43 Dapat dilihat bahwa pada kelompok 1 terjadi peningkatan yang signifikan
antara hasil tes awal dan tes akhirnya, dan pada kelompok 2 juga terjadi peningkatan yang signilikan sebelum dan sesudah perlakuan. Adapun nilai
perbedaan lebih besar terjadi pada kelompok 1 kelompok metode latihan drill.
3. Uji Perbedaan Persentase Peningkatan
Untuk mengetahui besaran persentase peningkatan pada kelompok 1 dan kelompok 2, dilakukan penghitungan pada masing-masing kelompok. Berikut
adalah tabelnya:
Tabel 4.8 Hasil Uji Perbedaan Persentase Peningkatan
Kelompok Mean Awal
Mean Akhir Peningkatan
Persentase
1 5,611
8,944 3,333
59,41 2
5,333 6,667
1,333 25,00
Kelompok 1 memiliki persentase peningkatan yang lebih besar dibandingkan dengan kelompok 2.
D. Pengujian Hipotesis 1.
Hipotesis I
Dari data yang diperoleh sebelum diberikan perlakuan, setelah dianalisis diperoleh nilai T antara tes awal pada kelompok 1 dan tes awal kelompok 2 =
0,305, sedangkan ttabel = 2,032, berarti tidak terdapat perbedaan yang signifikan, dengan demikian kelompok 1 dan kelompok 2 sebelum diberi perlakuan dalam
keadaan seimbang dan tidak ada perbedaan yang signifikan. Antara kelompok 1 dan kelompok 2 berangkat dari titik tolak yang sama, yang berarti apabila setelah
diberi perlakuan terdapat perbedaan, hal itu terjadi karena adanya perbedaan perlakuan yang diberikan.
Nilai t antara tes awal dan tes akhir pada kelompok 1 = 6,2791 sedangkan t
tabel
= 2,11, berarti hipotesis nol ditolak, dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil tes awal dan tes akhir pada
kelompok 1. Nilai t antara tes awal dan tes akhir pada kelompok 2 = 2,7113,
44 sedangkan t
tabel
= 2,11, berarti hipotesis nol ditolak, dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil tes awal dan
tes akhir pada kelompok 2. Dari hasil uji perbedaan yang dilakukan terhadap hasil tes akhir pada
kelompok 1 dan kelompok 2, diperoleh nilai t hitung = 2,797, sedangkan t
tabel
= 2,032. Berarti hipotesis nol ditolak, dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
setelah diberikan perlakuan yang berbeda, terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil tes akhir pada kelompok 1 dan kelompok 2. Karena sebelum diberi
perlakuan kedua kelompok berangkat dari titik tolak yang sama, maka dapat disimpulkan bahwa perbedaan signifikan yang terjadi pada hasil tes akhir,
disebabkan oleh pemberian perlakuan yang berbeda. Dengan demikian, hipotesis
yang menyatakan “Ada perbedaan pengaruh antara metode drill dan metode bermain terhadap smash kedeng permainan sepak
takraw pada
mahasiswa pembinaan
prestasi sepak
takraw Prodi
PENJASKESREK- PENKEPOR FKIP UNS” dapat diterima.
2. Hipotesis II
Kelompok 1 yang diberikan perlakuan latihan dengan menggunakan metode latihan drill memiliki peningkatan nilai ketepatan smash kedeng pada
permainan sepak takraw sebesar 3,333 atau mengalami peningkatan 59,41. Sedangkan pada kelompok 2 yang diberikan perlakuan latihan dengan metode
latihan berain memiliki peningkatan nilai ketepatan smash kedeng sebesar 1,333 atau mengalami peningkatan 25,00. Dengan demikian hipotesis yang
menyatakan bahwa “Metode drill memiliki pengaruh yang lebih baik dari metode bermain terhadap smash kedeng permainan sepak takraw pada mahasiswa
pembinaan prestasi sepak takraw Prodi PENJASKESREK-PENKEPOR FKIP UNS” dapat diterima.
Hal ini dikarenakan setiap metode latihan tentu memiliki pengaruh yang berbeda-beda terhadap tujuan yang diinginkan. Menurut
Syaiful Sagala “Metode
drill
adalah metode latihan, atau metode
training
yang merupakan suatu cara mengajar yang baik untuk menanamkan kebiasaan-kebiasaan tertentu.