34 1
Media pembelajaran konkret dapat membantu pemahaman konsep- konsep yang abstrak.
2 Media pembelajaran dapat memperjelas penyajian pesan dan
informasi sehingga dapat memperlancar dan meningkatkan proses dan hasil belajar.
3 Media pembelajaran dapat meningkatkan dan mengarahkan
perhatian anak sehingga dapat menimbulkan motivasi belajar dan interaksi yang lebih langsung.
4 Media pembelajaran dapat mengatasi keterbatasan indera, ruang,
dan waktu; a
objek atau benda yang terlalu besar untuk ditampilkan secara langsung di ruang kelas dapat digantikan dengan gambar, foto,
slide, film, radio, atau model; b
objek atau benda yang terlalu kecil yang tidak tampak oleh indera dapat disajikan dengan bantuan mikroskop, film, slide,
gambar; c
kejadian langka yang terjadi di masa lalu atau terjadi sekali dalam puluhan tahun dapat ditampilkan melalui rekaman video,
film, foto; d
objek atau proses yang amat rumit seperti pencernaan makanan dapat ditampilkan secara konkret melalui film, gambar, atau
simulasi computer;
35 e
kejadian atau percobaan yang dapat membahayakan dapat disimulasikan melalui film, video;
f peristiwa alam seperti gunung meletus atau proses yang dalam
kenyataan memakan waktu lama seperti proses kepompong menjadi kupu-kupu dapat disajikan melalui rekaman time-lapse
untuk film, video, slide. 5
Media pembelajaran dapat memberikan kesamaan pengalaman kepada siswa tentang peristiwa-peristiwa di lingkungan mereka.
c. Jenis media pembelajaran
Kemp dan Dayton Arsyad, 2011: 37 mengelompokkan media ke dalam delapan jenis, yaitu 1 media cetakan, 2 media pajang, 3
overhead transparancies, 4 rekaman audiotape, 5 seri slide dan filmstrips, 6 penyajian multi-image, 7 rekaman video dan film hidup,
dan 8 komputer. Sementara Briggs Sadiman dkk, 2009: 23 mengidentifikasi
tigabelas macam media yang dipergunakan dalam proses belajar mengajar, yaitu: benda nyata, model, suara alamiah, rekaman radio,
media cetak, pembelajaran terprogram, papan tulis, media transparansi, film rangkai, film bingkai, film, televise, dan gambar.
Sudjana dan Rivai 2010: 3 mengelompokkan media pembelajaran menjadi empat jenis, yaitu media grafis, media tiga dimensi, media
proyeksi, dan lingkungan. Media grafis meliputi gambar, foto, grafik, bagan atau diagram, poster, kartun, komik, dan lain-lain. Media tiga
36 dimensi meliputi bentuk model seperti model padat, model
penampang, model susun, model kerja, mock up, diorama, dan lain- lain. Sedangkan yang termasuk media proyeksi yaitu slide, film strips,
film, penggunaan OHP dan lain-lain. Schramm Sadiman dkk, 2009: 27 membedakan media
berdasarkan kerumitan media dan besarnya biaya, yaitu media rumit dan mahal big media dan media sederhana dan murah little media.
d. Media tiga dimensi
Media tiga dimensi ialah sekelompok media tanpa proyeksi yang penyajiannya secara visual tiga dimensional Santyasa, 2007: 15.
Kelompok media ini dapat berwujud sebagai benda asli baik hidup maupun mati, dan dapat pula berwujud sebagai tiruan yang mewakili
aslinya. Media tiga dimensi yang dapat diproduksi dengan mudah, adalah
tergolong sederhana dalam penggunaan dan pemanfaatannya, karena tanpa harus memerlukan keahlian khusus, dapat dibuat sendiri oleh
guru, bahannya mudah diperoleh di lingkungan sekitar. Moedjiono Santyasa, 2007: 15 mengatakan bahwa media
sederhana tiga dimensi memiliki kelebihan-kelebihan: memberikan pengalaman secara langsung, penyajian secara kongkrit dan
menghindari verbalisme, dapat menunjukkan obyek secara utuh baik konstruksi maupun cara kerjanya, dapat memperlihatkan struktur
organisasi secara jelas, dapat menunjukkan alur suatu proses secara
37 jelas. Sedangkan kelemahan-kelemahannya adalah: tidak bisa
menjangkau sasaran dalam jumlah yang besar, penyimpanannya memerlukan ruang yang besar dan perawatannya rumit.
Salah satu jenis media tiga dimensi adalah model. Model adalah tiruan tiga dimensional dari beberapa objek nyata yang terlalu besar,
terlalu jauh, terlalu kecil, terlalu mahal, terlalu jarang atau terlalu ruwet untuk dibawa ke dalam kelas dan dipelajari siswa dalam wujud aslinya
Sudjana dan Rivai, 2010: 156. Sudjana dan Rivai mengelompokkan model ke dalam enam kategori yaitu model padat, model penampang,
model susun, model kerja, mock-up dan diorama. Pada penelitian ini, peneliti menggunakan media tiga dimensi
model padat. Model padat adalah suatu model yang memperlihatkan bagian permukaan luar daripada objek dan acapkali membuang bagian-
bagian yang membingungkan gagasan-gagasan utamanya, dari segi bentuk, warna, dan susunannya Sudjana dan Rivai, 2010: 156. Model
padat yang digunakan pada penelitian ini adalah bentuk geometrik bangun ruang seperti: prisma, limas, tabung, kerucut, kubus, balok.
Langkah-langkah penggunaan media tiga dimensi bangun ruang pada proses pembelajaran adalah sebagai berikut.
1 Persiapan
a Mengidentifikasi segala kebutuhan yang diperlukan dalam
pembelajaran bangun ruang.
38 b
Merumuskan tujuan pembelajaran yang diharapkan dimiliki dan dikuasai siswa setelah proses pembelajaran bangun ruang.
c Merumuskan butir-butir materi tentang bangun ruang sesuai
dengan tujuan yang ingin dicapai. 2
Pelaksanaan a
Menjelaskan materi bangun ruang melalui penggunaan media tiga dimensi bangun ruang.
b Siswa mengidentifikasi sifat-sifat bangun ruang dengan
mengamati model bangun ruang. c
Siswa mengidentifikasi jaring-jaring bangun ruang melalui model bangun ruang.
3 Tindak lanjut
a Memberikan feed back.
b Evaluasi.
4. Karakteristik Anak Usia Sekolah Dasar
Anning Suharjo, 2006: 36 mengemukakan bahwa perkembangan belajar anak usia sekolah dasar adalah sebagai berikut.
a. Kemampuan berpikir anak berkembang secara sekuensial dari konkret
menuju abstrak. b.
Kesiapan anak untuk menuju tahap perkembangan selanjutnya berlangsung alamiah, tidak boleh dipaksakan untuk bergerak menuju
perkembangan kognitif yang lebih tinggi. c.
Anak belajar melalui pengalaman-pengalaman langsung.