Pembangunan dengan pendekatan sektoral mengkaji pembangunan berdasarkan kegiatan usaha yang dikelompokkan menurut jenisnya ke dalam sektor
dan sub sektor. Sektor-sektor tersebut adalah sektor pertanian, pertambangan, konstruksi bangunan, perindustrian, perdagangan, perhubungan, keuangan dan
perbankan serta jasa. Pemerintah daerah harus mengetahui dan dapat menentukan penyebab, tingkat
pertumbuhan dan stabilitas dari perekonomian wilayahnya. Identifikasi sektor dan sub sektor yang dapat memperlihatkan keunggulan komparatif comparative
advantage daerah merupakan tugas utama dari pemerintah daerah.
2.3 Pendapatan Regional
Informasi hasil pembangunan ekonomi yang telah dicapai dapat dimanfaatkan sebagai bahan perencanaan maupun evaluasi pembangunan. Untuk dapat mengukur
seberapa besar keberhasilan pembangunan, khususnya di bidang ekonomi salah satu alat yang dipakai sebagai indikator pertumbuhan ekonomi di suatu wilayah adalah
melalui penyajian angka-angka pendapatan regional PDRB. Pendapatan regional didefenisikan sebagai tingkat besarnya pendapatan
masyarakat pada wilayah analisis Tarigan, 2009: 13, tingkat pendapatan regional dapat diukur dari total pendapatan wilayah ataupun pendapatan rata-rata masyarakat
pada wilayah tersebut. Ada beberapa parameter yang bisa digunakan untuk mengukur adanya pembangunan wiayah. Salah satu parameternya yang terpenting adalah
meningkatnya pendapatan masyarakat. Parameter lainnya seperti peningkatan
Universitas Sumatera Utara
lapangan kerja dan pemerataan pendapatan juga sangat terkait dengan peningkatan pendapatan wilayah.
Beberapa istilah yang sering dipergunakan untuk menggambarkan pendapatan regional, diantaranya adalah :
1. Produk Domestik Regional Bruto PDRB PDRB adalah jumlah nilai tambah bruto gross value added yang timbul dari
seluruh aktifitas sektor ekonomi di suatu wilayah dalam jangka waktu tertentu.Pengertian nilai tambah bruto adalah nilai produksi output dikurangi
dengan biaya antara intermediate cost. Komponen-komponen nilai tambah bruto mencakup komponen-komponen faktor pendapatan upah dan gaji, bunga, sewa
tanah dan keuntungan, penyusutan dan pajak tidak langsung netto. Jadi dengan menghitung nilai tammbah bruto dari setiap sektor dan kemudian
menjumlahkannya maka akan dihasilkan Produk Domestik Regional Bruto PDRB.
Metoda perhitungan PDRB dapat dilakukan melalui tiga pendekatan, yakni : 1.
Pendekatan Produksi, dimana PDRB merupakan selisih antara nilai barangjasa output yang dihasilkan, dengan biaya input antara yang
digunakan untuk menghasilkan barangjasa tersebut. 2. Pendekatan Pendapatan, dimana PDRB merupakan nilai balas jasa yang
diterima oleh pemilik faktor produksi yang ikut serta dalam proses produksi.
Universitas Sumatera Utara
3. Pendekatan pengeluaran, dimana PDRB merupakan nilai barang dan jasa akhir yang digunakan oleh para pelaku ekonomi untuk memenuhi kebutuhan
konsumsi, dan ekspor Secara teoritis, total PDRB yang dihitung melalui ketiga pendekatan tersebut akan
menghasilkan nilai yang sama besar. Untuk pendekatan produksi, di Indonesia sektor-sektor perekonomian dihitung
berdasarkan lapangan usaha yang tercakup dalam PDRB, yaitu : a.
Pertanian b. Pertambangan dan penggalian
c. Industri Pengolahan d. Listrik, gas dan air bersih
e. Bangunankonstruksi
f. Perdagangan, hotel dan restauran g. Penagngkutan dan komunikasi
h. Keuangan, persewaan dan jasa perusahaan i.
Jasa-jasa PDRB secara berkala dapat disajikan dalam dua bentuk yaitu atas dasar harga
berlaku dan atas dasar harga konstan pada suatu tahun dasar, sebagai berikut dijelaskan:
a. Penyajian atas dasar harga berlaku, semua agregat pendapatan dinilai atas harga yang berlaku pada masing-masing tahun, baik pada saat menilai
Universitas Sumatera Utara
produksi dan biaya antara maupun pada penilaian komponen nilai tambah dan komponen pengeluaran PDRB.
b. Penyajian atas dasar harga konstan pada suatu tahun dasar, semua agregat pendapatan dinilai atas harga yang terjadi pada tahun dasar dalam hal ini
dipakai harga konstan didasarkan harga pada tahun 2000. Karena menggunakan haraga tetap, maka perkembangan agregat dari tahun ke tahun
semata-mata disebabkan oleh perkembangan riil dari kuantum produksi tanpa mengandung fluktuasi harga.
2. Produk Domestik Regional Netto PDRN atas Dasar Harga Pasar PDRN dapat diperoleh dengan cara mengurangi PDRB dengan penyusutan.
Penyusutan yang dimaksud adalah nilai susut aus atau pengurangan nilai barang-barang modal mesin-mesin, peralatan, kenderaan dan lain-lainnya karena
barang modal tersebut dipakai dalam proses produksi. Jika Nilai susut barang- barang modal dari seluruh sektor ekonomi dijumlahkan, hasilnya merupakan
penyusutan keseluruhan. 3. Produk Domestik Regional Netto PDRN atas Dasar Biaya Faktor
Perbedaan antara konsep biaya faktor dengan konsep harga pasar ialah karena adanya pajak tidak langsung yang dipungut pemerintah dan subsidi yang
diberikan oleh pemerintah kepada unit-unit produksi. Pajak tidak langsung ini meliputi pajak penjualan, bea ekspor dan impor, cukai dan lain-lain pajak, kecuali
pajak pendapatan dan pajak perseorangan.
Universitas Sumatera Utara
Pajak tidak langsung dari unit-unit produksi dibebankan kepada biaya produksi atau pada pembeli hingga langsung berakibat kepada kenaikan harga barang.
Berlawanan dengan pajak tidak langsung yang berakibat kenaikan harga barang, ialah subsidi yang diberikan pemerintah kepada unit-unit produksi, yang bisa
mengakibatkan penurunan harga. Jadi pajak tidak langsung dan subsidi mempunyai pengaruh terhadap harga barang-barang, hanya yang satu
berpengaruh menaikkan sedang yang lain menurunkan harga, sehingga jika pajak tidak langsung dikurangi subsidi akan diperoleh pajak tidak langsung netto, maka
hasilnya adalah produk domestik regional netto atas dasar biaya faktor. Dari konsep-konsep yang diterangkan diatas dapat diketahui bahwa Produk
Domestik Regional Netto atas dasar biaya faktor tersebut sebenarnya merupakan jumlah balas jasa faktor-faktor produksi yang ikut serta dalam proses produksi di
suatu daerah. Produk Domestik Regional Bruto atas dasar biaya faktor, merupakan jumlah dari pendapatan yang berupa upah dan gaji, bunga, sewa tanah dan
keuntungan yang timbul atau merupakan pendapatan yang berasal dari daerah tersebut, akan tetapi pendapatan yang dihasilkan tadi, tidak seluruhnya menjadi
pendapatan penduduk daerah tersebut, sebab ada sebagian pendapatan yang diterima oleh penduduk daerah lain, misalnya suatu perusahaan yang modalnya dimiliki oleh
orang luar, tetapi perusahaan tersebut beroperasi di daerah tersebut, maka dengan sendirinya keuntungan perusahaan itu sebagian akan menjadi milik orang luar yaitu
milik orang yang memiliki modal.
Universitas Sumatera Utara
Jika PDRN atas dasar biaya faktor dikurangi dengan pendapatan yang mengalir ke luar dan ditambah dengan pendapatan yang mengalir ke dalam, maka
hasilnya akan merupakan PDRN yaitu merupakan jumlah pendapatan yang benar- benar diterima oleh seluruh yang tinggal di daerah yang dimaksud. PDRN inilah yang
merupakan pendapatan regional.
2.4 Perencanaan Pembangunan Wilayah