36
2.1.2 Yen ora ketemu Kurniasih, Istanto kepengin nyusul neng Garut
Sekuen di atas menceritakan Istanto yang benar-benar jatuh hati dengan Kurniasih dan berniat menjalin hubungan yang serius. Namun pada kenyataannya
kedua orang tua Istanto dan Kurniasih menginginkan anak-anakya selalu bersama kedua orang tua. Hal ini dapat dilihat pada sekuen berikut;
S-4 Bapak lan ibune Istanto ngidini Istanto entuk kenya ngendi wae
ananging gelem dijak bali 4.1
Istanto kepengin nggawa bali Kurniasih 4.1.1
Istanto lan Kurniasih ora diidini pisah saka wong tuwane 4.1.2
Istanto lan Kurniasih kudu ninggalake gegayuhan kang wis karancang
4.1.3 Istanto lan Kurniasih milih bekti marang wong tuwa
Sekuen di atas menceritakan bahwa cinta Istanto dan Kurniasih tidak bisa bersatu karena mereka memilih untuk berbakti kepada orang tua. Meskipun cinta
mereka tidak berujung di pernikahan, Istanto menginginkan hubungan mereka tetap langgeng dan bisa menjadi saudara. Hal ini dapat dilihat dalam sekuen
berikut; S-5
Tresnane Istanto lan Kurniasih ora dipungkasi sarana perkawinan
5.1 Istanto kepengin
sesambungane tetep lestari dadi sedulur
5.1.1 Istanto janji bakal nyawang kemelune keluk kawah Kamojang
5.1.2 Istanto bisa nyipati kemulyane bebrayane Kurniasih
Sekuen di atas menunjukkan bahwa hubungan Istanto dan Kurniasih tetap terjaga meskipun tidak berujung pada pernikahan.
IV. Crita Cekak “Kasep”
Pada crita cekak “Kasep” diawali dengan Karmanto yang mempunyai
pekerjaan tetap sebagai seorang petani, tetapi karena dia senang mengarang
37
sehingga dia berprofesi sebagai seorang pengarang dan petani. Hal ini dapat dilihat dalam sekuen berikut;
1. S-1 Pakaryane Karmanto kang baku yaiku tetanen
1.1.1 Sekolahe Karmanto mothol ing SMA kelas loro
1.1.2 Karmanto nggajuli bapake suwargi nggarap tegal sawahe
1.1.3 Karmanto nyukupi biaya urip sakulawarga
2. S-2
Karmanto seneng nulis 2.1
Karmanto sregep nulis kanggo majalah-majalah 2.1.1
Sawise melu Sarasehan Pengarang Sastra Jawa inspirasine Karmanto tambah mili
2.1.2 Karmanto entuk predikat “Pengarang Petani”
2.1.3 Pengarang bisa ngrembaka ing desa
Sekuen di atas menunjukkan Karmanto yang bekerja sebagai petani yang senang mengarang dan rajin menulis untuk majalah-majalah. Karmanto tetap setia
pada karya sastra jawa meskipun sudah ditawari temannya untuk mengarang dalam bahasa Indonesia. Menurut Karmanto bahasa Jawa lebih bisa
memasyarakat. Hal ini dapat dilihat dalam sekuen berikut; S-3
Karmanto ora gelem dadi pengarang Indonesia 3.1
Karmanto ngantepi sastra Jawa 3.1.1 Crita basa Jawa iku basane bisa memasyarakat
3.1.2 Basa daerah luwih nges lan ngenani
Sekuen di atas menceritakan Karmanto yang tidak bersedia beralih menjadi pengarang bahasa Indonesia. Beberapa bulan terakhir karya-karya
Karmanto tidak muncul di majalah-majalah sehingga temannya yang bernama Jayus ingin mengetahui apa penyebabnya. Hal ini dapat dilihat dalam sekuen
berikut; S-4
Karmanto wis suwe ora ngetokake naskah-naskahe 4.1
Jayus merlokake teka menyang omahe Karmanto 4.1.1 Jayus weruh yen bojone Karmanto wis mbobot
4.1.2 Karmanto isih sregep nulis
38
4.1.3 Karmanto nyimpen tumpukan naskah-naskahe sing durung kakirim
Sekuen di atas menceritakan Karmanto yang sudah lama tidak mengirimkan naskah-naskahnya ke sejumlah majalah padahal sebenarnya ia
masih tetap rajin menulis dan naskah-naskahnya banyak yang masih belum dikirim. Karmanto melakukan hal tersebut karena dia berniat menyerahkan
naskah-naskahnya bersama istrinya tanpa membawa uang saku kecuali naskah- naskah tersebut. Hal ini dapat dilihat dalam sekuen berikut;
S-5 Karmanto janji karo bojone yen arep dijak menyang Sriwedari
5.1 Karmanto niyat ora sangu kajaba naskah
5.1.1 Karmanto arep bon kanggo sangu mubeng-mubeng 5.1.2
Bojone Karmanto ora setuju yen lelungan njagakake liyan Sekuen di atas menceritakan Karmanto yang berencana mengajak istrinya
untuk menyerahkan naskah-naskahnya. Sampai di Solo Karmanto dan istrinya menuju ke redaksi majalah Darmarini dan ternyata Redaksi Darmarini telah
berubah menjadi majalah bahasa Indonesia. Hal ini dapat dilihat dalam sekuen berikut;
S-6 Karmanto menyang Solo karo bojone
6.1 Karmanto nyerahake naskah-naskahe menyang redhaksi
Darmarini 6.1.1 Darmarini ganti nganggo basa Indonesia
6.1.2 Darmarini ora nampa naskah-naskah Jawa maneh 6.1.3 Karmanto bingung ara duwe sangu kanggo bali
Sekuen di atas menunjukkan Karmanto yang tidak mendapatkan apa-apa karena Redaksi Darmarini sudah berubah menjadi majalah berbahasa Indonesia.
39
V. Crita Cekak “Panjaluke Mbak Widya”