Analisis Sektor Listrik, Gas dan Air Minum Analisis Sektor Bangunan

semakin menurun, sementara daerah lainnya seperti Serdang Bedagai dan Kota Medan semakin tinggi.

4.5.4 Analisis Sektor Listrik, Gas dan Air Minum

Hasil analisis mempergunakan Klassen Tipology, sektor listrik, gas dan air minum diklasifikasikan sebagai sektor relatif tertinggal. Hal ini disebabkan pertumbuhan rata-rata sebesar 5,71 per tahun, masih lebih kecil dibandingkan pertumbuhan rata-rata di tingkat Provinsi Sumatera Utara sebesar 10,03. Sedangkan kontribusi rata-rata terhadap PDRB sebesar 0,21 jauh lebih kecil dibandingkan Provinsi sebesar 0,79. Perkembangan nilai LQ sektor listrik, gas dan air minum berfluktuatif dengan trend meningkat dan nilainya tidak pernah 1 Gambar 4.6., sehingga sektor ini dikategorikan sebagai sektor non basis. Tabel 4.4. Analisis Sektor Listrik, Gas dan Air Bersih No. Aspek Parameter Makna 1 Tipologi Klassen Kuadran IV Sektor Relatif tertinggal 2 LQ 1 Sektor Non Basis 3 P Positif Tumbuh Cepat di Provinsi 4 D Positif Pertumbuhan lebih Cepat dibanding Provinsi Sumber : Data diolah dari lampiran 3, 4 dan 5 tahun 2011 Analisis shift share sektor listrik, gas dan air minum selama periode penelitian, diperoleh nilai P sebesar 1.273.132,00, menunjukkan bahawa sektor ini Universitas Sumatera Utara tumbuh cepat di Provinsi Sumatera Utara. Demikian pula dengan nilai D sebesar 1.765,15, memperlihatkan bahwa sektor ini memiliki daya saing yang semakin tinggi, sehingga pertumbuhannya lebih cepat dibandingkan dengan Provinsi Sumatera Utara. Sumber : Data diolah dari lampiran 4 tahun 2011 Gambar 4.5. Grafik Perkembangan LQ Sektor Listrik, Gas dan Air Minum Hasil analisis terhadap sektor listrik, gas dan air minum menunjukkan bahwa sektor ini tidak termasuk sektor unggulan, karena tergolong sebagai sektor relatif tertinggal, bukan sektor basis dan laju pertumbuhannya lebih lambat dibandingkan Provinsi Sumatera Utara tidak kompetitif, dimana laju pertumbuhan rata-rata sektor ini di Provinsi sebesar 10,03 sementara di Kabupaten Deli Serdang hanya sebesar 5,71. Universitas Sumatera Utara

4.5.5. Analisis Sektor Bangunan

Sektor bangunan memberikan kontribusi rata-rata sebesar 2,27 per tahun dan menempati peringkat keenam dibandingkan dengan sektor-sektor lainnya, namun persentasenya masih lebih kecil dibandingkan Provinsi yang mencapai rata- rata 6,16, tetapi laju pertumbuhan rata-rata yang mencapai 7,80 per tahun lebih tinggi daripada Provinsi Sumatera Utara yang anya tumbuh rata-rata sebesar 4,52 per tahun. Kondisi ini menyebabkan sektor bangunan digolongkan sebagai sektor potensial atau masih dapat berkembang. Tabel 4.5. Analisis Sektor Bangunan No. Aspek Parameter Makna 1 Tipologi Klassen Kuadran III Sektor Potensial atau masih dapat berkembang 2 LQ 1 Sektor Non Basis 3 P Positif Tumbuh Cepat di Provinsi 4 D Positif Pertumbuhan lebih Cepat dibanding Provinsi Sumber : Data diolah dari lampiran 3, 4 dan 5 tahun 2011 Sektor bangunan memiliki nilai LQ rata-rata sebesar 0,37, sehingga tidak tergolong sebagai sektor basis. Perkembangan nilai LQ sektor ini menunjukkan kondisi yang fluktuatif sebagaimana yang ditunjukkan dalam gambar 4.6. dibawah ini. Universitas Sumatera Utara Sumber : Data diolah dari lampiran 4 tahun 2011 Gambar 4.6. Grafik Perkembangan LQ Sektor Bangunan Hasil analisis terhadap sektor bangunan dapat disimpulkan bahwa sektor ini bukan merupakan sektor unggulan karena tidak merupakan sektor basis, tetapi sektor ini memiliki peluang untuk dikembangkan menjadi sektor unggulan karena tergolong sektor potensial atau masih dapat berkembang, kompetitif dan laju pertumbuhannya lebih besar bila dibandingkan dengan laju pertumbuhan yang diperoleh oleh Provinsi Sumatera Utara.

4.5.6. Analisis Sektor Perdagangan, Hotel dan Restauran