35
C. Kerangka Pikir
Rendahnya sumber daya manusia akan mempengaruhi kondisi hidup seseorang. Sumber daya manusia yang rendah akan membuat seseorang sulit
mendapatkan pekerjaan karena terbatasnya keterampilan atau kemampuan yang mereka miliki. Rendahnya sumber daya manusia ini dipengaruhi oleh
tingkat pendidikan yang rendah pula. Di Yogyakarta sendiri masih banyak anak yang putus sekolah karena berbagai faktor, seperti faktor internal yaitu
kurangnya minat dalam belajar dan faktor eksternal seperti pengaruh lingkungan yang buruk. Hal tersebut mengakibatkan remaja putus sekolah
tersebut tidak dapat mengembangkan potensi-potensi yang dimilikinya secara maksimal. Dengan tidak berkembangnya potensi yang dimiliki maka mereka
kesulitan untuk memberdayakan dirinya dan lingkungan sekitarnya. Kondisi putus sekolah dan minimnya sumber daya manusia karena potensi yang
terpendam juga membuat para remaja putus sekolah sulit mencapai kemandirian. Selain itu kondisi putus sekolah tersebut dapat menimbulkan
berbagai masalah bagi remaja tersebut seperti kurangnya pengetahuan, kurangnya keterampilan, sulitnya medapatkan pekerjaan, bahkan resiko
melakukan tindakan kriminal. Untuk dapat memberdayakan dirinya serta lingkungan sekitarnya
maka perlu di lakukan berbagai upaya untuk memberikan kesempatan kepada remaja putus tersebut untuk mengembangkan potensi yang dimiliki serta
meningkatkan kualitas hidup dan mencapai kemandirian dalam hidunya. Sebagai upaya untuk memfasilitasi remaja putus sekolah, pemerintah telah
36
menyediakan sebuah lembaga yang dapat membantu remaja putus sekolah dan remaja bermasalah lainnya untuk dapat mengembangkan potensi-potensi
yang mereka miliki sehingga mereka dapat memberdayakan dirinya dan mencapai kemandirian meskipun mereka tidak mengikuti pendidikan formal.
Lembaga tersebut adalah Balai Perlindungan dan Rehabilitasi Sosial Remaja, Balai Perlindungan dan Rehabilitasi Sosial Remaja merupakan suatu lembga
kesejahteraan sosial yang memiliki tugas untuk memberikan pelayanan kesejahteraan sosial kepada remaja terlantar, putus sekolah atau remaja yang
menyandang masalah sosial. Di dalam Balai Perlindungan dan Rehabilitasi Sosial Remaja, remaja
binaan akan diberdayakan melalui pengembangan keterampilan sosial dan keterampilan kerja, sehingga anak dapat melaksanakan fungsi sosialnya
sebagai anggota masyarakat yang terampil dan aktif berpartisipasi secara produktif. Melalui Balai Perlindungan dan Rehabilitasi Sosial Remaja, anak-
anak putus sekolah akan di berikan berbagai pelatihan keterampilan yang salah satunya adalah keterampilan tata rias. Dalam pelatihan keterampilan
tata rias tersebut, remaja binaan akan melalui suatu proses belajar. Melalui pelatihan tersebut diharapkan remaja binaan akan memiliki bekal
keterampilan untuk meningkatkan kualiatas hidupnya, mampu bersaing dengan masyarakat serta dapat mencapai kemandirian sehingga mereka tidak
perlu bergantung pada orang lain. Berdasarkan uraian kerangka berpikir diatas dapat dijelaskan melalui
bagan kerangka pikir sebagai berikut:
37
Gambar 1. Kerangka Pikir
Remaja Putus Sekolah
Balai Perlindungan dan Rehabilitasi
Sosial Remaja
Remaja
Program Pemberdayaan
Pelatihan Keterampilan Tata Rias
Kemandirian remaja putus sekolah
Masalah remaja putus sekolah: Masalah
internal Masalah
ekternal Kurangnya
pengetahuan Sulit
mendapatkan pekerjaan
Kurangnya keterampilan
Resiko berbuat
tindakan kriminal
38
D. Pertanyaan Penelitian