Gingivitis Ulseratif Nekrosis Akut Disfungsi Neutrofil Disfungsi Limfosit T Mediator Inflamasi Dan Enzim Proteolitik

kecuali molar pertama atas dan insisivus bawah mempunyai ukuran yang kecil tetapi akar telah sempurna. Rasio perbandingan akar dan mahkota pada insisivus sentral dan lateral tergantung pada usia penderita. Diperkirakan morfologi gigi seperti akar yang pendek dapat mempengaruhi penyakit periodontal pada penderita sindroma Down, sehingga mempercepat terjadinya kehilangan gigi. 12,16

2.6.4 Komposisi Mikrobiologi Plak

Sakellari dkk melaporkan secara signifikan bakteri periopatologi pada sindroma Down seperti bakteri Porphyromonas gingivalis, Tannerella forsythesis, Actinobacillus actinomycetecomitans, dan Prevotella intermedia lebih tinggi pada penderita sindroma Down daripada orang normal. 17 Bakteri Porphyromonas gingivalis ditemuka n sejalan dengan meningkatnya usia. 16 Penemuan ini menunjukkan bahwa kolonisasi oleh bakteri periodontal patogen yang signifikan sering terjadi pada penderita sindroma Down. 3

2.6.5 Gingivitis Ulseratif Nekrosis Akut

Prevalensi GUNA pada sindroma Down lebih parah dari orang normal. 1 GUNA dapat mengakibatkan pembentukan poket gusi, yang menyebabkan stagnasi plak, dan dapat mendukung perkembangan setiap penyakit periodontal. 12 Selain faktor lokal, faktor sistemik juga berperan terhadap tingginya prevalensi periodontal pada sindroma Down, diantaranya adalah: Universitas Sumatera Utara

2.6.6 Disfungsi Neutrofil

Neutrofil adalah sel primer utama yang terlibat dalam pertahanan host terhadap infeksi bakteri. Jangka hidup neutrofil relatif pendek pada penderita sindroma Down yaitu sekitar 3,7 jam dibandingkan dengan 6,6 jam pada orang sehat sehingga mempengaruhi fungsi neutrofil. Neutrofil memiliki beberapa reseptor permukaan yang memungkinkan untuk mengikat dan memfagosit bakteri pada tempat infeksi. Dalam berbagai tahap penyakit periodontal, terdapat akumulasi neutrofil dalam jaringan ikat, dan sulkus gingiva. 16

2.6.7 Disfungsi Limfosit T

Kemampuan limfosit T perifer pada subjek dengan sindroma Down untuk mengenali dan merespon antigen yang spesifik berkurang. Selain itu, jumlah reseptor sel limfosit T pada penderita periodontitis pada subjek dengan sindroma Down lebih rendah daripada orang yang sehat. Hal ini menyebabkan tingginya infeksi dan menjadi salah satu faktor tingginya insidens penyakit periodontal. 16

2.6.8 Mediator Inflamasi Dan Enzim Proteolitik

Adanya peningkatan migrasi neutrofil ke dalam jaringan dapat mengeluarkan mediator inflamasi dan enzim proteolitik. Prostaglandin E2 dan matriks metalloproteinase merupakan mediator inflamasi yang berperan pada proses periodontitis pada penderita sindroma Down. Bakteri mempunyai peran secara tidak langsung dalam merangsang inflamasi sehingga menghasilkan mediator inflamasi seperti prostaglandin E2. Prostaglandin E2 akan merangsang dan memproduksi enzim Universitas Sumatera Utara yang akan merusak jaringan ikat gingiva serta memproduksi osteoklas yang meresorpsi tulang. 14 Tingkat rerata prostaglandin E2 PGE2 dalam cairan krevikular gingiva GCF pada sindroma Down secara signifikan lebih tinggi dibandingkan dengan orang yang sehat. Produksi matriks metalloproteinase secara signifikan lebih tinggi pada penderita sindroma Down daripada orang yang normal. Matriks metalloproteinase terdiri dari enzim proteolitik yang secara kolektif menurunkan matriks ekstra-selular dalam penyakit inflamasi kronis seperti periodontitis. 16

2.7 Kebutuhan Perawatan Periodontal