10
Penelitian yang dilakukan oleh Nike Esti Kurniawati 2006 dalam skripsinya yang berjudul ”Nilai-nilai dalam Kumpulan Cerita Sega Rames”,
mengkaji tentang struktur naratif, nilai-nilai pendidikan dalam kumpulan cerita Sega Rames. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dalam kumpulan cerita
Sega Rames terdapat sembilan peristiwa yaitu event kepahlawanan, tolong menolong, keikhlasan, kepasrahan, kesombongan, pemaksaan, keserakahan,
kecerdikan dan pengampunan. Berdasarkan pemaparan di atas, dapat diselaraskan bahwa struktur naratif
digunakan untuk membedah struktur cerita sehingga dapat diteliti nilai-nilai yang terkandung di dalam cerita. Skripsi ini merupakan penelitian yang meneliti
kumpulan crita cekak Banjire Wis Surut dalam perspektif naratologi. Peneliti meneliti struktur naratif pada kumpulan crita cekak Banjire Wis Surut melalui
naratologi kemudian meneliti nilai-nilai yang terkandung di dalamnya.
2.2 Landasan Teoretis
2.2.1 Naratologi
Naratologi, dari
kata narration bahasa Latin, berarti cerita, perkataan,
kisah, hikayat dan logos ilmu. Naratologi juga disebut teori wacana teks naratif. Baik naratologi maupun teori wacana teks naratif diartikan sebagai
seperangkat konsep mengenai cerita dan penceritaan Ratna 2004:128. Naratologi adalah ilmu tentang seluk beluk struktur karya sastra yang
berdasarkan pada struktur naratif karya sastra. Tingkat analisis naratif dari ahli logika menyatakan bahwa struktur naratif terdiri atas struktur sintagmatik yang
11
berhubungan dengan alur, dan paradigmatik yang berhubungan dengan karakter dan tema Sukadaryanto 1996:9
Chamamah-Suratno dalam Sukadaryanto 1998:12 memberikan batasan yang lebih lengkap mengenai naratologi sebagai ilmu yang mempelajari
pengaturan atau penempatan peristiwa-peristiwa penokohan, tipologi atau penempatan spesial peristiwa dan masalah-masalah penuturan dan tuturan dalam
sebuah teks naratif. Menurut Flower dalam Sukadaryanto 1996:12, naratif adalah penceritaan
suatu rangkaian fakta-fakta dan peristiwa-peristiwa serta penyusunan sejumlah hubungan di antara fakta-fakta dan peristiwa-peristiwa tersebut. Wacana naratif
pada dasarnya merupakan rangkaian peristiwa yang memiliki matra kausalitas dan temporal. Matra kausalitas atau hubungan logis adalah hubungan sebab akibat
antarperistiwa, sedangkan matra temporal atau kronologis adalah urutan waktu berlangsungnya peristiwa sebagaimana tampak pada wacana.
Dari kutipan di atas dapat diselaraskan bahwa naratologi adalah ilmu tentang seluk-beluk struktur karya sastra. Sasaran studi naratologi adalah
struktur naratif karya sastra.
2.2.2 Strukturalisme Naratif
Narasi sebagai cerita maupun penceritaan didefinisikan sebagai representasi paling sedikit dua peristiwa faktual atau fiksional dalam urutan
waktu. Kajian wacana naratif dianggap telah melibatkan bahasa, sastra, dan
12
budaya, yang dengan sendirinya sangat relevan sebagai objek ilmu-ilmu kemanusiaan humaniora Ratna 2004:128.
Menurut Genette, kajian wacana dianggap sebagai kulminasi kelompok strukturalis. Ratna 2004:91 mendefinisikan strukturalisme berarti paham
mengenai unsur-unsur, yaitu struktur itu sendiri dengan mekanisme antarhubungannya, di satu pihak antarhubungan unsur yang satu dengan unsur
lainnya, di pihak lain hubungan antara unsur dengan totalitasnya. Hubungan tersebut tidak semata-mata bersifat positif, seperti keselarasan, kesesuaian, dan
kesepahaman, tetapi juga negatif, seperti konflik dan pertentangan. Menurut Jean Piaget dalam Ratna 2004:84, ada tiga dasar strukturalisme,
yaitu: a kesatuan, sebagai koherensi internal, b transformasi, sebagai pembentukan bahan-bahan baru secara terus menerus, dan c regulasi diri yaitu
mengadakan perubahan dengan kekuatan dari dalam. Sejalan dengan pendapat Jean Piaget, Chatman dalam Sukadaryanto 1996:12 menyatakan bahwa konsep
struktur itu ada tiga gagasan, yakni keutuhan, transformasi, dan regulasi diri. Keutuhan yang dimaksud adalah struktur naratif itu berdiri sendiri pada
tempatnya; transformasi yaitu unsur-unsur yang ada saling berhubungan dalam sebuah struktur tanpa pernah meninggalkan sistem, tetapi selalu menjadi bagian
yang dimiliki sebelumnya; sedangkan regulasi diri yaitu makna yang ada dalam struktur tersebut melingkupistruktur itu berrmakna seluruhnya.
Menurut pandangan strukturalisme, teks naratif dapat dibedakan ke dalam unsur cerita story, content dan wacana discourse, expression. Cerita
merupakan isi dari ekspresi naratif, sedangkan wacana merupakan bentuk dari
13
sesuatu yang diekspresikan Chatman dalam Nurgiyantoro 1994:26. Cerita terdiri dari peristiwa event dan wujud keberadaannya, eksistensinya existents.
Peristiwa itu sendiri dapat berupa tindakan, aksi actions dan kejadian happenings. Wujud eksistensinya terdiri dari tokoh characters dan unsur-unsur
latar settings. Wacana merupakan sarana untuk mengungkapkan isi. Secara singkat dapat dikatakan, unsur cerita adalah apa yang ingin dilukiskan dalam teks
naratif itu Chatman dalam Nurgiyantoro 1994: 26. Apa yang dikemukakan di atas dapat disajikan dalam diagram berikut ini.
Aksi Actions
Peristiwa Events
Kejadian Happening
Cerita Story
Tokoh Character
Wujud Existents
Latar Setting
Teks Naratif
Wacana Discourse
Menurut Chamamah-Suratno dalam Sukadaryanto 1996:11, struktur naratif merupakan perwujudan bentuk penyajian peristiwa yang menjadi pokok
pembicaraan dalam wacana dengan berbagai relasi yang mengaitkan peristiwa. Cerita terdiri dari peristiwa events dan wujud existents. Dalam
peristiwa terdapat dua unsur yaitu berupa tindakan actions dan kejadian
14
happening. Wujud eksistensinya terdiri dari watak characters dan unsur-unsur latar items of setting.
2.2.3 Insiden