4.1.7. Sumber Pedagang Mendapatkan Buku
Pedagang memperoleh buku bekas dan buku baru didapatkan dari berbagai sumber. Sumber buku bekas pedagang diuraikan pada tabel 4.6 .
Tabel 4.6 Sumber Buku-Buku Uraian
Frekuensi Persentase
Lainnya 3 orang
5.4 Botot
12 orang 21.4
Sesama Pedagang Buku 21 orang
37.5 Mahasiswa atau anak sekolahan
10 orang 17.9
Penerbit 10 orang
17.9
Total 56 orang
100.0
Sumber : Data Sekunder Kuesioner 2015 Dari Tabel 4.6 dapat dilihat bahwa, pedagang buku sebanyak 37.5
memperoleh buku dari sesama pedagang buku dan 21.4 diperoleh dari bototters. Buku yang diperoleh pedagang sedikit yang berasal dari penerbit yaitu hanya
sebesar 17.9 karena membutuhkan modal yang relatif besar untuk mengambil buku-buku dari pihak penerbit.
4.1.8. Kondisi Pasca Relokasi
Penolakan relokasi oleh pedagang buku diantaranya adalah lokasi usaha yang tidak strategis dan tidak berada di pusat kota. Pedagang menyatakan lokasi
usaha berpengaruh terhadap tingkat pendapatan pedagang buku. Kondisi ini dapat dilihat pada tabel 4.7.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.7 Pengaruh Lokasi Usaha Terhadap Tingkat Pendapatan Uraian
Frekuensi Persentase
Sangat tidak setuju 1 orang
1.8 Tidak setuju
2 orang 3.6
Setuju 26 orang
46.4 Sangat setuju
27 orang 48.2
Total 56 orang
100.0
Sumber: Data Sekunder Kuesioner 2015 Dari Tabel 4.7 dapat dilihat sebanyak 48.2 pedagang buku menyatakan
sangat setuju dengan lokasi usaha mempengaruhi tingkat pendapatan. Pedagang buku yang setuju sebanyak 46.4, kondisi ini sesuai dengan apa yang dikatakan
Mazumdar dalam Alisjahbana 2005:74 yaitu, faktor lokasi usaha mempunyai pengaruh yang jauh lebih besar dibandingkan dengan lamanya usaha. Lokasi yang
strategis mempunyai andil yang sangat besar bagi pendapatan sektor informal. Relokasi menurut pedagang adalah memindahkan dari satu tempat
berjualan ke lokasi berjualan yang lebih baik, tetapi relokasi ini tidak ke tempat yang lebih baik. Hal ini dapat dilihat dari uraian tabel 4.8
Tabel 4.8 Kondisi Lokasi Berjualan Di Jl. Pegadaian Uraian
Frekuensi Persentase
Tidak layak sama sekali 34 orang
60.7 Kurang layak
20 orang 35.7
Cukup layak 2 orang
3.6
Total 56 orang
100.0
Sumber : Data Sekunder Kuesioner 2015
Universitas Sumatera Utara
Dari Tabel 4.8 dapat diliihat bahwa pedagang buku yang tergabung dalam organisasi P2BLM sebanyak 60.7 menyatakan kondisi di Jl. Pegadaian tidak
layak sama sekali digunakan untuk berjualan dan 35.7 pedagang menyatakan kurang layak.
Tabel 4.9 Kondisi Sarana dan Prasarana
Uraian Frekuensi
Persentase Sangat tidak baik
21 orang 37.5
Tidak baik 27 orang
48.2 Kurang baik
8 orang 14.3
Total 56 orang
100.0
Sumber : Data Sekunder Kuesioner 2015 Dari Tabel 4.9, dapat dilihat bahwa salah satu alasan pedagang untuk
menolak relokasi dikarenakan sebanyak 27 orang 48.2 pedagang menganggap sarana dan prasarana yang di sediakan Pemko Medan tidak baik dan sebanyak
37.5 pedagang menganggap sangat tidak baik. Tidak adanya fasilitas musholla, toilet umum, taman bacaan, ukuran kios yang kecil serta kios yang harus
diperbaiki sendiri karena kondisinya tidak memungkinkan untuk menampung buku-buku pedagang, sebagai alasan pedagang menilai sarana dan prasarana yang
disediakan oleh Pemko Medan mayoritas responden mengatakan tidak baik. Lokasi yang tidak nyaman, kurangnya sosialisasi dari pihak pemerintah
tentang relokasi sementara pedagang buku pindah ke Jl. Pegadaian, menyebabkan pedagang menurunya pendapatan pedagang buku. Kondisi ini dapat dilihat pada
tabel 4.10
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.10 Pendapatan Setelah Di Relokasi Uraian
Frekuensi Persentase
Pendapatan menurun 48 orang
85.7 Tidak ada peningkatan
3 orang 5.4
Kurang meningkat 5 orang
8.9
Total 56 orang
100.0
Sumber : Data Sekunder Kuesioner 2015 Dari Tabel 4.10, dapat dilihat bahwa setelah di relokasi ke Jl. Pegadaian,
sebanyak 85.7 pendapatan pedagang buku menurun dan 5.4 pedagang menyatakan tidak ada peningkatan sama sekali. Berdasarkan pengamatan peneliti,
karena kurangnya sosialisasi dari pihak Pemko Medan mengenai relokasi sementara pedagang buku dan tidak strategisnya lokasi usaha pedagang buku.
4.1.8.1. Komunikasi Pedagang Buku
Adanya 2 organisasi pedagang buku di lokasi yang sama, menimbulkan komunikasi antar organisasi pedagang menjadi kurang baik. Tingkatan
komunikasi antar organisasi pedagang dapat dilihat pada tabel 4.11.
Tabel 4.11 Komunikasi Antar Organisasi Pedagang Buku Uraian
Frekuensi Persentase
Tidak baik 8 orang
14.3 Kurang baik
26 orang 46.4
Baik 21 orang
37.5 Sangat baik
1 orang 1.8
Total 56 orang
100.0
Sumber : Data Sekunder Kuesioner 2015
Universitas Sumatera Utara
Dari tabel 4.11, dapat dilihat dengan adanya 2 organisasi pedagang buku, komunikasi yang terjalin antara sesama organisasi pedagang sebanyak 26 orang
46.4 menyatakan komunikasi berjalan dengan kurang baik. Pedagang buku lainnya berjumlah 21 orang 37.5 menilai bahwa komunikasi mereka baik
dengan pedagang yang berbeda organisasi. Kondisi ini disebabkan perbedaan pendapat dan pemikiran tentang perjuangan untuk tetap bertahan di sisi timur
Lapangan Merdeka yang menyebabkan komunikasi antar organisasi kurang baik. Selama proses relokasi berlangsung, pemerintah yang seakan menempuh
jalur penggusuran secara paksa menimbulkan keresahan dan hubungan komunikasi dengan pemerintah yang dapat diuraikan pada tabel 4.12
Tabel 4.12 Komunikasi Dengan Pemerintah
Uraian Frekuensi
Persentase
sangat tidak baik 8 orang
14.3 Tidak baik
18 orang 32.1
Kurang baik 22 orang
39.3 Baik
8 orang 14.3
Total 56 orang
100.0
Sumber : Data Sekunder Kuesioner 2015 Dari tabel 4.12, dapat dilihat bahwa komunikasi dengan pemerintah
berjalan dengan kurang baik. Komunikasi yang kurang baik ini berdasarkan jawaban 22 orang responden 39.3. 18 orang 32.3 responden mengatakan
komunikasi yang terjalin dengan pemerintah berjalan dengan tidak baik. Kondisi
Universitas Sumatera Utara
ini dikarenakan Pemerintah banyak menjanjikan harapan yang tidak sesuai dengan kenyataan.
Dalam proses relokasi, pedagang buku menilai pihak pemerintah tidak bisa mengakomodasi tuntutan pedagang buku dengan baik. Kondisi ini dapat dilihat
pada tabel 4.13
Tabel 4.13 Kinerja Pemerintah Dalam Relokasi Uraian
Frekuensi Persentase
Sangat tidak baik 7 orang
12.5 Tidak baik
30 orang 53.6
Kurang baik 18 orang
32.1 Baik
1 orang 1.8
Total 56 orang
100.0
Sumber : Data Sekunder kuesioner 2015 Dari tabel 4.13, dapat diliihat bahwa dalam proses relokasi, sebanyak 30
orang 53.6 pedagang menilai pemerintah tidak melakukan tugasnya dengan baik. Kinerja pemerintah dalam proses relokasi dinilai kurang baik oleh 18 orang
32.1 responden. Kondisi ini dilatarbelakangi dengan tidak adanya ganti rugi dalam proses relokasi oleh pemerintah.
Universitas Sumatera Utara
Tuntutan revitalisasi karena pedagang buku sebagai cagar budaya Kota Medan dan pedagang buku meminta seharusnya mereka di bina oleh Pemko
Medan untuk mengembangkan usaha kecil.. Hal Ini berdasarkan uraian Tabel 4.14.
Tabel 4.14 Membutuhkan Mengembangkan Usaha Oleh Pemerintah Uraian
Frekuensi Persentase
Sangat tidak perlu 1 orang
1.8 Tidak perlu
1 orang 1.8
Perlu 32 orang
57.1 Sangat perlu
22 orang 39.3
Total 56 orang
100.0
Sumber : Data Sekunder Kuesioner 2015 Dari Tabel 4.14, dpat dilihat bahwa dapat dilihat bahwa pedagang buku
berjumlah 32 orang 57.1 mengatakan merasa perlu di bina oleh Pemerintah untuk mengembangkan usaha menjual buku bekas. Pedagang yang lain yaitu
berjumlah 22 orang 39.3 mengatakan pengembangan usaha berjualan buku dinyatakan sebagai hal yang sangat perlu. Hal ini untuk meningkatkan pendapatan
mereka dan promosi untuk pedagang buku, karena mereka menganggap bahwa mereka adalah jenis usaha skala kecil yang harus dikembangkan.
Universitas Sumatera Utara
4.2 Profil Persatuan Pedagang Buku Bekas Lapangan Merdeka P2BLM
P2BLM didirikan pada 01 Maret 2013, merupakan organisasi pedagang buku bekas yang menolak untuk di relokasi ke Jl. Pegadaian. Pendirian organisasi
ini merupakan bentuk kekecewaan pedagang buku terhadap organisasi pedagang buku bekas sebelumnya yaitu, ASPEBLAM yang memilih sepakat untuk
direlokasi ke Jl. Pegadaian oleh Pemko Medan.
Organisasi ini bersekretariat di sisi timur Lapangan Merdeka Medan sebagai wadah bagi pedagang yang menolak untuk direlokasi. Akta pendirian
organisasi yaitu Nomor: 48, tanggal 29 Juni 2013.
I. ANGGARAN DASAR BAB I
NAMA, WAKTU DAN TEMPAT KEDUDUKAN NAMA
Pasal 1
Organisasi ini bernama “ Persatuan Pedagang Buku Bekas Lapangan Merdeka Medan “ P2BLM.
WAKTU Pasal 2
Organisasi ini telah didirikan sejak tanggal 01-03-2013 satu Maret dua ribu tiga belas dan dijalankan untuk waktu yang tidak ditentukan lamanya.
Universitas Sumatera Utara
TEMPAT KEDUDUKAN Pasal 3
Organisasi ini berkedudukan dan berkantor pusat di Kota Medan dengan cabang- cabang dan atau perwakilan- perwakilan di tempat-tempat lain menurut anggota
inti pengurus
CIRI Pasal 5
Organisasi ini dibentuk dari kesadaran berkumpul berorganisasi dari pedagang buku bekas, sehingga yang menjadi ciri setiap anggota adalah pedagang buku
bekas Lapangan Merdeka Kota Medan
SIFAT Pasal 7
Organisasi ini dibentuk berawal dari persamaan rasa dan jiwa memiliki patriotik pada saat terjadinya rencana perelokasian pedagang buku sisi timur Lapangan
Merdeka Medan oleh pemerintah khususnya pemerintah Kota Medan, sehingga organisasi ini bersifat kekeluargaan, bahu-membahu dalam menghadapi tindakan
kesewenang-wenangan yang dilakukan kepada pedagang buku sehingga nantinya seluruh anggota akan lebih aktif berkarya, mengembangkan potensi diri masing-
masing anggota dalam naungan organisasi ini dan tidak mencari keuntungan financial pribadi
Universitas Sumatera Utara
BAB IV MAKSUD DAN TUJUAN
Pasal 8
Maksud dan tujuan organisasi ini adalah : I.
Mempererat tali silahturahmi sesama pedagang buku bekas di sisi timur Lapangan Merdeka Medan dengan memberikan sumbangan bail materiil
atau immateriil dalam organisasi Persatuan Pedagang Buku Bekas Lapangan Merdeka yang kemudian berkembang sebagai bagian organisasi
untuk kesehjahteraan anggota khususnya dan masyarakat umumnya sehingga bermanfaat bagi bangsa dan negara
4.2.1. Susunan Kepengurusan Persatuan Pedagang Buku Bekas Lapangan