Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dari sekian banyak provinsi yang ada di Indonesia, Yogyakarta menjadi salah satu provinsi yang menyandang gelar daerah keistimewaan. Hal ini bukan tanpa alasan, sebagai contoh dari segi budaya masyarakat Yogyakarta masih memegang teguh adat istiadat warisan leluruh, segi pemerintahan yang masih menggunakan sistem kerajaan atau keraton, maupun kehidupan sosial masyarakatnya yang masih sangat kental dengan semangat gotong royong dan tolong menolong ditengah kebersahajaannya. Fakta tersebut merupakan beberapa alasan mengapa provinsi ini menyandang gelar sebagai daerah keistimewaan hingga saat ini. Selain menyandang gelar sebagai daerah keistimewaan, banyak lagi sebutan yang juga dapat digunakan untuk menyebut kota ini, seperti kota pendidikan, representasi indonesia dalam lingkup kecil, kota 1000 perguruan tinggi, kota wisata budaya, dan masih banyak lainnya. Keseluruhan gelar dan sebutan tersebut merupakan wujud cerminan dari kesuksesan lembaga pemerintah, swasta, dan masyarakat dalam mengembangkan dan mengoptimalkan setiap potensi yang dimiliki. Tidak heran rasanya jika banyak masyarakat ataupun wisatawan yang juga ingin merasakan “keistimewaan” Kota Yogyakarta. Banyaknya pilihan wisata yang tersedia di Yogyakarta sudah sejak lama menjadi daya tarik wisatawan domestik maupun mancanegara untuk sekedar berkunjung melepas penat atau mencari inspirasi baru. Menurut data Dinas 2 Pariwisata DIY pada tahun 2014, jumlah objek wisata yang ada di DIY yaitu sebanyak 132 objek wisata yang terdiri dari objek wisata alam, wisata budaya, dan desakampung wisata yang tersebar diseluruh wilayah DIY visitingjogja.jogjaprov.go.id. Deretan objek wisata yang banyak terdapat di Yogyakarta tersebut seakan tak pernah kehilangan pesonanya untuk memikat para wisatawan. Selain karena banyaknya perguruan tinggi yang ada di kota ini, wisata belajar pun turut andil dalam mempromosikan Yogyakarta menjadi kota pendidikan. Wisata sambil belajar atau wisata belajar telah menjadi tren di Yogyakarta seiring bertambahnya pelajar maupun mahasiswa luar daerah yang memilih Yogyakarta sebagai tujuannya dalam mencari sekolah atau perguruan tinggi. Kondisi tersebut selain membawa dampak positif dalam dunia pendidikan di Yogyakarta, juga membawa beberapa dampak negatif yaitu semakin padatnya Yogyakarta dan daya saing yang semakin ketat dalam segala sektor kehidupan diakibatkan banyaknya perantau yang akhirnya menetap di Yogyakarta karena terhipnotis akan keistimewaannya. Guna upayanya mengemban tanggung jawab sebagai salah satu kota pendidikan, Yogyakarta telah menyediakan banyak fasilitas pendidikan baik itu formal maupun nonformal. Fasilitas pendidikan yang ada juga memiliki beragam model dan variasi, tidak terbatas pada lembaga persekolahan ataupun formal saja. Dalam kaitannya sebagai kota pendidikan sekaligus kota destinasi wisata, Yogyakarta telah memiliki berbagai macam tempat dan alternatif pilihan. Baik dari pihak pemerintahan, swasta, maupun masyarakat telah banyak berkreasi dan menciptakan fasilitas-fasilitas penunjang pendidikan di 3 Yogyakarta misal perpustakaan kota, taman pintar, museum, kampung cyber, kebun binatang, desa wisata, dan lain-lain. Konsep perpaduan antara wisata dan pendidikan yang banyak diterapkan dibanyak tempat wisata di Yogyakarta merupakan nilai jual positif yang mungkin tidak banyak ditemui di daerah- daerah lainnya. Hal ini akan semakin menyamarkan anggapan yang selama ini berkembang ditengah masyarakat bahwa pendidikan adalah sama dengan sekolahan. Padahal pendidikan tidak harus dilakukan di sekolah, tetapi dapat dilakukan dimanapun, kapanpun, dan dengan siapapun asalkan sesuai dengan nilai dan norma serta mengarah kepada hal yang positif. Salah satu program pembelajaran yang menggabungkan konsep wisata dan pendidikan yaitu program Pembelajaran Luar Sekolah di Kebun Raya Kebun Binatang KRKB Gembira Loka Yogyakarta atau biasa disebut program PLS GL zoo. Seperti yang tertera pada buku informasi program edukasi KRKB Gembira Loka, program ini diprakarsai oleh almarhum Sri Paduka Paku Alam PA VIII yang saat itu menginginkan KRKB Gembira Loka dapat menjadi fasilitas bagi pendidikan anak khususnya penerapan cinta satwa sejak usia dini. Untuk merealisasikan cita-cita tersebut, pihak KRKB Gembira Loka menggandeng Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta FIP UNY khususnya Jurusan Pendidikan Luar Sekolah PLS dalam buku informasi program edukasi KRKB Gembira Loka hal. 3. Sebagai salah satu lembaga pemerintah daerah yang berfungsi sebagai kawasan konservasi dan perlindungan terhadap flora dan fauna, KRKB Gembira Loka juga memiliki tanggung jawab sosial perusahaan atau Corporate Social Responsibility CSR 4 yang mengharuskan sebuah perusahaanlembaga bisnis untuk ikut peduli terhadap kehidupan masyarakat disekitarnya. Menurut European Commission 2006 Tanggung jawab sosial perusahaan adalah konsep dimana perusahaan mengintegrasikan perhatian pada aspek sosial dan lingkungan di dalam kegiatan bisnis dan interaksi dengan para pemangku kepentingan berdasar pada asas sukarela dalam Jurnal Ilmiah Administrasi Publik dan Pembangunan, Vol.2 No.1, Januari-Juni 2011. Di Indonesia sendiri, kebijakan mengenai program CSR diatur dalam Undang-undang Perseroan Terbatas PT No. 40 Tahun 2007 ayat 74 tentang tanggung jawab sosial perusahaan. Impementasi dari program CSR ini, yaitu adanya program pembelajaran luar sekolah yang sudah berlangsung selama kurang lebih 4 tahun terakhir. Program PLS GL zoo telah resmi berjalan setelah adanya surat kesepakatan kerjasama yang ditandatangi oleh Direktur Utama KRKB Gembira Loka dan Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta tertanggal 17 Februari 2014 setelah melalui 2 tahun tahap perencanaan dan percobaan. Program ini memungkinkan mahasiswa Jurusan PLS untuk mengembangkan potensi yang dimiliki khususnya dalam bidang kepemanduan dan outbound. Program PLS GL zoo merupakan program pembelajaran luar sekolah dengan metode outing class dimana para peserta program yang terdiri dari siswa-siswi tingkat Pendidikan Anak Usia Dini PAUD, Sekolah Dasar SD, dan Sekolah Menengah akan dipandu oleh mahasiswa Jurusan PLS untuk melakukan serangkaian kegiatan rekreatif dan edukatif. Kegiatan Outing Class merupakan salah satu program pembelajaran yang bertujuan memberikan 5 keterampilan dan keahlian dasar tertentu sebagai sarana menumbuhkan kreativitas siswa. Mahasiswa Jurusan PLS selaku pemandu juga sebelumnya telah dibekali mengenai apa-apa yang diperlukan selama kepemanduan di kebun binatang berlangsung. Pemandu program PLS GL zoo merupakan mahasiswa aktif Jurusan PLS khususnya yang tergabung dalam tim kepemanduan. Secara umum, sasaran dalam program PLS GL zoo yaitu lembaga- lembaga sekolahan yang ada di wilayah Kota Jogja. Namun selama 4 tahun berjalan, realita dilapangan membuktikan belum adanya perhatian dan koordinasi yang baik dengan pihak Dinas Pendidikan DIY selaku pemegang kebijakan sehingga program baru dapat dinikmati oleh lembaga sekolah dalam lingkup Kota Jogja dan belum dapat dinikmati lembaga sekolah dilain kabupaten seperti Gunung Kidul, Kulon Progo, Bantul, dan Sleman. Campur tangan pihak dinas pendidikan sangat dibutuhkan guna mengembangkan dan memaksimalkan potensi yang telah dimiliki Provinsi DIY guna menciptakan fasilitas pembelajaran yang rekreatif dan edukatif. Desain pembelajaran model ini jika dikembangkan secara maksimal sebenarnya dapat menjadi jawaban bagi kejenuhan siswa akan model pembelajaran monoton di dalam kelas yang selama ini diterapakan. Harapannya ketika program dapat berjalan dengan baik dan lancar, program PLS GL zoo dapat menjadi salah satu destinasi wisata belajar yang bukan tidak mungkin dapat menambah pendapatan asli daerah dan menarik semakin banyak wisatawan yang berkunjung ke DIY khususnya KRKB Gembira Loka. 6 Jurusan PLS sebagai penyedia Sumber Daya Manusia dalam program ini selalu berupaya memperbaiki manajemen yang ada guna membuka akses yang seluas-luasnya bagi mahasiswanya untuk dapat berpartisipasi dalam program tersebut. Salah satu upaya yang ditempuh yaitu dengan membentuk tim inti yang fokus mengelola dan mengembangkan program PLS GL zoo agar dapat lebih baik lagi. Tim inti ini terdiri dari mahasiswa aktif PLS yang didampingi oleh seorang dosen pendamping serta telah diseleksi dan mengikuti serangkaian pembekalan. Upaya lain yang juga telah dilakukan oleh pihak Jurusan PLS yaitu dengan mengintegrasikan program PLS GL zoo ini kedalam beberapa mata kuliah. Hal ini bertujuan agar seluruh mahasiswa aktif Jurusan PLS dapat mengakses program ini secara bergiliran. Namun upaya-upaya tersebut dirasa masih belum mampu menjawab permasalahan yang ada khususnya dalam bidang Sumber Daya Manusia SDM kepemanduan program PLS GL zoo baik dalam hal kualitas maupun kuantitasnya. Sistem marketing program PLS GL zoo ini diatur langsung oleh pihak KRKB Gembira Loka melalui bagian marketing. Jadi secara garis besar, terdapat pembagian kerja yang cukup jelas antara pihak Jurusan PLS dan KRKB Gembira Loka. Pembagian kerja tersebut yaitu, Jurusan PLS FIP UNY sebagai penyedia SDM untuk memandu dan melaksanakan program sedangkan pihak KRKB Gembira Loka melalui bagian marketing melakukan sosialisasi dan penyebarluasan informasi keberadaan program PLS GL zoo ke lembaga sekolah di Kota Jogja. Sosialisasi program PLS GL zoo difokuskan untuk lembaga- lembaga pendidikan anak usia dini PAUD dan sekolah dasar SD yang ada 7 di lingkup Kota Jogja. Metode sosialisasi yang digunakan yaitu secara langsung dengan membagikan selebaran dan undangan ke sekolah-sekolah dengan pelampiran surat rekomendasi untuk mengikuti program yang dikeluarkan oleh pihak Dinas Pendidikan DIY. Harga tiket khusus juga diberlakukan bagi pengunjung KRKB Gembira Loka yang merupakan peserta dari program PLS GL zoo. Keselurahan kebijakan tersebut diterapkan oleh pihak pengelola KRKB Gembira Loka guna mempermudah dan memperluas akses lembaga pendidikan terhadap program ini. Walaupun telah berjalan dengan baik, metode sosialisasi langsung yang diterapkan dirasa kurang efektif mengingat banyaknya SDM yang dibutuhkan dan luasnya daerah yang harus dijangkau. Hal ini kemungkinan besar akan berakibat pada tidak tersampaikannya informasi mengenai program PLS GL zoo ke sekolah sasaran dengan baik. Pengembangan terhadap konten dan media yang digunakan dalam program PLS GL zoo juga sudah semestinya terus dilakukan guna menambah aksesibilitas program ini bagi lembaga-lembaga pendidikan yang ada di Yogyakarta. Harapannya, program PLS GL zoo ini dapat dinikmati bukan saja sebagai program outing class bagi anak-anak PAUD ataupun SD tetapi juga bagi anak dengan usia yang lebih tinggi bahkan hingga perguruan tinggi dan masyarakat umum yang mungkin juga membutuhkan program tersebut. Selain itu, pelibatan media masa untuk meliput dan mendokumentasikan program ini juga perlu dilakukan guna penyebaran informasi yang lebih luas dan merata diseluruh wilayah DIY. Media massa sebagai sarana penyampai pesan, komunikasi, dan informasi kepada khalayak ramai merupakan kekuatan besar 8 untuk menyebarluaskan informasi mengenai program ini. Menurut McQuail 2005: 3 media massa merupakan sumber kekuatan, alat kontrol manajemen, dan inovasi dalam masyarakat yang dapat didayagunakan sebagai pengganti kekuatan atau sumber daya lainnya. Oleh karena itu, optimalisasi peran media massa untuk penyebarluasan informasi mengenai program PLS GL zoo ini sangat penting diupayakan guna menambah aksesibilitas yang dimiliki. Secara ringkas dalam empat tahun berjalannya program, permasalahan yang bersangkutan mengenai aksesibilitas program PLS GL zoo diantaranya yaitu belum maksimalnya koordinasi dengan Dinas Pendidikan DIY, terbatasnya sumber daya manusia mahasiswa selaku eksekutor dalam hal kualitas dan kuantitas yang dimiliki, kebijakan yang diambil oleh pihak pengelola GL zoo, dan kurangnya pelibatan peran media massa guna penyebarluasan informasi mengenai program tersebut. Permasalahan- permasalahan tersebut perlu segera diselesaikan agar tidak berlarut-larut dan mengganggu kelangsungan program kedepannya. Berdasarkan hal tersebut, penulis bermaksud mengadakan penelitian mengenai aksesibilitas program pembelajaran luar sekolah di Kebun Raya Kebun Binatang KRKB Gembira Loka Yogyakarta.

B. Identifikasi Masalah