Model Pembelajaran Model Pembelajaran Learning Cycle 7E

commit to user 16 mengecek hasil pekerjaannya dengan hasil pada pembahasan dan menginterpretasikan hasil yang diperoleh. Sehingga diharapkan siswa tetap terbiasa mengecek hasil. Namun, pada tes kemampuan pemecahan masalah tahap memeriksa hasil ini yang dimasukkan dalam indikator penskoran adalah mengintepretasikan jawaban yang diperoleh karena untuk mengecek hasil yang diperoleh tidak dapat dilihat dari hasil tes tertulis yang dikerjakan oleh siswa. Pada penelitian ini pengukuran kemampuan pemecahan masalah matematika siswa mengacu pada tahap-tahap pemecahan masalah, yakni: memahami masalah, merencanakan penyelesaian, menyelesaikan masalah sesuai rencana, menginterpretasikan hasil yang diperoleh. Tahap-tahap pemecahan masalah ini digunakan sebagai pedoman pemberian skor kemampuan pemecahan masalah matematika siswa. Jadi, kemampuan pemecahan masalah matematika siswa dalam penelitian ini merupakan kemampuan siswa dalam memecahkan suatu masalah matematika yang langkahnya terdiri dari memahami masalah, merencanakan penyelesaian, menyelesaikan masalah sesuai rencana, dan menginterpretasikan hasil yang diperoleh.

3. Model Pembelajaran Learning Cycle 7E Berbasis Inkuiri

a. Model Pembelajaran

Menurut Arends 1998, model pembelajaran dapat didefinisikan sebagai kerangka konseptual yang melukiskan prosedur sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar. Model pembelajaran mengacu pada pendekatan yang akan digunakan, termasuk di dalamnya tujuan-tujuan pembelajaran, tahap-tahap dalam kegiatan pembelajaran, lingkungan pembelajaran, dan pengelolaan kelas. Menurut Arends 1998: 226, model pembelajaran mempunyai makna yang lebih luas dari pada suatu strategi, metode atau prosedur. Model commit to user 17 Pembelajaran mempunyai empat ciri khusus yaitu : 1 rasional teoritik yang logis yang disusun oleh para pencipta atau pengembangnya; 2 landasan pemikiran tentang apa dan bagaimana siswa belajar; 3 tingkah laku mengajar dan belajar yang diperlukan agar model tersebut dapat dilaksanakan dengan berhasil; dan 4 lingkungan belajar yang diperlukan agar tujuan pembelajaran itu dapat tercapai. Menurut Joyce, Weil, dan Shower 1992: 4, model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau pola yang dapat digunakan untuk mendesain pengajaran tatap muka di kelas atau tutorial dan untuk membentuk perangkat pembelajaran, misalnya buku, film, program komputer, dan kurikulum. Joyce 1992 berpendapat, model pembelajaran merupakan suatu perencanaan atau suatu pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran serta untuk menentukan perangkat-perangkat pembelajaran. Dari beberapa uraian di atas dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang melukiskan prosedur sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas maupun tutorial.

b. Model Pembelajaran Learning Cycle 7E

Menurut Soebagio, dkk 2001: 50 Learning Cycle merupakan suatu model pembelajaran yang memungkinkan siswa menemukan konsep sendiri atau memantapkan konsep yang dipelajari, mencegah terjadinya kesalahan konsep, dan memberikan peluang kepada siswa untuk menerapkan konsep-konsep yang telah dipelajari pada situasi baru. Menurut Baharuddin dan Esa Nur Wahyuni 2007: 115-116 mengemukakan bahwa teori konstruktivisme memandang bahwa belajar merupakan suatu proses membangun pengetahuan sedikit demi sedikit, yang kemudian hasilnya diperluas melalui konteks yang terbatas dan tidak sekonyong- konyong. Pengetahuan bukanlah seperangkat fakta, konsep, atau kaidah yang siap commit to user 18 untuk diambil atau diingat. Manusia harus mengonstruksi pengetahuan itu dan memberi makna melalui pengalaman nyata. Siklus belajar Learning Cycle merupakan salah satu model pembelajaran dengan pendekatan konstruktivis yang pada mulanya terdiri atas tiga tahap yaitu Eksplorasi exploration, Pengenalan konsep concept introduction, dan Penerapan konsep concept application. Pada proses selanjutnya, tiga siklus tersebut mengalami pengembangan menjadi lima tahap Lorsbach, 2002 yang terdiri atas tahap a pembangkitan minat engagement, b eksplorasi exploration, c penjelasan explanation, d elaborasi elaborationextention, dan e evaluasi evaluation. Pada proses selanjutya Eisenkraf 2003: 57 mengembangkan siklus belajar menjadi tujuh tahap. Tujuh dari model pembelajaran Learning Cycle 7E adalah menekankan pada pentingnya memperoleh pemahaman konsep sebelumnya atau transfer konsep. Dalam model ini, guru tidak lagi mengabaikan pengetahuan awal siswa dalam proses pembelajaran. Perubahan model siklus Learning Cycle 5E menjadi 7E ditunjukkan seperti gambar 2.1. commit to user 19 Elicit Engage Engage Explore Explore Explain Explain Elaborate Elaborate Evaluate Evaluate Extend Gambar 2.1. Tahapan perubahan Model Learning Cycle 5E Menjadi 7E Perbedaan tahapan model pembelajaran learning cycle 5e dengan learning cycle 7e ini terletak pada adanya tahapan elicit dan extend pada model learning cycle 7e yang tidak ada pada tahapan learning cycle 5e. Tahapan elicit ini merupakan perluasan dari tahap engage pada tahap learning cycle 5e. Pada tahap elicit ini siswa diingatkan kembali tentang pengetahuan sebelumnya yang nantinya berguna untuk mnyusun konsep baru yang akan dipelajari. Sedangkan tahap extend merupakan perluasan dari tahapan evaluate. Pada tahap extend ini pengetahuan siswa mengenai konsep yang baru saja mereka pelajari dikaitkan dengan konsep lain. Menurut Eisenkraft 2003:58-59 tahapan-tahapan model pembelajaran Learning Cycle 7E dapat dijelaskan sebagai berikut: commit to user 20 a. Elicit mendatangkan pengetahuan awal siswa Fase ini untuk mengetahui sampai dimana pengetahuan awal siswa terhadap pelajaran yang akan dipelajari dengan memberikan pertanyaan- pertanyaan yang merangsang pengetahuan awal siswa agar timbul respon dari pemikiran siswa serta menimbulkan kepenasaran tentang jawaban dari pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh guru. Fase ini dimulai dengan pertanyaan mendasar yang berhubungan dengan pelajaran yang akan dipelajari dengan mengambil contoh yang mudah diketahui siswa seperti kejadian sehari-hari yang secara umum memang terjadi. b. Engage ide, rencana pembelajaran dan pengalaman Fase dimana siswa dan guru akan saling memberikan informasi dan pengalaman tentang pertanyaan-pertanyaan awal tadi, memberitahukan siswa tentang ide dan rencana pembelajaran sekaligus memotivasi siswa agar lebih berminat untuk mempelajari konsep dan memperhatikan guru dalam mengajar. Fase ini dapat dilakukan dengan demonstrasi, diskusi, membaca, atau aktivitas lain yang digunakan untuk membuka pengetahuan siswa dan mengembangkan rasa keingintahuan siswa. c. Explore menyelidiki Fase yang membawa siswa untuk memperoleh pengetahuan dengan pengalaman langsung yang berhubungan dengan konsep yang akan dipelajari. Siswa dapat mengobservasi, bertanya, dan menyelidiki konsep dari bahan- bahan pembelajaran yang telah disediakan sebelumnya. d. Explain menjelaskan Fase yang didalamnya berisi ajakan terhadap siswa untuk menjelaskan konsep-konsep dan definisi-definisi awal yang mereka dapatkan ketika fase eksplorasi. Kemudian dari definisi dan konsep yang telah ada didiskusikan sehingga pada akhirnya menuju konsep dan definisi yang lebih formal. e. Elaborate menerapkan commit to user 21 Fase yang bertujuan untuk membawa siswa menerapkan simbol- simbol, definisi-definisi, konsep-konsep dan keterampilan-keterampilan pada permasalahan-permasalahan yang berkaitan dengan contoh dari pelajaran yang dipelajari. f. Evaluate menilai Fase evaluasi dari hasil pembelajaran yang telah dilakukan. Pada fase ini dapat digunakan berbagai strategi penilaian formal dan informal. Guru diharapkan secara terus menerus dapat mengobservasi dan memperhatikan siswa terhadap kemampuan dan keterampilannya untuk menilai tingkat pengetahuan dan atau kemampuannya, kemudian melihat perubahan pemikiran siswa terhadap pemikiran awalnya. g. Extend memperluas Fase yang bertujuan untuk berfikir, mencari menemukan dan menjelaskan contoh penerapan konsep yang telah dipelajari bahkan kegiatan ini dapat merangsang siswa untuk mencari hubungan konsep yang mereka pelajari dengan konsep lain yang sudah atau belum mereka pelajari. Pada penelitian ini tahapan extend dilaksanakan dengan cara memberikan permasalahan yang memuat konsep yang dipelajari dikaitkan dengan konsep lain, kemudian diberikan pembahasan tentang bagaimana memecahkan permasalahan tersebut. Beberapa keuntungan di terapkannya model pembelajaran Learning Cycle adalah: 1. Pembelajaran bersifat student centered. 2. Informasi baru dikaitkan dengan pengetahuan yang telah dimiliki siswa. 3. Orientasi pembelajaran adalah investigasi dan penemuan yang merupakan pemecahan masalah. 4. Proses pembelajaran menjadi lebih bermakna karena mengutamakan pengalaman nyata. 5. Menghindarkan siswa dari cara belajar tradisional yang cenderung menghafal. commit to user 22 6. Membentuk siswa yang aktif, kritis, dan kreatif.

c. Inkuiri