Rerata Skor per Aspek Evaluasi

BADAN DIKLAT DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA H a l a m a n | 21 peserta tidak menerapkan hasil belajar dalam aktivitas tugas dan fungsi sehari-hari.

b. Rerata Skor per Aspek Evaluasi

Dilihat dari aspek yang menjadi fokus evaluasi, kebermanfaatan program pelatihan dapat diperoleh informasi yang menunjukkan bahwa kegiatan pelatihan manajemen pemerintahan mampu memberikan manfaat dalam hal penerapan hasil diklat dalam kategori cukup baik rerata skor 56,88, terjadi peningkatan kinerja dalam organsisasi dalam ketegori baik rerata skor 70,5, peningkatan karir mencapai kategori cukup baik rerata skor 50,62, dukungan dalam kategori baik rerata skor 63,75, dan rencanan perubahan dalam kategori cukup baik dengan capaian rerata skor 57,5. Terlihat dari, aspek-aspek yang dievaluasi penerapan hasil diklat, dan peningkatan karir merupakan aspek yang lebih rendah dibanding dengan ketiga aspek lainnya, dalam kategori cukup baik. Hal ini menunjukkan bahwa Ketiga aspek ini termasuk dalam kategori baik. Sedangkan dalam aspek pengembangan karir dan pemberian dukungan masuk dalam kategori cukup baik yang masing-masing mencapai rerata skor 50 dan 58. Kelima aspek evaluasi ini dapat digambarkan dalam diagram di bawah. Gambar 9 Skor Aspek-Aspek Evaluasi Pasca Diklat Manajemen Keuangan Informasi yang diperoleh dari hasil wawancara dan diskusi mendukung hasil temuan di atas, sebagaimana dikemukakan berikut: Pertama, penerapan hasil diklat manajemen keuangan sangat beragam dalam praktik di lingkungan organisasi masing-masing peserta. Terkait dengan hal ini, informasi yang diperoleh melalui diskusi terfokus menunjukkan bahwa terdapat dua pendapat mengenai relevansi materi pelatihan. Pandangan pertama dikemukakan oleh alumni yang mana sekitar 8 alumni yang menyampaikan pendapat bahwa materi pelatihan manajemen keuangan dipandang relevan dengan pelaksanaan tugas dan fungsi para peserta dalam organisasi, dan dipandang bahwa untuk kepentingan kaderisasi pegawai maka dipandang kemampuan ini perlu dimiliki oleh semua pegawai. Padangan kedua menunjukkan sebaliknya materi pelatihan tidak atau kurang relevan dengan tupoksi sehari-hari, sebagaimana dikemukakan oleh alumni beriniasl Yr yang menyatakan bahwa dirinya merupakan staf teknis bukan staf yang mengurusi keuangan. Walau pun demikian, proses diklat yang diikuti dapat memberikan manfaat berupa terjadi peningkatan 56.875 70.5 50.625 63.75 57.5 20 40 60 80 Penerapan hasil diklat Peningkatan kinerja Peningkatan karir Dukungan Rencana perubahan Rerata Skor Rerata BADAN DIKLAT DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA H a l a m a n | 22 pengetahuan mengenai pengelolan keuangan yang mana hal ini diakui oleh mayoritas informan. Sebagai konsekuensi perbedaan persepsi di atas, penerapan hasil belakar di lingkungan organisasi dari peserta cukup beragam. Mereka yang memandang penting dan relevan, menyadari bahwa materi diklat dapat membantu memudahkan proses pelaksanaan pekerjaraan sehar-hari, terutama bagi mereka yang berasal dari instansi keuangan misal Badan Pemeriksa Keuangan sangat mendukung dan memandang baik penyelenggaraan diklat manajemen keuangan. Para alumni berpendapat hasil diklat yang diikuti mampu mendukung kelancaran tugas, penyelesaian pekerjaan menjadi tertata dan terstandar, menambah pengetahuan terkait pekerjaan yang sejenis, dan memahami bagaimana prosedur kontrak keuangan dalam pekerjaan sehari-hari. Selain itu, beberapa alumni tidak secara langsung menerapkan pengetahuan dan keterampilan yang diperolehnya dalam menerapkan prinsip-prinsip pengelolaan keuangan yang baik karena dihadapkan pada beberapa hal yang menjadi kendala antara lain merasa tidak ada keterkaitan langsung dengan pekerjaan, pekejaan yang ditekuni saat relatif banyak, merasa pengetahuan yang diperoleh sudah lupa, memandang penerapan pengetahuan dapat dilakukan di waktu mendatang, dan faktor dari lembaga yang mencakup tidak ada kesempatan untuk mengaplikasikan hasil diklat. Kedua, peningkatan kinerja pada alumni pun terjadi walau dominan pada aspek kognitif. Capaian skor 70,5 pada aspek ini menunjukkan bahwa alumni mampu menerapkan prinsip-prinsip pemerintahan yang baik. Hal ini menunjukkan bahwa hasil belajar yang dipeorleh dari diklat berusaha diimplementasikan dalam lingkungan pekerjaan. Hasil diskusi terfokus menunjukkan bahwa sebagian besar alumni berpendapat bahwa peningkatan kinerja sudah terjadi walau belum optimal dan cenderung masih di tingkat individual. Bagi mereka, dipandang setelah menerapkannya, terjadi perbaikan dalam melaksanaan pekerjaan dimana pekerjaan sehari-hari menjadi lebih mudah, terstandar, dan lebih tertata dibanding sebelum mengikuti pelatihan, mendukung penyelesaian tugas dalam aspek lain, dan pekerjaan menjadi lebih efesien. Namun demikian, hasil yang baik pun tidak tercapai bagi alumni yang tidak berusaha menerapkan pengetahuan dan keterampilan secara nyata dalam kehidupan sehari-hari sebagaimana dikemukakan oleh seorang alumni bahwa ia memandang masih awal mengenai manajemen keuangan. Ketiga, peningkatan karir alumni nampaknya masih rendah. Artinya, hasil diklat yang diterapkan belum mampu menjadikan karir alumni menjadi lebih baik. Para alumni memandang bahwa walau kegiatan diklat memberikan suatu kesiapan untuk memasuki jabatan tertentu dan melaksanakan pekerjaan di jenjang lebih tinggi, namun jabatan struktural belum ada pergantian setelah mereka mengikuti diklat bahkan terdapat alumni yang berganti pekerjaan atau tugas sebagai pelaksana teknis. Mereka pun memandang bahwa peningkatan karir belum terjadi karena posisi mereka sebagai individu-invidivu yang berada di level teknis dan menyadari peningkatan karir bukan suatu yang instan. Namun demikian, terdapat pendapat seorang alumni yang menyatakan bahwa kegiatan diklat dapat mendukung karir pegawai bersangkutan karena relevan dengan tupoksi dan menjadi suatu keharusan untuk naik jabatan. Keempat, aspek dukungan terhadap keikutsertaan peserta pada diklat managemen keuangan diperoleh dari atasan dan teman sejawat. Dukungan dari atas berupa perijinan atau penugasan BADAN DIKLAT DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA H a l a m a n | 23 kepada peserta untuk mengikuti kegiatan pelatihan, memberikan saran untuk tidak ikut apabila diklat tidak penting atau relevan dengan tupoksi, dan setelah kembali dari diklat atasan meminta informasi walau dalam bentuk komunikasi informal dengan mempertanyakan bagaiamana hasil yang diperoleh setelah mengikuti kegiatan diklat. Dukungan pun datang dari para rekan kerja, dimana apabila para alumni ada yang mengikuti pelatihan pekerjaan yang ada di lembaga sering ditangani oleh rekan sejawatnya. Hal lain adalah setelah kembali dari kegiatan pelatihan kadang rekan sejawat berperilaku menggali informasi kepada alumni mengenai pengetahuan atau keterampilan apa yang diperoleh dari diklat. Secara informal, alumni menyampaikan materi diperolehnya. Namun, dukungan yang terkait dengan penghargaan material, finansial, serta kesempatan promosi belum tersedia dalam organisasi. Dengan kata lain, dukungan moril dari lingkungan organisasi baik dari rekan maupun pimpinan terjadi di lembaga. Kelima, rencana perubahan dilakukan oleh alumni dalam kategori cukup baik, dengan skor 57,5. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat keinginan dari para alumni untuk melakukan perubahan dalam organisasi sudah ada, namun untuk merealisasikannya masih dalam tataran individual. Hal ini terkait dengan penerapan hasil diklat yang menyatakan bahwa terjadi perbedaan pemberian kesempatan yang berbeda di organisasi terhadap alumni untuk mengembangkan kinerjanya, dan kedudukan para alumni yang merupakan pegawai di tingkat bawah. Dengan kata lain, perubahan di lingkungan organisasi belum terjadi maksimal dan sebatas perubahan pada level individul.

c. Saran Perbaikan