Uji Perbedaan Persentase Peningkatan

44 sedangkan t tabel = 2,11, berarti hipotesis nol ditolak, dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil tes awal dan tes akhir pada kelompok 2. Dari hasil uji perbedaan yang dilakukan terhadap hasil tes akhir pada kelompok 1 dan kelompok 2, diperoleh nilai t hitung = 2,797, sedangkan t tabel = 2,032. Berarti hipotesis nol ditolak, dengan demikian dapat disimpulkan bahwa setelah diberikan perlakuan yang berbeda, terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil tes akhir pada kelompok 1 dan kelompok 2. Karena sebelum diberi perlakuan kedua kelompok berangkat dari titik tolak yang sama, maka dapat disimpulkan bahwa perbedaan signifikan yang terjadi pada hasil tes akhir, disebabkan oleh pemberian perlakuan yang berbeda. Dengan demikian, hipotesis yang menyatakan “Ada perbedaan pengaruh antara metode drill dan metode bermain terhadap smash kedeng permainan sepak takraw pada mahasiswa pembinaan prestasi sepak takraw Prodi PENJASKESREK- PENKEPOR FKIP UNS” dapat diterima.

2. Hipotesis II

Kelompok 1 yang diberikan perlakuan latihan dengan menggunakan metode latihan drill memiliki peningkatan nilai ketepatan smash kedeng pada permainan sepak takraw sebesar 3,333 atau mengalami peningkatan 59,41. Sedangkan pada kelompok 2 yang diberikan perlakuan latihan dengan metode latihan berain memiliki peningkatan nilai ketepatan smash kedeng sebesar 1,333 atau mengalami peningkatan 25,00. Dengan demikian hipotesis yang menyatakan bahwa “Metode drill memiliki pengaruh yang lebih baik dari metode bermain terhadap smash kedeng permainan sepak takraw pada mahasiswa pembinaan prestasi sepak takraw Prodi PENJASKESREK-PENKEPOR FKIP UNS” dapat diterima. Hal ini dikarenakan setiap metode latihan tentu memiliki pengaruh yang berbeda-beda terhadap tujuan yang diinginkan. Menurut Syaiful Sagala “Metode drill adalah metode latihan, atau metode training yang merupakan suatu cara mengajar yang baik untuk menanamkan kebiasaan-kebiasaan tertentu.