3. Analisis dokumen
Pengumpulan data melalui teknik ini dimaksudkan untuk melengkapi hasil data yang diperoleh melalui wawancara dan observasi. Dengan analisis
dokumen ini diharapkan data yang diperlukan menjadi benar-benar valid. Dokumen yang dapat dijadikan sumber antara lain foto, laporan penelitian,
buku-buku yang sesuai dengan penelitian, dan data tertulis lainnya.
3.5. Metode Analisis Data
Bogdan dan Biklen dalam Moleong 2013 menyatakan bahwa analisis data adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan
data, memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola, mensintesiskannya, mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang
dipelajari dan memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain. Metode analisis data dalam penelitian kualitatif jenis studi kasus ini adalah
metode deskriptif yaitu suatu metode penelitian secara teoritis, kemudian teori tersebut dianalisis sesuai dengan temuan di lapangan dan data yang diperoleh
melalui observasi dan wawancara. Dengan teknik analisa kualitatif, peneliti akan menjabarkan hasil penelitian dan melakukan pembahasan hanya dengan
menguraikannya dalam kalimat-kalimat. Adapun langkah-langkah analisis data pada studi kasus, yaitu:
Universitas Sumatera Utara
1. Mengorganisir informasi
2. Membaca keseluruhan informasi dan memberi kode
3. Membuat suatu uraian terperinci mengenai kasus dan konteksnya.
4. Peneliti menetapkan pola dan mencari hubungan antara beberapa kategori.
Universitas Sumatera Utara
BAB 4 HASIL PENELITIAN
4.1.
Gambaran Singkat Unit Pelayanan Teknis UPT Kesehatan Indra Masyarakat Propinsi Sumatera Utara
Pada awalnya UPT Kesehatan Indera Masyarakat UPT KIM Propinsi Sumatera Utara bernama pra Balai Kesehatan Mata Masyarakat BKMM yang
dibentuk pada tahun 1995 oleh Kanwil Depkes RI propinsi Sumatera Utara dengan dukungan pemerintah daerah serta LSM Helen Keller International HKI.
Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 442MenkesSKVI1999 menjadi Balai Kesehatan Mata Masyarakat BKMM Propinsi Sumatera Utara
menjadi Unit Pelaksana TeknisUPT kesehatan Mata Departemen Kesehatan RI yang berada di bawah dan bertanggungjawab langsung kepada Ditjen Binkesmas
Departemen Kesehatan. Berdasarkan UU Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintah Daerah yang
diikuti dengan Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 909MenkesSKVIII2001 tentang Pengalihan Kelembagaan beberapa Unit Pelaksana Teknis di lingkungan
Departemen Kesehatan menjadi perangkat daerah. Sesuai dengan Peraturan Daerah Perda Nomor 3 tahun 2001 dan diikuti dengan Peraturan Gubsu No. 061-
437.Ktahun 2002 tentang tugas, fungsi dan tata kerja Dinas Kesehatan serta organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis UPT di bidang kesehatan mata
Dinas Kesehatan Propinsi Sumatera Utara dan dipimpin oleh seorang kepala.
Universitas Sumatera Utara
Unit Pelayanan Teknis Badan Kesehatan Mata Masyarakat UPT BKMM berubah nama menjadi Unit Pelayanan Teknis Kesehatan Indera Masyarakat
berdasarkan Peraturan Gubernur Sumatera Utara Nomor 37 tahun 2010 pada tahun 2011. Unit Pelayanan Teknis Kesehatan Indera Masyarakat UPT KIM Propinsi
Sumatera Utara terletak di Jalan Kapten Sumarsono Nomor 1 Medan. Kepemilikan UPT KIM adalah Pemerintah Propinsi Sumatera Utara. UPT KIM
berada di atas tanah seluas 4.999 m
2
dan luas lantai bangunan 1610 m
2
. Wilayah kerja meliputi seluruh Propinsi Sumatera Utara yang terdiri dari 33
kabupatenkota atau sesuai dengan kewenangan dan kedudukan yang diberikan oleh organisasi induknya. Unit Pelaksana Teknis merupakan satuan organisasi
yang bersifat mandiri fungsional, yang melaksanakan tugas teknis operasional danatau tugas teknis penunjang dari organisasi induknya. Pelayanan kesehatan
indera strata dua yaitu upaya kesehatan tingkat lanjutan yang mendayagunakan ilmu pengetahuan dan teknologi kesehatan spesialistik di bidang kesehatan indera
penglihatan dan pendengaran. Visi UPT Kesehatan Indera Masyarakat UPT KIM Propinsi Sumatera
Utara yaitu sebagai pusat pelayanan dan rujukan kesehatan indera masyarakat di propinsi Sumatera Utara. Sedangkan misinya yaitu memberikan pelayanan prima
kesehatan indera masyarakat secara profesional, memberikan pelayanan bermutu, merata, efektif, dan efisien, meningkatkan kualitas sumber daya, memberikan KIE
kesehatan indera masyarakat.
Universitas Sumatera Utara
Tujuan umum dari UPT Kesehatan Indera Masyarakat UPT KIM Propinsi Sumatera Utara yaitu untuk meningkatkan pelayanan kesehatan indera penglihatan
dan pendengaran masyarakat yang optimal di propinsi Sumatera Utara. Sedangkan tujuan khususnya yaitu pelayanan kesehatan mata dalam gedung, pelayanan
kesehatan mata luar gedung, meningkatkan SDM tenaga kesehatan, meningkatkan kegiatan kemitraan, pelayanan kesehatan pendengaran.
Program yang dilaksanakan di UPT Kesehatan Indera Masyarakat UPT KIM Propinsi Sumatera Utara yaitu penanggulangan gangguan penglihatan dan
kebutaan PGPK, penanggulangan gangguan pendengaran dan ketulian PGPKT. Pelayanan yang diberikan pada penanggulangan gangguan penglihatan dan
kebutaan PGPK adalah klinik umum, klinik refraksi, klinik katarak, klinik glaukoma-vitreoretina, kamar bedah mata, oftalmologi komunitas. Sedangkan
pelayanan pada penanggulangan gangguan pendengaran dan ketulian PGPKT yaitu klinik THT, klinik audiologi, kamar bedah THT.
Sumber daya manusia di UPT Kesehatan Indera Masyarakat UPT KIM Propinsi Sumatera Utara yaitu tenaga kesehatan yang terbagi menjadi tenaga
medis dokter spesialis mata 2 orang, dokter spesialis THT 3 orang, dokter umum 22 orang. Tenaga keperawatan terdiri dari S1 keperawatan 1 orang, D3
keperawatan 21 orang, perawat 5 orang, D-3 kebidanan 2 orang, bidan 4 orang, dan perawat gigi 1 orang. Tenaga kefarmasian apoteker 5 orang, asisten apoteker
8 orang. Sarjana kesehatan masyarakat S2 kesehatan masyarakat 1 orang, S1
Universitas Sumatera Utara
kesehatan masyarakat 8 orang. Tenaga gizi sebanyak 1 orang. Tenaga keterapian fisik sebanyak 2 orang. Tenaga keteknisian medis D2 refraksionis optisien 3
orang, D3 teknik elektromedik 2 orang, analis kesehatan 6 orang. Tenaga non kesehatan yaitu S1 ekonomi 2 orang, S1 hukum 1 orang, dan berpendidikan SMA
sebanyak 12 orang. Hasil yang dicapai dari pelaksanaan program kegiatan UPT Kesehatan
Indera Masyarakat UPT KIM Propinsi Sumatera Utara selama 3 tahun terakhir tahun 2011, tahun 2012, dan sampai September 2013 dapat dilihat pada tabel
berikut:
Tabel 4.1. Program Penanggulangan Gangguan Penglihatan dan Kebutaan di UPT Kesehatan Indera Masyarakat UPT KIM Propinsi Sumatera Utara
No Jenis Penyakit
2011 2012
2013 sd Sept
1 2
3 4
5 Katarak
Kelainan Refraksi Glaukoma
Kelainan Retina Lain-lain
1.611 610
139 28
1.260 2.638
495 227
60 1.728
1.256 214
112 30
1.991
Jumlah 3.648
5.148 3.603
Sumber: UPT KIM, 2013 Tabel 4.1. menunjukkan bahwa penanggulangan gangguan penglihatan
dan kebutaan selama 3 tahun terakhir di UPT Kesehatan Indera Masyarakat UPT KIM Propinsi Sumatera Utara yaitu tahun 2011 sebanyak 3.648 kasus,
tahun 2012 sebanyak 5.148 kasus, tahun 2013 sd September sebanyak 3.603
Universitas Sumatera Utara
kasus. Selama tiga tahun terakhir, jumlah kasus terbanyak yang ditanggulangi UPT KIM adalah penyakit katarak.
Tabel 4.2. Program Penanggulangan Gangguan Pendengaran dan Ketulian di UPT Kesehatan Indera Masyarakat UPT KIM Propinsi Sumatera Utara
No Jenis Penyakit
2011 2012
2013 sd Sept
1 2
3
4 5
6 OMSK Otitis Media Supuratif
Kronik Tuli Kongenital
NIHL Noise Induced Hearing Loss
Presbicusis Pemeriksaan Audiologi
Lain-lain 72
4 2
15 44
218 283
20 18
30 335
177 112
18 35
40 147
177
Jumlah 355
863 521
Sumber: UPT KIM, 2013 Tabel 4.2. menunjukkan bahwa penanggulangan gangguan pendengaran
dan ketulian selama 3 tahun terakhir di Unit Pelayanan Teknis Kesehatan Indera Masyarakat UPT KIM Propinsi Sumatera Utara yaitu tahun 2011 sebanyak 355
kasus, tahun 2012 sebanyak 863 kasus, sampai dengan bulan September tahun 2013 sebanyak 521 kasus. Jenis penyakit yang paling banyak ditanggulangi pada
gangguan pendengaran dan ketulian adalah OMSK Otitis Media Supuratif Kronik dan lain-lain.
Pengelolaan program kesehatan indera mata dan telinga bertujuan untuk meningkatkan kinerja pengelolaan program kesehatan indra penglihatan dan
pendengaran sesuai peran dan fungsinya dalam rangka penanggulangan gangguan
Universitas Sumatera Utara
penglihatan dan kebutaan untuk mencapai Vision 2020 “The Right To Sight” dan Penanggulangan Gangguan Pendengaran dan Ketulian Terpadu untuk mencapai
Sound Hearing 2030 “Better Hearing for All”.
4.2. Karakteristik Informan Tabel 4.3. Karakteristik Informan Penelitian