Perencanaan Pembangunan Wilayah Teori Basis

Jika PDRN atas dasar biaya faktor dikurangi dengan pendapatan yang mengalir ke luar dan ditambah dengan pendapatan yang mengalir ke dalam, maka hasilnya akan merupakan PDRN yaitu merupakan jumlah pendapatan yang benar- benar diterima oleh seluruh yang tinggal di daerah yang dimaksud. PDRN inilah yang merupakan pendapatan regional.

2.4 Perencanaan Pembangunan Wilayah

Menurut Sirojuzilam, Kasyful Mahalli 2010:67, dalam upaya pembangunan regional, masalah yang terpenting yang menjadi perhatian para ahli ekonomi dan perencanaan wilayah adalah menyangkut proses pertumbuhan ekonomi dan pemerataan pembangunan. Banyak literature menyebutkan bahwa perencanaan regional menyangkut ke dalam dua aspek utama yaitu sesuatu yang menyangkut ruang dan aktifitas di atas ruang tersebut. Dalam rangka mencapai tujuan pembangunan, maka perlu dipikirkan komponen-komponen yang terdiri atas sumber daya alam, sumber daya manusia, modal dan teknologi. Perencanaan pembangunan regional merupakan entitas ekonomi dengan unsur-unsur interaksi yang beragam. Aktifitas ekonomi wilayah diidentifikasikan berdasarkan analisa ekonomi regional, yaitu dievaluasi secara komparatif dan kolektif terhadap kondisi dan kesempatan ekonomi berskala wilayah. Nugroho 2004 menyatakan bahwa pendekatan perencanaan regional dititikberatkan pada aspek lokasi dimana kegiatan dilakukan. Pemerintah daerah mempunyai kepentingan yang berbeda-beda dengan instansi-instansi pusat dalam Universitas Sumatera Utara melihat aspek ruang di suatu daerah. Artinya bahwa dengan adanya perbedaan pertumbuhan dan disparitas antar wilayah, maka pendekatan perencanaan parsial adalah sangat penting untuk diperhatikan. Dalam perencanaan pembangunan daerah perlu diupayakan pilihan-pilihan alternatif pendekatan perencanaan, sehingga potensi sumber daya yang ada akan dapat dioptimalkan pemanfaatannya. Kebijakan pembangunan wilayah merupakan keputusan atau tindakan oleh pejabat pemerintah berwenang atau pengambil keputusan publik guna mewujudkan suatu kondisi pembangunan. Sasaran akhir dari suatu kebijakan pembangunan tersebut adalah untuk dapat mendorong dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan sosial secara menyeluruh sesuai dengan keinginan dan aspirasi yang berkembang dalam masyarakat.

2.5. Teori Basis

Ekspor Teori ini membagi sektor produksi atau jenis pekerjaan yang terdapat dalam suatu wilayah atas pekerjaan basis dasar dan pekerjaan service pelayanan atau lebih sering disebut sektor non basis. Pada intinya, kegiatan yang hasilnya di jual ke luar daerah atau mendatangkan dari luar daerah disebut kegiatan basis. Sedangkan kegiatan non-basis adalah kegiatan yang melayani kebutuhan masyarakat di daerah itu sendiri, baik pembeli maupun asal uangnya dari daerah itu sendiri. Teori basis ekspor menggunakan dua asumsi, yaitu 1 asumsi pokok atau utama bahwa ekspor adalah satu-satunya unsur eksogen independen dalam pengeluaran, artinya semua unsur pengeluaran lain terikat dependen terhadap Universitas Sumatera Utara pendapatan. Secara tidak langsung hal iniberarti di luar pertambahan alamiah, hanya peningkatan ekspor saja yang dapat mendorong peningkatan pendapatan daerah karena sektor-sektor lain terikat peningkatannya oleh peningkatan pendapatan daerah. Sektor lain akan meningkat apabila pendapatan daerah secara keseluruhan meningkat. Jadi satu-satunya yang bisa meningkat secara bebas adalah ekspor. Ekspor tidak terikat dalam siklus pendapatan daerah; 2 asumsi kedua adalah fungsi pengeluaran dan fungsi impor bertolak dari titik nol sehingga tidak akan berpotongan. Sektor basis ekonomi suatu wilayah dapat dianalisis dengan teknik Location Quetient LQ, untuk mengetahui seberapa besar tingkat spesialisasi sektor basis atau sektor unggulan leading sectors. Teknik analisa Location Quetient LQ dapat menggunakan variabel tenaga kerja atau Produk Domestik Regional Bruto PDRB suatu wilayah sebagai indikator pertumbuhan wilayah. Location Quetient merupakan ratio antara jumlah tenaga kerja pada sektor tertentu atau PDRB terhadap total jumlah tenaga kerja sektor tertentu atau total nilai PDRB suatu daerah dibandingkan dengan rasio tenaga kerja dan sektor yang sama dengan daerah yang lebih tinggi sebagai referensi. Rumus untuk perhitungan LQ adalah : Rumus Umum  n n i r r i X X X X LQ  Keterangan : LQ  Location Quotient  Jumlah PDRB sektor i di Daerah r r i X Universitas Sumatera Utara r X  Jumlah Total PDRB di Daerah r  Jumlah PDRB sector i di Daerah lebih tinggi n i X n X  Jumlah Total PDRB di Daerah lebih tinggi Adapun hasil analisis LQ dikelompokkan sebagai berikut : 1. LQ 1 = daerah i lebih berspesialisasi dalam memproduksi sektor i dibandingkan sektor i nasional atau daerah yang lebih tinggi. 2. LQ 1 = daerah i tidak berspesialisasi dalam memproduksi sektor i dibandingkan sektor i nasional atau daerah yang lebih tinggi. 2. LQ = 1 = baik daerah i maupun nasional sama derajatnya dalam memproduksi sektor i.

2.6. Pengembangan Sektor Unggulan Sebagai Strategi Pembangunan Daerah