PENGEMBANGAN MODEL KAMUS PRAKTIS JAWA INDONESIA DAN INDONESIA JAWA BERBASIS AUDIOLINGUAL PADA APLIKASI ANDROID
BERBASIS AUDIOLINGUAL PADA APLIKASI
ANDROID
SKRIPSI
Diajukan untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Jurusan Bahasa dan Sastra Jawa
oleh
Nama : Nuring Dyah Rahmadani NIM : 2601411145
Prodi : Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa
JURUSAN BAHASA DAN SASTRA JAWA
FAKULTAS BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
(2)
i
PENGEMBANGAN MODEL KAMUS PRAKTIS
JAWA-INDONESIA DAN INDONESIA-JAWA
BERBASIS AUDIOLINGUAL PADA APLIKASI
ANDROID
SKRIPSI
Diajukan untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Jurusan Bahasa dan Sastra Jawa
oleh
Nama : Nuring Dyah Rahmadani NIM : 2601411145
Prodi : Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa
JURUSAN BAHASA DAN SASTRA JAWA
FAKULTAS BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
(3)
(4)
(5)
(6)
v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO
1) Man jadda wa jada!
2) Not be your self, but be the best self.
PERSEMBAHAN
Skripsi ini kupersembahkan untuk:
1) Seseorang yang saya takut dan cintai yaitu Nanik Haryani
2) Yang terhormat dan yang paling kubanggakan ayahanda Daim Subekti. 3) Kedua kakak saya yang terkasih
4) Teman-teman seperjuangan ROMO BSJ‟11 Unnes
5) Sesuatu yang indah dalam hatiku sebagai rahasia Tuhan.
(7)
vi
Alhamdulillaahirabbil‟alamiin, segala puji bagi Allah SWT yang memberikan petunjuk dan kemudahan atas terselesaikannya penulisan skripsi yang berjudul Pengembangan Model Kamus Praktis Jawa-Indonesia dan Indonesia-Jawa Berbasis Audiolingual pada Aplikasi Android untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa Universitas Negeri Semarang.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini telah mendapatkan bantuan dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Sucipto Hadi Purnomo, S.Pd.,M.Pd. selaku dosen pembimbing I yang telah memberikan dukungan, arahan, dan bimbingan dalam menyusun skripsi ini. 2. Joko Sukoyo, S.Pd.,M.Pd., selaku dosen pembimbing II yang telah
memberikan motivasi, saran, dan arahan dengan sabar dalam penyusunan skripsi.
3. Dra. Esti Sudi Utami B.A.,M.Pd., selaku dosen penguji utama yang telah memberikan banyak kritik dan saran untuk kebaikan skripsi ini.
4. Kepala Balai Bahasa Jawa Tengah selaku penguji ahli materi dan Ketua Jurusan Ilkom, Universitas Negeri Semarang selaku penguji ahli media. 5. Kantor Dinas Pariwisata Kabupaten Ponorogo yang telah membantu dalam
penelitian.
6. Nanik Haryani, seseorang yang telah menutupi rasa lelahnya untuk mewujudkan cita-citaku.
7. Daim Subekti, seorang ayah yang telah membimbing dengan nasihat serta dukungan spiritual dan finansial.
8. Kedua kakakku, Seto Adi Mustika dan Yanuar Dwiyanto yang telah membantu dalam finansial dan nasehat.
(8)
vii
9. Sahabat-sahabatku, Firda Primaheni dan Urul Hidayati yang menerima segala kelebihan dan kekuranganku dan atas nasihat serta inspirasi.
10. Teman-teman terkasihku, Cahyarini Firdha Lutfia, Marheni Dwi Wahyu, Heni Pratiwi, Setiorini Rahma Safitri, dan ROMO BSJ 2011 atas motivasi dan kebersamaan selama ini.
11. Teman-teman seperjuangan PBSJ Angkatan 2011 atas dukungan dan doanya. 12. Malaikat kecil atas coretan pena dalam lembar harian.
Semoga Allah SWT mencatat sebagai amal baik dan melimpahkan rahmat serta karunia-Nya kepada semua pihak yang telah membantu selama penyusunan skripsi.
„Tiada gading yang tak retak‟. Penulis mengharapkan kritik dan saran
yang konstruktif dari para pembaca. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis dan pembaca pada umumnya.
Semarang, September 2015
(9)
viii
Dyah Rahmadani, Nuring. 2015. Pengembangan Model Kamus Praktis Jawa-Indonesia dan Jawa-Indonesia-Jawa Berbasis Audiolingual pada Aplikasi Android. Skripsi. Jurusan Bahasa dan Sastra Jawa, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Semarang. Pembimbing I: Sucipto Hadi Purnomo, S.Pd., M.Pd. Pembimbing II: Joko Sukoyo, S.Pd., M.Pd. Kata kunci: pengembangan model, kamus audiolingual, Jawa-Indonesia, android.
Bahasa Jawa sebagai bahasa ibu semakin ditinggalkan oleh keluarga Jawa masa kini. Beberapa faktor mempengaruhi keadaan tersebut. Salah satunya keterbatasan penguasaan leksikon bahasa Jawa. Berdasarkan analisis potensi dan masalah, ditemukan gagasan untuk mengembangkan model aplikasi kamus umum Jawa-Indonesia dan Indonesia Jawa yang relatif mudah digunakan oleh generasi muda Jawa masa kini.
Masalah dalam penelitian ini adalah (1) bagaimana kebutuhan penutur bahasa Jawa terhadap model kamus praktis Jawa-Indonesia dan Indonesia-Jawa berbasis audiolingual pada aplikasi android (2) bagaimana prototipe model
kamus praktis Jawa-Indonesia dan Indonesia-Jawa berbasis audiolingual pada aplikasi android (3) bagaimana validasi prototipe model kamus praktis Jawa-Indonesia dan Jawa-Indonesia-Jawa berbasis audiolingual pada aplikasi android. Tujuan penelitian ini menyusun kamus pada aplikasi android dan memuat kosakata yang setiap hari digunakan. Kamus ini diharapkan dapat melestarikan bahasa Jawa agar tidak kehilangan penutur aslinya.
Penelitian ini dilandasi oleh teori leksikologi dan leksikografi serta menggunakan teori dasar aplikasi android. Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian dan pengembangan atau Research and Development yang terbagi menjadi (1) analisis potensi dan masalah (2) analisis kebutuhan (3) merancang prototipe (4) uji validasi (5) revisi prototipe. Adapun cara yang digunakan untuk mengumpulkan data yaitu wawancara dan angket.
Hasil penelitian ini adalah (1) penutur asli bahasa Jawa membutuhkan kamus pada aplikasi android untuk memudahkan belajar bahasa Jawa (2) aplikasi kamus umum Jawa-Indonesia dan Indonesia-Jawa berbasis audiolingual (pelafalan) mencakup tiga aspek yaitu materi, sistem operasional dan desain (3) hasil uji validasi prototipe kamus menyebutkan bahwa kamus ini sudah pantas dan layak digunakan untuk masyarakat khususnya pengguna android, tetapi masih ada beberapa bagian yang harus diperbaiki.
(10)
ix
Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disampaikan saran, yaitu (1) supaya bisa dikembangkan lagi mengenai kamus dengan sistem online agar kosakatanya banyak dan lengkap (2) agar pada penelitian selanjutnya dapat ditambahkan
(11)
x
Dyah Rahmadani, Nuring. 2015. Pengembangan Model Kamus Praktis Jawa-Indonesia dan Jawa-Indonesia-Jawa Berbasis Audiolingual pada Aplikasi Android. Skripsi. Jurusan Bahasa dan Sastra Jawa, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Semarang. Pembimbing I: Sucipto Hadi Purnomo,S.Pd., M.Pd. Pembimbing II: Joko Sukoyo,S.Pd., M.Pd.
Tembung pangrunut: pengembangan model, bausastra audiolingual, Jawa-Indonesia, android.
Basa Jawa lumrahe digunakake dening kawulawarga Jawa minangka basa ibu. ananging saiki wiwit arang ditemokake kaluwarga Jawa kang migunakake basa Jawa ing saben dinane. Saperangan sabab njalari kahanan kasebut. Salah siji sabab yaiku kurang anggone nguwasani leksikon basa Jawa. adhedhasar asil analisis potensi lan masalah, ditemokake panemu kanggo ngrakit aplikasi bausastra praktis basa Jawa-Indonesia lan suwalike kang luwih gampang digunakake dening masarakat mligine bocah-bocah enom Jawa jaman saiki.
Underaning prakara saka panaliten iki yaiku (1) kepriye kabutuhane panutur basa Jawa tumrap model bausastra praktis Jawa-Indonesia lan Indonesia-Jawa kanthi audiolingual ing aplikasi android, (2) kepriye prototipe model bausastra praktis Jawa-Indonesia lan Indonesia-Jawa kanthi audiolingual ing aplikasi android, (3) kepriye validasi prototipe model bausastra praktis Jawa-Indonesia lan Indonesia-Jawa kanthi audiolingual ing aplikasi android. Dene ancase panaliten iki miturut prakara lan masalah yaiku ngrakit bausastra ing aplikasi android lan ngemu tembung-tembung kang saben dinane digunakake. Sajrone kamus uga dijangkepi swara pakecapane tembung, mula bisa sinau tembung uga pocapane. Kanthi bausastra iki, kaajab bisa nglestarekake basa Jawa supaya ora ilang.
Panaliten iki migunakake dhasar metode penelitian dan pengembangan utawa research and development kang winates, kaperang dadi (1) analisis potensi lan masalah, (2) analisis kabutuhan, (3) ngrakit prototipe (4) uji validasi (5) revisi prototipe. Dene nglumpukake data migunakake cara wawanrembug lan angket.
Asil panaliten iki yaikut (1) panutur basa Jawa mbutuhake bausastra ing aplikasi android supaya gampang anggone sinau bahsa Jawa (2) aplikasi bausastra praktis Jawa-Indonesia lan Indonesia-Jawa kanthi audiolingual (pocapan) ngemu telung aspek yaiku materi, sistem operasional lan desain (3) asil uji validasi prototipe bausastra nuduhake yen bausastra iki pantes lan layak digunakake dening masarakat mligine kang migunakake android, ananging isih ana saperangan bab kang kudu didandandi.
(12)
xi
Adhedasar asil panaliten bisa diaturake pamrayoga, yaiku (1) bisa dikembangake kamus kanthi sistem online supaya luwih jangkep tembung-tembunge, (2) supaya ing panaliten sawise bisa ditambahi fonetis kanggo nyampurnakake bausastra iki.
(13)
xii
JUDUL ... i
PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
PENGESAHAN KELULUSAN ... iii
PERNYATAAN ... iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... v
PRAKATA ... vi
ABSTRAK ... viii
SARI ... x
DAFTAR ISI ... xii
DAFTAR TABEL ... xv
DAFTAR GAMBAR ... xvi
DAFTAR BAGAN ... xvii
DAFTAR LAMPIRAN ... xviii
BAB I PENDAHULUAN 1.1. ... La tar Belakang Masalah ... 1
1.2. ... Id entifikasi Masalah ... 5
1.3. ... Pe mbatasan Masalah ... 6
1.4. ... Ru musan Masalah ... 6
1.5. ... Tu juan Penelitian ... 7
1.6. ... M anfaat Penelitian... 7
(14)
xiii
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI
2.1. ... Kaji an Pustaka ... 9 2.2. ... Lan
dasan Teori ... 19 2.2.1. ... Hak
ikat Kamus ... 19 2.2.1.1. ... Fun
gsi Kamus... 20 2.2.1.2. ... Jeni
s Kamus ... 21 2.2.1.3. ... Car
a Penyusunan Kamus ... 23 2.2.2. ... And
roid ... 25 2.2.2.1. ... Kel
ebihan Android ... 26 2.2.2.2. ... Fitu
r Android ... 28 2.2.3. ... Ecli
pse ... 29 2.3. ... Ker
angka Berfikir ... 30 BAB III METODE PENELITIAN
3.1. ... Des ain Penelitian ... 33 3.1.1. ... Ana
lisis Potensi dan Masalah ... 34 3.1.2. ... Ana
(15)
xiv
3.1.5. ... Rev isi Desain ... 35 3.2. ... Sub
jek Penelitian ... 36 3.3. ... Inst
rumen Penelitian ... 37 3.3.1. ... Ped
oman Wawancara... 37 3.3.2. ... Ang
ket Kebutuhan ... 38 3.3.3. ... Ang
ket Validasi Desain/Uji Ahli ... 39 3.4. ... Tek
nik Pengumupulan Data ... 40 3.4.1. ... Wa
wancara ... 41 3.4.2. ... Ang
ket Kebutuhan ... 41 3.4.3. ... Ang
ket Validasi Desain atau Uji Ahli ... 41 3.5. ... Tek
nik Analisis Data ... 42 3.5.1. ... T
eknik Analisis Data Kebutuhan Prototipe... 42 3.5.2. ... Tek
(16)
xv
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. ... K ebutuhan Penutur Bahasa Jawa Terhadap Kamus Praktis Jawa-Indonesia dan Indonesia-Jawa Berbasis Audiolingual pada Aplikasi Android ... 44 4.1.1. ... Bah
asa Jawa dalam Kehidupan Sehari-hari ... 44 4.1.2. ... Ka
mus yang Dibutuhkan Penutur Bahasa Jawa ... 47 4.2. ... P
rototipe Kamus Praktis Jawa-Indonesia dan Indonesia-Jawa Berbasis Audiolingual pada Aplikasi Android ... 48 4.2.1. ... P
erancangan Materi Kamus Praktis Jawa-Indonesia dan Indonesia-Jawa Berbasis Audiolingual pada Aplikasi Android ... 49 4.2.2. ... P
erancangan Sistem Kamus Praktis Jawa-Indonesia dan Indonesia-Jawa Berbasis Audiolingual pada Aplikasi Android ... 50 4.2.3. ... D
esain Aplikasi Kamus Praktis Jawa-Indonesia dan Indonesia-Jawa berbasis Audiolingual pada Aplikasi Android. ... 53 4.3. ... H
asil Uji Validasi Terhadap Model Kamus Praktis Jawa-Indonesia dan Indonesia-Jawa Berbasis Audiolingual pada Aplikasi Android ... 58 4.3.1. ... Has
il Uji Validasi Materi Bahasa Jawa dan Bahasa Indonesia ... 58 4.3.2. ... Has
il Uji Validasi Desain dan Sistem Operasional... 62 BAB V PENUTUP
5.1. ... Sim pulan ... 69
(17)
xvi
(18)
xvii
DAFTAR TABEL
halaman 2.1. Tabel Versi Android ... 28 3.1. Tabel Kisi-Kisi Pedoman Wawancara ... 37 3.2. Tabel Kisi-Kisi Angket Kebutuhan ... 38 3.3. Kisi-Kisi Angket Validasi Desain/Uji Ahli Kamus Praktis Jawa-Idonesia
dan Indonesia-Jawa Berbasis Audiolingual pada Aplikasi Android ... 40 4.1. Hasil Uji Validasi Materi Bahasa Jawa dan Bahasa Indonesia ... 59 4.2. Hasil Uji Validasi Desain dan Sistem Operasional ... 63
(19)
xviii
halaman
4.1. Use Case Diagram ... 51
4.2. Activity Case Diagram ... 52
4.3. Flowchart Kamus ... 53
4.4. Tampilan awal kamus ... 54
4.5. Tampilan menu utama ... 55
4.6. Pituduh pengingat ... 56
4.7. Auto complete text... 56
4.8. Terjemahan bahasa Jawa ... 56
4.9. Link petunjuk/ pituduh ... 56
4.10. Link tentang ... 57
4.11. Tampilan keluar kamus... 58
4.12. Gambar sebelum dan sesudah kata „dengan lagi‟ dihapus ... 61
4.13. Tampilan menu bausastra sebelum dan sesudah validasi ... 64
4.14. Tampilan pada Smartfren ... 66
(20)
xix
DAFTAR BAGAN
halaman 2.1. Bagan Kerangka Berfikir ... 32 3.1. Bagan Desain Penelitian ... 36
(21)
xx
halaman 1. ... R
ekapitulasi Wawancara ... 74 2. ... D
aftar Responden ... 78 3. ... A
ngket Kebutuhan Penutur Asli Bahasa Jawa ... 80 4. ... A
ngket Uji Validasi Balai Bahasa ... 84 5. ... S
K Dekan tentang Pengangkatan Dosen Pembimbing ... 93 6. ... P
etunjuk Penggunaan Kamus ... 94 7. ... D
(22)
1 BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Bahasa Jawa merupakan salah satu bahasa daerah yang masih digunakan oleh masyarakat khususnya suku Jawa. Sebagaimana halnya bahasa-bahasa lain, bahasa Jawa memiliki sifat dinamis. Dinamika tersebut ditunjukkan oleh perkembangannya dari waktu ke waktu. Wedhawati dkk. (2006:1) mencatat bahwa bahasa Jawa telah mengalami perkembangan secara diakronis dari bahasa Jawa Kuno, bahasa Jawa Pertengahan hingga bahasa Jawa Baru seperti saat ini.
Perkembangan bahasa Jawa akan berdampak pada kelestarian bahasa Jawa sebagai identitas suku Jawa yang menjunjung tinggi nilai tata krama. Akibat perkembangan tersebut banyak keluarga Jawa yang tidak menggunakan bahasa Jawa sebagai bahasa ibu. Pemerhati bahasa Jawa, Sutadi Siswarujita mengungkapkan bahwa penggunaan bahasa Jawa sebagai bahasa ibu di keluarga sudah jarang ditemukan (dikutip dari harian Jateng, 1 Mei 2012).
Pernyataan Sutadi Siswarujita diperkuat dengan hasil penelitian pendahuluan pada pembelajaran bahasa Jawa kelas VIII SMP Negeri 15 Semarang. Penelitian pendahuluan menunjukkan bahwa peserta didik merasa kesulitan mengikuti mata pelajaran bahasa Jawa dan cenderung tidak menggunakan bahasa Jawa saat berkomunikasi dengan guru atau orang yang lebih tua. Alasannya adalah kurang menguasai leksikon bahasa Jawa.
(23)
Fenomena di atas dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor pertama adalah penduduk Jawa tidak sepenuhnya masyarakat suku Jawa. Urbanisasi penduduk memicu bercampur baurnya suku Jawa dengan masyarakat lain. Akibatnya bahasa Jawa berada di tengah masyarakat diaglosik, artinya beberapa bahasa memiliki fungsi dan peran masing-masing dalam satu wilayah. Sudah barang tentu, eksistensi bahasa Jawa sebagai bahasa yang luhur menjadi bahasa kedua karena kondisi tersebut.
Kedua, pada lingkungan keluarga keluarga, sebagian orang tua kurang mengenalkan kepada anak mengenai bahasa Jawa serta undhausuknya. Pemerolehan bahasa Jawa pada anak yang terbatas berakibat pada tuturan sehari-hari. Ditunjukkan pada tuturan sebagian generasi penerus penutur bahasa Jawa melakukan alih kode dan campur kode. Generasi muda menganggap bahwa menggunakan bahasa Jawa akan menurunkan derajat atau gengsi mereka sebagai kaum modern dan populis.
Ketiga, kurangnya pengenalan bahasa Jawa di lingkungan keluarga berdampak pada pembelajaran bahasa Jawa di kelas. Peserta didik kesulitan mengikuti pelajaran yang ditunjukkan dengan mengajukan pertanyaan mengenai arti atau makna suatu kata. Alternatifmya adalah menyisipkan bahasa Indonesia untuk menciptakan pembelajaran yang komunikatif.
Ketiga hal di atas berdampak pada terbatasnya perbendaharaan kosakata bahasa Jawa. Pada penelitian pendahuluan juga ditemukan kesalahan pelafalan pada fonem-fonem tertentu. Salah satunya pada kata „wedi‟= [wədi] bermakna takut, namun diucapkan dengan [wəDi] bermakna pasir. Kesalahan fonem tersebut
(24)
3
menyebabkan makna kata berubah. Berdasarkan fenomena-fenomena yang terjadi, bahasa Jawa semakin berada pada titik bahaya.
Salah satu langkah pemerintah guna menjaga kelestarian bahasa Jawa yaitu dengan mengaturnya dalam Peraturan Gubernur Nomor 57 Tahun 2013 mengenai Petunjuk Pelaksanaan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 9 Tahun 2012 tentang Bahasa, Sastra, dan Aksara Jawa. Peraturan ini menyatakan bahwa mata pelajaran bahasa Jawa merupakan muatan lokal yang wajib diajarkan di semua jenjang pendidikan formal baik negeri maupun swasta mulai dari SD hingga SMA. Upaya pemerintah melestarikan bahasa Jawa tersebut didukung oleh Balai Bahasa Jawa Tengah, melalui acara sarasehan dan seminar bahasa Jawa pada beberapa sekolah di Jawa Tengah. Hal tersebut bertujuan untuk menanamkan rasa memiliki terhadap bahasa Jawa kepada generasi penerus penutur bahasa Jawa, namun faktanya usaha pemerintah menggalakkan bahasa Jawa tidak berbanding lurus dengan kondisi di lapangan. Terlebih pada generasi muda Jawa yang disibukkan dengan gadget atau hal baru lainnya.
Fenomena smartphone di kalangan masyarakat masa kini dibuktikan oleh berbagai penelitian. Salah satunya Cathlee dan Eliot (2011:1), terdapat hasil survei yang menyatakan bahwa „I use my smartphone for all the function-it‟s my live‟. Hal tersebut akibat revolusi mobile phone menjadi Hp pintar atau sering disebut
smartphone. Sebagai alat komunikasi, keduanya mampu melakukan panggilan, mengirim pesan singkat, dan beberapa fitur dasar mobile phone lainnya. Berbeda
(25)
dengan mobile phone, smartphone memiliki kemampuan untuk mengakses internet kapan dan dimana saja tanpa perlu perangkat laptop atau personal computer.
Pengaruh kuat revolusi mobile phone menjadi smartphone terhadap pola pikir masyarakat menjadi salah satu faktor smartphone khususnya android mampu menguasai pangsa pasar dunia elektronik. Android merupakan salah satu jenis
platform smartphone dengan angka penjualan yang signifikan. Dikutip dari harian Kompas (15 Agustus 2014), sejak dirilis pertama pada November 2007, penjualan
android meningkat dari tahun ke tahun. Pada kuartal ketiga tahun 2014, penjualan
android mencapai 301,3 juta. Angka tersebut naik sebanyak 25,1% dari penjualan tahun lalu. Prosentase penjualan android tersebut, Indonesia masuk dalam lima besar pengguna android.
Berbagai hal mempengaruhi android populer di pangsa pasar smartphone.
Salah satu kelebihan yang dimiliki android adalah open source system. Sistem tersebut hanya pada android, smartphone lain tidak menciptakan sistem yang sama. Sebuah sistem dengan kode terbuka yang memungkinkan siapa saja dapat melihat kode dalam sistem. Hal tersebut menjadi alasan open source system pada android
menjadi daya tarik bagi pengguna khususnya para pengembang, karena berbagai aplikasi dapat dengan mudah dikembangkan sesuai kreatifitasnya.
Uraian di atas melatarbelakangi perancangan aplikasi Model Kamus Praktis Jawa-Indonesia dan Indonesia-Jawa Berbasis Audiolingual pada Aplikasi Android.
Perancangan kamus ini didasari oleh kebutuhan keluarga Jawa masa kini yang merasa kesulitan berbahasa Jawa. Model kamus praktis Jawa-Indonesia ini dirancang
(26)
5
untuk mempermudah belajar bahasa Jawa tanpa harus membawa kamus cetak yang tebal. Harapannya dapat memperkaya kosakata bahasa Jawa dan menjaga kelestariannya agar tidak lagi ada warisan leluhur berpindah tangan kepada penutur bahasa lain.
1.2. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang dipaparkan, permasalahan penelitian ini sebagai berikut.
1) Bahasa Jawa mengalami dinamika yang menyebabkannya mulai ditinggalkan oleh masyarakat khususnya keluarga Jawa masa kini. Dalam kehidupan sehari-hari, sudah jarang ditemukan keluarga Jawa yang menggunakan bahasa Jawa.
2) Keterbatasan perbendaharaan kosakata bahasa pada pemutur bahasa Jawa masa kini. Berbagai faktor yang turut mempengaruhinya yaitu keberadaan bahasa Jawa di tengah masyarakat diaglosik, pemerolehan bahasa Jawa terbatas pada pelajaran bahasa Jawa di sekolah dan sedikit dari pengasuhan orang tua. Penyisipan bahasa Indonesia dalam pelajaran bahasa Jawa guna menciptakan pembelajaran yang komunikatif.
3) Kurangnya pemahaman dalam pengucapan kosakata bahasa Jawa terkait dengan fonem-fonem khusus, yaitu /d/ dengan /dh/, /t/ dengan /th/, /a/ dengan /o/, /u/ dengan /U/, /i/ dengan /I/. Akibat dari kurangnya asupan kosakata bahasa Jawa.
(27)
4) Berbagai usaha untuk menggalakkan bahasa Jawa tidak berbanding lurus dengan kondisi di lapangan.
5) Android populer di pangsa pasar smartphone sedangkan Indonesia masuk ke dalam lima besar pengguna android. Salah satu kelebihannya adalah sebuah sistem dengan kode terbuka bagi penggunanya atau disebut open source system. Sistem tersebut memudahkan para pengembang mengembangkan berbagai aplikasi.
1.3. Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah di atas, permasalahan penelitian difokuskan pada terbatasnya perbendaharaan kosakata bahasa Jawa penutur aslinya yang dipengaruhi berbagai faktor. Kesalahan mengucapkan kosakata (pronounciation) terkait fonem-fonem tertentu juga disoroti dalam penelitian. Oleh karena itu, diperlukan sarana yang memuat kosakata bahasa Jawa, padanan kata dalam bahasa Indonesia serta dilengkapi dengan fitur suara pengucapan bahasa Jawa sesuai kaidah. Melalui media ini diharapkan membantu menambah kosakata bahasa Jawa sekaligus mengetahui pengucapannya yang benar.
1.4. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut.
1) Bagaimana kebutuhan penutur bahasa Jawa terhadap model kamus praktis Jawa-Indonesia dan Indonesia-Jawa berbasis audiolingual pada aplikasi
(28)
7
2) Bagaimana prototipe model kamus praktis Jawa-Indonesia dan Indonesia-Jawa berbasis audiolingual pada aplikasi android‟?
3) Bagaimana validasi prototipe model kamus praktis Jawa-Indonesia dan Indonesia-Jawa berbasis audiolingual pada aplikasi android‟?
1.5. Tujuan Penelitian
Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian sebagai berikut.
1) Menjelaskan kebutuhan penutur bahasa Jawa terhadap kamus praktis Jawa-Indonesia dan Jawa-Indonesia-Jawa berbasis audiolingual pada aplikasi android. 2) Mengembangkan model kamus praktis Jawa-Indonesia dan Indonesia-Jawa
berbasis audiolingual pada aplikasi android.
3) Mendeskripsikan validasi prototipe model kamus praktis Jawa-Indonesia dan Indonesia-Jawa berbasis audiolingual pada aplikasi android.
1.6. Manfaat Penelitian
Ditinjau dari kemanfaatannya, penelitian ini memiliki dua segi manfaat sekaligus, yaitu secara teoretis dan praktis.
1) Manfaat teoretis penelitian ini yaitu diharapkan dapat memberikan manfaat keilmuan khususnya perkembangan bahasa Jawa dalam bidang teknologi, sehingga paradigma kekunoan bahasa Jawa perlahan berubah. Penelitian ini juga sebagai langkah konservatif dalam melestarikan bahasa Jawa sebagai bahasa Ibu masyarakat khususnya suku Jawa.
(29)
2) Manfaat praktis penelitian ini yaitu diharapkan dapat membantu beberapa pihak. Manfaat bagi penutur bahasa Jawa, dengan adanya kamus praktis Jawa-Indonesia dan Indonesia-Jawa yang beroperasi pada android berbasis audiolingual dapat membantu mengatasi kesulitan berkomunikasi menggunakan bahasa Jawa. Manfaat bagi instansi pendidikan, dapat menjadi salah satu sumber belajar mandiri siswa dalam mempelajari kosakata-kosakata bahasa Jawa, sehingga memperkaya perbendaharaan kata dan memudahkan dalam pembelajaran bahasa Jawa di kelas. Bagi peneliti lain, diharapkan dapat menjadi referensi untuk tindak lanjut mengenai pengaruh kamus praktis Jawa-Indonesia dan Indonesia-Jawa berbasis audiolingual pada aplikasi android terhadap minat belajar siswa atau sikap bahasa suatu masyarakat. Diharapkan juga menjadi awal untuk mengembangkan kamus elektronik di bidang lain.
(30)
9 BAB II
KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORETIS
2.1. Kajian Pustaka
Penelitian ini merupakan gabungan antara ilmu bahasa Jawa dan perkembangan teknologi informasi guna mendapatkan inovasi berupa kamus elektronik berbasis android. Penelitian mengenai kamus berbasis elektronik dan
smartphone menggunakan program-program komputer telah banyak dilakukan. Beberapa pustaka relevan akan digunakan sebagai bahan kajian, di antaranya adalah penelitian oleh Melhuish (2010), Afifah dkk. (2012), Priharyanto (2012), Gantulga dan Krejcar (2012), Nugroho (2013), Tiernan (2013), dan Domokos (2014).
Melhuish (2010) dalam penelitiannya yang berjudul “Looking to The Future: M-Learning with The iPad” menjelaskan bahwa teknologi informasi dapat dijadikan sebagai sumber belajar. Salah satunya adalah potensi pada teknologi informasi terutama mobile device. Selain alat komunikasi, mobile device dapat menunjang pembelajaran dengan M-Learning yang dikembangkan oleh Melhuish. Keunggulan
M-Learning yaitu mudah dan efektif dalam mengaksesnya. Pengoperasiannya dapat diakses tanpa menggunakan data karena M-learning bekerja secara offline.
Penelitian Melhuish (2010) memiliki persamaan dan perbedaan dengan penelitian ini. Persamaannya terletak pada objek penelitian, yaitu pemanfaatan teknologi informasi sebagai penunjang pendidikan. Hal lain yang memiliki relevansi dengan penelitian ini yaitu desain penelitian yang digunakan. Desain penelitian R&D
(31)
sebagai desain penelitian untuk mengembangkan sebuah produk. Perbedaan penelitian ini ditinjau dari tujuan penelitian. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan kamus umum Jawa-Indonesia dan Indonesia-Jawa pada android, sedangkan Melhuish (2010) mengembangkan mobile learning yang berjalan pada iPad.
Afifah dkk. (2012) melakukan penelitian berjudul “Pembuatan Kamus Elektronik Kalimat Bahasa Indonesia dan Bahasa Jawa Menggunakan Markov
Model”. Penelitian ini merupakan pengembangan dari penelitian sebelumnya mengenai pembuatan kamus bahasa Jawa-Indonesia menggunakan metode
interpolation search. Metode tersebut dinilai kurang efektif karena waktu yang dibutuhkan untuk mencari kata pada database relatif lama. Oleh karena itu, dikembangkan kamus elektonik menggunakan metode markov model.
Pada penelitian Afifah dkk. (2012) dikembangkan kamus elektronik yang dijalankan pada smartphone. Kamus elektronik tersebut mampu menerjemahkan kalimat bahasa Jawa ke bahasa Indonesia dan sebaliknya. Alasan Afifah dkk. (2012) mengembangkan kamus elektronik penerjemah bahasa Indonesia-Jawa adalah kondisi bahasa Jawa. Bahasa Jawa sudah jarang ditemukan digunakan dalam kehidupan sehari-hari, sehingga banyak penutur bahasa Jawa yang kesulitan dalam menggunakan bahasa Jawa. Afifah dkk. (2012) berharap dengan kamus elektronik ini dapat membantu penutur bahasa Jawa belajar bahasa Jawa.
Penelitian Afifah dkk. (2012) memiliki keterkaitan dengan penelitian ini. Keterkaitan tersebut terletak pada metode dan hasil akhir penelitian. Metode
(32)
11
penelitian yang digunakan yaitu metode penelitian R&D. Sebuah metode yang digunakan untuk menghasilkan produk. Pada hasil akhir penelitian terdapat persamaan yaitu aplikasi kamus yang berjalan pada smartphone. Kamus yang dikembangkan memuat kosakata bahasa Jawa dan bahasa Indonesia, hal tersebut selaras dengan penelitian ini.
Hasil akhir penelitian Afifah dkk. (2012) dan penelitian ini memiliki persamaan, tetapi terdapat beberapa perbedaan yang mendasar pada penelitian ini dan penelitian Afifah dkk. (2012). Perbedaan tersebut terletak pada software yang digunakan dan konsep kamus yang ditawarkan. Penelitian Afifah dkk. (2012) menggunakan visual basic dalam merancang kamusnya, sedangkan penelitian ini menggunakan software eclipse. Hal ini disebabkan eclipse lebih efektif dalam perancangan kamus berbasis android.
Perbedaan lain antara penelitian Afifah dkk. (2012) dan penelitian ini terletak pada tujuan penelitian. Tujuan pada penelitian Afifah dkk. (2012) adalah mengembangkan kamus penerjemah kalimat bahasa Indonesia ke bahasa Jawa atau sebaliknya. Tujuan penelitian ini adalah mengembangkan kamus berbasis android
dan lema pada database dibatasi pada kosakata sehari-hari serta penambahan audio pengucapan lema dalam bahasa Jawa. Kelemahan kamus penerjemah kalimat yaitu banyak hasil terjemahan yang tidak sesuai dengan struktur gramatikal. Bahasa Jawa memiliki struktur yang sedikit berbeda. Kelemahan lain yaitu banyak kosakata bahasa Jawa yang tidak memiliki padanan kata dalam bahasa Indonesia. Berdasarkan
(33)
kelemahan tersebut, penelitian ini fokus pada penerjemah kata dari bahasa Jawa ke bahasa Indonesia dan sebaliknya.
Penelitian mengenai kamus elektronik pada android juga dilakukan Priharyanto (2012) yaitu “Aplikasi Kamus Bahasa Indonesia-Jawa-Krama-Berbasis Android.”. Menurutnya bahasa Jawa khususnya bahasa Jawa ragam krama jarang digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Generasi muda kesulitan menggunakan bahasa Jawa karena tidak terbiasa. Keprihatinan Priharyanto terhadap bahasa Jawa melatarbelakangi pembuatan aplikasi penerjemah bahasa Indonesia-Jawa-Krama
yang beroperasi pada android. Harapannya dapat turut serta melestarikan bahasa Jawa sebagai bahasa yang santun.
Penerjemah bahasa Indonesia-Jawa-Krama dirancang menggunakan
software IDE eclipse. Kelebihan eclipse adalah mempunyai sifat multiplatform, multi language, multi role. Di sisi lain, kode editor pada eclipse bersifat terbuka, sehingga memudahkan pengembang untuk bermain kode Java. Kelebihan penggunaan IDE dalam mengembangkan aplikasi dibandingkan dengan visual basic merupakan alasan Priharyanto (2012) memilih eclipse untuk mengembangkan aplikasinya.
Penelitian Priharyanto (2012) dan penelitian ini memiliki beberapa keterkaitan. Keterkaitan antara penelitian Priharyanto (2012) dan penelitian ini ditinjau dari tujuan penelitiannya, yaitu mengembangkan sebuah aplikasi yang bergerak pada sistem operasi android. Apabila meninjau objek penelitiannya, terdapat persamaan yaitu mengangkat bahasa Jawa sebagai kajian.
(34)
13
Penelitian yang dilakukan Priharyanto (2012) dengan penelitian ini juga ditemukan perbedaan. Perbedaan tersebut ditinjau dari tujuan akhir penelitian. Priharyanto (2012) bertujuan untuk mengembangkan sebuah penerjemah bahasa Jawa pada android, sedangkan penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan aplikasi kamus. Hal-hal lain yang menjadi perbedaan adalah bahasa sasaran pada kedua penelitian. Priharyanto (2012) menerjemahkan bahasa Jawa-Indonesia-krama, sedangkan penelitian ini menghasilkan aplikasi kamus yang menerjemahkan kata Jawa ke Indonesia dan sebaliknya.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan Priharyanto (2012), terdapat saran agar menambahkan ejaan suara dalam bahasa Jawa pada aplikasinya. Hal tersebut dimaksudkan agar pengguna lebih memahami arti dan pengucapannya. Penelitian Priharyanto (2012) disarankan untuk menggunakan metode update secara langsung, dimana pengguna dapat menambahkan atau mengurangi database pada aplikasi tanpa harus mengunduh keseluruhan aplikasi. Penelitian ini mengambil beberapa konsep untuk dijadikan acuan dan penunjang, yaitu penggunaan software eclipse sebagai IDE mengembangkan aplikasi, serta melengkapi penelitian Priharyanto (2012) dengan menambahkan fitur audio pada aplikasi ini.
Senada dengan Priharyanto (2012), Gantulga dan Krejcar (2012) juga mengembangkan aplikasi yang bekerja pada android. Pada penelitiannya, diungkapkan bahwa aplikasi kamus kebahasaan pada mobile device sudah banyak dikembangkan. Menurutnya, sebagian aplikasi kamus yang dikembangkan untuk
(35)
dengan sistem offline memiliki kelemahan yaitu kapasitas database terbatas. Ukuran aplikasi kamus akan sangat besar apabila jumlah lema dalam database banyak. Berdasarkan hal tersebut, Gantulga dan Kerjcar (2012) mengembangkan aplikasi kamus kebahasaan yang bekerja offline dengan penyimpanan data yang besar.
Penelitian Gantulga dan Kerjcar (2012) memiliki persamaan dan perbedaan. Persamaannya adalah hasil penelitian berupa aplikasi yang bekerja secara offline dan berjalan pada perangkat bergerak. Penelitian Gantulga dan Krejcar (2012) dan penelitian ini menggunakan desain penelitian yang sama, yaitu desain penelitian R&D. Salah satu perbedaan antara penelitian ini dengan penelitian Gantulga dan Kerjcar (2012) adalah bahasa sumber dan bahasa sasarannya. Dalam penelitian ini bahasa sumbernya bahasa Jawa dan bahasa sasarannya yaitu bahasa Indonesia, sedangkan Gantulga dan Krecjar (2012) mengembangkan kamus bahasa Inggris, namun Gantulga dan Krejcar (2012) menekankan pada pengembangan sistem kamus. Perbedaan lain yaitu fitur suara sebagai audiolingual tidak dikembangkan pada penelitian yang dilakukan Gantulga dan Krejcar (2012).
Penelitian pengembangan kamus pada smartphone juga dilakukan oleh Nugroho dkk. (2013) yang mengemukakan bahwa tingginya laju modernisasi dan akulturasi memiliki pengaruh besar terhadap bahasa Jawa. Pemakai bahasa Jawa mulai tidak menggunakan bahasa Jawa ragam krama kaitannya dengan unggah-ungguh. Nugroho dkk. (2013) menambahkan bahwa generasi muda merupakan kelompok populis yang sedang mengalami transisi identitas. Oleh karena itu, generasi muda identik dengan hal-hal baru seperti gadget atau hal mewah, canggih, dan baru
(36)
15
lainnya. Salah satunya adalah mobile device. Berdasarkan hal tersebut, Nugroho dkk. (2013) mengembangkan aplikasi kamus berbahasa Jawa yang dapat dipakai sebagai pemandu bagi penutur bahasa Jawa dalam berunggah-ungguh. Aplikasi kamus yang dikembangkan dalam penelitian Nugroho dkk. (2013) dapat dijalankan pada beberapa
mobile device atau perangkat bergerak seperti blackberry, iPhone, android dan
Symbian.
Penelitian Nugroho dkk. (2013) dan penelitian ini memiliki beberapa persamaan dan perbedaan. Persamaan penelitian ini dengan penelitian Nugroho dkk.(2013) terletak pada objek kajian. Objek kajian yang digunakan dalam penelitian adalah bahasa Jawa. Persamaan lain yaitu pada desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini dan Nugroho dkk. (2013) adalah desain penelitian R&D, adalah desain penelitian yang khusus untuk ranah penelitian dan pengembangan produk.
Hal-hal yang menjadi perbedaan antara penelitian Nugroho dkk. (2013) dan penelitian ini adalah tujuan penelitiannya. Nugroho dkk. (2013) mengembangkan aplikasi kamus pemandu yang dijalankan pada beberapa perangkat bergerak, sedangkan penelitian ini dikhususkan mengembangkan kamus yang hanya berjalan pada sistem android. Selain pada hasil akhir, perbedaan juga terletak pada fitur yang ditawarkan pada produk. Fitur yang ditawarkan Nugroho dkk. (2013) adalah aplikasi pemandu berbahasa Jawa yang disertai contoh penggunaannya dalam bentuk kalimat, sedangkan penelitian ini tidak mencantumkan contoh penggunannya melainkan memberikan informasi kata tersebut dalam ragam bahasa Jawa yaitu ngoko dan
(37)
Jawa yang memungkinkan pengguna belajar bahasa Jawa sekaligus pengucapannya yang benar.
Tiernan (2013) dalam penelitiannya yang berjudul „A Study of The Use
Twitter by Student for Lecture Engagement and Discussion‟ mengemukakan bahwa siswa kesulitan menerima dan memahami materi perkuliahan. Berdasarkan alasan tersebut, dilakukan sebuah studi dengan memanfaatkan media sosial twitter sebagai media dalam perkuliahan. Didasari oleh kepopuleran media sosial twitter di kalangan siswa, studi tersebut dilakukan. Responden penelitian ini adalah siswa dari School of Education Studies at Dublin City University (DCU), hasilnya responden lebih tertarik dengan perkuliahan yang memanfaatkan media sosial twitter.
Penelitian Tiernian (2013) dan penelitian ini memiliki keterkaitan. Hal tersebut terletak pada bidang kajiannya, yaitu memanfaatkan teknologi informasi dalam pendidikan. Perbedaan yang signifikan juga ditunjukkan antara penelitian Tiernian (2013) dan penelitian ini, yaitu desain penelitian yang digunakan. Desain penelitian eksperimental digunakan dalam penelitian Tiernian (2013) dan desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain penelitian R&D. Tujuan penelitian Tiernian (2013) adalah mengukur keefektifan media sosial twitter sebagai media pembelajaran.
Kedudukan penelitian Tiernian (2013) terhadap penelitian ini adalah sebagai pijakan dan penguat dalam mengembangkan kamus. Pengaruh teknologi informasi terhadap pendidikan sangat kuat dibandingkan dengan pembelajaran konvensional. Penelitian ini mengembangkan kamus bahasa Jawa yang berjalan pada sistem operasi
(38)
17
android. Meninjau hasil penelitian ini, maka Tiernian (2013) memberikan informasi melalui hasil penelitiannya, bahwa media sosial dan teknologi informasi lebih dekat dengan siswa serta memiliki pengaruh yang kuat terhadap minat belajar siswa.
Penelitian serumpun lainnya adalah penelitian yang dilakukan oleh Domokos et al. (2014) dengan judul “Romanian Phonetic Transcription Dictionary
for Speeding Up Language Technology Development”. Dalam penelitian Domokos, et al.,(2014) menyebutkan kemampuan siswa dalam mata pelajaran Pengembangan Teknologi masih sangat kurang. Berdasarkan observasi, siswa kesulitan menghafal kode-kode bahasa pengembangan. Pengembangan aplikasi pada android dilakukan oleh Domokos et al. (2014) untuk memberikan solusi atas permasalahan yang dialami oleh siswa tersebut. Aplikasi ini berupa kamus transkripsi fonetik Romania, dilengkapi dengan video tutorial yang dikompres ke dalam format mp3. Kamus ini juga menyediakan gambar-gambar sebagai penunjang pemahaman pada siswa. Setelah dilakukan pengujian terhadap kamus, diperoleh hasil yang memuaskan. Siswa mampu menyelesaikan tugas-tugas dengan baik.
Persamaan dan perbedaan ditemukan pada penelitian Domokos et al. (2014) dengan penelitian ini. Penelitian Domokos et al. (2014) dan penelitian ini mengembangkan aplikasi yang sama yaitu aplikasi yang berjalan pada sistem
android. Perbedaannya terletak pada objek penelitian. Domokos et al. (2014) mengembangkan kamus transkripsi fonetik Romania, sedangkan penelitian ini mengembangkan kamus praktis Jawa-Indonesia dan Indonesia-Jawa yang berbasis audiolingual.
(39)
Hal-hal yang membedakan antara kamus transkripsi hasil penelitian Domokos et al. (2014) dan penelitian ini adalah desain kamusnya. Pada penelitian Domokos et al. (2014), kamus tidak sebatas pada transkripsi kode Romania, melainkan dilengkapi video serta gambar yang memudahkan pengguna dalam memahami kode-kode bahasa pengembangan. Berbeda halnya dengan penelitian Domokos et al. (2014), desain kamus penelitian ini menekankan pada kosakata dengan menyediakan jumlah kata-kata bahasa Jawa disertai audio pengucapan lema bahasa Jawa. Selaras dengan penelitian ini yaitu memperkaya kosakata bahasa Jawa dan memberikan contoh yang benar pada pengucapannya.
Levy dan Steel (2015) melakukan penelitian mengenai fungsi dan kegunaan dari kamus elektronik. Penelitiannya yang berjudul „Language Learner Perspective
on The Functionality and Us of Electronic Language Dictionaries‟ mengukur kegunaan kamus elektronik pada siswa kursus sepuluh bahasa di Universitas Australia. Pada penelitiannya ditunjukkan bahwa 80 persen dari 613 responden menggunakan kamus elektronik sebagai sumber referensi dan menemukan terjemahan kata yang tidak dipahami. Hasil tersebut menunjukkan bahwa mobile device memiliki potensi yang sangat tinggi dalam menunjang pendidikan.
Berdasarkan kajian pustaka di atas, maka penelitian mengenai kamus praktis Jawa-Indonesia dan Indonesia-Jawa berbasis audiolingual pada aplikasi android
belum pernah dilakukan. Penambahan fitur suara dalam lema bahasa Jawa memiliki manfaat untuk penggunanya. Penelitian ini melengkapi penelitian Priharyanto (2012) yaitu dengan menambahkan fitur suara ke dalam aplikasi kamus.
(40)
19
2.2. Landasan Teoretis
Pada landasan teoretis dipaparkan beberapa teori yang digunakan sebagai pedoman dan penunjang dalam penelitian. Teori-teori tersebut antara lain teori tentang leksikografi, android, dan eclipse.
2.2.1. Hakikat Kamus
Secara etimologi, kata „kamus‟ berasal dari bahasa Arab, yaitu qamus
(bentuk jamaknya qawamus). Kata qamus diserap dari bahasa Yunani Kuno yaitu
okeanos yang berarti “lautan atau wadah pengetahuan”. Makna dasar okeanos yaitu wadah pengetahuan, khususnya bahasa yang tidak terhingga dalam dan luasnya, seluas dan sedalam lautan (Chaer, 2007:179).
Chaer (2007:180) mengemukakan pendapat mengenai pengertian kamus sebagai alat penunjang berisi kata-kata yang disusun secara alfabetis dan disertai makna, penggunaan, dan cara mengejanya. Selaras dengan pendapat Chaer, Kridalaksana (2001:165) berpendapat bahwa kamus merupakan alat penunjang yang di dalamnya berisi daftar kata atau gabungan kata dengan keterangan mengenai berbagai segi maknanya dan penggunannya dalam bahasa serta kata-kata yang dimuat diurutkan sesuai alfabetis.
Tarigan (1989:229) mengemukakan pendapatnya bahwa kamus tidak hanya sekadar pencatat makna kata dalam sebuah bahasa. Kamus merupakan tempat penyimpanan pengalaman-pengalaman manusia yang diberi nama. Tarigan juga menambahkan bahwa kamus tidak sekadar memberikan informasi mengenai daftar kata dan maknanya, melainkan memuat juga mengenai derivasi kata, ejaan, dan
(41)
pengucapannya. Pendapat Tarigan dikuatkan oleh Barnhart (dalam Tarigan, 1989: 229) yang menyatakan bahwa kamus adalah jenis buku berisi pilihan kata-kata suatu bahasa atau kelas kata khusus dan biasanya daftar kata disusun secara alfabetis dan lengkap dengan penjelasan-penjelasan mengenai maknanya serta informasi lainnya.
Berdasarkan pendapat para ahli di atas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa kamus merupakan sebuah acuan berisi kata, istilah atau kelas kata khusus yang disusun secara alfabetis dan disertai makna kata atau istilah dalam bahasa tersebut atau bahasa lain serta diikuti dengan pemakaiannya.
2.2.1.1. Fungsi Kamus
Pada umumnya kamus memiliki fungsi untuk pencarian makna dan pemakaian kata. Chaer (2007:184-190) memaparkan fungsi kamus ke dalam tujuh fungsi praktis di antaranya (1) sarana pencarian makna sebuah kata (2) sarana petunjuk pelafalan kata menggunakan ejaan fonetis (3) petunjuk pengejaan kata yang benar (4) petunjuk penyukuan atau pemenggalan sebuah kata (5) sarana untuk menunjukkan kata baku pada suatu bahasa (6) sebagai sumber informasi kata tersebut baik asal-usul kata, kategori gramatikal kata, maupun penggunaan kata (7) sumber istilah.
Berdasarkan fungsi kamus tersebut, dapat disimpulkan mengenai fungsi kamus praktis Jawa-Indonesia dan Indonesia-Jawa yang dikembangkan adalah sebagai sarana untuk mengetahui makna kata bahasa Jawa dalam bahasa Indonesia serta sebaliknya. Di samping fungsi tersebut, kamus praktis Jawa-Indonesia dan
(42)
21
Indonesia-Jawa ini juga berfungsi sebagai sarana belajar ejaan bahasa Jawa yang baik melalui fitur audiolingual.
2.2.1.2. Jenis Kamus
Chaer (2007:196-202) membagi jenis kamus ke dalam tiga sub pokok, di antaranya berdasarkan kategori ukuran, isi, dan bahasa sasarannya. Setiap kategori kamus memiliki spesifikasi masing-masing. Ditinjau dari kategori ukuran, kamus dibagi menjadi dua yaitu kamus besar dan kamus terbatas. Pembagian kamus ini didasarkan oleh tebal tipisnya sebuah kamus kaitannya dengan sedikit banyaknya lema yang disajikan serta informasi yang diberikan.
Ditinjau dari kategori isinya, kamus dibedakan menjadi dua jenis yaitu kamus umum dan khusus. Pembagian kamus ini didasarkan dari pilihan lema-lema yang disajikan dalam kamus. Kamus umum menitikberatkan pada lema-lema umum yang digunakan suatu bahasa, sedangkan lema-lema khusus dimuat dalam kamus khusus.
Ditinjau dari kategori bahasa sasarannya kamus dibedakan menjadi tiga jenis yaitu kamus ekabahasa, kamus dwibahasa, dan kamus aneka bahasa. Adapun penjabarannya adalah sebagai berikut.
1) Kamus Ekabahasa
Kamus ekabahasa atau kamus monolingual merupakan kamus yang bahasa sumbernya sama dengan bahasa sasarannya. Dapat dijelaskan bahwa kata-kata yang dimuat di dalam kamus ini dijelaskan dengan bahasa yang sama.
(43)
Kamus ini menggunakan satu bahasa, sehingga kamus ini ditujukan kepada penutur asli bahasa tersebut untuk meluaskan pengetahuannya atau mereka bukan penutur asli bahasa tersebut namun ingin mempelajarinya. Contoh kamus ini adalah Bausastra Jawa yang memuat lema hanya dari satu bahasa Jawa yaitu bahasa Jawa.
2) Kamus Dwibahasa
Kamus dwibahasa atau kamus bilingual merupakan kamus yang bahasa sumbernya tidak sama dengan bahasa sasarannya. Kamus ini disusun tidak dalam satu bahasa, artinya kata-kata dari bahasa yang dikamuskan dijelaskan dengan kata-kata bukan dari bahasa tersebut, melainkan dijelaskan dengan bahasa lain.
Kamus dwibahasa ini digunakan untuk berbagai kebutuhan praktis. Salah satunya adalah pembaca dapat mengartikan kata dari bahasa satu ke bahasa lainnya. Contoh dari kamus ini adalah Kamus Bahasa Jawa-Indonesia karangan Prabawa yang menggunakan bahasa Jawa dan bahasa Indonesia dalam wilayah kajiannya.
3) Kamus Aneka bahasa
Kamus aneka bahasa merupakan kamus yang lema-lema bahasa sumbernya dijelaskan dengan padanannya dalam tiga bahasa atau lebih. Pada umumnya bahasa sumber hanya dijelaskan dengan padanan kata dari bahasa sasaran. Contohnya adalah Kamus Indonesia-Inggris-Arab karangan Abdullan bin Nuh dan Omar Bakry.
(44)
23
Adapun kamus praktis Jawa-Indonesia dan Indonesia-Jawa yang dikembangkan dalam penelitian ini termasuk pada kamus praktis dan kamus dwibahasa. Hal ini didasarkan pada dua hal yaitu lema-lema dalam kamus ini dan bahasa sasarannya. Kamus yang dikembangkan dalam penelitian ini memuat kosakata bahasa Jawa yang sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari dan menggunakan bahasa sasaran yang berbeda dengan bahasa sumbernya.
2.2.1.3. Cara Penyusunan Kamus
Proses penyusunan kamus dibutuhkan ketelatenan dan keuletan dalam menyusun lema-lemanya. Hal tersebut sependapat dengan Chaer (2007:211) menyatakan bahwa disamping harus memiliki kemampuan yang memadai pada semua bidang linguistik, juga harus memiliki ketekunan dan kesungguhan yang tinggi.
Chaer (2007:213-220) memaparkan prinsip-prinsip menyusun kamus dalam enam pokok dasar. Penjelasan prinsip penyusunan kamus dijabarkan sebagai berikut. 1) Perancangan Tujuan Kamus
Kamus disusun berdasarkan sebuah tujuan yang hendak dicapai. Tujuan kamus tersebut menyangkut sasaran dan ruang lingkupnya. Banyaknya lema dipengaruhi oleh sasaran kamus, sedangkan besarnya cakupan lema dipengaruhi oleh ruang lingkup kamus tersebut.
(45)
2) Pembinaan Korpus Data
Korpus data merupakan sumber yang akan digunakan untuk mengumpulkan data berisi kata-kata dalam kamus, korpus data menyangkut masalah substansi bahasa sumber, bahasa sasaran, dan ruang lingkup kamus yang akan dibuat. 3) Pengumpulan Data
Pengumpulan data bergantung pada jenis kamus berdasarkan sasarannya. Pengumpulan data pada kamus dwibahasa dilakukan dengan pengumpulan kata dasar, kata berimbuhan, kata berulang, kata gabung, bentuk-bentuk idiomatik, ungkapan, dan peribahasa. Data-data yang diperoleh disusun secara alfabetis. 4) Susunan Lema dan Sublema
Data yang dikumpulkan dari korpus merupakan lema dan sublema dalam kamus yang akan disusun. Prinsip utama susunan lema dan sublema adalah mudah diikuti, sehingga lema dan sublema disusun secara alfabetis.
5) Pemberian Makna
Tujuan utama kamus adalah menemukan makna sebuah kata dalam bahasa itu atau bahasa lain. Makna kata diberikan secara dalam dan luas, kemungkinan makna juga disertakan.
6) Pemberian Label-Label Informasi
Label-label informasi merupakan sebagian dari makna kata. Setiap lema perlu diberi keterangan dalam singkatan mengenai kelas kata, asal-usul kata, bidang pemakaian, kata-kata arkais.
(46)
25
2.2.2. Android
Android Inc. ditemukan oleh Silicon Valley, California, pada Oktober 2003 bersama penemuannya tentang sistem operasi pada mobile yeng mampu mengetahui lokasi pengguna dan fitur-fitur lainnya. Pada tahun 2005, android menjadi salah satu cabang Google Inc. Tujuan utama google adalah menyediakan sistem operasi terbuka dengan maksimal yang didukung Google Technologies. Pada November 2007, OHA (Open Handset Alliance) mengumumkan platform android, yaitu sistem yang mendukung tujuan Google Inc. untuk pengguna dan pengembang aplikasi mobile. Kemudian Google dan OHA bekerja sama untuk mengembangkan platform android
(Cinar, 2011: 1-2)
Menurut Priharyanto (2012:5), android adalah perangkat lunak untuk mobile device yang terdiri sistem operasi, middleware, dan aplikasi kunci. Gargenta (2011:1) juga menjelaskan bahwa sistem operasi pada android bersifat open source yang komprehensif dimana sistem ini tersusun dari sekumpulan software. Bardasarkan definisi di atas, dapat ditarik simpulan bahwa android merupakan sebuah sistem operasi yang bekerja pada perangkat bergerak dengan sistem operasi terbuka dan komprehensif.
Open source platform atau sistem operasi terbuka merupakan sistem yang memungkinkan pengguna dapat mengembangkan aplikasi sendiri. Kode pada sistem ini didesain terbuka, artinya siapa saja dapat melihat kode program dan memperbaikinya (Gargenta, 2011:2). Supardi (dalam Pradana, 2013:3) menyebutkan bahwa sistem aplikasi android dibangun menggunakan bahasa pemrograman Java.
(47)
Proses pengembangan aplikasi android membutuhkan kode Java yang dikompilasi dengan file resources. Aplikasi atau program dikemas menggunakan tools “apt tools”
sehingga dihasilkan file ekstensi berformat .apk. Ditambahkan Hadi (2015:13) bahwa beberapa perangkat lunak baik online maupun offline dapat digunakan media dalam membuat aplikasi pada android. Perangkat lunak yang dapat digunakan yaitu Eclipse, App Inventor, Appsgeyser, Adobe Dreamweaver CS6, dll.
2.2.2.1. Kelebihan Android
Menurut Cinar (2011:2) sistem operasi yang lengkap, terbuka dan tidak berbayar adalah android. Android memiliki berbagai kelebihan bagi pengguna, pengembang, dan vendornya. Hal ini disebabkan beberapa faktor di antaranya dari kelengkapan, terbuka, dan tidak berbayar. Adapun penjabarannya sebagai berikut. 1) Lengkap
Android memiliki sistem yang kuat, mudah diupgrade, sistem operasi dengan kerangka yang komprehensif, dan interface yang tergambar baik. Android juga memberikan izin kepada para pengembang aplikasi untuk mengembangkan dan menggabungkan keseluruhan aplikasinya ke dalam platform serta sertifikat program atau hak cipta.
2) Terbuka
Segala sistem operasi android telah dikembangkan dan disediakan di bawah perijinan Apache Terms. Android tidak membedakan antara aplikasi resmi dan aplikasi pihak ketiga.
(48)
27
3) Tidak Berbayar
Android tidak menggunakan perijinan, biaya, keanggotaan atau biaya sertifikat untuk mengembangkan aplikasi pada platform. Kode pada platform android dan pengembangan kotak software disediakan dengan tidak berbayar bagi para pengembang.
Gargenta (2011:1-2) menambahkan kelebihan android, yaitu memberikan manfaat bagi pengembang, pengguna, dan pabrik atau pengusaha.
1) Bagi pengembang, android menyediakan semua alat-alat dan media untuk memrogram aplikasi mobile dengan cepat dan mudah. SDK menyediakan semua yang dibutuhkan untuk mengembangkan aplikasi.
2) Bagi pengguna, android hanya bekerja dengan baik saat out of the box. Tambahannya pengguna dapat mengubah ponselnya secara berpengalaman sesuai kreatifitasnya
3) Bagi pengusaha, android merupakan solusi yang lengkap untuk mengembangkan usaha bidang pada mobile device. Dibandingkan beberapa jenis lainnya, android
menyediakan semuanya untuk memudahkan usaha.
Android memiliki kelebihan selain dari yang disebutkan oleh kedua ahli di atas. Joseph (2011) dalam sebuah jurnal internasionalnya menyatakan bahwa,
The present trend leads Android and iOS operating systems market. Android is a freeware operating system from internet gaint Google. Its base version it self provides many of the features, which gives lot of popularity. (Joseph, 2011:19).
(49)
Berdasarkan jurnal di atas, dapat dijelaskan bahwa android berada di nomor satu pada market smartphone di antara sistem operasi lain. Berbagai fitur yang disediakan oleh android menjadi daya tarik sendiri baik vendor, pengembang, dan konsumen. Fitur yang ditawarkan membuat android semakin populer.
Berbagai kelebihan android mendasari penelitian ini untuk mengembangkan kamus praktis Jawa-Indonesia dan Indonesia-Jawa berbasis audiolingual. Pertama,
android mudah dalam proses pengembangannya dengan fitur open source system. Kedua, android populer di masyarakat, baik menengah ke bawah maupun ke atas. 2.2.2.2. Fitur Android
Menurut Gargenta (2011:4) android berkembang setiap waktu. Hal ini ditunjukkan dengan beberapa nomer versi android. Visualisasi versi android
berbentuk angka, sehingga menyulitkan dalam mengingat. Setiap nomor platform
diberikan nama khusus guna memudahkan pengguna mengingat. Versi android
dijabarkan pada tabel 2.1.
Tabel 2.1 Tabel Versi Android
Platform Version API Level Codename
Beta -
Android 1.0 1 -
Android 1.1 2 -
Android 1.5 3 Cupcake
Android 1.6 4 Donut
Android 2.0 5 Eclair
Android 2.0.1 6 Eclair
(50)
29
Android 2.2 8 Froyo (Frozen Yogurt)
Android 2.3. 9 Gingerbread
Android 2.3.3 10 Gingerbread
Android 3.0 11 Honeycomb
Android 4.0 12 Ice cream Sandwich
Android 4.1 13 Kitkat
Android 4.2 14 Jellybean
2.2.3. Eclipse
Gargenta (2011:17) merekomendasikan IDE Eclipse dalam proses pengembangan aplikasi berbasis android. Eclipse merupakan salah satu koleksi sistem operasi terbuka (open source) dari alat pemrograman yang awalnya diciptakan IBM untuk Java kemudian banyak pengembang yang menggunakan eclipse sebagai IDE untuk mengembangkan aplikasi android. Sejalan dengan pendapat Gargenta, Cinar (2011:45) menambahkan bahwa eclipse merupakan salah satu IDE (Integrated Development Environment) yang digunakan dalam pengembangan aplikasi android.
Priharyanto (2012:6) melengkapi pendapat di atas, eclipse merupakan IDE untuk mengembangkan perangkat lunak dan dapat dijalankan pada semua platform
(platform independent). Sifat eclipse di antaranya multi platform, multi language, multi role. Adapun penjabaran karakteristik eclipse sebagai berikut.
1) Multi Platform
Artinya hasil sistem operasi eclipse dapat dijalankan pada Microsoft Wndows, Linux, Solaris, AIX, HP-UX dan Mac OS X.
(51)
2) Multi Language
Eclipse dikembangkan dengan bahasa pemrograman Java, namun eclipse
mendukung pengembangan aplikasi berbasis pemrograman lainnya. Karakteristik ini sangat membantu bagi para pengembang khususnya pemula untuk mengembangkan aplikasi secara praktis.
3) Multi Role
Selain sebagai IDE untuk pengembangan aplikasi, eclipse juga digunakan untuk aktifitas dalam siklus pengembangan perangkat lunak, seperti dokumentasi, tes perangkat lunak, pengembangan web, dsb.
2.3. Kerangka Berfikir
Penelitian ini berdasarkan potensi dan masalah yang berada di tengah masyarakat terkait dengan kelestarian bahasa Jawa sebagai bahasa ibu keluarga Jawa masa kini. Berdasarkan observasi awal, banyak masyarakat suku Jawa melakukan alih kode dan campur kode dalam tuturan sehari-hari. Penelitian pendahuluan juga memberikan informasi bahwa penutur asli tidak menggunakan bahasa Jawa, karena merasa kesulitan apabila berkomunikasi. Selain permasalahan terkait bahasa Jawa, didapat potensi dalam penelitian ini sebagai landasan. Android memiliki potensi dan peluang yang besar untuk membantu memecahkan masalah kelestarian bahasa Jawa di tengah masyarakat.
Media pembantu dalam belajar bahasa Jawa sangat diperlukan untuk mengatasi masalah bahasa Jawa di masyarakat. Kamus praktis Jawa-Indonesia dan
(52)
31
Indonesia-Jawa merupakan sebuah aplikasi yang berjalan pada android dan berisi lema-lema bahasa Jawa sehari-hari yang diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia serta dilengkapi fitur suara. Keberadaan kamus praktis Jawa-Indonesia dan Indonesia-Jawa berbasis audiolingual pada aplikasi android diharapkan dapat membantu masyarakat baik penutur asli bahasa Jawa atau penutur bahasa lain yang ingin belajar berbahasa Jawa. Kamus ini juga diharapkan dapat membantu penutur bahasa Jawa saat mengikuti pelajaran bahasa Jawa di sekolah. Hal tersebut disebabkan, kosakata bahasa Jawa dapat diperkaya menggunakan kamus ini. Kerangka berfikir tersebut dapat divisualisasikan pada bagan berikut.
(53)
Bagan 2.1.
Bagan Kerangka Berfikir
Revisi Desain Uji Ahli / Validasi Desain
Desain Produk
Analisis kebutuhan penutur bahasa Jawa terhadap kamus Kepopuleran android di
tengah masyarakat Penguasaan kosa kata
bahasa Jawa belum optimal
Penutur asli bahasa Jawa mampu mengucapkan (pronounciation)
bahasa Jawa sesuai kaidah Penutur asli mampu
berbahasa Jawa dengan baik dan benar
MODEL KAMUS PRAKTIS JAWA-INDONESIA DAN INDONESIA-JAWA BERBASIS AUDIOLINGUAL PADA APLIKASI ANDROID
1. Memuat lema bahasa Jawa-Indonesia yang digunakan dalam sehari-hari
2. Dilengkapi dengan fitur suara untuk mengetahui pengucapan yang benar.
3. Berjalan pada aplikasi android sehingga mudah dibawa dan digunakan
(54)
33 BAB III
METODE PENELITIAN
Dalam bab metode penelitian ini dipaparkan mengenai desain penelitian, subjek penelitian, instrumen penelitian, teknik pengumpulan data, teknik analisis data, dan perancangan produk. Adapun penjabarannya sebagai berikut.
3.1. Desain Penelitian
Penelitian ini menghasilkan produk berupa aplikasi kamus bahasa Jawa yang berjalan pada android. Berdasarkan tujuan penelitian, desain yang digunakan adalah desain penelitian dan pengembangan atau Research and Development (R&D). Sebagaimana dikemukakan oleh Sugiyono (2010:407) bahwa desain penelitian dan pengembangan adalah metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu dan menguji keefektifan produk tersebut. Desain penelitian ini telah banyak digunakan pada bidang-bidang ilmu alam dan teknik, namun juga digunakan dalam penelitian bidang ilmu sosiologi, psikologi, manajemen, dan pendidikan.
Sugiyono (2010:408) membagi penelitian pengembangan atau R&D dalam sepuluh tahap sebagai berikut; (1) analisis potensi dan masalah (2) pengumpulan data (3) desain produk (4) validasi desain (5) revisi desain (6) uji coba produk (7) revisi produk (8) uji coba pemakaian (9) revisi produk (10) produksi masal. Adapun tujuan penelitian ini sekadar mengembangkan sebuah produk dan tidak diujikan secara langsung kepada masyarakat. Di samping itu, desain penelitian R&D bersifat
(55)
longitudinal (bertahap dan multi years), sehingga tahapan yang dilakukan hanya sampai pada uji ahli dan revisi produk. Berikut penjabaran lima langkah tersebut. 3.1.1.Analisis Potensi dan Masalah
Menurut Sugiyono (2010:409), sebuah penelitian pengembangan dapat berawal dari adanya potensi dan masalah. Potensi adalah segala sesuatu yang apabila dimanfaatkan akan bernilai tambah, sedangkan masalah merupakan penyimpangan antara yang diharapkan dengan yang terjadi. Berdasarkan hal tersebut, tahap awal penelitian ini yaitu menemukan potensi dan masalah mengenai bahasa Jawa dengan melakukan survei serta wawancara.
Pada tahap awal penelitian, ditemukan permasalahan. Permasalahan tersebut yaitu terbatasnya perbendaharaan kosakata bahasa Jawa pada penutur bahasa Jawa, sehingga terjadi peristiwa alih kode dan campur kode pada tuturan sehari-hari. Di samping ditemukan masalah, terdapat potensi yang mendukung penelitian. Potensi tersebut adalah kepopuleran android di tengah masyarakat. Android memiliki peluang untuk dikembangkan menjadi sebuah program kamus sebagai alat bantu dan sumber belajar pada pembelajaran bahasa Jawa.
3.1.2.Analisis Kebutuhan
Tahap penelitian selanjutnya adalah analisis kebutuhan penutur bahasa Jawa terhadap media atau alat bantu untuk meningkatkan perbendaharaan kosakata bahasa Jawa. Langkah yang dilakukan yaitu mengumpulkan data dan informasi pendukung untuk mengembangkan model kamus praktis Jawa-Indonesia dan Indonesia-Jawa,
(56)
35
sedangkan kegiatan mengumpulkan data dalam tahap ini menggunakan instrumen angket dan wawancara
3.1.3.Desain Produk
Tahap penelitian berikutnya adalah desain produk. Pada proses desain produk, data dasar yang digunakan adalah informasi mengenai kebutuhan penutur bahasa Jawa. Selanjutnya produk akan dirancang sesuai dengan kebutuhan penutur bahasa Jawa selaku sasaran penelitian.
Produk ini dikembangkan menggunakan program IDE eclipse pada sistem operasi android dan komputer. Langkah awal mendesain produk yaitu mengumpulkan lema sehari-hari bahasa Jawa sebagai database kamus, selanjutnya merekam suara sesuai database. Langkah berikutnya, mendesain kamus dari use case diagram hingga tampilan kamus.
3.1.4.Validasi Desain
Tahap validasi desain atau uji ahli artinya kegiatan penilaian prototipe oleh ahli. Tahap validasi desain dilakukan guna mengetahui kualitas dan kelayakan sebuah produk. Melalui tahap validasi desain akan diperoleh kritik dan saran untuk perbaikan produk, sehingga produk yang dihasilkan memiliki kualitas yang baik. Pada tahap ini, instrumen yang digunakan adalah angket validasi yang ditujukan kepada para ahli IT dan bahasa.
3.1.5.Revisi Desain
Tahap revisi desain merupakan tahapan terakhir pada penelitian ini. Hasil penilaian baik kritik maupun saran dari ahli media dan bahasa adalah acuan dalam
(57)
proses perbaikan desain produk. Setelah dilakukan revisi desain atau prototipe, maka didapat produk akhir berupa model kamus praktis Jawa-Indonesia dan Indonesia-Jawa berbasis audiolingual pada sistem operasi android.
Lima tahapan penelitian ini digambarkan pada bagan berikut. Bagan 3.1.
Bagan Desain Penelitian
3.2. Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini meliputi penutur bahasa Jawa dan dua pakar ahli. Mengingat penutur bahasa Jawa tersebar mulai dari Jawa Timur, Jawa Tengah, dan sebagian kecil Jawa Barat, maka Kabupaten Ponorogo dijadikan populasi dalam penelitian ini. Kabupaten Ponorogo adalah wilayah terbarat Jawa Timur dan berbatasan langsung dengan Jawa Tengah. Sampel penelitian ditentukan dengan teknik probability sampling atau random. Teknik tersebut digunakan mengingat banyaknya jumlah sampel dalam populasi. Dua pakar ahli meliputi satu ahli bahasa
Analisis Potensi dan Masalah
Analisis Kebutuhan Penutur Bahasa Jawa
Validasi Desain/Uji Ahli Desain Produk
Revisi Desain
Model Kamus Praktis Jawa-Indonesia dan Jawa- Indonesia-Jawa Berbasis Audiolingual
(58)
37
dan pakar IT. Data yang diperoleh akan dijadikan landasan dalam mengembangkan kamus praktis Jawa-Indonesia dan Indonesia Jawa berbasis audiolingual pada aplikasi
android.
3.3. Instrumen Penelitian
Penelitian ini menggunakan bentuk instrumen nontes yang berupa pedoman wawancara, angket kebutuhan, dan angket validasi desain atau uji ahli. Instrumen penelitian digunakan untuk memperoleh data serta informasi yang berperan penting dalam proses pengembangan produk. Adapun penjabaran instrumen penelitian untuk pengembangan model kamus praktis Jawa-Indonesia dan Indonesia-Jawa berbasis audiolingual pada aplikasi android adalah sebagai berikut.
3.3.1.Pedoman Wawancara
Pedoman wawancara digunakan untuk memperoleh data dan informasi yang mendukung penelitian ini. Beberapa aspek pada pedoman wawancara meliputi; bahasa yang digunakan berkomunikasi sehari-hari, gadget yang dimiliki, tingkat kebutuhan gadget dalam kehidupan sehari-hari, dan tanggapan mengenai bahasa Jawa dan berbahasa Jawa. Berikut kisi-kisi pedoman wawancara penelitian ini.
Tabel 3.1
Kisi-Kisi Pedoman Wawancara
ASPEK WAWANCARA JUMLAH
PERTANYAAN
NOMOR PERTANYAAN Bahasa yang digunakan dalam komunikasi
(59)
Macam gadget yang dimiliki 2 3 dan 4 Tingkat kebutuhan gadget dalam
kehidupan sehari-hari 1 5
Pandangan terhadap bahasa Jawa 2 6 dan 7
Kesulitan berbahasa Jawa 1 8
Minat terhadap kamus berbasis android 1 9
Tingkat kebutuhan kamus 1 10
3.3.2.Angket Kebutuhan
Menurut Arikunto (2006:151), angket merupakan sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden mengenai pribadinya atau perihal yang diketahuinya. Kebutuhan penutur bahasa Jawa terhadap model kamus praktis Jawa-Indonesia dan Indonesia-Jawa sebagai media pembantu belajar bahasa Jawa diperoleh dari angket kebutuhan. Di samping angket kebutuhan, data-data yang terhimpun dari angket kebutuhan ini akan dijadikan bahan dalam mengembangkan model kamus. Berikut penjabaran kisi-kisi angket kebutuhan pada penelitian ini.
Tabel 3.2
Kisi-Kisi Angket Kebutuhan ANGKET KEBUTUHAN
Aspek Indikator Jumlah
Pertanyaan
Nomor Pertanyaan
Bahasa dalam berkomunikasi pada aktifitas sehari-hari
Bahasa yang digunakan dalam
sehari-hari 1 1
Kategori lawan bicara saat
menggunakan bahasa Jawa 1 2
Ragam bahasa Jawa yang digunakan 1 3
Kesulitan berbahasa Jawa
Penilaian terhadap bahasa Jawa 1 4
(60)
39
saat menggunakan bahasa Jawa dalam berkomunikasi
Tingkat kebutuhan kamus praktis Jawa-Indonesia, Indonesia-Jawa
Kebutuhan terhadap model kamus praktis Jawa-Indonesia dan Indonesia-Jawa
2 7 dan 8
Kebutuhan terhadap kamus umum Jawa-Indonesia, Indonesia-Jawa pada aplikasi
android
Isi
Kosakata yang perlu ada pada model kamus praktis Jawa-Indonesia dan Indonesia-Jawa
1 9
Desain
Gambar atau icon aplikasi kamus praktis Jawa-Indonesia dan Indonesia-Jawa
1 10
Jenis huruf pada aplikasi kamus 1 11
Jenis desain pada aplikasi model kamus Jawa-Indonesia dan Indonesia-Jawa
1 12
Dominasi warna untuk aplikasi
kamus 1 13
Sistem Aplikasi
Ukuran aplikasi kamus praktis Jawa-Indonesia dan Jawa-Indonesia-Jawa
1 14
Megakhiri dengan tombol back pada
smartphone atau link keluar 1 15
3.3.3.Angket Validasi atau Uji Ahli
Validasi desain dilakukan dengan cara memberikan angket penilaian kepada pakar media dan ahli bahasa Jawa. Angket ini akan mengupas segala sesuatu kaitannya dengan desain produk. Angket validasi ini memuat beberapa pertanyaan likert dan penilai cukup memberikan tanda check (√) pada pernyataan yang sesuai. Penilai dapat memberikan saran atau komentar membangun pada pertanyaan
(61)
pendukung meliputi; kelebihan aplikasi, kekurangan aplikasi, saran atau pendapat, dan kelayakan program. Berikut kisi-kisi angket validasi desain atau uji ahli penilaian kamus Jawa-Indonesia dan Indonesia-Jawa.
Tabel 3.3
Kisi-Kisi Angket Validasi Desain/Uji Ahli
Kamus Praktis Jawa-Indonesia dan Indonesia-Jawa Berbasis Audiolingual pada Aplikasi Android
Aspek Indikator Jumlah
Pertanyaan
Nomor Pertanyaan
Tampilan
Kesesuaian komposisi warna 1 1
Kesesuaian komposisi huruf atau teks
1 2
Kesesuaian desain 1 3
Penggunaan
Kemudahan penggunaan 1 4
Kemudahan navigasi/berpindah 1 5
Kemudahan perintah program 1 6
Kompatibilitas Tidak sering terjadi error 1 8
Kompatibel 1 9
Materi
Keanekaragaman kosakata 1 10
Kesesuaian kosakata dengan kamus cetak
1 11
Kesesuaian audio dengan kata 1 12
Kejernihan audio 1 13
3.4. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data penelitian ini menggunakan teknik wawancara, dan angket. Teknik angket meliputi; angket kebutuhan dan angket validasi desain atau uji ahli. Kedua teknik digunakan untuk memperoleh data dan informasi dalam penelitian pengembangan model kamus praktis Jawa-Indonesia dan Indonesia-Jawa. Berikut penjabaran teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini.
(62)
41
3.4.1.Wawancara
Wawancara merupakan kegiatan tanya-jawab yang dilakukan dalam penelitian untuk mendapatkan informasi dari sasaran penelitian. Pelaksanaan wawancara menggunakan model terpimpin, artinya pewawancara telah menguasai hal kaitannya dengan apa yang akan ditanyakan kepada narasumber. Wawancara dilakukan dengan mendatangi langsung responden. Berdasarkan pedoman wawancara diharapkan dapat menggali informasi dan data pendukung pengembangan.
3.4.2.Angket Kebutuhan
Analisis kebutuhan dihimpun menggunakan angket kebutuhan. Hasil penelitian tahap ini berguna untuk mengembangkan program atau aplikasi kamus praktis Jawa-Indonesia dan Indonesia-Jawa berbasis audiolingual pada aplikasi
android.
3.4.3.Angket Validasi Desain atau Uji Ahli
Angket validasi desain atau uji ahli diberikan kepada penilai prototipe atau draf desain produk yaitu pakar teknologi dan ahli bahasa. Angket ini diberikan kepada para pakar untuk menilai produk yang dihasilkan. Angket validasi desain ini memuat beberapa aspek mengenai program baik dari aspek isi kamus dan sistem aplikasi.
Angket yang diberikan kepada pakar media dan bahasa ini akan muncul penilaian kelayakan dan saran yang dapat digunakan bahan untuk memperbaiki prototipe penelitian ini, sehingga produk yang dihasilkan memiliki kualitas yang baik.
(63)
3.5. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data penelitian ini menggunakan dua teknik analisis, yaitu (1) teknik analisis data kebutuhan prototipe dan (2) teknik analisis data uji validasi ahli. Teknik analisis data penelitian dijabarkan sebagai berikut.
3.5.1.Teknik Analisis Data Kebutuhan Prototipe
Teknik yang digunakan dalam menganalisis peta kebutuhan model kamus umum Jawa-Indonesia dan Indonesia-Jawa adalah teknik deskriptif kualitatif. Teknik deskriptif kualitatif yaitu teknik dengan mentransformasikan data mentah baik data hasil wawancara dan angket kebutuhan menjadi uraian kebutuhan. Selanjutnya dikembangkan menjadi desain awal model kamus umum Jawa-Indonesia dan Indonesia-Jawa berbasis audiolingualpada aplikasi android.
3.5.2.Teknik Analisis Data Uji Validasi
Teknik analisis validasi desain menggunakan teknik deskriptif persentase. Data yang diperoleh, diubah dalam bentuk persentase menggunakan rumus berikut.
P=
Keterangan:
f = frekuensi yang sedang dicari
N = Number of cases (jumlah frekuensi/banyaknya individu) P = angka persentase
(64)
43
Kriteria kelayakan produk
81,25% < skor < 100% = sangat baik 62,50% < skor < 81,25% = baik
43,75% < skor < 62,50% = cukup baik
(65)
44 BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini dibahas beberapa hal sesuai masalah penelitian meliputi; (1) hasil analisis kebutuhan penutur bahasa Jawa terhadap model kamus praktis Jawa-Indonesia dan Jawa-Indonesia-Jawa berbasis audiolingual pada aplikasi android(2) prototipe model kamus praktis Jawa-Indonesia dan Indonesia-Jawa berbasis audiolingual pada aplikasi android mencakup materi, sistem operasional, serta desain, dan (3) validasi desain model kamus praktis Jawa-Indonesia dan Indonesia-Jawa berbasis audiolingual pada aplikasi android.
4.1. Kebutuhan Penutur Bahasa Jawa Terhadap Model Kamus Praktis Jawa-Indonesia dan Jawa-Indonesia-Jawa Berbasis Audiolingual pada Aplikasi Android.
Data kebutuhan terhadap kamus pada aplikasi android diperoleh dari wawancara dan angket kebutuhan. Data analisis kebutuhan dijabarkan dalam beberapa subbab, meliputi; (1) bahasa Jawa dalam kehidupan sehari-hari penutur bahasa Jawa dan (2) kamus yang dibutuhkan oleh penutur bahasa Jawa.
4.1.1. Bahasa Jawa dalam Kehidupan Sehari-hari
Bahasa Jawa masih lestari di lingkungan keluarga Jawa masa kini, namun hal tersebut berlaku pada orang yang berusia paruh baya dan bukan pada generasi muda Jawa masa kini. Fakta tersebut didasari oleh hasil penelitian melalui wawancara dan angket kebutuhan. Wawancara dilakukan di beberapa lokasi penelitian. Lokasi
(1)
2459 tetenger [KN] pertanda
2460 themilan [KN] cemilan
2461 thethek [KN] ronda malam
2462 thukul [KN] tumbuh
2463 tiba [Ng] jatuh
2464 tiga [K] tiga
2465 tigan [K] telur
2466 tigawelas [K] tiga belas
2467 tilar [K] tinggal
2468 tilem [K] tidur
2469 tilik [Ng] jenguk
2470 timbali [Ki] panggil
2471 timpuh [KN] simpuh
2472 tindak (1) [Ki] pergi
2473 tindak (2) [Ki] langkah; jalan 2474 tindak (3) [Ki] berjalan 2475 tindak tanduk [KN] tingkah laku
2476 tingal [K] lihat
2477 tinggal [Ng] tinggal
2478 tinjo [Ki] jenguk
2479 tipis [KN] tipis
2480 tirah [K] sisa
2481 titi mangsa [KN] musim
2482 tiyang [K] orang
2483 tlatah [KN] daerah; wilayah
2484 tlaten [Ng] telaten
2485 tlatos [K] telaten
2486 tlutuh delengen --- pulut
2487 tosan [K] besi
2488 toya [K] air
2489 toyan [K] kencing
2490 trampil [KN] terampil
2491 trapsila [KN] baik
2492 trecepan [Ki] bulu mata
2493 trenyuh [KN] terenyuh; terharu
2494 trep [KN] cocok
2495 tresna [KN] cinta
2496 trima [Ng] terima
2497 trimah [K] terima
2498 trubus [KN] bertunas
2499 trunjel [KN] terobos
2500 tukon [KN] hasil pembelian
2501 tuku [Ng] beli
(2)
2503 tulis [Ng] tulis
2504 tulung [KN] tolong
2505 tuma [KN] kutu
2506 tumbak [Ng] tombak
2507 tumbar [KN] ketumbar
2508 tumbas [K] beli
2509 tumpeng [KN] tumpeng
2510 tumpes [KN] tumpas
2511 tumpuk [KN] tumpuk
2512 tumuli [Ng] lalu
2513 tumunten [K] lalu
2514 tumut [K] ikut
2515 tuna [KN] rugi
2516 tunggu [Ng] tunggu
2517 tuntut [KN] bunga pisang
2518 turah [Ng] sisa
2519 turas [Ki] kencing
2520 turu [Ng] tidur
2521 tutu [Ng] antan
2522 tuwa [Ng] tua
2523 tuwi [K] jenguk
2524 tuwuh [KN] tumbuh
2525 tuwuk [K] kenyang
2526 uan [KN] rambut putih
2527 udakara [Ng] kira-kira; lebih kurang 2528 udakawis [K] kira-kira; lebih kurang
2529 udan [Ng] hujan
2530 udhar [KN] terbuka (ikatan, bungkusan)
2531 udu delengen --- dudu
2532 udud [Ng] rokok
2533 uga [Ng] juga
2534 ugem [KN] taat
2535 uger [K] asalkan
2536 ugi [K] juga
2537 ukara [KN] kalimat
2538 ukum [KN] hukum
2539 ukuman [KN] hukuman
2540 ula [Ng] ular
2541 ulam [K] ikan
2542 ulama [Ng] ulama
2543 ulami [K] ulama
2544 ulem-ulem [KN] undangan
2545 uler [KN] ulat
(3)
2547 umpama [Ng] umpama
2548 umpami [K] umpama
2549 undhak-undhakan [KN] tangga
2550 ungel [K] bunyi
2551 ungelipun [K] bunyinya
2552 unggah-ungguh [KN] tata krama
2553 uni [Ng] bunyi
2554 unine [Ng] bunyinya
2555 unjuk [Ki] minum
2556 unjukan [Ki] minuman
2557 unthuk [KN] buih
2558 untu [Ng] gigi
2559 unyeng-unyeng [Ng] unyeng-unyeng
2560 upa [KN] bulir nasi
2561 upama [Ng] umpama
2562 upami [K] umpama
2563 upaya [KN] upaya
2564 urang [KN] udang
2565 urip [Ng] hidup
2566 urmat [KN] hormat
2567 utama [Ng] utama
2568 utami [K] utama
2569 utang [Ng] hutang
2570 utawa [Ng] atau
2571 utawi [K] atau
2572 utusan [Ki] utusan
2573 uwoh [KN] berbuah
2574 uwos [K] beras
2575 uwuh [KN] sampah
2576 uyah [Ng] garam
2577 uyuh [KN] air seni
2578 uzur [KN] rintangan
2579 waca [Ng] baca
2580 wacucal [K] tulang
2581 wadi [Ng] rahasia
2582 wadon [Ng] perempuan
2583 wados [K] rahasia
2584 wae [Ng] saja
2585 wahing [Ng] bersin
2586 waja [Ki] gigi
2587 wajan [KN] penggorengan
2588 walang [KN] belalang
2589 waleh [KN] bosan
(4)
2591 walik [KN] balik
2592 wana [K] hutan
2593 wanci [K] saat
2594 wande [K] kedai
2595 wangi [KN] harum
2596 wangsul [K] kembali
2597 wangsulan [KN] jawaban
2598 wani [Ng] berani
2599 wanti-wanti [Ng] peringatkan 2600 wantos-wantos [K] peringatkan
2601 wantun [K] berani
2602 waos [K] [K] baca
2603 waos [Ki] [Ki] baca
2604 waos (1) [K] tombak
2605 warangka [KN] pengumuman
2606 waras [Ng] sarung keris
2607 wara-wara [KN] sehat
2608 wareg [Ng] kenyang
2609 warna [Ng] warna
2610 warni [K] warna
2611 warta [Ng] berita
2612 wartos [K] berita
2613 warung [Ng] kedai
2614 wasana [KN] akhir
2615 wasis [KN] pandai
2616 waspada [Ng] waspada
2617 waspaos [K] waspada
2618 wasta [K] nama (barang)
2619 watangan [Ki] tombak
2620 watara [Ng] sekitar (waktu)
2621 watawis [K] sekitar (waktu)
2622 waton [KN] jelas
2623 watu [Ng] batu
2624 watuk [Ng] batuk
2625 wau delengen --- kalawau
2626 wayah (1) [Ng] saat
2627 wayah (2) [K] cucu
2628 wayang [Ng] wayang
2629 wedal [K] keluar
2630 weden [KN] penakut
2631 wedhak [KN] bedak
2632 wedharan [KN] keterangan
2633 wedhi [KN] pasir
(5)
2635 wedi [Ng] takut
2636 wedok delengen --- waton
2637 wejang [KN] nasihat
2638 wejangan [KN] nasihat
2639 wekdal [K] waktu
2640 wektu [Ng] waktu
2641 weling [KN] pesan
2642 wengi [Ng] malam
2643 wengkelan [Ki] betis
2644 wentis [Ki] betis
2645 werdi [KN] makna
2646 werta delengen --- warta
2647 wertos delengen --- wartos
2648 weruh [Ng] melihat; tahu
2649 wesi [Ng] besi
2650 wetah [K] utuh
2651 wetan [K] timur
2652 weteng [Ng] perut
2653 wetu [Ng] keluar
2654 wewadi [Ng] rahasia
2655 wewados [K] rahasia
2656 wewaton [KN] rahasia
2657 wicanten [K] berbicara
2658 wicara [Ng] berbicara
2659 widadari [KN] bidadari
2660 wigati [Ng] penting
2661 wigatos [K] penting
2662 wilujeng [K] selamat
2663 wingenane [KN] lusa
2664 wingi [KN] keratin
2665 wingi uni [KN] dahulu kala
2666 wingit [KN] angker
2667 wingking [K] belakang
2668 winih [KN] benih
2669 wirang [KN] malu
2670 wis [Ng] sudah
2671 wisa [KN] bisa (racun)
2672 wit [KN] pohon
2673 wiwit [KN] mulai
2674 wiwitan [KN] mulai
2675 wiyar [K] lebar; luas
2676 wiyos [Ki] keluar
2677 woh [KN] buah
(6)
2679 wong [Ng] orang
2680 wonten (1) [K] ada
2681 wonten (2) [K] di (tempat)
2682 wos [KN] inti
2683 wragad [KN] biaya
2684 wucal [K] ajar
2685 wuda [KN] telanjang
2686 wudel [KN] pusar
2687 wulan [K] bulan
2688 wulang [Ng] ajar
2689 wulangan [Ng] ajaran
2690 wulu [KN] bulu
2691 wungon [Ki] begadang
2692 wungu [Ki] bangun
2693 wurung [KN] urung
2694 wutuh [Ng] utuh
2695 yaiku [Ng] yaitu
2696 yang [KN] pacar
2697 yen [Ng] jika
2698 yuswa (1) [Ki] usia
2699 yuswa (2) [Ki] tua