17
ciri-ciri seks primer dan sekunder yang terjadi pada masing-masing remaja putra maupun putri.
c. Tahap-tahap Perkembangan Remaja
Menurut Sarlito W. Sarwono 2012: 30-31 dalam proses penyesuaian diri menuju kedewasaan, ada tiga tahap perkembangan remaja yaitu: 1 remaja
awal early adolescence; 2 remaja madya middle adolescence; dan 3
remaja akhir late adolescence .
1 Remaja awal early adolescence, pada tahap ini remaja masih terheran-heran
akan perubahan-perubahan yang terjadi pada tubuhnya sendiri dan dorongan- dorongan yang menyertai perubahan-perubahan itu. Mereka mulai
mengembangkan pikiran-pikiran baru, cepat tertarik pada lawan jenis dan mudah terangsang. Kepekaan tersebut ditambah dengan berkurangnya kendali
terhadap ego yang menyebabkan para remaja awal ini sulit mengerti dan dimengerti oleh orang dewasa.
2 Remaja madya middle adolescence, pada tahap ini remaja sangat
membutuhkan teman. Ada kecenderungan “narcistic”, yaitu mencintai diri
sendiri. Selain itu, pada tahap remaja madya mereka berada dalam kondisi kebingungan karena tidak tahu harus memilih yang mana : peka atau tidak
peduli, ramai-ramai atau sendiri, optimistis atau pesimistis, idealis atau materialis, dan lain sebagainya. Remaja pria mulai membebaskan diri dari
perasaan cinta pada ibu sendiri di masa kanak-kanak dengan mempererat hubungan dengan kawan-kawan dari lain jenis.
18
3 Remaja akhir late adolescnce, tahap ini adalah masa konsolidasi menuju
periode dewasa dan ditandai dengan pencapaian lima hal, yaitu: a
Minat yang makin mantap terhadap fungsi-fungsi intelek. b
Egonya mencari kesempatan untuk bersatu dengan orang-orang lain dan dalam pengalaman-pengalaman baru.
c Terbentuk identitas seksual yang tidak akan berubah lagi.
d Egosentrisme terlalu memusatkan perhatian pada diri sendiri diganti dengan
keseimbangan antara kepentingan diri sendiri dengan kepentingan orang lain. e
Tumbuh “dinding” yang memisahkan diri pribadinya private self dan masyarakat umum the public.
Dari pendapat di atas dapat ditegaskan bahwa dalam proses penyesuaian diri menuju kedewasaan, ada tiga tahap perkembangan remaja yaitu remaja
awal, remaja madya, dan remaja akhir. Dalam BPRSR rata-rata remaja binaan dapat dikategorikan sebagai remaja madya. Hal tersebut dapat dilihat dari
masing-masing masalah yang mereka hadapi akibat keputusan yang mereka ambil yang menandakan bahwa mereka masih belum dapat memilah hal yang
baik dan buruk untuk dirinya. d.
Tugas Perkembangan Remaja
Tugas perkembangan masa remaja menurut Havighrust dalam Rita Eka Izzaty, dkk 2013: 124 adalah sebagai berikut:
1 Mencapai hubungan baru dan yang lebih matang dengan teman sebaya baik
pria maupun wanita. 2
Mencapai peran sosial pria dan wanita. 3
Menerima keadaan fisiknya dan menggunakan tubuhnya secara efektif. 4
Mengaharapkan dan mencapai perilaku sosial yang bertanggung jawab. 5
Mempersiapkan karier ekonomi.
19
6 Mempersiapkan perkawinan keluarga.
7 Memperoleh perangkat nilai dan sistem etis sebagai pegangan untuk
berperilaku mengembangkan ideologi. Sedangkan menurut Singgih D. Gunarso, dkk 1985: 207 tugas
perkembangan bagi remaja adalah sebagai berikut: 1
Menerima keadaan fisiknya. 2
Memperoleh kebebasan emosional. 3
Mampu bergaul. 4
Menemukan model untuk identifikasi. 5
Mengetahui dan menerima kemampuan sendiri. 6
Memperkuat penguasaan diri atas dasar skala nilai dan norma. 7
Meninggalkan reaksi dan cara penyesuaian kekanak-kanakan. Tugas-ugas perkembangan masa remaja juga disampaikan oleh Hurlock
dalam Mohammad Ali 2005: 10, menurutnya tugas perkembangan pada masa remaja difokuskan pada upaya meninggalkan sikap dan perilaku kekanak-
kanakan. Adapun tugas-tugas perkembangan tersebut adalah berusaha: 1
Mampu menerima keadaan fisiknya 2
Mampu menerima dan memahami peran seks usia dewasa 3
Mampu membina hubungan baik dengan anggota kelompok yang berlainan jenisMencapai kemandirian emosional
4 Mencapai kemandirian ekonomi
5 Mengembngkan konsep dan keterampilan intelektual yang sangat diperlukan
untuk melakukan peran sebagai anggota masyarakat 6
Memahami dan mengiternalisasikan nilai-nilai orang dewasa dan orang tua 7
Mengembangkan perilaku tangung jawab sosial yang diperlukan untuk memasuki dunia dewasa
8 Mempersiapkan diri untuk memasuki perkawinan
9 Memahami dan mempersiapkan berbagai tanggung jawab kehidupan
keluarga. Remaja putus sekolah merupakan kondisi dimana anak berhenti
bersekolah formal atau tidak lagi berpartisipasi dalam pendidikan formal SD,SMP,SMA dikarenakan suatu kondisi yang dapat disebabkan oleh faktor
internal maupun eksternal dari remaja tersebut. Faktor internal dapat di sebabkan
20
oleh berbagai hal seperti motivasi belajar individu yang rendah, kurangnya dukungan dari keluarga, serta faktor kesulitan ekonomi. Sedang faktor eksternal
dapat berupa pengaruh dari lingkungan pergaulan remaja yang kurang baik sehingga memungkinkan remaja tersebut beresiko putus sekolah.
3. Pelatihan