8
BAB II KAJIAN TEORI
A. Kajian Teori
1. Kajian tentang Hasil Belajar
a. Pengertian belajar
Santrock dan Yussen Sugihartono dkk, 2012: 74 mendefinisikan belajar sebagai perubahan yang relatif permanen karena adanya
pengalaman. Winkle Purwanto, 2010: 39 berpendapat bahwa belajar adalah aktivitas mentalpsikis yang berlangsung dalam interaksi aktif
dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan, keterampilan, dan sikap. Perubahan itu diperoleh melalui
usaha bukan karena kematangan, menetap dalam waktu relatif lama dan merupakan hasil pengalaman.
Pengertian belajar menurut teori kognitif adalah perubahan persepsi dan pemahaman, yang tidak selalu berbentuk perilaku yang
dapat diamati dan diukur Budiningsih, 2003: 51. Asumsi teori ini adalah bahwa setiap orang telah memiliki pengetahuan dan
pengalaman yang telah tertata dalam bentuk struktur kognitif yang dimilikinya. Proses belajar akan berjalan baik jika materi pelajaran
atau informasi baru beradaptasi dengan struktur kognitif yang telah dimilikinya.
Menurut Piaget Budiningsih, 2003: 51 kegiatan belajar terjadi seturut dengan pola tahap-tahap perkembangan kognitif menurut umur
9 seseorang. Siswa SD yang umunya berumur 7-12 tahun berada pada
tahap operasional konkret. Pada tahap itu, anak masih membutuhkan bantuan memanipulasi obyek-obyek konkret untuk berpikir secara
abstrak. Suatu konsep akan dipahami dengan baik oleh anak apabila direpresentasikan melalui benda-benda konkret ataupun pengalaman
langsung. Dalam belajar, menurut Piaget Pitadjeng, 2006: 27 struktur kognitif yang dimiliki seseorang terjadi karena proses asimilasi dan
akomodasi. Asimilasi adalah proses mendapatkan informasi dan pengalaman baru yang langsung menyatu dengan struktur mental yang
sudah dimiliki seseorang. Sementara akomodasi adalah proses menstruktur kembali mental sebagai akibat adanya informasi dan
pengalaman baru. Jadi belajar bukan hanya menerima informasi dan pengalaman baru, tetapi juga mengakomodasikan informasi dan
pengalaman baru tersebut. Piaget mengemukakan bahwa dalam belajar, terutama belajar matematika melalui 4 tahap yaitu tahap
konkret, semi konkret, semi abstrak, dan abstrak Pitadjeng, 2006: 28. Pada tahap konkret kegiatan yang dilakukan anak adalah untuk
mendapatkan pengalaman langsung atau memanipulasi objek-objek konkret. Pada tahap semi konkret kegiatan yang dilakukan sudah dapat
menggunakan gambaran dari objek yang dimaksud. Kegiatan yang dilakukan pada tahap semi abstrak yaitu memanipulasimelihat tanda
sebagai ganti gambar. Sedangkan pada tahap abstrak anak sudah