Kerangka Berpikir Iklim Komunikasi Organisasi Negatif

49 sumber potensi ini. asumsi ini mengarahkan secara langsung kepada ide hubungan manusia, dan pembuatan keputusan dari semua anggota organisasi. Muhammad, 2001 : 44-46

2.2 Kerangka Berpikir

Komunikasi merupakan aktivitas dasar manusia. Dengan berkomunikasi, manusia dapat saling berhubungan satu sama lain di dalam kehidupan sehari hari. Pentingnya komunikasi bagi manusia tidaklah dapat diabaikan begitu juga halnya bagi semua organisasi. Perkembangan aktivitas organisasi terpusat pada iklim komunikasi organisasi. Ini menjadi perhatian bagi pemimpin utuk meningkatkan kinerja perusahaan. Dalam iklim kerja dapat dilihat hubungan atasan dengan bawahan. Tujuan peneliti menggunakan karyawan Organisasi tersebut sebagai target penelitian untuk mengetahui lebih dalam bagaimana iklim organisasi PT. Jawa Pos. Peneliti ingin mengetahui apakah komunikasi tersampaikan atau terdapat miss komunikasi. apabila pesan tersampaikan akan terjadi komunikasi yang ideal dan sesuai antara komunikator dan komunikan, kalau tidak sesuai akan menyebabkan ketidakselarasan dan menimbulkan ketidakpahaman. Dalam meneliti, peneliti mengukur faktor-faktor yang mempengaruhi iklim komunikasi di organisasi tersebut untuk mengetahui secara keseluruhan bagaimana terjadinya komunikasi organisasi di PT. Jawa Pos tersebut. 50 Pada iklim komunikasi organisasi terdapat enam faktor yang berpengaruh yang bisa di jadikan acuan peneliti untuk mengukur bagaimana iklim komunikasi organisasi di PT. Jawa Pos yaitu : 1. Kepercayaan. Personel di semua tingkat harus berusaha keras untuk mengembangkan dan mempertahankan hubungan yang didalamnya kepercayaan, keyakinan, dan kredibilitas didukung oleh pernyataan dan tindakan. 2. Pembuatan keputusan bersama. Para karyawan di semua tingkat dalam organisasi harus diajak berkomunikasi dan berkonsultasi mengenai semua masalah dalam semua kebijakan perusahaan, yang relevan dengan kedudukan mereka. Para karyawan di semua tingkat harus diberi kesempatan berkomunikasi dan berkonsultasi dengan manajemen di atas mereka agar berperan serta dalam proses pembuatan keputusan dan penentuan tujuan. 3. Kejujuran. Suasana umum yang diliputi kejujuran dan keterusterangan harus mewarnai hubungan-hubungan dalam organisasi, dan para karyawan mampu mengatakan “apa yang ada dalam pikiran mereka” tanpa mengindahkan apakah mereka berbicara kepada teman sejawat, bawahan, atau atasan. 4. Keterbukaan dalam komunikasi ke bawah. Kecuali untuk informasi rahasia, anggota organisasi harus relative mudah memperoleh informasi yang berhubungan langsung dengan tugas mereka saat itu, yang mempengaruhi kemampuan mereka untuk mengkoordinasikan 51 pekerjaan mereka dengan orang-orang atau bagian- bagian lainnya, dan berhubungan luas dengan perusahaan, para pemimpin, dan rencana-rencana. 5. Mendengarkan dalam komunikasi ke atas. Personel di setiap tingkat dalam organisasi harus mendengarkan saran-saran atau laporan-laporan masalah yang dikemukakan personel di setiap tingkat bawahan dalam organisasi, secara berkesinambungan dan dengan pikiran terbuka. Informasi dari bawahan harus dipandang cukup penting untuk dilaksanakan kecuali ada petunjuk yang berlawanan. 6. Perhatian pada tujuan-tujuan berkinerja tinggi. Personel di semua tingkat dalam organisasi harus menunjukkan suatu komitmen terhadap tujuan- tujuan berkinerja tinggi-produktifitas tinggi, biaya rendah demikian pula menunjukkan perhatian besar pada anggota organisasi lainnya. Umpan balik dari komunikasi yang terjalin di PT. Jawa Pos, antara Direksi dan staf dalam penelitian ini dikategorikan menjadi positif dan negative. Pertanyaan yang dijawab responden dengan jawaban ‘ya’ mengarah pada iklim komunikasi yang positif, dan pertanyaan yang dijawab responden dengan jawaban ‘tidak’ mengarah pada iklim komunikasi yang negatif. Iklim komunikasi organisasi yang positif harus tercipta di setiap organisasi, terutama untuk organisasi seperti PT. Jawa Pos. Tetapi meskipun tergolong organisasi besar, PT. Jawa Pos tidak terlepas dari masalah-masalah yang dihadapi oleh Redaksional di PT. Jawa Pos ini diasumsikan karena iklim komunikasi yang dimiliki tidak sehat. Maka untuk memperjelas akar 52 permasalahan, penulis melakukan penelitian ini dengan tujuan untuk mendeskripsikan bagaimana sebenarnya iklim komunikasi yang terdapat di PT. Jawa Pos PT. Jawa Pos Bagian Redaksional Enam Faktor untuk Mengukur Iklim Organisasi : - Kepercayaan - Pengambilan keputusan partisipatif - Kejujuran - Keterbukaan dalam komunikasi kebawah - Mendengarkan dalam komunikasi ke atas - Perhatian pada tujuan berkinerja tinggi Iklim Komunikasi positif Iklim Komunikasi negatif Gambar : Kerangka Berpikir BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel