah siswa dari School of Education Studies at Dublin City University DCU, hasilnya responden lebih tertarik dengan perkuliahan yang memanfaatkan media sosial twitter. Penelitian Tiernian 2013 dan penelitian ini memiliki keterkaitan. Hal tersebut terletak pada bidang kajiannya, yaitu memanfaatkan teknologi informasi dalam pendidikan. Perbedaan yang signifikan juga ditunjukkan antara penelitian Tiernian 2013 dan penelitian ini, yaitu desain penelitian yang digunakan. Desain penelitian eksperimental digunakan dalam penelitian Tiernian 2013 dan desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain penelitian RD. Tujuan penelitian Tiernian 2013 adalah mengukur keefektifan media sosial twitter sebagai media pembelajaran. Kedudukan penelitian Tiernian 2013 terhadap penelitian ini adalah sebagai pijakan dan penguat dalam mengembangkan kamus. Pengaruh teknologi informasi terhadap pendidikan sangat kuat dibandingkan dengan pembelajaran konvensional. Penelitian ini mengembangkan kamus bahasa Jawa yang berjalan pada sistem operasi android. Meninjau hasil penelitian ini, maka Tiernian 2013 memberikan informasi melalui hasil penelitiannya, bahwa media sosial dan teknologi informasi lebih dekat dengan siswa serta memiliki pengaruh yang kuat terhadap minat belajar siswa. Penelitian serumpun lainnya adalah penelitian yang dilakukan oleh Domokos et al. 2014 dengan judul “Romanian Phonetic Transcription Dictionary for Speeding Up Language Technology Development”. Dalam penelitian Domokos, et al.,2014 menyebutkan kemampuan siswa dalam mata pelajaran Pengembangan Teknologi masih sangat kurang. Berdasarkan observasi, siswa kesulitan menghafal kode-kode bahasa pengembangan. Pengembangan aplikasi pada android dilakukan oleh Domokos et al. 2014 untuk memberikan solusi atas permasalahan yang dialami oleh siswa tersebut. Aplikasi ini berupa kamus transkripsi fonetik Romania, dilengkapi dengan video tutorial yang dikompres ke dalam format mp3. Kamus ini juga menyediakan gambar-gambar sebagai penunjang pemahaman pada siswa. Setelah dilakukan pengujian terhadap kamus, diperoleh hasil yang memuaskan. Siswa mampu menyelesaikan tugas-tugas dengan baik. Persamaan dan perbedaan ditemukan pada penelitian Domokos et al. 2014 dengan penelitian ini. Penelitian Domokos et al. 2014 dan penelitian ini mengembangkan aplikasi yang sama yaitu aplikasi yang berjalan pada sistem android. Perbedaannya terletak pada objek penelitian. Domokos et al. 2014 mengembangkan kamus transkripsi fonetik Romania, sedangkan penelitian ini mengembangkan kamus praktis Jawa-Indonesia dan Indonesia-Jawa yang berbasis audiolingual. Hal-hal yang membedakan antara kamus transkripsi hasil penelitian Domokos et al. 2014 dan penelitian ini adalah desain kamusnya. Pada penelitian Domokos et al. 2014, kamus tidak sebatas pada transkripsi kode Romania, melainkan dilengkapi video serta gambar yang memudahkan pengguna dalam memahami kode-kode bahasa pengembangan. Berbeda halnya dengan penelitian Domokos et al. 2014, desain kamus penelitian ini menekankan pada kosakata dengan menyediakan jumlah kata-kata bahasa Jawa disertai audio pengucapan lema bahasa Jawa. Selaras dengan penelitian ini yaitu memperkaya kosakata bahasa Jawa dan memberikan contoh yang benar pada pengucapannya. Levy dan Steel 2015 melakukan penelitian mengenai fungsi dan kegunaan dari kamus elektronik. Penelitiannya yang berjudul „Language Learner Perspective on The Functionality and Us of Electronic Language Dict ionaries‟ mengukur kegunaan kamus elektronik pada siswa kursus sepuluh bahasa di Universitas Australia. Pada penelitiannya ditunjukkan bahwa 80 persen dari 613 responden menggunakan kamus elektronik sebagai sumber referensi dan menemukan terjemahan kata yang tidak dipahami. Hasil tersebut menunjukkan bahwa mobile device memiliki potensi yang sangat tinggi dalam menunjang pendidikan. Berdasarkan kajian pustaka di atas, maka penelitian mengenai kamus praktis Jawa-Indonesia dan Indonesia-Jawa berbasis audiolingual pada aplikasi android belum pernah dilakukan. Penambahan fitur suara dalam lema bahasa Jawa memiliki manfaat untuk penggunanya. Penelitian ini melengkapi penelitian Priharyanto 2012 yaitu dengan menambahkan fitur suara ke dalam aplikasi kamus.

2.2. Landasan Teoretis