pendekatan secara mikro, baik dalam prosesnya secara vertikal maupun secara horizontal. Pendekatan secara makro menyangkut strategi komunikasi, sedangkan
secara mikro menyangkut operasi komunikasi.
40
a. Sistem Komunikasi makro vertikal
Dalam hubungannya dengan sistem komunikasi, secara makro vertikal sistem komunikasi di Indonesia dipengaruhi oleh sistem pemerintahan dan
penemuan-penemuan baru dalam bidang teknologi komunikasi yang mutakhir, terutama teknologi komunikasi media, seperti televisi, video, dan lain-lain.
Pengaruh sistem pemerintahan sangat besar terhadap sistem komunikasi. Hal ini telah dialami bangsa Indonesia selama tiga zaman utama,
yaitu dari zaman penjajahan, zaman Orde Lama dan Orde Baru. Pada zaman penjajahan, komunikasi secara makro antara penguasa Belanda maupun Jepang
kepada rakyat Indonesia tidak pernah terjadi secara langsung. Bahkan salah satu sikap represif pemerintah kolonial, yaitu dengan memberlakukan perundang-
undangan mengatur segala bentuk kebebasan, tidak terkecuali kebebasan pers, karya cetak, dan lain-lain.
41
Pada masa Orde Lama atau yang disebut dengan era demokrasi terpimpin sistem komunikasi di Indonesia mulai menujukkan wujudnya yang
mandiri dan mulai berlangsung secara piramidal dengan menggunakan media massa yang lebih luas, seperti film, radio dan televisi. Namun demikian, semua
40
Effendi, Ilmu, h. 39-48.
41
Krisna Harahap, Kebebasan Pers Di Indonesia dari Masa ke Masa Bandung: Grafitri, 2000, h. 113.
media diharuskan menjadi pedoman dan pembela serta alat penyebaran Manifesto Politik Manipol yang dijadikan haluan negara dan program pemerintah.
42
Pada masa Orde Baru, tampaknya sistem komunikasi yang dilakukan tetap saja seperti apa yang dilakukan penguasa Orde Lama. Media massa dikuasai
sepenuhnya oleh pemerintah yang dikoordinir sepenuhnya oleh Departemen Penerangan sebagai lembaga tertinggi pemerintah untuk bidang komunikasi.
Proses komunikasi berlangsung dari atas ke bawah top down tanpa ada umpan balik feed back. Bila diperhatikan lebih cermat, maka yang dilakukan lebih
berorientasi kepada pelanggengan rezim yang berkuasa, sehingga hegemonisasi media oleh rezim Orde Baru dan kapitalis kroninya dilakukan melalui berbagai
kontrol. Dari sistem komunikasi yang berlangsung pada masa Orde Baru,
sekurang-kurangnya terdapat lima kontrol yang dilakukan, rezim yang berkuasa saat itu. Adapun kontrol yang dimaksud adalah:
1. Kontrol preventif dan korektif terhadap kepemilikan institusi media, antara lain melalui pemberian SIT Surat Izin Terbit yang kemudian
diganti dengan SIUPP Surat Izin Usaha Penerbitan Pers secara selektif berdasarkan kriteria politik tertentu.
2. Kontrol terhadap individu dan kelompok pelaku profesional wartawan melalui mekanisme seleksi dan regulasi seperti keharusan menjadi
anggota PWI sebagai wadah tunggal, kewajiban untuk mengikuti P4 bagi pemimpin redaksi, dan kontrol berupa penunjukan individu-
42
Ibid., h. 130.
individu yang akan menduduki jabatan tertentu dalam media milik pemerintah.
3. Kontrol terhadap produk teks pemberitaan baik isi maupun isi pemberitaan melalui mekanisme.
4. Kontrol terhadap sumber daya, antara lain berupa monopoli kertas oleh penguasa.
5. Kontrol terhadap akses ke pers, berupa pencekalan tokoh-tokoh oposan tertentu untuk tidak ditampilkan dalam pemberitaan pers.
43
b. Sistem komunikasi secara mikro horizontal