Hasil Penelitian HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

65

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Lokasi dan Keadaan KRKB Gembira Loka Kebun Raya Kebun Binatang KRKB Gembira Loka memiliki letak yang strategis dan mudah dijangkau dengan kendaraan pribadi maupun transportasi umum karena letaknya yang berada ditengah Kota Jogja. KRKB Gembira Loka beralamatkan di Jl. Kebun Raya No. 2, Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta. Letaknya yang strategis dipusat Kota Jogja dan berada dijalur utama yang banyak dilalui transportasi umum memudahkan masyarakat maupun wisatawan untuk mengunjungi KRKB untuk sekedar rekreasi atau bahkan melakukan pembelajaran bagi anak- anak mengenai flora dan fauna. KRKB Gembira Loka sebagai tempat rekreasi sekaligus lembaga konservasi ex-situ memiliki fasilitas yang sangat memadai. Kantor direktur utama, gedung marketing, gedung HRD, ruang pertemuan, ruang keamanan, gudang penyimpanan, dan pos informasi merupakan fasilitas yang dapat digunakan pengelola KRKB guna melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya. Selain itu, KRKB Gembira Loka juga memiliki fasilitas yang dapat diakses pengunjung atau wisatawan seperti: laboratorium alam, kolam benih, silvikultur, kandang percontohan, panggung, area bermain, pertunjukan satwa, mushola, kamar mandi, 66 pendopo, serta banyak fasilitas-fasilitas lain yang ada di KRKB Gembira Loka. 2. Profil KRKB Gembira Loka a. Sejarah Berdirinya Gembira Loka Ide awal pembangunan Kebun Raya dan Kebun Binatang Gembira Loka berasal dari keinginan Sri Sultan Hamengku Buwono VIII pada tahun 1933 akan sebuah tempat hiburan, yang dinamakan Kebun Rojo. Ide tersebut direalisasikan oleh Sri Sultan Hamengku Buwono IX dengan bantuan Ir. Karsten, seorang arsitek berkebangsaan Belanda. Ir. Karsten kemudian memilih lokasi disebelah barat sungai Winongo, karena dianggap sebagai tempat paling ideal untuk pembangunan Kebun Rojo tersebut. Namun akibat dampak Perang Dunia II dan juga pendudukan oleh Jepang, pembangunan Kebun Rojo terhenti. Pada saat proses pemindahan ibukota negara dari Yogyakarta kembali ke Jakarta di tahun 1949 setelah berakhirnya Perang Dunia II, tercetus lagi sebuah ide untuk memberikan kenang-kenangan kepada masyarakat Yogyakarta berupa sebuah tempat hiburan. Pemerintah pusat yang dipelopori oleh Januismadi dan Hadi, SH. Ide tersebut mendapat sambutan hangat dari masyarakat Yogyakarta, akan tetapi realisasinya masih belum dirasakan oleh masyarakat. Hingga di tahun 1953, dengan berdirinya Yayasan Gembira Loka Yogyakarta yang diprakarsai oleh Sri Sultan Hamengku Buwono IX dan Sri Paduka KGPAA Paku Alam VIII 67 sebagai ketua, maka pembangunan Kebun Rojo yang tertunda baru benar- benar dapat direalisasikan. Selang beberapa tahun kemudian, tepatnya tahun 1959, KGPAA Paku Alam VIII menunjuk Tirtowinoto untuk melanjutkan pembangunan Gembira Loka. Dipilihnya Tirtowinoto karena yang bersangkutan dinilai memiliki kecintaan terhadap alam dan minat yang besar terhadap perkembangan Gembira Loka. Ternyata sumbangsih Tirtowinoto yang tidak sedikit, baik dalam hal pemikiran maupun material, terbukti mampu membawa kemajuan yang pesat bagi Gembira Loka. Sehingga pada tahun 1978, ketika koleksi satwa yang dimiliki semakin lengkap, sehingga pengunjung Gembira Loka mampu mencapai 1,5 juta orang. Dalam perkembangannya, pada bulan November 2009 Yayasan Gembira Loka menjalin kerjasama dengan PT. Buana Alam Tirta untuk mengelola Gembira Loka, dan diharapkan dapat meningkatkan dan mengembangkan potensi Gembira Loka di masa depan. b. Visi dan Misi KRKB Gembira Loka 1 Visi : Melestarikan tumbuh-tumbuhan dan satwa sesuai dengan alam habitatnya, sehingga bermanfaat bagi alam dan kehidupan manusia. 2 Misi : a Mengembangbiakkan dan melestarikan tumbuhan 68 b Menyejahterakan satwa dengan memelihara, merawat satwa sesuai habitatnya dan menangkarkan satwa dengan menjaga kemurnian genetik. c Tempat penelitian satwa yang memberikan informasi dan sarana pendidikan serta penyadaran untuk mencintai dan melestarikan. d Tempat rekreasi berwawasan lingkungan yang kreatif dan edukatif. e Sebagai paru-paru kota dan cadangan resapan air c. Sarana dan Prasarana KRKB Gembira Loka sebagai tempat rekreasi dan lembaga konservasi memiliki sarana dan prasarana yang berguna untuk memfasilitasi pengunjung dan wisatawan agar mendapatkan pelayanan dan rasa nyaman saat berkunjung dan menghabiskan waktu di KRKB Gembira Loka. Adanya sarana dan prasarana ini juga berfungsi sebagai pendukung kegiatan yang diselenggarakan oleh pihak KRKB Gembira Loka setiap harinya. Sarana dan prasarana yang dimiliki oleh KRKB Gembira Loka antara lain: 1 Gedung Kantor Gedung kantor merupakan fasilitas yang digunakan oleh direktur dan staff KRKB Gembira Loka untuk melaksanakan tugas dan tanggung jawab yang diembannya. Gedung kantor ini juga berfungsi sebagai tempat untuk melakukan koordinasi antar bagian dan pihak-pihak yang berkepentingan dalam perumusan kebijakan dan perencanaan program 69 serta agenda-agenda lain yang berkaitan dengan pengelolaan KRKB Gembira Loka. 2 Ruang Informasi Ruang informasi digunakan untuk keperluan penyampaian informasi maupun yang berkaitan dengan kedatangan maupun kepulangan pengunjung. Pengunjung dapat menggunakan ruang ini sebagai untuk menyampaikan pemberitahuan kepada rombongannya untuk segera berkumpul di tempat yang telah ditentukan. Adanya ruangan informasi ini dilatarbelakangi kebutuhan pengunjung akan sebuah fasilitas yang dapat memudahkan mereka dalam mengumpulkan anggota atau mencari anggota rombongan yang terpisah serta penyebarluasan informasi mengenai barang hilang dan kondisi darurat lainnya. 3 Mushola Pengunjung dapat menggunakan fasilitas yang diberikan oleh pihak KRKB Gembira Loka berupa mushola yang dibangun secara terpisah yaitu dua dibagian atas dan satu bagian bawah KRKB Gembira Loka. Fasilitas ini dibangun guna memudahkan pengunjung yang beragama islam untuk melaksankan ibadah Sholat. 4 Laboratorium Alam Laboratorium alam merupakan ruangan yang didalamnya terdapat beberapa jenis flora dan fauna yang telah diawetkan. Hal ini bertujuan untuk memberikan informasi dan pembelajaran kepada pengunjung 70 tentang berbagai flora dan fauna serta ekosistemnya yang ada di lingkungan sekitar maupun di alam bebas. 5 Gelar Satwa Terampil Gelar Satwa Terampil GST merupakan kegiatan yang bersifat hiburan dimana dalam pertunjukan tersebut akan ditampilkan satwa- satwa yang telah dilatih sehingga memiliki keterampilan tertentu. Selain bertujuan untuk memberikan hiburan kepada pengunjung, GST juga difungsikan untuk menyajikan tontonan yang berbeda serta khas di KRKB Gembira Loka dan tidak bisa didapatkan ditempat-tempat rekreasi lainnya. 6 Kolam Benih Kolam benih terletak persis disebelah laboratorium alam. Kolam benih merupakan tempat dimana pengelola KRKB Gembira Loka melakukan proses pengembangbiakan beberapa spesies ikan yang nantinya akan disebar ke kolam-kolam yang ada di KRKB ketika telah mencapai usia dewasa. Kolam ini dapat pula difungsikan sebagai sumber belajar bagi anak-anak yang ingin mengetahui tentang budidaya ikan air tawar. 7 Kandang Percontohan Kandang percontohan merupakan sederet kandang yang berada dalam sebuah tempat tertentu dan berisi kambing, domba, dan sapi. Selain sebagai penambah koleksi satwa yang ada di KRKB Gembira Loka, satwa-satwa yang ada dikandang ini dapat pula digunakan sebagai 71 sumber belajar seperti memberi makan kambing dan memerah susu karena karakter satwanya yang cenderung jinak dan tidak berbahaya bagi pengunjung khususnya anak-anak. 8 Silvikultur Silvikultur merupakan tempat pengelola KRKB Gembira Loka menyimpan berbagai macam bibit tanaman yang nantinya akan dikembangbiakkan. Gudang bibit ini juga dapat menjadi fasilitas bagi pengunjung yang ingin belajar bercocok tanam berbagai jenis tanaman maupun mengolah pupuk kandang secara langsung. d. Program Pembelajaran Luar Sekolah PLS GL zoo Program PLS GL zoo merupakan program hasil kerjasama antara pihak KRKB Gembira Loka dengan Universitas Negeri Yogyakarta khususnya Jurusan Pendidikan Luar Sekolah PLS. Pembagian peran dan tanggung jawab diantara dua lembaga itupun cukup jelas, KRKB Gembira Loka selaku penggagas sekaligus pemilik program berperan dalam penyediaan fasilitas dan penyebarluasan informasi. Sedangkan dari pihak Jurusan PLS berperan sebagai konseptor program dan materi serta penyediaan sumber daya manusia yang nantinya akan menjadi pemandu dalam program tersebut. Program PLS GL zoo membidik pelajar usia TK hingga SMA sebagai peserta program. Penyelenggaraan program ini dilaksanakan pada hari aktif sekolah yaitu pada hari senin-jumat. program PLS GL zoo ini dimaksudkan 72 agar siswa-siswi peserta program mendapat pembelajaran secara langsung dan dengan metode eksploratif namun tetap menyenangkan. Dalam pelaksanaan program ini, siswa-siswi akan dipandu oleh beberapa orang pemandu yang nantinya akan membimbing dan mengarahkan mereka dalam melakukan pembelajaran di luar ruangan ini. Konten yang dimasukkan dalam pelaksanaan program ini bersifat fleksibel dan menyesuaikan dengan kebutuhan peserta program. Konten- konten tersebut diantaranya yaitu bina suasana, pojok kreatif, outbound sederhana, membuat pupuk organik, pembibitan tanaman, dan memerah susu sapi. Konten tersebut merupakan konten tambahan yang dimaksudkan agar peserta mendapat pembelajaran lain diluar materi flora dan fauna. Konten pembelajaran tersebut merupakan hasil pengembangan dari konsep- konsep materi yang dirancang dan disinkronkan dengan fasilitas yang tersedia di dalam KRKB Gembira Loka. Sebagai program CSR yang tidak berorientasi pada keuntungan semata, bukan berarti fasilitas dan program yang diselenggarakan bersifat seadanya. Fasilitas yang akan diterima oleh peserta program PLS GL zoo yaitu: pemandu, potongan harga tiket 50, hasil karya dari kegiatan pojok kreatif yang boleh dibawa pulang, bahan pembelajaran disediakan berdasarkan kebutuhan dan tingkatan kelas peserta, pembelajaran di laboratorium alam atau fasilitas pembelajaran lainnya, dan berkeliling KRKB Gembira Loka didampingi oleh pemadu. Banyaknya fasilitas yang 73 didapatkan oleh peserta tentunya merupakan bukti nyata keseriusan pihak KRKB maupun Jurusan PLS dalam memfasilitasi kegiatan pembelajaran diluar sekolah ini. Pelaksanaan program PLS GL zoo berlangsung kurang lebih selama 2 jam. Secara garis besar, pelaksanaan Progam PLS GL zoo ini terbagi menjadi : 1 Penyambutan Penyambutan dilaksanakan sebelum kegiatan PLS GL zoo dimulai. Penyambutan dilakukan oleh tim pemandu kepada sekolah yang menjadi peserta program yang dilanjutkan denga perkenalan pemandu, doa, dan foto bersama. 2 Bina Suasana Kegiatan bina suasana ini berfungsi sebagai penghangat suasana dan pengakraban peserta dengan tim pemandu. Kegiatan ini akan dipimpin oleh seorang mainspeaker atau pemandu utama yang memimpin jalannya kegiatan pada hari tersebut. Kegiatan ini biasanya diisi dengan permainan-permainan dan mini outbound. 3 Pojok Kreatif Kegiatan pojok kreatif ini merupakan kegiatan yang bertujuan untuk mengasah kreativitas peserta program PLS GL zoo. Konten dalam 74 kegiatan ini disesuaikan dengan kebutuhan dan tingkatan kelas peserta. Konten dalam kegiatan ini biasanya mencakup: membuat mahkota gajah, membuat pupuk organik, memerah susu sapi, memberi pakan ikan, dan menanam bibit menggunakan polybag. 4 Berkeliling KRKB Gembira Loka Kegiatan ini memberi kesempatan peserta untuk mengeksplorasi lingkungan sekitarnya dan menjadikannya sebagai sumber belajar. Dalam kegiatan ini peserta dapat merasakan dan mengalami secara langsung apa yang mereka akan pelajari. Konsep yang ditonjolkan dalam kegiatan ini adalah rekreatif namun tetap edukatif. 5 Pengulasan kembali Kegiatan ini merupakan kegiatan terakhir sebelum tim pemandu menyerahkan kembali siswa-siswi peserta program ke pihak sekolah. Kegiatan ini bertujuan untuk mengulas kembali apa yang telah didapatkan, dialami, dan dipelajari oleh peserta program selama pelaksanaan program pada hari tersebut. Metode yang biasa digunakan yaitu peserta diminta maju ke depan dan menceritakan apa yang sudah dia lakukan selama kegiatan berlangsung. Metode ini dipilih karena lebih dapat mempresentasikan ketercapaian penyerapan materi dan tujuan dari program PLS GL zoo. Kegiatan ini diakhiri dengan berpamitan dan bersalam-salaman antara tim pemandu dengan guru pendamping dari pihak sekolah. 75 3. Aksesibilitas Program Pembelajaran Luar Sekolah di KRKB Gembira Loka Pembelajaran sebagai proses tidak tahu menjadi tahu dan tidak mengerti menjadi mengerti merupakan sebuah proses yang akan terus terjadi dalam kehidupan individu. Pembelajaran yang sama dapat pula memiliki dampak yang berbeda ketika dialami oleh individu yang berbeda pula. Hal ini membuktikan bahwa pembelajaran juga berkaitan pada pengembangan dan interaksi antar pengalaman serta pengetahuan yang telah dimiliki individu sebelumnya. Pembelajaran sebagai proses yang berlangsung terus meneruspun terjadi tidak terbatas hanya dilingkungan persekolahan saja, namun dapat terjadi dimanapun seorang individu berada. Oleh karena itu, pembelajaran terkadang terjadi secara alami dan bahkan tidak disadari oleh individu itu sendiri. Pembelajaran luar sekolah merupakan kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan diluar ruangan atau sekolah dengan memanfaatkan media pembelajaran yang dapat mendukung terjadinya proses belajar. Proses belajar yang dimaksud disini yaitu proses belajar mandiri yang dilakukan oleh peserta didik dengan tujuan memunculkan jiwa eksploratif dan kreatif peserta didik. Dalam kegiatan ini, pendidik berperan sebagai pengawas dan fasilitator pemecah masalah ketika peserta didik mengalami kebingungan. Keunggulan dari pembelajaran model ini yaitu memungkinkan peserta didik untuk mengalami dan merasakan langsung, sehingga tidak hanya aspek 76 kognitifnya saja yang akan berkembang, tetapi afektif dan psikomotoriknya juga. Program PLS GL zoo merupakan program pembelajaran di luar ruangan bagi peserta didik lembaga sekolah di Kota Jogja yang diselenggarakan oleh KRKB Gembira Loka bekerjasama dengan Jurusan Pendidikan Luar Sekolah, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Yogyakarta. Progam PLS GL zoo ini memungkinkan pesertanya untuk dapat secara langsung mengamati dan mempelajari satwa-satwa yang ada di KRKB Gembira Loka guna memperoleh pengetahuan dan pengalaman langsung dilapangan. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, diperoleh hasil bahwa latar belakang diselenggarakannya program PLS GL zoo yaitu untuk menjalankan fungsi KRKB Gembira Loka sebagai lembaga konservasi dan membuka akses bagi siswa-siswi untuk berkunjung dan belajar tentang satwa secara langsung. Bapak MS selaku bagian marketing bidang pendidikan KRKB Gembira Loka mengungkapkan bahwa: “Program PLS GL zoo adalah upaya KRKB dalam menjalankan fungsinya sebagai lembaga konservasi yaitu sebagai tempat penelitian, edukasi, dan rekreasi. Fungsi edukasi menjadi penting adanya guna menjamin pendidikan bagi generasi penerus yang peduli terhadap kelestarian satwa. Oleh karena itu, GL zoo membuat program edukasi yang diantaranya yaitu Pembelajaran Luar Sekolah PLS dan Satwa Masuk Sekolah SMS. Sedangkan latarbelakang lain yaitu adanya gagasan dari Sri Paduka Paku Alam VIII, yang berkeinginan GL zoo bisa di kunjungi anak-anak sekolah setiap harinya. Adanya gagasan tersebut, semakin memperkuat GL zoo 77 untuk membuat program edukasi yang sesuai dengan visi dan misinya sebagai lembag a konservasi.”CW-1 Pendapat senada disampaikan oleh Bapak YH selaku bagian marketing bidang humas KRKB Gembira loka. Beliau mengungkapkan bahwa: “Ide awal program ini berasal dari gagasan Sri Paduka Paku Alam VIII yang menginginkan GL zoo dapat dikunjungi anak-anak setiap harinya. Gagasan tersebut kemudian dirasa sejalan dengan salah satu fungsi GL zoo sebagai lembaga konservasi yaitu sebagai tempat edukasi. Oleh karena itu, dibuatlah program-program berbasis pendidikan seperti PLS dan SMS guna merealisasikan gagasan dan fungsi edukasi tersebut.” CW-2 Berdasarkan pernyataan di atas dapat diketahui bahwa latar belakang diselenggarakannya program PLS GL zoo di KRKB Gembira Loka yaitu adanya gagasan dan masukan untuk menjadikan KRKB Gembira Loka yang dapat menjalankan fungsinya sebagai penyelenggara proses pembelajaran mengenai flora dan fauna bagi siswa-siswi dan masyarakat pada umumnya guna menciptakan generasi yang peduli terhadap kelestarian satwa dan lingkungan sekitarnya. Data tersebut diperkuat dengan adanya hasil studi dokumentasi yang dilakukan peneliti terhadapt buku informasi program edukasi KRKB Gembira Loka yang menyatakan bahwa latar belakang diselenggarakannya program ini mengacu pada tugas pokok dan fungsi KRKB Gembira Loka sebagai lembaga konservasi ex-situ. Lihat lampiran 9 Program PLS GL zoo sebagai kegiatan pembelajaran di luar ruangan ditujukan untuk siswa-siswi lembaga sekolah yang ada di lingkup Kota Jogja mulai dari Lembaga Pendidikan Anak Usia Dini PAUD hingga 78 Sekolah Menengah Atas SMA. Dari hasil observasi lapangan yang telah dilakukan, peneliti mengungkapkan bahwa: “Kebanyakan lembaga sekolah yang mengikuti program PLS GL zoo berasal dari jenjang TK hingga SD saja.sangat jarang ditemui peserta program berasa l dari tingkat SMP atau SMA” CL-5 Bapak MS selaku bagian marketing bidang pendidikan di KRKB Gembira Loka mengungkapkan bahwa: “Selama berjalan kurang lebih 3 tahun, sudah banyak sekolah yang telah mengikuti Program ini. Dari mulai PAUD hingga Siswa SMA. Namun memang kebanyakan sekolah peserta berasal dari tingkat PAUD hingga SD saja, masing jarang dari SMP atau SMA. Mungkin karena konten program yang belum sesuai dengan keinginan pihak sekolah, tapi hal tersebut akan terus kami perbaiki dan kembangkan. ” CW-1 RA selaku Pemandu dalam program PLS GL zoo di KRKB Gembira Loka mengungkapkan bahwa: “Untuk selama ini kebanyakan peserta itu anak-anak usia PAUD hingga SD. Jarang mendapat peserta dari SMP atau SMA. Ya, memang kalau dilihat konten program ini belum cocok jika harus diberikan kepada siswa-siswi usia SMP-SMA karena pasti terlalu mudah bagi mereka.Tapi kami selaku pemandu lapangan juga sudah menyampaikan masukan- masukan terkait hal ini kepada pengelola.” CW-3 Berdasarkan pernyataan diatas, dapat diketahui bahwa sasaran yang coba dibidik dalam program PLS GL zoo ini yaitu mulai dari PAUD hingga SMA. Namun, yang berjalan selama ini kebanyakan sekolah peserta berasal dari siswa-siswi PAUD hingga SD saja, hal ini dikarenakan konten dari program PLS GL zoo yang masih harus dikembangkan dan disesuaikan dengan tingkatan materi siswa-siswi SMP hingga SMA. Hal ini juga 79 diperkuat dengan adanya studi dokumentasi yang telah dilakukan peneliti pada dokumen reservasi peserta program PLS GL zoo pada bulan februari Lihat lampiran 8. Program PLS GL zoo sebagai salah satu program edukasi di KRKB Gembira Loka merupakan hasil kerjasama antara pihak KRKB Gembira Loka dan Universitas Negeri Yogyakarta UNY khususnya Jurusan Pendidikan Luar Sekolah. Selain dua pihak tersebut, masih banyak pihak lain yang juga memiliki akses terhadap program ini. Dari hasil observasi yang telah dilakukan mengenai pihak-pihak yang memiliki akses terhadap program ini, peneliti mengungkapkan bahwa: “Pihak-pihak yang berhasil diidentifikasi memiliki akses terhadap program PLS GL zoo yaitu tentunya dari internal KRKB itu sendiri. Lalu ada pula Jurusan PLS yang meliputi kepala jurusan, dosen, dan mahasiswanya. Akses juga dimiliki oleh Dinas Pendidikan selaku pemegang kebijakan secara makro dan media massa sebagai penyebarluas informasi. Terakhir yaitu lembaga sekolah di lingkup Kota Jogja selaku peserta program PLS GL zoo ini.” CL-6 Bapak MS selaku bagian marketing bidang pendidikan di KRKB Gembira Loka mengungkapkan bahwa: “Banyak pihak yang terlibat dan memiliki akses ke dalam program ini, dari dalam KRKB sendiri ada Bapak Direktur Utama, bagian marketing yang terdiri dari bidang pendidikan, humas, dan reservasi. Ada lagi dari pihak UNY seperti mahasiswa dan dosen jurusan PLS. serta pihak-pihak dari luar seperti Dinas Pendidikan, sekolah selaku peserta program, dan media massa.” CW-1 Lebih lanjut, hal senada juga diungkapkan oleh Bapak YH selaku bagian marketing bidang humas di KRKB Gembira Loka. Beliau mengungkapkan bahwa: 80 “Pihak yang ada di dalam program ini tentunya dari internal KRKB ada Bapak Direktur Utama dan bagian marketing serta bidangnya. Selanjutnya dari pihak mitra, UNY ada mahasiswa dan dosen jurusan PLS. Terakhir ada dari dinas pendidikan, sekolahan peserta, dan media massa yang juga ikut mempromosikan program ini.” CW-2 Berdasarkan pernyataan diatas diketahui bahwa banyak pihak yang telah memiliki akses ke dalam program PLS GL zoo. Pihak-pihak tersebut terbagi dalam 3 bagian yaitu internal KRKB Gembira Loka, UNY, dan pihak luar. Dari internal KRKB Gembira Loka, pihak-pihak yang terlibat dan memiliki akses dalam program PLS GL zoo ini yaitu Direktur Utama dan Bagian Marketing yang terdiri dari bidang pendidikan, bidang humas, dan bidang reservasi. Dari pihak UNY, terdapat mahasiswa dan dosen dari Jurusan Pendidikan Luar Sekolah yang juga memiliki akses terhadap program PLS GL zoo ini. Sedangkan, dari pihak luar terdapat Dinas Pendidikan, Lembaga Sekolah, dan media massa yang terlibat dan memiliki akses terhadap program PLS GL zoo di KRKB Gembira Loka. Pihak-pihak yang memiliki akses terhadap program PLS GL zoo memiliki peranan masing-masing dalam penyelenggaraan program tersebut. Peranan yang dimiliki oleh pihak-pihak tersebut difungsikan untuk menjamin kelangsungan penyelenggaraan program PLS GL zoo agar sesuai dengan tujuan awalnya. Dari hasil observasi yang telah dilakukan, peneliti mengungkapkan bahwa: “Walaupun tidak ada pembagian tugas dan peran tertulis secara rinci, namun dalam pelaksanaannya pihak-pihak yang memiliki akses telah memahami peranannya masing-masing dalam penyelenggaraan program PLS GL zoo .” CL-6 81 Bapak YH selaku bagian marketing bidang humas di KRKB Gembira Loka mengungkapkan bahwa: “Pihak utama dalam program ini yaitu KRKB dan Jurusan PLS FIP UNY. KRKB berperan dalam penyediaan tempat pelaksanaan serta alat dan bahan yang digunakan. Sedangkan Jurusan PLS selaku konseptor program dan penyedia SDM pelaksana program. Selain itu masih ada Dinas Pendidikan yang berperan dalam pemberian izin publikasi program ini ke sekolah-sekolah di wilayah Kota Jogja dan tentunya pihak sekolah selaku peserta program. Terakhir ada beberapa media massa yang juga pernah meliput program ini dan kami fungsikan hal tersebut guna membantu tugas kami mensosialisasikan program ini ke sekolah-sekolah di wilayah DIY. ” CW-2 RA selaku pemandu program PLS GL zoo di KRKB Gembira Loka mengungkapkan bahwa: “Pertama pasti GL zoo sebagai penyedia fasilitas, sarana prasarana, serta alat dan bahan. Selanjutnya UNY sebagai konseptor materi dan penyedia SDM pelaksana program. Selain 2 pihak tersebut masih ada Dinas Pendidikan Kota Jogja selaku pemberi izin dan penyebarluasan informasi serta pihak sekolah selaku peserta program. Ada juga media massa yang pernah meliput program ini dan kami sangat menyambut baik hal itu karena dapat menjadi alternatif kami dalam menyebarluaskan informasi program ini ke masyarakat di Yogyakarta.” CW-3 Berdasarkan pernyataan diatas diketahui bahwa pihak-pihak yang dapat mengakses program PLS GL zoo memiliki peranan masing-masing dalam penyelenggaraan program. Peranan tersebut diantaranya, Dinas Pendidikan yang sudah mengeluarkan perizinan dan surat rekomendasi terhadap program PLS GL zoo bagi sekolah-sekolah di Kota Jogja Lihat lampiran 10. Selanjutnya ada juga dari pihak internal KRKB Gembira Loka seperti Direktur Utama selaku pemegang kebijakan, bagian marketing dan 82 bidangnya yang bertanggungjawab terhadap kelangsungan program tersebut misal dalam hal penyediaan fasilitas, alat dan bahan. Kemudian ada juga dari pihak UNY yang berperan dalam konseptor materi dan konten program serta penyediaan SDM pemandu kegiatan. Selain itu, tentunya pihak sekolah yang berperan sebagai konsumen atau peserta dari program PLS GL zoo itu sendiri. Terakhir, media massa yang memiliki peran dalam menyebarluaskan informasi mengenai program PLS GL zoo di KRKB Gembira Loka kepada masyarakat luas. Sebagai program yang bertujuan untuk melaksanakan salah satu fungsi lembaga konservasi yaitu fungsi edukasi, program PLS GL zoo dirancang guna memperluas aksesibilitasnya. Kebijakan-kebijakan yang diterapkan pun berorientasi pada pemenuhan kebutuhan dan keinginan pihak sekolah peserta. Hal tersebut dilakukan salah satunya dikarenakan program PLS GL zoo ini merupakan program CSR atau program sosial yang tidak berorientasi pada keuntungan semata namun lebih kepada perluasan aksesibilitas terhadap program tersebut. Bapak MS selaku bagian marketing bidang pendidikan di KRKB Gembira Loka mengungkapkan bahwa: “Kebijakannya yang pertama pengurangan tarif bagi siswa peserta program PLS GL zoo dikarenakan program ini juga merupakan program CSR atau program sosial KRKB selaku badan usaha. Kedua yaitu pembentukan divisi khusus yang menangani program PLS GL zoo ini secara khusus yang merupakan pecahan dari bagian marketing yaitu bidang pendidikan, humas, dan reservasi di tahun 2016. Selanjutnya kebijakan yang berlaku pada tahun 2014-2016 yang membatasi sekolah peserta program hanya dilingkup Kota Jogja. Kemudian kebijakan setiap 15 siswa akan dipandu oleh 1 83 pendamping yang berasal dari mahasiswa PLS yang telah diberi pelatihan dan masuk dalam tim kepemanduan PLS GL zoo. Hal tersebut akan sangat membantu para guru dalam menyampaikan pembelajaran pada saat kegiatan.” CW-1 HKA selaku pemandu program PLS GL zoo di KRKB Gembira Loka mengungkapkan bahwa: “Setau Saya salah satunya yaitu pengurangan tarif tiket masuk bagi peserta program PLS GL zoo. Hal ini karena PLS GL zoo merupakan Program CSR atau sosial dari KRKB. Adanya bagian khusus yang menangani program PLS GL zoo juga. Selanjutnya yaitu pembatasan jumlah sekolah peserta yang hanya dilingkup Kota Jogja dan belum ke daerahkabupaten lainnya. Lalu pendampingan pada saat program dilaksanakan dimana seorang pemandu akan mendampingi 10-15 siswa, jadi akan mempermuda tugas guru juga.” CW-4 Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan diketahui bahwa penerapan kebijakan guna perluasan aksesibilitas program PLS GL zoo cukup efektif dan berjalan dengan baik. Hal ini dibuktikan dengan semakin bertambahnya antusiasme lembaga sekolah yang ingin mengikuti program PLS GL zoo yang salah satunya dikarenakan kebijakan-kebijakan yang sangat memudahkan berbagai pihak terutama lembaga sekolah dalam mengakses program ini. Kebijakan tersebut salah satunya yaitu dengan adanya fasilitas khusus yang akan didapatkan peserta program baik siswa maupun guru pendamping ketika mengikuti program PLS GL zoo. Hal ini sesuai dengan yang tertera dalam hasil studi dokumentasi buku informasi program edukasi KRKB Gembira Loka. Lihat lampiran 9 Berdasarkan pernyataan diatas diketahui bahwa kebijakan-kebijakan yang diterapkan dalam program PLS GL zoo salah satunya dimaksudkan guna mempermudah akses sekolah-sekolah di Kota Jogja untuk mengikuti 84 program tersebut. Kebijakan-kebijakan tersebut diantaranya yaitu adanya potongan tarif tiket masuk bagi peserta yang menggunakan paket PLS, adanya pemandu yang telah diberi pelatihan sehingga lebih siap dalam mendampingi dan memberikan materi-materi mengenai satwa yang ada di KRKB Gembira Loka, dan terakhir yaitu adanya kebijakan dimana bagian marketing dari KRKB Gembira Loka mulai tahun 2016 dipecah menjadi tiga bagian guna memperjelas tugas dan fungsinya dalam penyelenggaraan program PLS GL zoo. Pembagian tugas tersebut dapat dilihat dari hasil studi dokumentasi profil KRKB Gembira Loka bagian struktur organisasi yang telah dilakukan peneliti. Lihat lampiran 7 Komponen yang tidak kalah penting adanya dalam program PLS GL zoo yaitu pihak sekolah selaku peserta program PLS GL zoo. Selama berjalan dari tahun 2014-2016, program PLS GL zoo mengkhususkan sekolah peserta program dalam lingkup Kota Jogja. Kebijakan tersebut diambil guna mengantisipasi banyaknya permintaan terhadap program PLS GL zoo yang sebenarnya masih dalam tahap pengembangan dan pematangan konsep. Hal lain yang menjadi pertimbangan yaitu kapasitas dan kualitas dari pemandu program yang jelas masih perlu ditingkatkan. Dari hasil observasi yang telah dilakukan, peneliti mengungkapkan bahwa: “ Kebanyakan sekolah-sekolah peserta program PLS GL zoo memilih program tersebut sebagai kegiatan field trip atau outing class dikarenakan sesuai dengan tema pembelajaran yang akan disampaikan serta adanya pemandu yang mendampingi dalam kegiatan. ” CL-5 85 RA selaku pemandu program PLS GL zoo di KRKB Gembira Loka mengungkapkan bahwa: “Kebanyakan dari sekolah yang jadi peserta program ini, latar belakang keikutsertaannya yang pertama karena sesuai dengan tema pembelajarannya, lalu karena dalam program ini siswa akan didampingi pemandu jadi memudahkan tugas guru, ada juga yang ikut karena biayanya akan lebih murah jika dibanding masuk KRKB tanpa paket PLS. Tapi kebanyakan sih ya karena dapatnya dobel, dapat pembelajaran secara langsung dan dapat rekreasi juga.” CW- 3 Ibu SM selaku Guru pendamping dari TK Marga Jaya yang menjadi salah satu peserta program PLS GL zoo mengungkapkan bahwa: “Sebenarnya tujuan utama kami berkunjung ke KRKB ini yaitu untuk melakukan kegiatan pembelajaran outing class yang sudah kami rencanakan dalam program rencana pembelajaran. Ketika mendapatkan informasi adanya program ini, kami rasa program ini sangat pas untuk pembelajaran anak-anak dan sangat membantu pihak guru dalam pelaksanaanya karena didampingi oleh pemandu- pemandu yang lebih paham mengenai satwa-satwa yang ada disini .” CW-5 Ibu TSN selaku Guru pendamping dari TK ABA Bodeh yang menjadi salah satu peserta program PLS GL zoo mengungkapkan bahwa: “Maksud utama sekolah kami sebelumnya yaitu mengadakan field trip. Jadikan sinkron dengan adanya program PLS GL zoo ini. Tujuan sekolah tercapai, anak-anak juga dapat pembelajaran, dapat rekreasi juga. Apalagi mendapatkan pemandu yang sudah pengalaman dan paham tentang binatang-binatang disini, pihak guru merasa sangat terbantu.” CW-6 Berdasarkan pernyataan diatas dapat diketahui bahwa latar belakang pihak sekolah mengikuti program PLS GL zoo yaitu 1 adanya pemandu yang mendampingi siswa-siswi peserta selama kegiatan berlangsung sehingga meringankan tugas guru, 2 adanya kebijakan potongan biaya masuk bagi siswa-siswi sekolah peserta program PLS GL zoo, 3 program 86 PLS GL zoo dianggap relevan dengan tujuan sekolah yang akan mengadakan field trip dan outing class, dan 4 siswa peserta program PLS GL zoo dianggap mendapatkan edukasi sekaligus rekreasi dalam sekali kegiatan. Program PLS GL zoo diselenggarakan berdasarkan langkah-langkah dan panduan yang telah dibuat bersama oleh pihak KRKB Gembira Loka dan pihak UNY yang diwakili oleh dosen-dosen Jurusan PLS. Namun, tidak jarang pemberian konten dan pelaksanaan program juga menyesuaikan dengan permintaan dan kebutuhan dari pihak sekolah selaku peserta program. Respon positif pun banyak dilontarkan oleh pihak sekolah terkait penyelenggaraan dan konten dari program PLS GL zoo. Tidak jarang pihak sekolah juga memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun guna kemajuan program ini. Dari hasil observasi yang telah dilakukan, peneliti mengungkapkan bahwa: “Pelaksanaan dan konten yang ada dalam program PLS GL zoo sudah baik, hanya saja memang perlu adanya penambahan kegiatan atau konten agar kegiatan lebih rekreatif dan membelajarkan tidak hanya bagi pelajar usia anak- anak, tetapi juga yang berusia dewasa.” CL- 7 Ibu SM selaku Guru pendamping dari TK Marga Jaya yang menjadi salah satu peserta program PLS GL zoo mengungkapkan bahwa: “Menurut saya sudah lumayan bagus untuk pelaksanaannya. Anak- anak juga terlihat senang dan menikmati selama program berjalan. Cuma perlu ditambahkan kegiatannya misalkan outbound yang dapat melatih psikomotorik anak. Soalnya sekolah juga berharap dengan adanya kegiatan ini, anak-anak akan dapat berkembang 3 aspek perkembangannya sekaligus.” CW-5 87 Ibu TSN selaku Guru pendamping dari TK ABA Bodeh yang menjadi salah satu peserta program PLS GL zoo mengungkapkan bahwa: “Menurut saya kegiatan ini sudah sesuai dengan harapan kami selaku guru, namun perlu ada penambahan konten untuk memunculkan semangat siswa dalam mengikuti kegiatan ini. Ada beberapa kegiatan yang tertulis dibuku informasi, namun dilapangan juga tidak dilaksanakan. Seperti memberi makan rusa secara langsung contohnya. Namun terlepas dari itu semua, baik pemandu maupun pelaksanaan kegiatan hari ini sudah cukup bagus.” CW-6 RA selaku pemandu program PLS GL zoo di KRKB Gembira Loka mengungkapkan bahwa: “Banyak yang menanggapi positif kegiatan ini dan berniat mengikutinya lagi di tahun depan. Tidak jarang kami juga mendapatkan masukan-masukan dari pihak sekolah peserta agar program PLS GL zoo ini dapat lebih baik lagi.” CW-3 Berdasarkan pernyataan diatas diketahui bahwa banyak tanggapan- tanggapan positif yang disampaikan pihak sekolah selaku peserta program PLS GL zoo mengenai pelaksanaan dan konten dari program ini. Dalam pelaksanaannya program PLS GL zoo sudah cukup baik dan sesuai dengan harapan dari pihak sekolah. Namun, perlu adanya pengembangan dan penambahan konten agar siswa menjadi lebih antusias lagi mengikuti program dan mendapat lebih banyak lagi pembelajaran dan pengalaman. Sebagai penambah dan pengganti guru selama pelaksanaan program, pemandu haruslah sadar betul akan tanggung jawab dan peranannya tersebut. Dengan tahapan dan konten yang telah disusun sebelumnya, pihak pemandu selaku pendamping kegiatan berusaha semaksimal mungkin memainkan peranan dan menunaikan tanggung jawabnya tersebut. 88 Kebanyakan pihak sekolah berharap setelah mengikuti program PLS GL zoo, peserta didiknya akan mendapatkan tambahan positif dalam dirinya. Ibu SM selaku Guru pendamping dari TK Marga Jaya yang menjadi salah satu peserta program PLS GL zoo mengungkapkan bahwa: “Saya harap setelah mengikuti Program ini anak-anak jadi mengenal macam-macam binatang melalui pengalaman langsung. Juga bertambah wawasan dan pengalaman yang berguna baginya kelak ketika dewasa.” CW-5 Ibu TSN selaku Guru pendamping dari TK ABA Bodeh yang menjadi salah satu peserta program PLS GL zoo mengungkapkan bahwa: “Harapannya anak mendapatkan makna dari setiap kegiatan yang dilakukannya disini. Menjadi sayang binatang, peduli terhadap lingkungan, dan juga melatih kepercayaan diri anak juga.” CW-6 Bapak MS selaku bagian marketing bidang pendidikan di KRKB Gembira Loka mengungkapkan bahwa: “Kebanyakan sih harapannya setelah mengikuti program PLS GLzoo ini,siswa-siswinya jadi lebih tahu tentang satwa dan peduli terhadap lingkungan dan kelestarian flora dan fauna agar kelak dapat dinikmati dimasa yang akan datang.” CW-1 Berdasarkan pernyataan diatas, diketahui harapan pihak sekolah bagi peserta didiknya setelah mengikuti program PLS GL zoo ini antara lain yaitu menambah wawasan dan pengetahuan yang dimiliki peserta didik mengenai flora dan fauna dengan pembelajaran langsung, peserta didik lebih sayang terhadap satwa, lebih peduli terhadap lingkungan disekitarnya dan kelestariannya, serta peserta didik dapat melatih kepercayaan dirinya. Adanya evaluasi penyelenggaraan program diakhir periode program PLS GL zoo, digunakan pihak-pihak pemangku kebijakan untuk menjaring 89 masukan-masukan yang ada guna pengembangan program kearah yang lebih baik. Kebijakan tersebut dirumuskan dan ditetapkan bersama oleh pihak KRKB Gembira Loka dan pihak UNY melalui Jurusan PLS dengan berdasarkan hasil evaluasi yang ada. Ditahun 2017, berdasarkan hasil evaluasi dan analisis kebutuhan dan permasalahan yang ada, maka diambillah beberapa kebijakan baru guna meningkatkan aksesibilitas program PLS GL zoo bagi pihak-pihak terkait. Guna melengkapi data yang ada, peneliti juga melakukan observasi langsung mengenai upaya pihak KRKB Gembira Loka dalam memperluas aksesibilitas program PLS GLzoo. Dari hasil observasi tersebut, peneliti mengungkapkan bahwa: “Upaya yang dilakukan oleh pihak KRKB melalui bidang pendidikan yaitu membuat buku informasi program edukasi di KRKB Gembira Loka yang nantinya akan diperguanakn sebagai sarana sosialisasi dan penyebarluasan informasi. Upaya lain yaitu dengan mengikuti acara- acara perkumpulan atau pertemuan kepala sekolah yang biasa dilakukan di Dinas Pendidikan” CL-8 Bapak MS selaku bagian marketing bidang pendidikan di KRKB Gembira Loka mengungkapkan bahwa: “Di tahun ini ada beberapa kebijakan baru yang diambil guna memperluas segmentasi pasar program PLS GL zoo. Kebijakan tersebut diantaranya perluasan penyebaran informasi dan sosialisasi program PLS GL zoo ke seluruh Provinsi DIY. Lalu kami juga mengadakan buku informasi mengenai program-program edukasi di KRKB ini yang rencana akan kami distribusikan ke sekolah-sekolah di DIY. Mulai tahun ini kami juga menggandeng Departemen Agama guna mempermudah penyebaran informasi dan sosialisasi kami kesekolah-sekolah yang dinaunginya seperti MTs, Mi, RA, dan lain- lain. Kami juga menambahkan konten pembelajaran pada pelaksanaan program PLS GL zoo seperti memeras susu sapi, budidaya ikan, memberi makan rusa, dll. Terakhir, bidang pendidikan kami mulai tahun ini juga aktif mensosialisasikan 90 program ini melalui forum-forum kepala sekolah, forum guru, dan sejenisnya.” CW-1 Bapak YH selaku bagian marketing bidang humas di KRKB Gembira Loka mengungkapkan bahwa: “Tahun ini banyak kebijakan baru guna meningkatkan aksesibilitas program PLS GL zoo. Mulai dari mencetak buku informasi, bekerjasama dengan Departemen Agama, penambahan variasi konten pembelajaran selama pelaksanaan program, dan masih banyak lainnya. Pokoknya semua upaya coba kami lakukan guna memperluas penyebaran informasi mengenai program ini keseluruh wilayah di DIY.” CW-2 Pernyataan tersebut diperkuat dengan hasil studi dokumentasi yang dilakukan oleh peneliti. Peneliti mendapatkan fakta bahwa program PLS GL zoo mulai tahun 2017 telah direkomendasikan oleh Departemen Agama DIY sebagai program pembelajaran diluar kelas yang dapat diikuti oleh sekolah-sekolah naungannya seperti MI, MTs, RA, dan lain-lain. Lihat lampiran 11 Dari pernyataan diatas diketahui bahwa kebijakan-kebijakan baru yang diterapkan mulai tahun 2017 ini merupakan salah satu upaya pihak KRKB Gembira Loka dalam memperluas aksesibilitas program PLS GL zoo keseluruh sekolah yang ada di provinsi DIY. Maksud lainnya yaitu agar lebih banyak lagi pihak yang akan ikut ambil bagian dalam penyelenggaraan program PLS GL zoo kedepannya sehingga program ini dapat menjadi salah satu alternatif pembelajaran luar sekolah khususnya mengenai flora dan fauna. 91 4. Faktor Pendukung dan Penghambat Aksesibilitas Program Pembelajaran Luar Sekolah di KRKB Gembira Loka Aksesibilitas program pembelajaran luar sekolah di KRKB Gembira Loka PLS GL zoo memiliki faktor pendukung dan penghambat dalam pelaksanaannya. Faktor pendukung dalam aksesibilitas program PLS GL zoo diantaranya yaitu fasilitas yang dimiliki, keberadaan pihak mitra, integrasi materi pembelajaran dengan program, serta dukungan internal dari dalam KRKB Gembira Loka. Bapak MS selaku bagian marketing bidang pendidikan di KRKB Gembira Loka mengungkapkan bahwa: “Kami sangat merasa terbantu dengan adanya pihak mitra yang juga ikut peduli terhadap program ini seperti UNY dan Dinas Pendidikan. Selain itu, dari internal KRKB pun banyak juga yang memberikan respon positif terhadap program ini. Hal ini terlihat dari kebijakan- kebijakan yang diambil dan saya rasa sangat mempermudah kami selaku penanggungjawab program. Tekakhir yaitu banyaknya fasilitas pembelajaran yang ada di lingkungan KRKB ini, dan semuanya itu dapat pula dimanfaatkan untuk mendukung program PLS GL zoo .” CW-1 RA selaku pemandu program PLS GL zoo di KRKB Gembira Loka mengungkapkan bahwa: “Fasilitas guna penyelenggaraan program PLS GL zoo sudah memadai. Peserta program dapat memanfaatkan seluruh sarana pembelajaran yang ada mulai dari Laboratorium Alam, hutan buatan, dan gudang bibit untuk belajar tentang flora. Peserta juga dapat menggunakan kandang percontohan, kolam benih, dan seluruh satwa yang ada di KRKB untuk pembelajaran mengenai fauna. Selain itu pihak KRKB juga menyediakan fasilitas penunjang seperti panggung, area outbound, dan pertunjukan satwa yang juga dapat digunakan sebagai kegiatan tambahan dalam program ini. Faktor 92 pendukung lain yaitu adanya koordinasi yang telah terjalin antara KRKB dengan Dinas Pendidikan dan pihak UNY selaku penyedia SDM pemandu. Faktor pendukung dari pihak sekolah juga ada, yaitu adanya materi-materi pembelajaran yang memang mengharuskan penyelenggaraan kegiatan luar ruangan sehingga dapat diintegrasikan dengan program ini. ” CW-3 Ibu TSN selaku Guru pendamping dari TK ABA Bodeh yang menjadi salah satu peserta program PLS GL zoo mengungkapkan bahwa: “Menurut saya yang pertama fasilitas yang dimiliki untuk pelaksanaan program sudah sangat mencukupi. Lalu selanjutnya adanya peran dari Dinas Pendidikan yang ikut mengarahkan kami selaku pihak sekolah untuk mengikuti kegiatan ini. Yang terakhir ya karena pihak sekolah banyak yang merasa butuh terhadap program seperti ini. Karena dikurikulum baru kan banyak teman-tema pembelajaran yang dapat diintegrasikan dengan kegiatan-kegiatan luar ruangan misalnya program PLS GL zoo ini.” CW-6 Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan, diketahui bahwa fasilitas, sarana, dan prasarana yang dimiliki KRKB guna menunjang kebutuhan program PLS GL zoo dalam kondisi yang baik dan masih layak digunakan guna memperlancar pelaksanaan program. Hal ini merupakan salah satu faktor pendukung aksesibilitas program PLS GL zoo. Hasil studi dokumentasi yang dilakukan peneliti terhadap fasilitas yang dimiliki KRKB Gembira Loka menunjukkan bahwa fasilitas yang dimiliki KRKB guna menunjang program PLS GL zoo sudah sangat memadai dan dalam kondisi yang baik. Lihat lampiran 5 No. 2 Berdasarkan pernyataan diatas dapat diketahui bahwa faktor pendukung aksesibilitas program PLS GL zoo diantaranya yaitu keberadaan pihak mitra yang juga ikut peduli terhadap penyelenggaraan program PLS 93 GL zoo ini yaitu dari UNY khususnya Jurusan Pendidikan Luar Sekolah dan dari Dinas Pendidikan. Faktor pendukung lain yaitu adanya kebijakan- kebijakan internal dari pihak KRKB yang mempermudah pihak sekolah selaku peserta dan mahasiswa selaku pemandu program dalam mengakses program tersebut. Terakhir yaitu kebutuhan lembaga-lembaga sekolah terhadap program pembelajaran luar sekolah yang dapat diintegrasikan dengan tema-tema pembelajaran yang ada. Faktor penghambat dalam aksesibilitas Program Pembelajaran Luar Sekolah di KRKB Gembira Loka PLS GL zoo diantaranya yaitu SDM Pemandu dan kondisi dari pihak sekolah. Dari hasil observasi yang telah dilakukan, peneliti mengungkapkan bahwa: “Satu-satunya faktor penghambat yang ditemukan yaitu SDM Pemandu yang statusnya masih mahasiswa. Hal ini jelas akan menjadi penghambat aksesibilitas program PLS GL zoo karena sebagai mahasiswa pasti juga memiliki tanggung jawab lain diluar kepemanduan PLS GL zoo sehingga akan terpecah fokus dan sulit untuk mencapai profesionalitas ker ja.” CL-5 Bapak MS selaku bagian marketing bidang pendidikan di KRKB Gembira Loka mengungkapkan bahwa: “Kebanyakan sekolah terutama sekolah negeri sudah memiliki susunan rencana kegiatan selama satu tahun, sehingga keterlambatan dalam sosialisasi dapat menyebabkan program PLS GL zoo tidak dapat diakses oleh sekolah tersebut atau menunggu tahun ajaran berikutnya karena tidak tercantum dalam rencana pembelajaran tahunan yang telah disusun. Selain itu, SDM pemandu yang notabene masih berstatus mahasiswa pasti lah memiliki tanggung jawab lain terkait perkuliahannya dan memiliki batas waktu sebelum harus menyelesaikan jenjang perkuliahannya. Hal ini berdampak pada 94 pergantian pemandu setiap tahunnya sehingga baik dari pihak KRKB maupun Jurusan PLS harus melatihnya dari dasar kembali.” CW-1 RA selaku pemandu program PLS GL zoo di KRKB Gembira Loka mengungkapkan bahwa: “Karena statusnya masih mahasiswa, jadi setiap tahun pasti pemandu akan mengalami perubahan karena pemandu yang lama pasti harus menyelesaikan jenjang perkuliahannya. Hal ini berdampak pada harus adanya pengulangan pelatihan dari dasar kembali oleh pihak KRKB maupun PLS sehingga sulit untuk mencapai kondisi pemandu yang professional. Sebagai mahasiswa kan juga banyak tanggungannya, harus mengikuti perkuliahn, harus mengerjakan tugas yang diberikan dosen, dan lain-lain. Selain itu, dari pihak sekolah juga ada. Misal dalam hal lokasi yang jauh dari KRKB dan tidak adanya alokasi dana untuk program-program luar ruangan. Kasus lain yaitu keterlambatan menerima informasi mengenai PLS yang berimbas pada tidak tercatatnya program pembelajaran luar sekolah dalam rencana pembelajaran dalam satu tahun ajaran.” CW-3 Ibu TSN selaku Guru pendamping dari TK ABA Bodeh yang menjadi salah satu peserta program PLS GL zoo mengungkapkan bahwa: “Seperti Saya ini yang baru mengetahui keberadaan program PLS GL zoo tahun ini. Kurang komunikasi dan sosialisasi menyebabkan banyak sekolah yang belum mengetahui adanya program PLS GL zoo. Lalu jarak juga bisa menjadi penghambat. Terakhir yaitu kurikulumnya. Kebanyakan sekolah apalagi yang negeri kan sudah merancang rencana pembelajaran selama satu periode, jadi ketika program PLS GL zoo ini belum diketahui mereka dan mereka belum masukkan dalam rancangan pembelajaran periode tersebut, ya terpaksa mereka harus menunggu sampai semester berikutnya untuk melaksanakannya atau malah menggantinya dengan kegiatan lain sejenis.” CW-6 Berdasarkan pernyataan diatas dapat diketahui bahwa faktor penghambat aksesibilitas program PLS GL zoo diantaranya yaitu SDM pemandu yang selalu mengalami perubahan setiap tahunnya dikarenakan statusnya yang masih mahasiswa aktif sehingga menyebabkan harus adanya 95 pengulangan pelatihan dasar kepada pemandu-pemandu tersebut. Faktor lainnya yaitu kebijakan pihak sekolah terutama sekolah negeri yang telah membuat rencana pembelajaran selama satu tahun ajaran sehingga terkadang hal ini mempersulit pihak sekolah itu sendiri dalam mengikuti program PLS GL zoo karena tidak tercantum dalam rencana tersebut. Penghambat lainnya yaitu mengenai alokasi dana yang dimiliki sekolah dan jarak antar sekolah dan KRKB selaku lokasi penyelenggaraan program.

B. Pembahasan