3. Kegiatan Tambahan a. Produksi kacamata
Memproduksi kacamata dengan mutu yang dapat dipertanggungjawabkan dan harga yang terjangkau oleh semua golongan masyarakat, khususnya golongan
masyarakat berpenghasilan rendah. b. Produksi obat tetes mata lokal
Memproduksi obat tetes mata lokal untuk keperluan UPT KIM dengan mutu yang dapat dipertanggungjawabkan dan harga terjangkau oleh semua golongan
masyarakat, khususnya masyarakat berpenghasilan rendah.
2.4. Rujukan
Salah satu bentuk pelaksanaan dan pengembangan upaya kesehatan dalam Sistem kesehatan Nasional SKN adalah rujukan upaya kesehatan. Untuk
mendapatkan mutu pelayanan yang lebih terjamin, berhasil guna efektif dan berdaya guna efesien, perlu adanya jenjang pembagian tugas diantara unit-unit pelayanan
kesehatan melalui suatu tatanan sistem rujukan Trisnantoro, 2005. Rujukan adalah suatu sistem penyelenggaraan pelayanan yang
melaksanakan pelimpahan wewenang atau tanggung jawab timbal balik, terhadap suatu kasus penyakit atau masalah kesehatan, secara vertikal dalam arti dari unit
yang terkecil atau berkemampuan kurang kepada unit yang lebih mampu atau secara horisontal atau secara horizontal dalam arti antar unit-unit yang setingkat
kemampuannya.
Universitas Sumatera Utara
Rujukan secara konseptual terdiri dari 2 jenis yaitu: 1. Rujukan upaya kesehatan perorangan yang pada dasarnya menyangkut masalah
medik perorangan yang antara lain meliputi: a. Rujukan kasus untuk keperluan diagnostik, pengobatan, tindakan operasional
dan lain-lain. b. Rujukan bahan spesimen untuk pemeriksaan laboratorium klinik yang lebih
lengkap. c. Rujukan ilmu pengetahuan antara lain dengan mendatangkan atau mengirim
tenaga yang lebih kompeten atau ahli untuk melakukan tindakan, memberi pelayanan, ahli pengetahuan dan teknologi dalam meningkatkan kualitas
pelayanan. 2. Rujukan upaya kesehatan masyarakat pada dasarnya menyangkut masalah
kesehatan masyarakat yang meluas meliputi: a. Rujukan sarana berupa antara lain bantuan laboratorium dan teknologi
kesehatan. b. Rujukan tenaga dalam bentuk antara lain dukungan tenaga ahli untuk
penyidikan sebab dan asal usul penyakit atau kejadian luar biasa suatu penyakit serta penanggulangannya pada bencana alam, gangguan kamtibmas,
dan lain-lain. c. Rujukan operasional berupa antara lain bantuan obat, vaksin, pangan pada saat
terjadi bencana, pemeriksaan bahan spesimen bila terjadi keracunan masal, pemeriksaan air minum penduduk, dan sebagainya.
Universitas Sumatera Utara
Jalur rujukan terdiri dari dua jalur, yakni: 1. Rujukan upaya kesehatan perorangan
a. Antara masyarakat dengan puskesmas b. Antara puskesmas pembantu atau bidan di desa dengan puskesmas
c. Intern petugas puskesmas atau puskesmas rawat inap d. Antar puskesmas atau puskesmas dengan rumah sakit atau fasilitas pelayanan
lainnya. 2. Rujukan upaya kesehatan masyarakat yaitu:
a. Dari puskesmas ke dinas kesehatan kabupaten atau kota b. Dari puskesmas ke instansi lain yang lebih kompeten baik intrasektoral
maupun lintas sektoral c. Bila rujukan di tingkat kabupaten atau kota masih belum mampu
menanggulangi, bisa diteruskan ke provinsi atau pusat Trihono, 2005. Berdasarkan tingkat pelayanan kesehatan maka jenjang pelayanan kesehatan
dibedakan atas lima, yaitu: 1. Tingkat rumah tangga
Pelayanan kesehatan oleh individu atau oleh keluarga sendiri. 2. Tingkat masyarakat
Kegiatan swadaya masyarakat dalam menolong mereka sendiri, misalnya: posyandu, polindes, POD, saka bakti husada, dan lain-lain.
Universitas Sumatera Utara
3. Fasilitas pelayanan tingkat pertama Upaya kesehatan tingkat pertama yang dilakukan puskesmas dan unit fungsional
di bawahnya, praktek dokter swasta, bidan swasta, dokter keluarga dan lain-lain. 4. Fasilitas pelayanan tingkat kedua
Upaya kesehatan tingkat kedua rujukan spesial oleh balai: balai pengobatan penyakit paru BP4, balai kesehatan mata masyarakat BKMM, balai kesehatan
kerja masyarakat BKKM, balai kesehatan olah raga masyarakat BKOM, sentra pengembangan dan penerapan pengobatan tradisional SP3T, rumah sakit
kabupaten atau kota, rumah sakit swasta, klinik swasta, dinas kesehatan kabupaten atau kota, dan lain-lain.
5. Fasilitas pelayanan tingkat ketiga Upaya kesehatan tingkat ketiga rujukan spesialis lanjutan atau konsultan oleh
rumah sakit provinsi atau pusat atau pendidikan, dinas kesehatan provinsi dan departemen kesehatan.
Syarat rujukan adalah sebagai berikut: 1. Rujukan harus dibuat oleh orang yang mempunyai kompetensi dan wewenang
untuk merujuk, mengetahui kompetensi sasarantujuan rujukan dan mengetahui kondisi serta kebutuhan objek yang dirujuk.
2. Rujukan dan rujukan balik mengacu pada standar rujukan pelayanan medis Daerah
3. Agar rujukan dapat diselenggarakan tepat dan memadai, maka suatu rujukan hendaknya memenuhi syarat-syarat sebagai berikut :
Universitas Sumatera Utara
a. Adanya unit yang mempunyai tanggungjawab dalam rujukan, baik yang merujuk atau yang menerima rujukan.
b. Adanya Tenaga kesehatan yang kompeten dan mempunyai kewenangan melaksanakan pelayanan medis dan rujukan medis yang dibutuhkan.
c. Adanya pencatatankartudokumen tertentu berupa : 1 Formulir rujukan dan rujukan balik sesuai contoh.
2 Kartu Jamkesmas, Jamkesda dan kartu Asuransi lain. 3 Pencatatan dan dokumen hasil pemeriksaan penunjang
d. Adanya pengertian timbal balik antara pengirim dan penerima rujukan. e. Adanya pengertian petugas tentang sistem rujukan.
f. Rujukan dapat bersifat horizontal dan vertikal, dengan prinsip mengirim ke arah fasilitas pelayanan kesehatan yang lebih mampu dan lengkap.
4. Untuk menjamin keadaan umum pasien agar tetap dalam kondisi stabil selama perjalanan menuju ke tempat rujukan, maka :
a. sarana transportasi yang digunakan harus dilengkapi alat resusitasi, cairan infus, oksigen dan dapat menjamin pasien sampai ke tempat rujukan tepat
waktu; b. pasien didampingi oleh tenaga kesehatan yang mahir tindakan kegawat
daruratan; c. sarana transportasipetugas kesehatan pendamping memiliki sistem
komunikasi;
Universitas Sumatera Utara
5. Rujukan pasienspecimen ke fasilitas pelayanan kesehatan yang lebih tinggi dan atau lengkap hanya dapat dilakukan apabila :
a. berdasarkan hasil pemeriksaan medis, sudah terindikasi bahwa keadaan pasien tidak dapat diatasi;
b. pasien memerlukan pelayanan medis spesialis dan atau subspesialis yang tidak tersedia di fasilitas pelayanan semula;
c. pasien memerlukan pelayanan penunjang medis yang lebih lengkap yang tidak tersedia di fasilitas pelayanan semula;
d. pasien atau keluarganya menyadari bahwa rujukan dilaksanakan karena alasan medis;
e. rujukan dilaksanakan ke fasilitas pelayanan kesehatan terdekat yang diketahui mempunyai tenaga dan sarana yang dibutuhkan menurut kebutuhan medis atau
penunjang medis sesuai dengan rujukan kewilayahan; f. rujukan tanpa alasan medis dapat dilakukan apabila suatu rumah sakit
kelebihan pasien jumlah tempat tidur tidak mencukupi; g. rujukan sebagaimana dimaksud huruf f dirujuk ke rumah sakit yang setara atau
sesuai dengan jaringan pelayanannya; h. khusus untuk pasien Jamkesda dan pemegang Asuransi Kesehatan lainnya,
harus ada kejelasan tentang pembiayaan rujukan dan pembiayaan di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tujuan Rujukan
Universitas Sumatera Utara
i. khusus untuk pasien Jamkesda hanya dapat dirujuk ke rumah sakit yang setara yaitu ke PPK1 atau PPK 2 lainnya yang mengadakan kerjasama dengan Dinas
Kesehatan KabupatenKota; 6. Fasilitas Pelayanan Kesehatantenaga kesehatan dilarang merujuk dan
menentukan tujuan rujukan atas dasar kompensasiimbalan dari Fasilitas Pelayanan Kesehatan.
Adanya perbedaan dan persamaan klasifikasi, wilayah dan kemampuan tiap sarana kesehatan yang ada di Provinsi perlu disusun alur rujukan pasien secara
umum, kecuali bagi rujukan kasus kegawatdaruratan atau rujukan khusus. Ada beberapa aspek yang harus diperhatikan dalam alur rujukan yaitu:
1. Klasifikasi Fasilitas Kesehatan Rumah Sakit Umum Provinsi dengan klasifikasi B sebagai rujukan bagi Rumah
Sakit Umum KabupatenKota dengan klasifikasi C atau D atau sarana kesehatan lain, termasuk Rumah Sakit Angkatan Darat, Rumah Sakit Bhayangkara dan
Swasta di ProvinsiRumah Sakit Umum Daerah KabupatenKota kelas C yang telah mempunyai 4 spesialis dasar dapat menjadi tujuan rujukan dari Rumah Sakit
Umum Daerah Kabupaten Kota kelas D terdekat yang belum mempunyai spesialisasi yang dituju dan Puskesmas. Puskesmas sebagai tujuan rujukan utama
Puskesmas Pembantu, Polindes Poskesdes dan masyarakat di wilayahnya. 2. Lokasi Wilayah KabupatenKota
Berdasarkan hasil pemetaan wilayah rujukan masing-masing KabupatenKota, tujuan rujukan bisa berdasarkan lokasi geografis sarana pelayanan kesehatan yang
lebih mampu dan terdekat.
Universitas Sumatera Utara
3. Koordinasi unsur-unsur pelaksana Teknis Unsur-unsur pelaksana teknis rujukan lain sebagai sarana tujuan rujukan yang
dapat dikoordinasikan di tingkat, antara lain: Balai Laboratorium Kesehatan Masyarakat BLKM, Rumah Sakit Jiwa RS Jiwa, Balai Kesehatan Mata
Masyarakat BKMM, Kantor Kesehatan Pelabuhan KKP. Alur rujukan kasus kegawatdaruratan:
1. Dari Kader Dapat langsung merujuk ke:
a. Puskesmas pembantu b. Bidan di desa
c. Puskesmas rawat inap d. Rumah sakit swasta RS pemerintah
2. Dari Posyandu Dapat langsung merujuk ke:
a. Puskesmas pembantu b. Bidan di desa
Alur sistem rujukan regional 1. Pelayanan kesehatan rujukan menerapkan
Pelayanan berjenjang yang dimulai dari Puskesmas, kemudian kelas C, kelas D selanjutnya RS kelas B dan akhirnya ke RS kelas A.
2. Pelayanan kesehatan rujukan dapat berupa rujukan rawat jalan dan rawat inap yang diberikan berdasarkan indikasi medis dari dokter disertai surat rujukan,
Universitas Sumatera Utara
dilakukan atas pertimbangan tertentu atau kesepakatan antara rumah sakit dengan pasien atau keluarga pasien. yang telah ditetapkan Yang dimaksud dengan antar
region yang telah ditetapkan. Sedangkan yang dimaksud dengan region yang telah ditetapkan. Misalnya, RS A merujuk pasiennya ke RS B karena pertimbangan
waktu, jarak atau karena pertimbangan lainnya yang disepakati antara rumah sakit dengan pasien atau keluarga pasien.
Gambar 2.1. Bagan Alur Rujukan
Sumber: Petunjuk Teknis Sistem Rujukan Pelayanan kesehatan
Universitas Sumatera Utara
2.5 Landasan Teori