Tujuan Sistem Pengendalian Intern Fungsi Sistem Pengendalian Intern Bagi Peusahaan

3 mengurangi dampak keuangankerugian, penyimpangan termasuk kecurangan, dan pelanggaran aspek kehati-hatian. 4 meningkatkan kepatuhan terhadap ketentuan yang berlaku. 5 meningkatkan efektivitas organisasi dan meningkatkan efisiensi biaya.

2.2.2. Tujuan Sistem Pengendalian Intern

Dari pengertian sistem pengendalian intern menyimpulkan bahwa tujuan dari sistem pengendalian intern adalah: 1 Kepatuhan terhadap peraturan-peraturan dan perundang-undangan yang berlaku tujuan kepatuhan. Tujuan kepatuhan adalah untuk menjamin bahwa semua kegiatan usaha bank telah dilaksanakan sesuai dengan ketentuan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku, baik ketentuan yang dikeluarkan oleh pemerintah dan prosedur yang ditetapkan oleh bank. 2 Tersedianya informasi keuangan dan manajemen yang benar, lengkap dan tepat waktu tujuan informasi. Tujuan Informasi adalah untuk menyediakan laporan yang benar, lengkap, tepat waktu dan relevan yang diperlukan dalam rangka pengambilan keputusan yang tepat dan dapat dipertanggung jawabkan. 3 Efisiensi dan efektivitas dari kegiatan usaha bank tujuan operasional. Tujuan operasional dimaksudkan untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi dalam menggunakan aset dan sumberdaya lainnya dalam rangka melindungi bank dari resiko kerugian. Universitas Sumatera Utara 4 Meningkatkan efektivitas budaya resiko pada organisasi secara menyeluruh tujuan budaya resiko. Tujuan budaya resiko dimaksudkan untuk mengidentifikasi kelemahan dan menilai penyimpangan secara dini dan menilai kembali kewajaran kebijakan dan prosedur yang ada di bank secara berkesinambungan.

2.2.3. Fungsi Sistem Pengendalian Intern Bagi Peusahaan

Perusahaan membentuk sistem pengendalian intern adalah untuk membantu tercapainya tujuan yang telah ditetapkan. Dalam merancang sistem pengendalian intern yang baik maka menurut Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan tahun 2006 fungsi sistem pengendalian intern bagi perusahaan adalah bahwa pengendalian intern melaksanakan tiga fungsi penting. Secara garis besar dapat dijelaskan bahwa ketiga fungsi tersebut saling mendukung agar sistem yang ada memperoleh hasil yang maksimal bagi perusahaan. Adapun fungsi pengendalian intern adalah sebagai berikut: 1 Preventive Control pengendalian untuk pencegahan Pengendalian untuk pencegahan fungsinya adalah mencegah timbulnya suatu masalah sebelum permasalahan tersebut muncul. Mempekerjakan personil akuntansi yang berkualifikasi tinggi, pemisahan tugas pegawai yang memadai, dan secara efektif mengendalikan askes fisik atas aset, fasilitas dan informasi, merupakan pengendalian pencegahan yang efektif. Oleh karena tidak semua masalah mengenai pengendalian dapat dicegah. Universitas Sumatera Utara 2 Detective Control pengendalian untuk pemeriksaan Dibutuhkan untuk mengungkap masalah bagitu masalah tersebut muncul. Contoh dari detective control adalah pemeriksaan salinan atas perhitungan, mempersiapkan rekonsiliasi bank dan neraca saldo setiap bulan. 3 Corrective Control pengendalian korektif Berfungsi untuk memecahkan masalah yang ditemukan dalam preventive dan detective control. Pengendalian ini mencakup prosedur yang dilaksanakan untuk mengidentifikasi penyebab masalah, memperbaiki kesalahan atau kesulitan yang ditimbulkan, dan mengubah sistem agar masalah di masa mendatang dapat diminimalisasikan atau dihilangkan. Contoh dari corrective control adalah pemeliharaan salinan cadangan atas transaksi dan file utama, dan mengikuti prosedur untuk memperbaiki kesalahn memasukkan data, seperti juga kesalahan dalam menyerahkan kembali transaksi untuk proses lebih lanjut. Dari uraian di atas jelaslah bahwa pengendalian intern merupakan tanggung jawab manajemen, yaitu pembentukan dan pembinaan suatu sistem pengendalian intern merupakan tanggung jawab manajemen yang penting. Sistem pengendalian intern harus diawasi terus-menerus oleh manajemen untuk mengetahui apakah sistem tersebut berjalan dengan semestinya dan dimodifikasi seperlunya sesuai dengan perubahan keadaan. Agoes 2004 menyatakan bahwa hubungan pengendalian intern dengan ruang lingkup pemeriksaan yaitu jika penngendalian intern suatu satuan usaha lemah, maka kemungkinan terjadinya kesalahan, ketidakakuratan ataupun kecurangan dalam Universitas Sumatera Utara perusahaan sangat besar. Hal ini menimbukan resiko yang besar, dalam arti resiko untuk memberikan opini tidak sesuai dengan kenyataan, jika auditor kurang hati-hati dalam melakukan pemeriksaan dan tidak cukup banyak mengumpulkan bukti-bukti yang mendukung pendapat yang diberikannya.

2.2.4. Teori Efektivitas