Iklim Komunikasi Landasan Teori

22 terpandang secara jelas dan berada dalam suatu posisi menyenangkan bagi pengamatan tertentu. Bentuk kedua perilaku yang terjadi ketika seseorang terlibat dalam komunikasi adalah menafsirkan pertunjukan pesan Redding, 1972 menurut Random House Dictionary, menafsirkan to interpret berarti menguraikan atau memahami sesuatu dengan suatu cara tertentu. Komunikasi dapat dibedakan dengan semua perilaku manusia dan organisasi lainnya karena ia melibatkan proses mental memahami orang, objek, dan peristiwa, yang kita sebut pertunjukan pesan. Satu satunya pesan yang penting dalam berkomunikasi adalah pesan yang berasal dari proses penafsiran. Pace Faules, 2005 : 27 – 28

2.1.2 Iklim Komunikasi

Istilah iklim disini merupakan kiasan metafora. Kiasan adalah bentuk ucapan yang didalamnya suatu istilah atau frase yang jelas artinya diterapkan pada situasi yang berbeda dengan tujuan menyatakan suatu kemiripan. Meskipun perbandingannya figurative, perbandingan tersebut memeberi informasi mengenai isi, struktur dan arti situasi baru tersebut. Seperti yang dinyatakan Sackmann 1989,” suatu kiasan dapat memberi gambaran yang gambling pada tingkat kognitif, emosional, perilaku, dan menyatakan suatu bagian tertentu pada tindakan tanpa menetapkan sebenarnya. Frase “iklim komunikasi organisasi” menggambarkan suatu kiasan bagi iklim fisik. Sama seperti cuaca membentuk iklim fisik untuk suatu kawasan, cara orang bereaksi terhadap aspek organisasi menciptakan suatu iklim komunikasi. 23 Iklim komunikasi, dipihak lain, merupakan gabungan dari persepsi persepsi suatu evolusi makro mengenai peristiwa komunikasi, perilaku manusia, respons pegawai terhadap pegawai lainnya, harapan harapan, konflik konflik antar pesona, dan kesempatan bagi pertumbuhan dalam organisasi tersebut. Iklim komunikasi berbeda dengan iklim organisasi dalam arti iklim komunikasi meliputi persepsi persepsi mengenai pesan dan peristiwa yang berhubungan dengan pesan yang terjadi dalam organisasi. Iklim komunikasi penting karena mengaitkan konteks organisasi dengna konsep konsep, perasaan perasaan perasaan dan harapan harapan anggota organisasi dan membantu menjelaskan perilaku anggota organisasi. Dengan mengetahui sesuatu tentang iklim suatu organisasi kita dapat memahami lebih baik apa yang mendorong anggota organisasi untuk bersikap dengan cara cara tertentu. Telah ditunjukkan bahwa iklim memiliki sifat sifat yang membuatnya tampak tumpang tindih dengan konsep budaya. Poole 1985 menjel;askan bahwa “secara keseluruhan, tampaknya iklim lebih merupakan sifat budaya dari pada merupakan suatu pengganti budaya. Sebagai suatu sistem kepercayaan yang digeneralisasikan, iklim berperan dalam keutuhan suatu budaya dan membimbing perkembangan budaya tersebut”. Kopelman, Brief, dan Guzzo 1989 cenderung setuju dengan pandangan mengenai hubungan antara iklim dan budaya tersebut ketika mereka menyatakan bahwa ”budaya oragnisasi menyediakan konteks tempat iklim organisasi menetap”. Jadi, suatu pemahaman mengenai iklim 24 komunikasi suatu organisasi dapat berbicara banyak kepada kita mengenai budaya organisasi tersebut. Beberapa ahli dalam komunikasi organisasi juga berpendapat bahwa konsep “iklim” merupakan salah satu “gagasan paling kaya dalam teori organisasi, secara umum, dan dalam komunikasi organisasi secara khusus” Falcione, Sussman, dan Herden, 1987,hlm.195. disebut “kaya” karena iklim telah mendapat perhatian besar dalam literature teoritis dan empiris, iklim juga seakan akan sederhana dan rumit pada saat yang sama, dan memiliki daya penjelas yang cakupannya luas. Poole 1985 menyatakan bahwa iklim muncul dari dan didukung oleh praktik praktik organisasi. Kopelman, Brief, dan Guzzo 1989 membuat hipotesis dan menyatakan bahwa iklim organisasi, yang meliputi iklim komunikasi, penting karena menjembatani praktik praktik pengelolaan sumber daya manusia dengan produktifitas. Mereka menerangkan bahwa “bila sebuah organisasi melaksanakan suatu rencana intensif keuangan baru atau berperan serta dalam pembuatan keputusan, mungkin muncul suatu perubahan dalam iklim organisasi. Perubahan iklim ini mengkin, pada gilirannya, mempengaruhi kinerja dan produktifitas” pegawai. Akan terlihat bahwa meskipun tidak semua konsekuensi praktik praktik perbaikan produktifitas mencerminkan perubahan dalam iklim, banyak yang demikian. Iklim secara umum dan iklim komunikasi khususnya, berlaku sebagai faktor faktor penengah antara unsure unsure sistem kerja dengna ukuran ukuran yang berbeda keefektifan organisasi seperti produktifitas, kualitas, kepuasan, dan vitalitas. Pace Faules, 2005 : 146 – 148 25

2.1.3 Komunikasi Organisasi.