Penduduk di Kabupaten Aceh Utara mayoritas bersuku dan berkebudayaan adat dan istiadat Aceh. Upacara-upacara adat yang masih
terpelihara dilingkungan dan desa –desa ataupun gampong diantaranya seperti
khanduri molot kenduri untuk merayakan hari kelahiran Muhammad, Rasulullah saw., khanduri blang acara ritual ketika mau turun ke sawah dan ketika usia
tanaman padi sudah melewati dua bulan setelah padi di tanami. Menyangkut dengan seni budaya yang masih berkembang adalah rapai pemukulan
gendangbeduk sejenis alat musik rebana yang dibuat dari kulit lembu serta kerbau.
3. Kondisi Keberagamaan Masyarakat
Kabupaten Aceh Utara merupakan kabupaten yang penduduk mayoritas muslim dengan persentase 99 , serta didukung dengan pemberlakuan undang-undang syari`at
Islam sejak tahun 2003 serta mengacu kepada Undang-undang Republik Indonesia, nomor 11 tentang pemerintah Aceh pasal 125 bab XVIII Syariat Islam yang meliputi : 1
Syari`at Islam yang dilaksanakan di Aceh meliputi aqidah, syar`iyah dan akhlak, 2 syari`at Islam sebagaimana dimaksud pada ayat 1 meliputi ibadah, ahwal al-
syakhshiyah hukum keluarga, muamalah hukum perdata, jinayah hukum pidana, qadha` peradilan, tarbiyah pendidikan, dakwah, syiar, dan pembelaan Islam. Pasal 126
meliputi: 1 setiap pemeluk Islam di Aceh wajib menaati dan mengamalkan Islam, 2 setiap orang yang bertempat tinggal atau berada di Aceh wajib menghormati pelaksanaan
syari`at Islam. Pada pasal 127 meliputi: 1 pemerintah Aceh dan Pemerintah kabupatenkota atas pelaksanaan syari`at Islam, 2 pemerintah Aceh dan pemerintah
kabupatenkota, menjamin kebebasan, membina kerukunan, menghormati nilai-nilai agama yang dianut oleh umat beragama dan melindungi sesama umat beragama untuk
menjalankan ibadah sesuai dengan agama yang dianutnya, 3 pemerintah, pemerintah
Aceh dan pemerintah kabupatenkota mengalokasikan dana dan sumber daya lainnya untuk pelaksanaan syariat Islam, 4 pendirian tempat ibadah di Aceh harus mendapat izin
dari pemerintah Aceh danatau pemerintah kabupatenkota.
Agama sebagai suatu pandangan hidup berbanding lurus dengan pemahaman keagamaan dan kesadaran beragama masyarakat. Ketentuan agama
yang berlaku secara efektif dalam masyarakat tidak akan ada, jika informasi keagamaan tersebut tidak dikomunikasikan dengan baik kepada masyarakat.
Pengkomunikasian informasi keagamaan harus dirancang dengan pola yang lebih interaktif agar umpan balik dari masyarakat dapat di dapat dengan
baik, karena dengan usaha itulah kesadaran beragama masyarakat akan timbul. Tentu saja untuk mewujudkan kesadaran bergamama itu tidak hanya dengan
sosialisasi atau penyuluhan agama saja, melainkan juga harus dengan pengembangan sarana komunikasi ataupun infrastruktur informasi yang baik dan
dapat diakses dengan mudah dan murah oleh masyarakat.
Dari penjelasan diatas, pemerintah Aceh Utara memiliki keharusan untuk membela agama, membangun agama masyarakat dari dua unsur, baik unsur yang
berkaitan dengan pembangunan fisik atau pembangun agama yang bersifat nonfisik.
Tabel 4.1 Jumlah Pemeluk Masing – Masing Agama Menurut Kecamatan
Number of Each Religious Followers By Sub Distric – 2010
No Kecamatan
Islam Katholik
Protestan Hindu Budha
Total
1 2
3 4
Sawang Nisam
Nisam Antara Banda Baro
32.508 34.407
12.017 8.275
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
32.508 34.407
12.017 8.275