Diagram Alir Pengaruh Parameter Fisika Terhadap Jumlah Koloni Bakteri E.Coli Pada Air di sekitar TPAL Domestik Kab.Aceh Tamiang

3.3 Diagram Alir

Sampel Pengukuran jumlah koloni bakteri E.Coli Pengenceran Analisa data PengukuranPenghitungan sifat-sifat air limbah terpolusi Waktu Suhu TDS Kesadahan Analisa data Selesai Uji korelasi Uji regresi Uji determinasi Universitas Sumatera Utara Gambar 3.2 Diagram alir 3.4 Prosedur penelitian 3.4.1 Prosedur Pembuatan sampel 3.4.1.1 Pencampuran Pencampuran dilakukan untuk masing-masing komposisi dan hasil pengenceran yang diinginkan, yaitu sampel air limbah domestik + Aquadest yang diaduk sampai homogen.

3.4.1.2 Penimbangan

Dalam hal ini, campuran yang telah homogen ditimbang atau diukur volumenya yang akan diukur dengan menggunakan gelas ukur, yang kemudian diambil menggunakan pipet ukur dan dimasukkan kedalam tabung reaksi untuk dilakukan pengenceran.

3.4.1.3 Pengenceran

Sampel memiliki kadar atau tingkat kepekatan yang berbeda untuk masing- masing tempat dan waktu yang berbeda. Untuk itu, dilakukan pengenceran untuk masing-masing campuran homogen tersebut. Universitas Sumatera Utara Gambar 3.3 Proses Pengenceran

3.4.2 Prosedur pengujian sampel

3.4.2.1 Pengujian Jumlah Koloni Bakteri E.Coli

Bakteri E.Coli dipakai sebagai indikator organisme karena mudah ditemukan dengan cara yang sederhana, tidak berbahaya, dan sulit hidup lebih lama dari pathogen yang lainnya. Untuk menentukan jumlah koloni bakteri E.Coli digunakan teknik pengenceran dilusi karena hampir semua metode perhitungan jumlah sel mikroba diawali dengan teknik ini. Sampel diukur sebanyak 5 ml dan dimasukkan kedalam 45 ml aquadest untuk memperoleh pengenceran 110 bagian. Dari larutan pengenceran 110 diambil 1 ml dan dimasukkan 9 ml aquadest untuk memperoleh pengenceran 1100, dari larutan pengenceran 1100 diambil 1 ml dan dimasukkan 9 ml aquadest untuk memperoleh pengenceran 11.000, dari pengenceran 11.000 diambil 1 ml dan dimasukkan 9 ml aquadest untuk memperoleh pengenceran 110.000, dari pengenceran 110.000 diambil 1 ml dan dimasukkan 9 ml aquadest untuk memperoleh pengenceran 1100.000, dari pengenceran 1100.000 diambil 1 ml dan dimasukkan 9 ml aquadest untuk memperoleh pengenceran 11.000.000, kemudian masing-masing hasil pengenceran tersebut dimasukkan kedalam cawan petri, dan jumlah sel dapat dihitung dengan menggunakan autoklaf, dan dihitung jumlah koloni bakteri E.Coli dengan menggunakan rumus pada persamaan 2.2. Cara Pengujian : Dihitung jumlah sel percawan, dan dihitung faktor pengenceran, maka akan diperoleh jumlah koloni bakteri E.Coli. Universitas Sumatera Utara

3.4.2.2 Pengukuran suhu

Pengukuran temperatur dapat dilakukan menggunakan termometer air raksa dari celcius, yaitu sampel yang telah mengalami proses pengenceran diukur suhunya, kemudian dicatat hasilnya.

3.4.2.3 Pengukuran TDS

Pengukuran TDS dilakukan setelah sampel diencerkan 10 1  , 10 2  , 10 3  , ….,dst. Pengukuran ini menggunakan sampel yang telah homogen, kemudian ditentukan jumlah padatan TDS yang terkandung didalam sampel dengan menggunakan TDS meter, disiapkan Erlenmeyer sebagai wadah sampel, kemudian sampel disaring kedalam erlenmeyer dengan membran saring. Elektroda dicelupkan pada sampel yang akan diperiksa, dan tekan tanda “POWER” pada TDS meter maka akan keluar angka pada layar digitalnya, kemudian tekan tanda “ CND” untuk mendapatkan hasil TDS dalam sampel, dan ditunggu hingga layar menunjukkan angka yang stabil atau berhenti pada angka tertentu.

3.4.2.4 Perhitungan Kesadahan

Pengukuran ini dilakukan dengan menggunakan metode titrimetri. Sampel dimasukkan kedalam erlenmeyer dengan menggunakan gelas ukur, ditambahkan larutan buffer pH 10 sebanyak 5 ml dengan menggunakan pipet ukur yang telah dipasangkan winkler kedalam Erlenmeyer, dan 50 mg EBT dengan menggunakan sendok ukur kedalam labu Erlenmeyer tersebut, kemudian dihomogenkan sampai berwarna merah tua, kemudian dititrasi dengan larutan EDTA 128N sampai berwarna biru tua dengan menggunakan buret tetes demi tetes sambil dihomogenkan, Universitas Sumatera Utara Sebelumnya dilihat berapa ml EDTA yang dipakai sampai warnanya berubah menjadi biru tua. Setelah diperoleh hasilnya, dimasukkan kedalam rumus kesadahan total, perhitungan kesadahan selanjutnya dapat dihitung dengan menggunakan persamaan 2.1. Cara Pengujian : Dihitung banyaknya EDTA yang dipakai untuk mengubah warna cairan menjadi biru tua p, dan dihitung Larutan EDTA yang digunakan dalam titrasi128N F.

3.5 Teknik Pengambilan Data di Lapangan