Tujuan Pendidikan Karakter Pendidikan Karakter

9 dan siswa yang lebih tua mempengaruhi kesuksesan implementasi pendidikan karakter siswa. Berdasarkan beberapa pengertian diatas, disimpulkan bahwa pendidikan karakter merupakan usaha untuk mendidik akhlak siswa agar menjadi individu yang baik tingkah lakunya di lingkungan sekolah dan masyarakat. Pendidikan karakter meliputi tiga ranah yaitu kognitif, afektif, dan psikomotor. Semua komponen sekolah berperan dalam pendidikan karakter agar sukses dalam implementasinya. Proses pendidikan karakter yaitu menanamkan, memberi teladan, dan juga memfasilitasi siswa.

2. Tujuan Pendidikan Karakter

Tujuan pendidikan karakter mengarahkan pada akhlak mulia. Hal ini sejalan dengan Sri Narwanti 2011: 16 yang menyatakan bahwa pendidikan karakter bertujuan untuk meningkatkan mutu penyelenggaraan dan hasil pendidikan di sekolah yang mengarah pada pencapaian pembentukan karakter dan akhlak mulia peserta didik secara utuh, terpadu, dan seimbang dengan standar kompetensi lulusan. Implementasi pendidikan karakter diharapkan tidak hanya meningkatkan kemampuan kognitif di sekolah, akan tetapi juga afektif yang berupa akhlak yang baik. Pendidikan karakter bertujuan untuk meningkatkan mutu proses dan hasil pendidikan yang mengarah pada pembentukan karakter dan akhlak mulia peserta didik secara utuh, terpadu, dan seimbang sesuai SKL pada setiap satuan pendidikan Mulyasa, 2013: 9. 10 Menurut UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 3 , “Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta tanggung jawab”. Mengacu pada UU tersebut maka pelaksanaan pendidikan karakter sudah sejalan dengan dengan tujuan pendidikan nasional. UNESCO Bambang Sumarno, 2008: 7 menyatakan ada 4 pilar pendidikan yaitu belajar mengetahui learning to know , belajar berbuat learning to do , belajar hidup bersama learning to live together , dan belajar menjadi seseorang yang seutuhnya learning to be . Belajar untuk mengetahui learning to know yaitu belajar mengetahui ilmu-ilmu pengetahuan. Pengetahuan tidak hanya diperoleh ketika di dalam kelas akan tetapi di luar kelas dan sekolah. Dengan mengetahui, siswa menjadi paham, mengetahui, dan menemukan. Belajar berbuat learning to do yaitu belajar melakukan. Belajar tidak hanya sebatas tahu akan tetapi juga dapat melakukan. Dalam hal pendidikan karakter, sekolah hendaknya memberikan fasilitasi kepada siswa dalam mengimplementasikan pendidikan karakter. Sekolah mengembangkan minat dan bakat siswa. Belajar hidup bersama learning to live together yaitu dengan pendidikan diharapkan dapat membekali siswa. Bekal agar siswa dapat berperan 11 dalam kehidupan di lingkungan siswa berada. Belajar menjadi seseorang yang seutuhnya learning to be yaitu menjadi individu yang unggul. Individu yang unggul diperkuat dengan karakter yang kuat. Siswa dididik dan dibimbing untuk menjadi diri sendiri dengan karakter masing-masing. Menurut Dharma Kesuma, dkk 2013: 9, tujuan pendidikan karakter dapat dibagi dalam: a. Menguatkan dan mengembangkan nilai-nilai kehidupan yang dianggap penting dan perlu sehingga menjadi kepribadian dan kepemilikan peserta didik yang khas sebagaimana nilai-nilai yang dikembangkan. b. Mengoreksi perilaku peserta didik yang tidak bersesuaian dengan nilai- nilai yang dikembangkan oleh sekolah. c. Membangun koneksi yang harmonis dengan keluarga dan masyarakat dalam memerankan tanggung jawab karakter bersama. Berdasarkan pernyataan diatas, sekolah sebaiknya memberikan fasilitas penguatan dan pengembangan nilai-nilai tertentu dan diwujudkan dengan perilaku dan sikap siswa. Penguatan di sekolah bukan berupa doktrin kepada siswa akan tetapi mengarahkan proses pendidikan pada pembiasaan di sekolah dan di rumah. Proses pembelajaran tidak hanya kemampuan kognitif akan tetapi juga karakter. Keteladanan diperlukan untuk mencapai tujuan pendidikan karakter ini. Selain keteladanan, juga pembiasaan siswa. Selain itu, Guru berperan untuk mengoreksi perilaku siswa yang tidak sesuai dengan nilai-nilai yang dikembangkan sekolah. 12 Koreksi ini yang meluruskan perilaku negatif siswa menjadi perilaku yang positif. Penerapan pendidikan karakter di lingkungan sekolah merupakan tanggung jawab semua warga sekolah, baik itu guru, perserta didik, dan karyawan. Interaksi yang positif diciptakan baik itu di dalam kelas antara guru dengan peserta didik, peserta didik dengan peserta didik, ataupun di luar kelas. Interaksi tersebut mempengaruhi perilaku anak. Siti Irene Astuti Dwiningrum 2013: 144 mengatakan, “ The purpose of Character Education: a. Develop potential heart conscience affective learner; b. Develop habits and behavior of the students is commendable and in line with universal values and cultural traditions; c. Instill a spirit of leadership and responsibility as the next generation of learners race; d. Develop students ability to be an independent man, creative, and national vision; e. Develop within the school as a learning environment that is peaceful, honest, full of creativity and friendship, and with a high national feeling and full strength . ” Dari pernyataan Siti Irene Astuti Dwiningrum, dapat diketahui bahwa tujuan pendidikan karakter yaitu a. mengembangkan potensi hatikata hatiafektif; b. mengembangkan kebiasaan dan lingkungan siswa yang terkomando dan dalam nilai yang universal dan tradisi budaya; c. membangkitkan semangat kepemimpinan dan tanggung jawab menjadi generasi masa depan bangsa yang pembelajar; d. mengembangkan kemampuan siswa menjadi orang yang mandiri, kreatif, dan berjiwa nasionalisme; dan e. mengembangkan dengan sebuah sekolah menjadi lingkungan belajar yang damai, jujur, penuh dengan kreatifitas dan 13 bersahabat, dan dengan jiwa nasionalis yang tinggi dan penuh dengan kekuatan. Jadi pendidikan karakter mengembangkan ranah afektif siswa agar mempunyai potensi hati yang berkarakter. Pendidikan karakter mengembangkan agar siswa mempunyai kebiasaan nilai karakter baik dan menciptakan lingkungan yang baik untuk siswa. Siswa sebagai generasi penerus bangsa disiapkan agar bertanggung jawab dan mempunyai jiwa kepemimpinan. Siswa dikembangkan agar menjadi orang yang kreatif, semangat kebangsaan, cinta tanah air, jujur, dan bersahabat. Berdasarkan uraian beberapa tujuan diatas, disimpulkan bahwa tujuan adanya pendidikan karakter yaitu membentuk manusia yang berkarakter, dan berakhlak mulia. Berkarakter bukan sekedar ranah kognitif akan tetapi juga ranah afektif dan psikomotor. Ketiga ranah ini dikembangkan agar menjadikan insan yang berilmu dan berkarakter.

3. Pengembangan Pendidikan Karakter