BADAN DIKLAT DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
H a l a m a n | 2
dijalankan. Namun berangkat dari pengalaman, evaluasi yang dijalankan saat ini belum memiliki
standar normatif yang komprehensif dan melibatkan semua stakeholder, sehingga rekomendasi yang
diperoleh dari evaluasi pasca diklat yang dilakukanpun belum optimal. Selain itu, evaluasi atas evaluasi
pascadiklat belum
pernah dilakukan,
sehingga kelemahan dan kekuatan atas program evaluasi
pascadiklat belum bisa gali informasinya secara sistematis
dalam sebuah
proses kajian
yang mendalam.
Berangkat dari kondisi di atas, maka rumusan masalah dalam evaluasi ini disusun sebagai berikut.
1. Bagaimana kesesuaian kompetensi yang dilatihkan dengan aktivitas pengerjaan tugas
pokok dan fungsi di tempat kerja. 2. Bagaimana relevansi metode diklat dengan
aktivitas pengerjaan tugas pokok dan fungsi di tempat kerja.
3. Bagaimana kesempatan
menerapkan kompetensi yang didapat di tempat kerja
beserta kesulitan-kesulitan yang dihadapi dalam menerapkan kompetensi.
4. Bagaimana dukungan pimpinan terhadap penerapan kompetensi dan cara kerja hasil
Diklat. 5. Bagaimana perubahan kompetensi peserta
diklat setelah mengikuti diklat. 6. Bagaimana perubahan kinerja peserta diklat
setelah mengikuti diklat. Hasil evaluasi pascadiklat ini diharapkan akan
menjadi umpan balik untuk merencanakan kembali penyelenggaraan diklat di masa mendatang dan
memberikan kontribusi positif terhadap peningkatan kinerja alumni peserta diklat.
B. METODE EVALUASI
Evaluasi yang digunakan adalah evaluasi berbasis outcome. Evaluasi ini mencoba mengukur
dan menilai sejauhmana program diklat yang diselenggarakan oleh Badan Diklat DIY dijalankan
dengan baik sehingga bermanfaat bagi alumni maupun lembaga pengirimnya. Jenis evaluasi berbasis
outcome cocok untuk menggali kebermanfaatan diklat terhadap alumni maupun lembaga pengirim alumni
dan juga terhadap masyarakat yang dilayani oleh lembaga.
Aspek yang diukur mencakup aspek Tangible; 1 hasil kerja, seperti produktivitas, frekuensi,
kecepatan, keuntungan, prosentase penyelesaian; 2 kualitas seperti deviasi, kecelakaan, komplain, produk
gagal; 3 biaya, seperti biaya operasional, pengeluaran mendadak; dan 4 waktu, seperti efisiensi, lembur.
Intangible; 1 kebiasaan kerja, seperti absensi, kelalaian, tepat waktu; 2 iklim kerja, seperti komitmen,
pengunduran diri, kerja sama; 3 keterampilan, seperti pengetahuan, pemahaman, aplikasi; 4 kepuasan,
seperti kepuasan kerja, kepuasan pelanggan; dan 5 inisiatif, seperti saran, penetapan tujuan, rencana
strategis. Pendekatan
yang digunakan
dalam melaksanakan
evaluasi ini
adalah pendakatan
kuantitatif yang didukung dengan data kualitatif untuk mengeksplorasi beberapa hal yang tidak mampu
dijangkau dengan data kuantitatif. Adapun tempat penyelenggaraan evaluasi diklat adalah Badan
Pendidikan dan Latihan Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Responden atau informan dalam evaluasi
ini adalah: alumni, lembaga pengirim dan Badan Diklat
DIY.
Instrumen yang
dikembangkan untuk
mengevaluasi pascadiklat berupa kuesioner, panduan
BADAN DIKLAT DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
H a l a m a n | 3
diskusi, dan pedoman wawancara. Model analisi yang dilakukan adalah analisis data kuantitatif dengan
teknik deskriptif untuk data kuantitatif. Sedangkan untuk data kualitatif menggunakan Analysis Interactive
Model dari Miles Huberman 2014:23 yang membagi kegiatan analisis menjadi beberapa bagian
yaitu pengumpulan data, kondensasi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Untuk menjamin
keabsahan data, yang dilakukan evaluator adalah dengan melakukan triangulasi dan member check.
Klasifikasi hasil penilaian evaluasi pascadiklat didasarkan pada referensi kriteria yang ditentukan oleh
tim evaluasi seperti disajikan dalam tabel:
No Interval
Kategori
1. 81 - 100
Sangat Baik 2.
61 - 80 Baik
3. 41 - 60
Cukup Baik 4.
21 - 40 Kurang Baik
5. 0 - 20
Tidak Baik
C. HASIL EVALUASI 1. Program Diklat Prajabatan