123
4.2.2 Nilai Ketuhanan
Nilai ketuhanan mengajarkan keesaan Tuhan, percaya akan kekuasaan- Nya, rasa syukur atas nikmat yang diberikan oleh-Nya serta melaksanakan
perintahnya dan menjauhi larangan-Nya. Berikut akan dipaparkan nilai-nilai ketuhanan yang terdapat dalam crita cekak ”Sunar Dewanti”, ”Banjire Wis
Surut”, ”Panjaluke Mbak Widya” yang meliputi bersyukur, berpasrah diri dan percaya pada hal gaib.
4.3.2.1 Bersyukur
Nilai ketuhanan yang berupa sikap bersyukur ditunjukkan dalam crita
cekak ”Sunar Dewanti” pada sekuen berikut ini. S-7
Pak Frans bali menyang asrama 7.1
Pak Frans nampa layang kilat saka tanah jawa 7.1.1 Pak Frans seneng banget amarga nampa kanugrahan yaiku
putrane wis lair 7.1.2 Pak Frans menehi jeneng Retno Sunar Dewanti
7.1.3 Layange dikirim menyang tanah jawa Sekuen di atas ditunjukkan dalam kutipan berikut.
Putramu mbarep putri wis lair kanthi slamet dhek tanggal selawe. Ngendikane Mbahe jenenge dipasrahake Panjenengan, pinangka pengetan
yen laire nalika Bapake tugas. Aku unjal ambegan lan mesem. Kedadeyan dina iki mau musna kasaput gembiraning atiku, marga nampa
kanugrahan. SD hlm. 18.
Terjemahan kutipan S-7 SD2006 Putramu yang pertama putri sudah lahir dengan selamat pada tanggal
duapuluh lima. Kata neneknya namanya diserahkan kepada kamu, untuk mengingat lahirnya ketika bapaknya bertugas. Aku menarik nafas dan
tersenyum. Kejadian seharian ini hilang terhapus gembiranya hatiku, karena menerima keanugerahan.
124
Sekuen dan kutipan di atas menceritakan Pak Frans yang telah mendapatkan anugerah dari Tuhan. Beliau dianugerahi seorang anak perempuan
yang lahir dengan selamat pada tanggal duapuluh lima. Kejadian yang telah memenuhi pikirannya dalam sehari ini bisa terhapus karena kegembiraanya itu.
Pesan yang dapat diambil dari kutipan di atas adalah seorang anak adalah titipan dari Tuhan yang wajib kita syukuri. Kehadiran seorang anak menjadikan
kelengkapan dalam sebuah keluarga serta mencipatakan kegembiraan yang luar biasa.
4.2.2.2 Berpasrah Diri
Sikap berpasrah diri ditunjukkan dalam crita cekak ”Banjire Wis Surut” dalam sekuen berikut ini.
S-2 Midun duweni bojo sing lagi meteng
2.1 Wetenge bojone saya lara
2.1.1 Midun marani dhukun bayi ing kampunge yaiku Mbah Ijah 2.1.2
Mbah Ijah ora saguh nulung bojone Midun banjur ngundang bu bidan
2.1.3 Midun ndremimil anggone ndedonga Sekuen di atas ditunjukkan dalam kutipan berikut.
Atine tanbah ruwet lan ketir-ketir, mikirake bojo lan anake. Cangkeme ndremimil anggone ndedonga, nyuwunake slamet bojone anggone
nglairake anake mbarep. BWS hlm. 22.
Terjemahan kutipan S-2 BWS2006 Hatinya semakin kacau dan cemas, memikirkan istri dan anaknya.
Mulutnya bacar dalam berdoa, meminta keselamatan anak dan istrinya dalam melahirkan anaknya yang pertama.
125
Sekuen dan kutipan di atas menunjukkan Midun yang berdoa kepada Tuhan untuk keselamatan anak dan istrinya. Karena pikirannya semakin kacau
dan dia sudah bingung mau melakukan tindakan sehingga dia menyerahkan semuanya kepada Tuhan.
Pesan yang ingin disampaikan dalam crita cekak di atas adalah Tuhan memberikan cobaan kepada umatnya sebatas kemampuan yang dimiliki umatnya.
Sebagai manusia kita wajib berusaha dan berdoa. Apabila usaha kita telah semaksimal mungkin namun hasil yang didapatkan belum sesuai keinginan, kita
harus menyerahkan semuanya kepada Tuhan.
4.2.2.3 Percaya pada Hal Gaib
Sikap percaya pada hal gaib terdapat pada crita cekak ”Panjaluke Mbak Widya” dalam sekuen berikut.
S-6 Bu Retno ditemoni sukmane Mbak Widya
6.1 Bu Retno nggeblas menyang kamar lan ngebrukake awake
neng paturon 6.1.1
Bu Retno ditemoni sukmane Mbak Widya 6.1.2
Mbak Widya nitipake Uci lan bapake 6.1.3
Bu Retno nyanggupi Sekuen di atas ditunjukkan dalam kutipan berikut.
1. ”Ya ampun... Dhuh Gusti nyuwun kekiyatan.” aku nyebut karo
tanganku ngusap rai. 2.
“Dadi aku iki mau ditemoni sukmane Mbak Widya, nitipake putrane. Ah, aku dikon ngrumat Uci. Mung aku sing dipercaya, lan
aku wis kadhung nyanggupi menyang sukmane Mbak Widya. Aku sanggup ngrumat Uci, lha banjur bapake.” PMW hlm. 63.
Terjemahan kutipan S-6 PMW2006 1.
“Ya ampun… Duh Gusti minta kekuatan.” Aku nyebut sambil tanganku mengusap wajah.
126
2. “Jadi aku tadi ditemui sukmanya mbak Widya, menitipkan
putranya. Ah, aku disuruh merawat Uci. Hanya aku yang dipercaya, dan aku sudah terlanjur menyanggupinya kepada sukmanya mbak
Widya. Aku sanggup merawat Uci, lha kemudian bapaknya.”
Sekuen dan kutipan di atas menggambarkan bu Retno yang percaya dan
yakin kalau beliau baru saja ditemui sukmanya mbak Widya untuk menitipkan Uci karena hanya bu Retno yang dipercaya.
Pesan yang ingin disampaikan adalah bahwa Tuhan menciptakan alam di luar kehidupan manusia. Sebagai manusia yang beriman kepada Tuhan, sudah
seharusnya kita mempercayai hal tersebut.
4.2.3 Nilai Budaya