BADA
diharapkan membuat pemetaan kebutuhan kondisi
pegawai terkait
keterlibatannya mengikuti kegiatan pelatihan, disertai siste
peserta diklat, c penyediaan kesempatan alumni diklat dalam pengambilan kebijak
besar, d tidak memberikan kepada pers dikirim untuk diklat tugas yang banyak
mengikuti diklat, dan e membangun dalam o kesempatan
untuk berbagi
pengetahu pengalaman antar pegawai untuk menjamin
transfer pengalaman yang bermakna untuk organisasi.
5. Program Diklat Perencanaan Hasil evaluasi dapat dideskripsika
paparan di bawah ini dengan memfokuskan hal yang penting yaitu: capaian skor total re
dan capaian setiap aspek yang menja evaluasi, dan usulan perbaikan yang dike
oleh para repsonden.
a. Agregat Skor Responden
Dilihat dari
skor responden,
frekuensi jawaban pada masing-masing as dievaluasi yang didasarkan pada kategori
sebagaimana dalam Gambar di bawah. Men pada Gambar dimaksud, dapat dike
kesimpulan bahwa mayoritas responde memandang belum terjadi implementasi
perubahan dalam organisasi, dimana jawaban mencapai sekitar 9 kurang baik, c
45,5 . Aspek peningkatan peningkata dipandang baik sebanyak 81,8 dan sa
sebanyak 18,2 . Aspek lain yang lebih adalah pada aspek peningkatan karir
menjawab cukup baik dengan frekuensi sebanyak 63,6 dan kategori baik sebanyak
ADAN DIKLAT DAERAH ISTIMEWA Y
uhan diklat dan tannya
dalam sistem seleksi
patan kepada ebijakan lebih
personil yang anyak selama
alam organisasi etahuan
dan jamin terjadinya
ntuk kemajuan
ripsikan dalam skan pada tiga
otal responden, menjadi fokus
dikemukakan
en, diperoleh
ng aspek yang tegorisasi skor
. Mendasarkan dikemukakan
onden masih ntasi rencana
ana frekuensi aik, cukup baik
gkatan kinerja n sangat baik
lebih menonjol arir mayoritas
uensi jawaban anyak 63,6 .
Gambar 6 Jawaban respon
b. Rerata Skor per Aspek
Apabila dilihat dari agre yang dievaluasi, Gambar di
informasi mengenai capaian ma Aspek penerapan hasil diklat,
peningkatan karir, dukungan, dan mencapai skor yang termasuk dal
ini memberikan informasi bahwa mampu memberikan manfaat k
walau belum optimal.
Gambar 7 skor rerata
Terkait dengan temuan di diperoleh dari hasil diskusi te
gambaran bahwa: Pertama, penerapan ha
kategori baik sebagaimana men 70. Pelatihan perencanaan yang
- 10.0
20.0 30.0
40.0 50.0
60.0 70.0
80.0 90.0
Tidak Baik
Kurang Baik
Penerapan -
- Peningkatan Kinerja
- -
Peningkatan karir -
- Dukungan
- -
Rencana Perubahan -
9.1
P re
se n
ta se
Jawaban respond
70
64. 72.2
67.2 50
60 70
80 Penerapan
Dukungan Rencana
Perubahan
Skor rerata
Skor rera
A YOGYAKARTA
H a l a m a n | 17
esponden per aspek
i agregat skor per aspek di bawah memberikan
n masing-masing aspek. iklat, peningkatan kinerja,
n, dan rencana perubahan uk dalam kategori baik. Hal
bahwa pelaksanaan diklat faat kepada para alumni
erata per aspek
uan di atas, informasi yang usi terfokus memberikan
n hasil pelatihan dalam mencapai skor rata-rata
yang telah dilaksanakan
Cukup Baik
Baik Baik
Sekali -
45.5 54.5
- 81.8
18.2 63.6
36.4 -
27.3 63.6
- 45.5
45.5 -
onden
76.4
64.6 pan
Peningkatan Kinerja
Peningkatan karir
rerata
BADAN DIKLAT DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
H a l a m a n | 18
dipandang penting bagi para pegawai sebagai suatu bentuk penyiapan sumber daya manusia yang
berkelanjutan dalam
kelembagaan. Pelatihan
memberikan pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan oleh pegawai dalam melaksanakan tugas
dan fungsi yang diembannya misalnya mengetahui mekanisme atau alur perencanaan dan evaluasi
perencanaan. Terkait dengan penerapannya, tidak semua alumni langsung menerapkan apa yang
diperolehnya. Bagi alumni yang memiliki tugas dan fungsi
pokok terkait
dengan perencanaan,
memandang bahwa mereka merasa mendapatkan pengetahuan yang bermanfaat untuk membantu
kelancaran pencapaian tujuan dalam bekerja. Bagi alumni yang tidak berasal dari unit yang tidak langsung
menangani perencanan walau memandang materi diklat
adalah penting,
belum dapat
langsung menerapkannya dalam aktivitas pekerjaan. Hal ini
disebabkan adanya kesulitan yang ditemukan dalam organisasi yang mencakup ada pandangan materi
yang didapat masih global belum spesifik, pekerjaan belum berada di bidang perencanaan, dan kebijakan
pimpinan yang dipandang menghalangi. Kedua,
peningkatan kinerja
organisasi mencaapai kategori baik dengan rerata skor 76,4.
Artinya, dipandang terjadi peningkatan kinerja pada alumni walau pun disadari belum optimal. Beberapa
alumni memandang bahwa pelatihan yang dilakukan mampu
memberikan pemahaman
yang benar
mengenai bagaimana proses perencanaan harus dilakukan. Walau tidak semua alumni mengalami
perubahan berarti, banyak alumni yang memandang bahwa
mereka lebih
siap dan
cepat dalam
mennyelesaikan perencanaan
khususnya terkait
dengan penyusunan perencanaan program di tempat kerja, mampu mengetahui cara dan metode yang
efektif, dan merasa kualitas pekerjaan lebih meningkat dibanding sebelumnya. Sebagai contoh, ada alumni
yang belum pernah mengikuti pelatihan mengenai perencanaan, memandang positif terhadap materi
pelatihan dimana dirinya menjadi lebih memahami bagaimana fungsi perencanaan program, pelaksanaan
perencanaan, dan evaluasi perencanaan program. Walau
pun demikian,
terdapat alumni
yang memandang
bahwa dirinya
belum merasaka
perubahan kinerja
yang positif
karena belum
menerapkan hasil diklat secara optimal sebagai implikasi dari tugasnya bukan di bidang perencanaan
dan adanya mekanisme “pengkremesan” pekerjaan di instansinya.
Ketiga, aspek peningkatan karir pegawai dalam kategori cukup baik dengan skor rerata 64,5.
Hal ini menunjukkan bahwa peningkatan karir pegawai di organisasi tidak secara otomatasi terjadi setelah
para alumni
kembali ke
organisasi. Walau
penyenggaraan pelatihan
perencanaan disadari
beberapa alumni bahwa penerapan hasil diklatdapat memberikan point untuk kenaikan pangkat dan
sebagai sarana untuk mempersiapkan kemampuan untuk pekerjaan yang lebih tinggi, namun karir mereka
tidak dengan cepat meningkat setelah mengikuti kegiatan pelatihan perencanaan program. Dengan
kata lain, karir pada alumni di organisasi belum menunjukkan perubahan signifikan karena dalam
organisasi belum terdapat pergantian posisi maupun kenaikan
pangkat setelah
mengikuti kegiatan
pelatihan, dan malah terjadi rotasi atau pemindahan jabatan setelah pelatihan dimana alumni dipindah
tugasnya ke
bidang evaluasi
produk hukum
kabuatapekota. Keempat, dukungan yang diperoleh para
alumni berada dalam kategori baik. Hasil diskusi menunjukkan bahwa para alumni mendapatkan
dukungan moril dari para atasannya untuk mengikuti
BADAN DIKLAT DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
H a l a m a n | 19
kegiatan pelatihan perencanaan program. Para atasan memberikan perijinan kepada pegawai yang diminta
untuk mengikuti kegiatan pelatihan dan memberikan motivasi atau arahan kepada pegawai yang akan
didiklat. Kadang pimpinan pun ada yang menanyakan bagaimana proses diklat yang diselenggarakan di
instansi penyelenggaran pelatihan. Dukungan moril pun diperoleh dari teman sejawat yang diwujudkan
dalam perilaku teman sejawat yang membantu menyelesaikan pekerjaan yang ditinggalkan oleh
selama masa pelatihan. Walau pada beberapa alumni, terkadang mereka harus kembali ke lembaga untuk
menyelesaikan pekerjaannya secara mandiri disaat jeda waktu pelatihan. Namun, dukungan yang bersifat
material dan fasilitas pada sebagian besar alumni belum dapat disediakan oleh pimpinan misalnya
dukungan promosi, fasilitas kerja, dan dsb. Dengan kata lain, dukungan yang diperoleh dari para alumni
setelah mengikuti pelatihan lebih dominan berupa dukungan nonmaterial baik dari atasan maupun rekan
sejawat. Kelima, rencana perubahan mencapai skor
67,4 dalam kategori baik. Aspek rencana perubahan ini mengandung makna apakah peserta setelah
mengikuti kegiatan
pelatihan dan
kembali ke
lingkungan organisasinya dapat melakukan suatu program atau kegiatan perubahan atau kemajuan.
Progres perubahan di lembaga walau belum optimal sudah terjadi walau masih perlu peningkatan. Sebagai
contoh, hasil wawancara terhadap seorang alumni menunjukkan bahwa mereka memiliki keinginan
secara pribadi
untuk melakukan
kegiatan merencanaan secara lebih baik, dimana selama ini ia
hanya mengetahui proses perencanaan karena dimintai bantuan oleh atasan dan akhirnya belajar
secara informal. Namun, dengan mengikuti pelatihan dirinya
menjadi lebih
mengetahui bagaimana
mekanisme itu harus dilakukan dengan terarah. Hal serupa terjadi pada alumni yang secara langsung atau
memiliki pekerjaan yang dengan bidang perencanaan.
c. Saran Perbaikan