Sesuai dengan sifatnya, limbah digolongkan menjadi tiga bagian, yaitu : limbah cair, limbah gasasap, dan limbah padat. Menurut sifat dan bawaan limbah
mempunyai karakteristik baik fisika, kimia, dan biologi. Limbah air memiliki ketiga karakteristik ini, sedangkan limbah gas yang sering dinilai berdasarkan satu
karakteristik saja seperti halnya limbah padat. Berbeda dengan limbah padat yang menjadi penilaian adalah karakteristik fisikanya, sedangkan karakteristik kimia dan
biologi mendapat penilaian dari sudut akibat. Limbah padat dilihat dari akibat kualitatif, sedangkan limbah gas dan limbah air dilihat dari sudut kuantitatif dan
kualitatif. Sifat setiap jenis limbah tergantung dari sumber limbah. Semakin besar volume limbah, pada umumnya, bahan pencemarnya semakin
banyak. Hubungan ini biasanya terjadi secara linier. Oleh sebab itu dalam pengendalian limbah sering juga diupayakan pengurangan limbah. Kaitan antara
volume limbah dengan volume badan penerima juga sering digunakan sebagai indikasi pencemaran. Perbandingan yang mencolok jumlahnya antara volume limbah
dan volume badan penerima juga menjadi ukuran tingkat pencemaran yang ditimbulkan terhadap lingkungan Darmono, 2001.
2.4 Air Bersih
Untuk memperoleh air dalam keadaan murni sangat sulit kecuali setelah melalui proses pengolahan. Dalam air buangan ditemukan senyawa yang dapat
diidentifikasi melalui visual maupun laboratorium. Warna air, bau, rasa, kekeruhan dapat dikenal melalui cara umum dengan mata dan indera biasa, sedangkan senyawa
kimia seperti kandungan fenol, kandungan oksigen, kandungan besi, dan lain-lain harus dilakukan melalui penelitian laboratorium.
Pada umumnya, persenyawaan yang sering dijumpai dalam air antara lain : padatan terlarut, mikroorganisme dan kimia organik. Berdasarkan persenyawaan yang
ditemukan dalam air buangan maka sifat air dirinci menjadi karakteristik fisika, kimia, dan biologi. Padatan terlarut banyak dijumpai dalam air adalah golongan senyawaan
Universitas Sumatera Utara
alkalinitas seperti karbonat, bikarbonat, dan hidroksida. Disamping itu, terdapat pula unsur kimia anorganik ditemukan dalam air yang mempengaruhi kualitas air.
Pengamatan unsur fisika, kimia dan biologi terhadap air sangat penting untuk menetapkan jenis parameter pencemar yang terdapat didalamnya. Kondisi alkalinitas
ini menghasilkan dua macam sifat air yaitu sifat basa dan asam. Air cenderung menjadi asam bila pH lebih kecil dari 7 sedangkan pH lebih besar 7 menunjukkan air
cenderung bersifat basa. Dalam pengolahan air bahan alkalinitas akan bereaksi dengan koagulan yang
memungkinkan lumpur cepat mengendap. Selain itu, ada sifat air yang lain, yaitu kesadahan. Penyebab kesadahan adalah karena air mengandung magnesium, kalium,
stronsium, dan barium. Garam-garam ini terdapat dalam bentuk karbonat, sulfat, dan lain-lain. Air yang mempunyai kesadahan tinggi membuat air sukar berbuih dan sulit
dipergunakan untuk pencucian Robert J, Kodoatie, 1996.
2.5 Gambaran Umum Kabupaten Aceh Tamiang
2.5.1 Geografi
Secara garis besar Aceh tamiang adalah daerah dataran rendah dan perbukitan, yang sangat cocok untuk daerah perkebunan dan persawahan. Hal ini sesuai dengan
jenis pekerjaan mayoritas penduduk Aceh Tamiang sebagai petani. Kabupaten Aceh Tamiang terletak dipesisir pantai timur kepulauan Sumatera
yang membentang dari Utara ke selatan dengan panjang garis pantai 64,66, secara
geografis terbentang pada posisi 03
o
.53’18,81
o
-04
o
.32’56,76
o
LU sampai 97
o
.43’41,51
o
-98
’
14’45,41
o
BT dan mempunyai luas seluruhnya 1.957,025 km
2
yang terletak dipesisir Timur pulau Sumatera. Berbatasan wilayah sebagai berikut:
Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Besitang Kab.Langkat Provinsi
Sumatera Utara.
Universitas Sumatera Utara
Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Serba Jadi dan Kecamatan
Bireun Bayeun Kabupaten Aceh Timur.
Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Gayo Lues dan Kabupaten Langkat.
Sebelah Utara berbatasan dengan Langsa Timur Kota Langsa dan Selat
Malaka. Sumber : Profil Kabupaten Aceh Tamiang 2010
Universitas Sumatera Utara
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Alat dan Bahan 3.1.1 Identifikasi Jenis dan Jumlah Koloni Bakteri E.Coli
Alat
1. Erlenmeyer 2. Tabung reaksi beserta raknya
3. Pipet ukur 4. Plate Count Autoklaf beserta cawan petrinya
Bahan
1. sampel air limbah domestik 2. Aquadest
3.1.2 Mengukur Waktu Lamanya Air Limbah Terkena Cahaya Matahari Alat
1. Stopwatch
Bahan
1. Sampel Air limbah domestik + Aquadest
3.1.3 Mengukur Suhu Sampel Alat
1. Termometer air raksa
Bahan
Universitas Sumatera Utara
1. Sampel Air limbah domestik + Aquadest
3.1.4 Menghitung Kesadahan Alat
1. Gelas ukur
2. Erlenmeyer
3. Pipet ukur
4. Sendok ukur
5. Buret
Bahan
1. 5 ml larutan Buffer pH 10
2. Larutan EDTA 128N
3. 50 mg EBT
4. Sampel air limbah domestik
3.1.5 Mengukur TDS Alat
1. Erlenmeyer 2. Membran saring
3. TDSmeterECElectrical Conductivity Bahan
1. Sampel air limbah domestik
Universitas Sumatera Utara
3.2 Deskripsi Peralatan