22
d. Pelatihan merupakan tugas dan tanggung jawab tiga unsur; organisasi peserta,
peserta pelatihan, dan penyelenggara pelatihan. Dari uraian diatas dapat ditegaskan bahwa pelatihan merupakan suatu
proses belajar yang sistematis dan terencana yang dilakukan untuk meningkatkan keahlian-keahlian, keterampilan, pengetahuan dan pengalaman
seseorang yang dalam prosesnya lebih mengutamakan praktek dari pada teori. Dalam setiap kegiatan tentu akan di pengaruhi berbagai faktor, baik yang
mendukung kegiatan atau bahkan menghambat kegiatan itu sendiri. Faktor pendukung dan penghambat tersebut dapat muncul dari dalaminternal maupun
dariluareksternalhttp:journal.uncp.ac.idindex.phpPedagogyarticleview363 323.
Faktor internal berasal dari dalam. Faktor internal dapat berasal dari dalam diri peserta pelatihan baik kondisi jasmani maupun rohani. Sedangkan
faktor eksternal berasal dari luar yang dapat berupa kondisi lingkungan maupun instrumental fasilitasmedia. Kedua faktor tersebut dapat mendukung atau
bahkan menghambat jalanya suatu kegiatan.
b. Tujuan Pelatihan
Menurut Edwin B. Flippo dalam Mustofa Kamil 2012:10 tujuan pelatihan adalah untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan seseorang.
Sedangkan menurut Oemar Hamalik 2005:12 pelatihan bertujuan untuk meningkatkan kemampuan kerja peserta yang menimbulkan perubahan perilaku
aspek-aspek kognitif, keterampilan dan sikap.
23
Dalam Oemar Hamalik 2005: 14 disampaikan juga tujuan pelatihan bersumber dari kualitas manusia seperti yang diharapkan antara lain terdiri dari
aspek-aspek sebagai berikut: 1
Penigkatan semangat kerja.
2
Pembinaan budi pekerti.
3
Peningkatan keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan YangMaha Esa.
4
Meningkatkan taraf hidup.
5
Meningkatkan kecerdasan.
6
Meningkatkan keterampilan.
7
Meningkatkan derajat kesehatan dan kesejahteraan.
8
Menciptakan lapangan kerja.
9
Memeratatakan pembangunan dan pendapatan.
Sedangkan Moekijat dalam Mustofa Kamil 2012: 11 mengatakan bahwa tujuan umum pelatihan adalah sebagai berikut:
1 Untuk mengembangkan keahlian, sehingga pekerjaan dapat diselesaikanan
dengan lebih cepat dan lebih efektif. 2
Untuk mengembangkan pengetahuan, sehingga pekerjaan dapat diselesaikan secara rasional.
3 Untuk mengembangkan sikap, sehingga dapat menimbulkan kemauan untuk
bekerjasama. Menurut Tina Afiatin, dkk 2013: 14 program pelatihan dapat memiliki
satu ata lebih dari tiga tujuan berikut: 1
Meningkatkan kesadaran individu 2
Meningkatkan keterampilan individu dalam satu atau lebih area keahlian 3
Meningkatakan motivasi individu untuk melakukan pekerjaannya. Dari beberapa pendapat diatas maka dapat ditegaskan bahwa pelatihan
secara umum bertujuan untuk meningkatkan kapasitas individu dalam berbagai
aspek seperti pengetahuan, keterampilan, maupun sikap.
24
c. Tahap-tahap pelatihan
Tina Afiatin, dkk 2013:18-28 mengatakan ada beberapa tahapan dalam penyusunan program pelatihan yaitu sebagai berikut:
Tahap analisis kebutuhan pelatihan, tahap ini dilakukan agar dapat mendiagnosis kondisi lingkungan kerja, minimal terhadap dua hal, yaitu
masalah-masalah yang dihadapi sekarang dan berbagai tantangan baru yang diperkirakan akan timbul di masa mendatang.
Tahap kedua yaitu tahap desain pelatihan, pada tahap ini semua data yang telah terkumpul dijadikan satu dan di pilah-pilah agar dapat memberikan
gambaran kesenjangan antara apa yang seharusnya dengan kondisi aktual yang ada.
Tahap ketiga yaitu tahap pengelolaan pelatihan. Tahap pengelolaan program meliputi persiapan, yang terdiri dari menyiapkan materi pelatihan,
metode pelatihan, pelatih, administrasi, dan logistik. Selanjutnya adalah tahap pelaksanaan pelatihan. Pelaksanaan program
pelatihan harus mengacu pada desain yang telah ditetapkan, dan operasionalisasinya mengacu pada jadwal yang telah ditetapkan.
Tahap berikutnya adalah evaluasi pelatihan. Evaluasi pelatihan mencakup evaluasi terhadap materi dan metode pelatihan, evaluasi terhadap
pelatihnya dan evaluasi terhadap penyelenggaraan pelatihan. Yang terakhir yakni tahap tindak lanjut pelatihan. Tahap tindak lanjut
pelatihan merupakan tahap penerapan hasil pelatihan ke dalam konteks
25
kehidupan nyata, dalam tugas pekerjaanya atau diterapkan dalam institusi atau organisasi.
Dari pendapat di atas dapat ditegaskan bahwa dalam pelatihan terdapat beberapa tahapan yang dilakukan yaitu tahap analisis kebutuhan, tahap desain
pelatihan, tahap pengelolaan pelatihan, tahap pelaksanaan pelatihan, tahap evaluasi pelatihan, dan tahap tindak lanjut pelatihan.
d. Jenis-jenis pelatihan