I.2. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas maka dapat dikemukakan perumusan masalah dalam penelitian ini, yaitu:
“Sejauhmana Pengaruh Program Indonesia Mencari Bakat 2 di Trans TV terhadap Motivasi Pengembangan Diri Siswa SMP St.Thomas 1 Medan?”
I.3. Pembatasan Masalah
Untuk menghindari ruang lingkup penelitian yang terlalu luas sehingga dapat mengaburkan penelitian, maka peneliti melakukan pembatasan masalah.
Adapun pembatasan masalah yang akan diteliti adalah : 1.
Penelitian ini bersifat korelasional, yaitu bersifat mencari atau menjelaskan hubungan dan menguji hipotesis.
2. Objek penelitian ini adalah Siswa Kelas VII, VIII, dan IX SMP St.Thomas
1 Medan yang berjumlah 1208 orang dan program acara “Indonesia Mencari Bakat 2” di Trans TV yang tayang setiap hari Sabtu dan Minggu
pada pukul 19.00 WIB. 3.
Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Januari- Februari 2011.
I.4. Tujuan dan Manfaat Penelitian I.4.1 Tujuan Penelitian
Setiap penelitian sudah pasti mempunyai tujuan yang ingin dicapai. Dalam hal ini tujuan yang ingin dicapai peneliti adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui gambaran tentang program acara “Indonesia Mencari
Bakat 2” di Trans TV. 2.
Untuk mengetahui tanggapan siswa SMP St.Thomas 1 Medan terhadap program acara “Indonesia Mencari Bakat 2” di Trans TV.
3. Untuk mengetahui sejauhmana program acara “Indonesia Mencari Bakat
2” di Trans TV dapat memotivasi siswa SMP St.Thomas 1 Medan dalam mengembangkan dirinya.
I.4.2 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian adalah sebagai berikut: 1.
Secara teoritis, sebagai wadah untuk menerapkan ilmu yang diterima penulis selama menjadi mahasiswa Ilmu Komunikasi FISIP USU, serta
menambah cakrawala pengetahuan dan wawasan penulis terhadap dunia penyiaran.
2. Secara akademik, penelitian ini dapat disumbangkan kepada FISIP USU
khususnya Departemen Ilmu Komunikasi dalam rangka memperkaya bahan penelitian dan sumber bacaan.
3. Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan bagi
Trans TV dan pihak-pihak yang menaruh perhatian terhadap masalah program acara televisi.
I.5. Kerangka Teori
Setiap penelitian memerlukan kejelasan titik tolak atau landasan berpikir dalam memecahkan atau menyoroti masalahnya. Untuk itu, perlu disusun
kerangka teori yang memuat pokok-pokok pikiran yang menggambarkan dari sudut mana masalah penelitian akan disoroti Nawawi, 1995: 39. Kerlinger
menyebutkan teori adalah himpunan konstruk konsep, definisi, dan proposisi yang mengemukakan pandangan sistematis tentang gejala dengan menjabarkan
relasi di antara variabel, untuk menjelaskan dan meramalkan gejala tersebut Rakhmat, 2004: 6. Teori- teori yang digunakan adalah Komunikasi Massa,
Perkembangan Teknologi Komunikasi, Media Massa, Televisi, Motivasi, Pengembangan Diri, dan Teori S-O-R.
I.5.1 Komunikasi Massa
Komunikasi merupakan bagian penting yang tidak dapat dipisahkan dari sejarah perkembangan manusia. Oleh karena itu, ilmu komunikasi saat ini
berkembang pesat. Salah satu bentuk dari ilmu komunikasi yang sedang berkembang pesat adalah komunikasi massa. Komunikasi massa lahir bersamaan
dengan mulai digunakannya alat- alat mekanik, yang mampu melipatgandakan pesan-pesan komunikasi. Melalui komunikasi massa, pesan komunikasi dapat
disampaikan kepada banyak orang ditempat yang berbeda-beda dan pada waktu yang bersamaan. Dalam buku Ardianto 2004: 7, Rakhmat merangkum definisi-
definisi komunikasi massa, komunikasi massa diartikan sebagai jenis komunikasi yang ditujukan kepada sejumlah khalayak tersebar, heterogen, anonim, melalui
media cetak maupun elektronik sebagai pesan yang sama yang dapat diterima
secara serentak dan sesaat. Pada dasarnya, komunikasi massa adalah komunikasi melalui media massa media cetak dan elektronik. Ada beberapa bentuk
komunikasi massa antara lain: televisi, radio, majalah, Koran, buku, dan film Nuruddin, 2003: 2
Menurut McQuail 1994: 33, komunikasi massa juga dapat dikenali dari karakteristik yang dimiliki, yaitu:
1. Sumber komunikasi massa bukanlah satu orang melainkan organisasi formal,
dan pengiriman seringkali merupakan komunikator atau orang yang professional.
2. Pesannya tidak unik dan beraneka ragam serta dapat diperkirakan. Pesan
tersebut seringkali diproses, distandarisasi, dan selalu diperbanyak sehingga merupakan suatu produk yang mengandung nilai kegunaan.
3. Hubungan antara pengirim dan penerima pesan biasanya bersifat satu arah dan
jarang bersifat interaktif, impersonal, dan pengirim biasanya tidak bertanggung jawab atas konsekuensi yang terjadi pada para individu dan pesan
yang diperjualbelikan dengan uang atau ditukar dengan perhatian tertentu.
Menurut Steven M. Caffe, efek media massa dapat dilihat dari 3 pendekatan. Pendekatan yang pertama adalah efek dari media massa yang
berkaitan dengan pesan atau media itu sendiri. Pendekatan yang kedua adalah dengan melihat jenis perubahan yang terjadi pada diri khalayak komunikasi massa
yang berupa perubahan sikap perasaan dan perilaku atau dengan istilah lain dikenal sebagai perubahan Kognitif, Afektif, dan Behavioral. Pendekatan yang
ketiga adalah observasi pada khalayak individu, kelompok, organisasi, masyarakat, atau bangsa yang dikenai efek komunikasi massa. Ardianto, 2004:
39.
I.5.2 Perkembangan Teknologi Komunikasi
Perkembangan teknologi elektronik mendorong semakin berkembangnya teknologi komunikasi. Kemajuan teknologi dibidang komunikasi dan informasi
berkembang luar biasa dengan banyaknya penemuan- penemuan baru. Diawali dengan transistor, kemudian berkembang ke microchip, sistem satelit dan lain-
lain, telah membuat jarak dunia ini bukan lagi merupakan suatu halangan. Menurut Rachmadi 1988: 18, laju perkembangan teknologi komunikasi
telah memperlancar arus informasi dari dan keseluruh penjuru dunia. Kemajuan teknologi dibidang komunikasi telah meningkatkan mobilitas sosial,
mempermudah orang untuk saling berhubungan. Dengan kemajuan teknologi komunikasi manusia mampu mengatasi jarak tempat dan waktu, dunia seolah-
olah menjadi sempit, sehingga sering disebut dunia sebagai “a global village”. “Teknologi” antara lain dapat diartikan sebagai penerapan ilmu
pengetahuan dalam suatu bidang. “Teknologi Komunikasi” adalah suatu penerapan ilmu pengetahuan untuk memecahkan masalah- masalah yang
berkaitan dengan komunikasi. “Komunikasi” adalah upaya untuk menciptakan “kebersamaan dalam makna” commonness in meaning. Dengan demikian,
teknologi komunikasi merupakan penerapan ilmu pengetahuan guna melancarkan uapaya untuk mencapai kebersamaan dalam makna antar orang dalam masyarakat
Lubis, 1997: 42.
Everest M. Rogers, 1986 dalam Bungin, 2006: 111, mengatakan bahwa dalam hubungan komunikasi di masyarakat, dikenal empat era komunikasi, yaitu
era tulis, era media cetak, era media telekomunikasi, dan era media komunikasi interaktif. Dalam era terakhir, yakni era media komunikasi interaktif dikenal
media computer, videotext, teleconferencing, TV kabel, dan sebagainya. Berdasarkan penjelasan Rogers itulah, maka masyarakat percaya bahwa
perkembangan teknologi media berkembang dimulai dari era media tulis dan cetak.
I.5.3 Media Massa
Media massa adalah media komunikasi yang mampu menimbulkan keserempakan, dalam arti khalayak dalam jumlah yang relatif sangat banyak serta
memperhatikan pesan yang dikomunikasikan melalui media tersebut, misalnya surat kabar, radio, televisi siaran dan film teatrikal yang ditayangkan digedung
bioskop Kuswandi, 1996: 15. Media massa dibagi menjadi dua yakni media cetak dan elektronik. Media
massa cetak yaitu surat kabar, majalah dan lain- lain merupakan media komunikasi yang pertama kali muncul dan digunakan. Sebelum kemunculan
media elektronik, media cetak menjadi sarana masyarakat untuk mendapatkan informasi. Namun, setelah teknologi berkembang pesat, media cetak mulai
berkurang jumlah penggunanya karena mereka beralih ke media elektronik yang dirasa cukup memberi kemudahan. Media massa elektronik yaitu televisi sebagai
bagian dari media komunikasi saat ini sudah tidak bisa dihilangkan keberadaannya. Media ini sudah menjadi bagian dari kehidupan manusia terutama
dalam mengisi aktivitas kesehariannya. Bahkan bila dibandingkan dengan media cetak seperti surat kabar, majalah, maka media elektronik ini jauh lebih banyak
penggunanya. Beberapa alasan orang menggunakan media elektronik dalam hal ini televisi, karena media ini bisa memberikan informasi secara cepat, sifatnya
yang audio-visual memudahkan orang memahami informasi yang diberikan baik secara langsung di saat kejadian maupun mengerjakan aktivitas lain.
Kemudahannya inilah, maka pengguna media elektronik semakin banyak.
Media massa memiliki lima fungsi yakni, menyiarkan informasi yang dibutuhkan masyarakat, mendidik dengan menyajikan informasi- informasi yang
dapat menambah pengetahuan, menghibur dengan menyajikan tayangan yang dapat menghibur khalayak, dan membujuk atau mempersuasi khalayak unutk
melakukan suatu tindakan serta sebagai media advertising iklan. Kuswandi, 1996: 17.
Sementara itu, Robert K. Avery, 1980 dalam Wahyudi: 45 berpendapat bahwa, individu dalam menerima pesan- pesan dari media massa apakah itu
berbentuk berita, pendidikan, hiburan ataupun iklan akan memberikan reaksi terhadap pesan- pesan itu, berupa:
a. Selective Attention
, masing- masing individu hanya akan memilih program atau berita yang menarik minatnya.
b. Selective Perception
, individu akan menafsirkan sendiri pesan- pesan yang diterimanya melalui media massa.
c. Selective Retention
, individu hanya akan mengingat hal- hal yang ingin dia ingat.
I.5.4 Televisi
Istilah televisi sendiri baru dicetuskan pada tanggal 25 Agustus 1990 di kota Paris, yang saat itu di kota tersebut berlangsung pertemuan para ahli bidang
elektronika dari berbagai negara. Televisi adalah produk dari teknologi canggih, dan kemajuannya sendiri sangat tergantung dari kemajuan- kemajuan yang dicapai
dibidang teknologi, khususnya teknologi elektronika Wahyudi, 1986: 49. Kehadiran televisi di dunia merupakan perkembangan teknologi
khususnya teknologi elektronika sejak abad 19 dan berlanjut pada abad 20, dan nampaknya akan terus berlanjut pada abad- abad berikutnya, sehingga
perkembangan televisi juga akan ditentukan oleh perkembangan teknologi elektronika itu sendiri. Kehadiran televisi ini juga mampu mengubah peradaban
dunia. Di Indonesia televisi secara tidak formal disebut dengan TV. Televisi merupakan salah satu sumber informasi yang bersifat satu arah, linier
communication. Televisi selain dapat digunakan sebagai media edukasi, informasi
juga dapat berperan sebagai media entertainment bagi para pemirsanya. Peran televisi sebagai media massa adalah hal yang melekat, dan merupakan media
massa yang dapat dipublikasikan secara cepat. Sama juga seperti radio, pada awalnya untuk mendapatkan gelombang siaran, televisi juga membutuhkan antena
karena harus melakukan proses encoding dari gelombang yang ditransmisikan oleh stasiun televisi, awalnya untuk mencari siaran televisi juga dilakukan secara
manual layaknya frekuensi radio masih analog, kemudian mulai dikembangkan teknologi yang lebih digital maka tercipta remote dan untuk melakukan tuning
siaran televisi cukup dengan menekan tombol dari remote pada masa ini hanya stasiun televisi lokal dan nasional yang dapat dinikmati.
Hadirnya televisi mau tidak mau harus dapat diterima karena sudah merupakan suatu kebutuhan informasi bagi masyarakat agar kita tidak tertinggal
oleh kemajuan peradaban teknologi, sekaligus mengetahui perubahan-perubahan yang terjadi di belahan dunia lain. Dari semua media komunikasi yang ada,
televisilah yang paling berpengaruh dalam kehidupan manusia. Fungsi televisi hampir sama dengan media komunikasi lainnya surat
kabar, dan radio siaran, yakni sebagai alat informasi, mendidik, menghibur dan membujuk. Media televisi memiliki berbagai karakteristik yang membedakannya
serta mempunyai kelebihan dibandingkan dengan media massa lainnya, yaitu: •
Audiovisual •
Berpikir dalam gambar •
Pengoperasian yang lebih kompleks
I.5.5 Motivasi
Motivasi adalah sebuah alasan atau dorongan seseorang untuk bertindak. Orang yang tidak mau bertindak sering kali disebut tidak memiliki motivasi.
Alasan atau dorongan itu bisa datang dari luar maupun dari dalam diri. Sebenarnya pada dasarnya semua motivasi itu datang dari dalam diri, faktor luar
hanyalah pemicu munculnya motivasi tersebut. Motivasi dari luar adalah motivasi yang pemicunya datang dari luar diri kita. Sementara motivasi dari dalam ialah
motivasinya muncul dari inisiatif diri kita. Siagian, 1995: 41
Atas dasar sumber dan proses perkembangan, terjadi penggunaan berbagai macam istilah yang sering dipertukarkan. Untuk keperluan studi psikologis telah
diadakan penertiban dengan diadakan penggolongannya, antara lain sebagai
berikut ini. Siagian: 1995: 43
1. Motif primer motivasi dasar Menunjukkan kepada motif yang tidak dipelajari yang untuk ini sering
juga digunakan istilah dorongan. Golongan motif ini pun dibedakan lagi ke dalam: a
Dorongan fisilogis yang bersumber pada kebutuhan organis yang mencakup antara lain lapar, haus, pernapasan, seks, kegiatan, dan
istirahat. Untuk menjamin kelangsungan hidup organis diperlukan pemenuhan kebutuhan – kebutuhan tersebut sehingga mencapai
keadaan fisik yang seimbang.
b Dorongan umum dan motif darurat, termasuk didalamnya dorongan takut, kasih sayang, kegiatan, kekaguman, dan ingin tahu,dalam
hubungannya dengan rangsangan dari luar, termasuk dalam golongan melarikan diri, menyerang, berusaha dan mengejar untuk
menyelamatkan dirinya.
2. Motif sekunder Menunjukkan kepada motif yang berkembang dalam diri individu karena
pengalaman, dan dipelajari kedalam golongan sebagai berikut :
a Takut yang dipelajari learned fears b Motif social ingin diterima, ingin dihargai, konformitas, afiliasi dll
c Motif – motif obyektif eksplorasi, manipulasi, dan minat d Maksud purpose dan aspirasi
e Motif berprestasi achievement motive Dari pengertian serta penggolongan, motivasi tersebut, motivasi jika
dihubungkan dengan proses pengembangan diri seseorang berarti segala alasan dan pendorong dalam diri manusia yang menyebabkan seseorang tersebut
mengembangkan dirinya sehingga bisa lebih baik dari sebelumnya.
I.5.6 Pengembangan Diri
Menurut Kartono 1995: 39, definisi dari pengembangan diri adalah “Individu-individu yang mengembangkan pengetahuan, keterampilan dan
kemampuan-kemampuan mereka melalui usaha-usaha yang diarahkan oleh diri mereka sendiri”. Dari definisi itu jelas bahwa cara pendekatan tersebut
merefleksikan prinsip-prinsip keikutsertaan dan kemandirian. Cara pendekatan pengembangan diri secara implisit memasukkan ciri penting otonomi belajar yang
terkandung dalam penciptaan kemandirian, tanggung jawab, dan keberanian mengambil resiko.
Beberapa Metode Pengembangan Diri
Selain metode-metode formal seperti misalnya kursus-kursus dan program-program pelatihan, ada berbagai macam metode yang dapat digunakan
dan diatur oleh individu itu sendiri. Metode yang paling umum digunakan adalah : Dariyo, 2004: 59
• Observasi
Seseorang dapat memulai belajar banyak hanya dari mengamati perilaku orang lain. Sebagai contoh adalah seorang siswa SMP yang mengamati
kemampuan seseorang melalui tayangan di televisi. Pengamatan ini sangat membantu proses pengembangan diri siswa tersebut.
• Refleksi
Metode ini mengacu pada memikirkan dan menganalisis hasil observasi. Ini juga mencakup refleksi pada prilaku, kinerja dan alasan-alasan utama dari
individu itu sendiri. Ini merupakan aspek penting pengembangan diri.
• Bacaan Penuntun
Membaca buku-buku teks, jurnal-jurnal, dan artikel-artikel merupakan cara yang mudah untuk meningkatkan pengetahuan. Meminta saran dari orang
yang lebih berpengalaman akan sangat bermanfaat dalam proses pengembangan diri.
• Mencari Umpan Balik
Mencari umpan balik merupakan hal yang penting dalam proses belajar dan pengembangan diri, khususnya dalam pengembangan keterampilan walaupun
metode ini sedikit lebih beresiko. Umpan balik juga dapat digunakan untuk memonitor kemajuan individu. Satu hal yang penting dalam metode ini adalah
memilih target-target umpan balik dengan hati-hati.
• Mencari Tantangan
Jika individu tidak yakin dengan kemampuannya, biasanya dia akan menghindari aktivitas tersebut. Tetapi hal ini tidak bisa dibiarkan terus kalau
individu itu tidak ingin pengembangan dirinya terhambat. Untuk itu diperlukan usaha-usaha lain untuk lebih sering ikut terlibat dalam aktivitas tersebut. Jika
didukung dengan persiapan, misalnya melalui bacaan penuntun, dan dengan analisis kinerja, metode ini akan menjadi metode yang paling pas untuk
pengembangan diri, misalnya memberikan presentasi serta berani tampil di depan umum.
• Paket-paket Siap Pakai
Saat ini sudah banyak dijual paket-paket belajar otodidak siap pakai yang dapat digunakan untuk meningkatkan pengembangan diri. Kesadaran dan
kemauan dari dalam diri sendiri sangat dibutuhkan dalam memakai metode ini.
Oleh karena itu, pengembangan diri menuntut seseorang untuk lebih belajar sendiri, mencari secara mandiri tentang kualitas diri yang bisa diandalkan,
terutama dalam dunia kerja dan memasuki kehidupan nyata. Pengembangan diri
dapat dilakukan melalui pengembangan bakat, perwujudan impian-impian, peningkatan rasa percaya diri, komunikasi yang baik dengan lingkungan, mencoba
menjadi kuat dalam menghadapi percobaan, peka terhadap diri sendiri dan peka terhadap orang lain.
I.5.7 Teori S-O-R
Teori S-O-R merupakan singkatan dari Stimulus- Organism- Response yang semula berasal dari psikologi. Menurut stimulus response ini, efek yang
ditimbulkan adalah reaksi yang bersifat khusus terhadap stimulus khusus, sehingga seseorang dapat mengharapkan dan memperkirakan kesesuaian antara
pesan dan reaksi komunikan Effendy, 2005: 254. Jadi, unsur-unsur dalam model ini adalah:
a. Pesan stimulus
b. Komunikan organism
c. Efek response
Prof. Dr. Mar’at dalam Effendy, 2005: 255 dalam bukunya “Sikap Manusia, Perubahan serta Pengukurannya”, mengutip pendapat Hovland, Janis
dan Kelley yang menyatakan bahwa dalam menelaah sikap yang baru ada tiga variable penting, yaitu: perhatian, pemgertian, dan penerimaan.
Berdasarkan uraian diatas, maka proses komunikasi dalam teori S-O-R ini dapat digambarkan sebagai berikut:
Stimulus
Gambar 1. Teori S-O-R
Sumber : Effendy, 2005 : 255
I.6. Kerangka Konsep
Kerangka sebagai hasil pemikiran yang rasional merupakan uraian yang bersifat kritis dan memperkirakan kemungkinan hasil penelitian yang dicapai dan
dapat mengantarkan pada perumusan hipotesa Nawawi, 1995: 40. Konsep adalah penggambaran secara tepat fenomena yang hendak diteliti yakni istilah dan
definisi yang digunakan untuk menggambarkan secara abstrak kejadian, keadaan, kelompok, atau individu yang menjadi pusat perhatian ilmu sosial Singarimbun,
1995: 57. Jadi kerangka konsep adalah hasil pemikiran yang rasional dalam menguraikan rumusan hipotesis yang merupakan jawaban sementara dari masalah
yang diuji kebenarannya. Agar konsep-konsep dapat diteliti secara empiris, maka harus dioperasionalkan dengan mengubahnya menjadi variabel.
Organism: •
Perhatian •
Pengertian •
Penerimaan
Response
Variabel-variabel yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Variabel Bebas X
Variabel bebas adalah sejumlah gejala atau faktor atau unsur yang menentukan atau mempengaruhi ada atau munculnya gejala atau faktor
atau unsur lain Nawawi,1995: 56. Variabel bebas dalam penelitian ini
adalah Program acara Indonesia Mencari Bakat 2 di Trans TV.
2. Variabel Terikat Y Variabel terikat adalah suatu variabel yang merupakan akibat atau
yang dipengaruhi oleh variabel yang mendahuluinya Rakhmat, 2004:12. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah Motivasi Pengembangan Diri
siswa SMP St.Thomas 1 Medan.
3. Karakteristik Responden Karakteristik responden menjelaskan tentang, jenis kelamin, kelas,
dan suku dari responden.
Variabel Bebas X
Program Indonesia Mencari Bakat 2 di Trans TV
Variabel Terikat Y
Motivasi Pengembangan Diri Siswa SMP St.Thomas 1 Medan
Karakteristik Responden
I.7. Model Teoritis