Tujuan penyaluran kredit antara lain adalah untuk: 1.
Memperoleh pendapatan bank dari bunga kredit. 2.
Memanfaatkan dan memproduktifkan dana-dana yang ada. 3.
Melaksanakan kegiatan operasional bank. 4.
Memenuhi permintaan kredit dari masyarakat. 5.
Memperlancar lalu lintas pembayaran. 6.
Menambah modal kerja perusahaan. 7.
Meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat.
2.3.4. Analisis Kredit
Prinsip-prinsip pemberian kredit, didasarkan pada Pasal 8 Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tetang Perbankan, bunyinya: Dalam memberikan kredit, Bank
Umum wajib memiliki keyakinan atas kemampuan atau kesanggupan debitur untuk melunasi utangnya, sesuai dengan yang diperjanjikan.
Dalam penjelasannya, dijelaskan bahwa kredit yang diberikan oleh bank umum mengandung risiko, sehingga dalam pelaksanaannya bank wajib
memperhatikan asas-asas perkreditan yang sehat, dengan memberikan jaminan dalam arti bank wajib memiliki keyakinan atas kemampuan dan kesanggupan debitur untuk
melunasi utangnyakewajibannya sesuai dengan yang diperjanjikan. Untuk memperoleh keyakinan tersebut, sebelum kredit diberikan bank harus melakukan
penilaian terhadap watak, modal, jaminanagunan, prospek usaha dari nasabah debitur.
Universitas Sumatera Utara
Sedangkan bunyi Pasal 8 Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 UU yang diubah: ayat 1: dalam memberikan kredit atau pembiayaan berdasarkan Prinsip
Syariah, Bank umum wajib memiliki keyakinan terhadap analisis yang mendalam atas itikad dan kemampuan atau kesanggupan nasabah debitur, untuk melunasi
utangnya, sesuai dengan yang diperjanjikan. Ayat 2: Bank umum wajib memiliki dan menerapkan pedoman perkreditan atau pembiayaan berdasarkan Prinsip Syariah,
sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh Bank Indonesia. Menurut Irmayanto 2009 menyatakan secara umum, Bank wajib
memberikan kredit dengan menggunakan prinsip pemberian kredit didasarkan pada 6C atau the 6Cs analisys of credit, yaitu:
1. Character watak merupakan penilaian watakkarakter dan integritas calon
debitur. Integritas sangat menentukan kemauan membayar kembali kewajibannya. 2.
Capacity merupakan kemampuan calon nasabah dalam mengembalikan pokok pinjaman dan bunga dilihat dari kegiatan usaha dan manajemennya. Yang
dianalisis biasanya adalah jadwal pembangunan proyek yang penjualan, proyeksi arus kas, proyeksi labarugi, kemampuan manajerial pimpinan perusahaan.
3. Capital merupakan sejumlah dana modal yang dimiliki calon nasabah untuk
membiayai rencana proyeknya. 4.
Collateral merupakan agunan kredit yang menjadi syarat terlebih dahulu sebelum permohonan kredit disetujui atau dicairkan. Agunan dapat berupa tanah, bangunan,
deposito atau barang-barang lain yang bernilai utnuk mengantisipasi resiko kegagalan usaha calon nasabah.
Universitas Sumatera Utara
5. Condition of economy adalah situasi dunia usaha yang perlu menjadi pertimbangan
untuk proyeksi pemberian kredit suatu proyek. Faktor-faktor ekonomi yang sering dianalisis adalah struktur pasar industri, ketergantungan impor bahan baku,
peraturan yang berlaku, tingkat bunga, inflasi prospek ekonomi regional-nasional- internasional.
6. Constraints merupakan faktor penghambat jalannya suatu proyek, seperti faktor
sosial, budaya, agama, politik.
2.3.5. Jenis-jenis Kredit