65
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Lokasi dan Keadaan KRKB Gembira Loka
Kebun Raya Kebun Binatang KRKB Gembira Loka memiliki letak yang  strategis  dan  mudah  dijangkau  dengan  kendaraan  pribadi  maupun
transportasi  umum  karena  letaknya  yang  berada  ditengah  Kota  Jogja. KRKB  Gembira  Loka  beralamatkan  di  Jl.  Kebun  Raya  No.  2,  Kota
Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta. Letaknya yang strategis dipusat Kota Jogja dan berada dijalur utama yang banyak dilalui transportasi umum
memudahkan  masyarakat  maupun  wisatawan  untuk  mengunjungi  KRKB untuk  sekedar  rekreasi  atau  bahkan  melakukan  pembelajaran  bagi  anak-
anak mengenai flora dan fauna. KRKB  Gembira  Loka  sebagai  tempat  rekreasi  sekaligus  lembaga
konservasi ex-situ memiliki fasilitas yang sangat memadai. Kantor direktur utama,  gedung  marketing,  gedung  HRD,  ruang  pertemuan,  ruang
keamanan,  gudang  penyimpanan,  dan  pos  informasi  merupakan  fasilitas yang  dapat  digunakan  pengelola  KRKB  guna  melaksanakan  tugas  dan
tanggung  jawabnya.  Selain  itu,  KRKB  Gembira  Loka  juga  memiliki fasilitas  yang  dapat  diakses  pengunjung  atau  wisatawan  seperti:
laboratorium  alam,  kolam  benih,  silvikultur,  kandang  percontohan, panggung,  area  bermain,  pertunjukan  satwa,  mushola,  kamar  mandi,
66 pendopo,  serta  banyak  fasilitas-fasilitas  lain  yang  ada  di  KRKB  Gembira
Loka.
2. Profil KRKB Gembira Loka
a. Sejarah Berdirinya Gembira Loka
Ide awal  pembangunan  Kebun Raya dan  Kebun  Binatang Gembira Loka berasal dari keinginan Sri Sultan Hamengku Buwono VIII pada tahun
1933  akan  sebuah  tempat  hiburan,  yang  dinamakan  Kebun  Rojo.  Ide tersebut  direalisasikan  oleh  Sri  Sultan  Hamengku  Buwono  IX  dengan
bantuan  Ir.  Karsten,  seorang  arsitek  berkebangsaan  Belanda.  Ir.  Karsten kemudian memilih lokasi disebelah barat sungai Winongo, karena dianggap
sebagai  tempat  paling  ideal  untuk  pembangunan  Kebun  Rojo  tersebut. Namun akibat dampak Perang Dunia II dan juga pendudukan oleh Jepang,
pembangunan Kebun Rojo terhenti. Pada  saat  proses  pemindahan  ibukota  negara  dari  Yogyakarta
kembali  ke  Jakarta  di  tahun  1949  setelah  berakhirnya  Perang  Dunia  II, tercetus  lagi  sebuah  ide  untuk  memberikan  kenang-kenangan  kepada
masyarakat  Yogyakarta  berupa  sebuah  tempat  hiburan.  Pemerintah  pusat yang  dipelopori  oleh  Januismadi  dan  Hadi,  SH.  Ide  tersebut  mendapat
sambutan  hangat  dari  masyarakat  Yogyakarta,  akan  tetapi  realisasinya masih  belum  dirasakan  oleh  masyarakat.  Hingga  di  tahun  1953,  dengan
berdirinya  Yayasan  Gembira  Loka  Yogyakarta  yang  diprakarsai  oleh  Sri Sultan  Hamengku  Buwono  IX  dan  Sri  Paduka  KGPAA  Paku  Alam  VIII
67 sebagai ketua, maka pembangunan Kebun Rojo yang tertunda baru benar-
benar dapat direalisasikan. Selang  beberapa  tahun  kemudian,  tepatnya  tahun  1959,  KGPAA
Paku  Alam  VIII  menunjuk  Tirtowinoto  untuk  melanjutkan  pembangunan Gembira  Loka.  Dipilihnya  Tirtowinoto  karena  yang  bersangkutan  dinilai
memiliki  kecintaan  terhadap  alam  dan  minat  yang  besar  terhadap perkembangan Gembira Loka. Ternyata sumbangsih Tirtowinoto yang tidak
sedikit,  baik  dalam  hal  pemikiran  maupun  material,  terbukti  mampu membawa kemajuan yang pesat bagi Gembira Loka. Sehingga pada tahun
1978,  ketika  koleksi  satwa  yang  dimiliki  semakin  lengkap,  sehingga pengunjung Gembira Loka mampu mencapai 1,5 juta orang.
Dalam  perkembangannya,  pada  bulan  November  2009  Yayasan Gembira  Loka  menjalin  kerjasama  dengan  PT.  Buana  Alam  Tirta  untuk
mengelola  Gembira  Loka,  dan  diharapkan  dapat  meningkatkan  dan mengembangkan potensi Gembira Loka di masa depan.
b. Visi dan Misi KRKB Gembira Loka
1 Visi :
Melestarikan  tumbuh-tumbuhan  dan  satwa  sesuai  dengan  alam habitatnya, sehingga bermanfaat bagi alam dan kehidupan manusia.
2 Misi :
a Mengembangbiakkan dan melestarikan tumbuhan
68 b
Menyejahterakan satwa dengan memelihara, merawat satwa sesuai habitatnya  dan  menangkarkan  satwa  dengan  menjaga  kemurnian
genetik. c
Tempat  penelitian  satwa  yang  memberikan  informasi  dan  sarana pendidikan serta penyadaran untuk mencintai dan melestarikan.
d Tempat rekreasi berwawasan lingkungan yang kreatif dan edukatif.
e Sebagai paru-paru kota dan cadangan resapan air
c. Sarana dan Prasarana
KRKB  Gembira  Loka  sebagai  tempat  rekreasi  dan  lembaga konservasi memiliki sarana dan prasarana yang berguna untuk memfasilitasi
pengunjung dan wisatawan agar mendapatkan pelayanan dan rasa nyaman saat berkunjung dan menghabiskan waktu di KRKB Gembira Loka. Adanya
sarana dan prasarana ini juga berfungsi sebagai pendukung kegiatan yang diselenggarakan  oleh  pihak  KRKB  Gembira  Loka  setiap  harinya.  Sarana
dan prasarana yang dimiliki oleh KRKB Gembira Loka antara lain: 1
Gedung Kantor Gedung kantor merupakan fasilitas yang digunakan oleh direktur
dan staff KRKB Gembira Loka untuk melaksanakan tugas dan tanggung jawab  yang  diembannya.    Gedung  kantor  ini  juga  berfungsi  sebagai
tempat untuk melakukan koordinasi antar bagian dan pihak-pihak yang berkepentingan dalam perumusan kebijakan dan perencanaan program
69 serta  agenda-agenda  lain  yang  berkaitan  dengan  pengelolaan  KRKB
Gembira Loka. 2
Ruang Informasi Ruang  informasi  digunakan  untuk  keperluan  penyampaian
informasi  maupun  yang  berkaitan  dengan  kedatangan  maupun kepulangan  pengunjung.  Pengunjung  dapat  menggunakan  ruang  ini
sebagai  untuk  menyampaikan  pemberitahuan  kepada  rombongannya untuk  segera  berkumpul  di  tempat  yang  telah  ditentukan.  Adanya
ruangan  informasi  ini  dilatarbelakangi  kebutuhan  pengunjung  akan sebuah fasilitas yang dapat memudahkan mereka dalam mengumpulkan
anggota  atau  mencari  anggota  rombongan  yang  terpisah  serta penyebarluasan informasi mengenai barang hilang dan kondisi darurat
lainnya. 3
Mushola Pengunjung  dapat  menggunakan  fasilitas  yang  diberikan  oleh
pihak  KRKB  Gembira  Loka  berupa  mushola  yang  dibangun  secara terpisah yaitu dua dibagian atas dan satu bagian bawah KRKB Gembira
Loka.  Fasilitas  ini  dibangun  guna  memudahkan  pengunjung  yang beragama islam untuk melaksankan ibadah Sholat.
4 Laboratorium Alam
Laboratorium alam merupakan ruangan yang didalamnya terdapat beberapa jenis flora dan fauna yang telah diawetkan. Hal ini bertujuan
untuk  memberikan  informasi  dan  pembelajaran  kepada  pengunjung
70 tentang  berbagai  flora  dan  fauna  serta  ekosistemnya  yang  ada  di
lingkungan sekitar maupun di alam bebas. 5
Gelar Satwa Terampil Gelar Satwa Terampil  GST  merupakan kegiatan  yang bersifat
hiburan  dimana  dalam  pertunjukan  tersebut  akan  ditampilkan  satwa- satwa yang telah dilatih sehingga memiliki keterampilan tertentu. Selain
bertujuan  untuk  memberikan  hiburan  kepada  pengunjung,  GST  juga difungsikan  untuk  menyajikan  tontonan  yang  berbeda  serta  khas  di
KRKB  Gembira  Loka  dan  tidak  bisa  didapatkan  ditempat-tempat rekreasi lainnya.
6 Kolam Benih
Kolam benih terletak persis disebelah laboratorium alam. Kolam benih  merupakan  tempat  dimana  pengelola  KRKB  Gembira  Loka
melakukan  proses  pengembangbiakan  beberapa  spesies  ikan  yang nantinya akan disebar ke kolam-kolam yang ada di KRKB ketika telah
mencapai  usia  dewasa.  Kolam  ini  dapat  pula  difungsikan  sebagai sumber belajar bagi anak-anak yang ingin mengetahui tentang budidaya
ikan air tawar. 7
Kandang Percontohan Kandang  percontohan  merupakan  sederet  kandang  yang  berada
dalam  sebuah  tempat  tertentu  dan  berisi  kambing,  domba,  dan  sapi. Selain  sebagai  penambah  koleksi  satwa  yang  ada  di  KRKB  Gembira
Loka, satwa-satwa yang ada dikandang ini dapat pula digunakan sebagai
71 sumber  belajar  seperti  memberi  makan  kambing  dan  memerah  susu
karena  karakter  satwanya  yang  cenderung  jinak  dan  tidak  berbahaya bagi pengunjung khususnya anak-anak.
8 Silvikultur
Silvikultur  merupakan  tempat  pengelola  KRKB  Gembira  Loka menyimpan  berbagai  macam  bibit  tanaman  yang  nantinya  akan
dikembangbiakkan. Gudang bibit  ini juga dapat  menjadi  fasilitas bagi pengunjung yang ingin belajar bercocok tanam berbagai jenis tanaman
maupun mengolah pupuk kandang secara langsung.
d. Program Pembelajaran Luar Sekolah PLS GL zoo
Program  PLS  GL  zoo  merupakan  program  hasil  kerjasama  antara pihak  KRKB  Gembira  Loka  dengan  Universitas  Negeri  Yogyakarta
khususnya Jurusan Pendidikan Luar Sekolah PLS. Pembagian peran dan tanggung jawab diantara dua lembaga itupun cukup jelas, KRKB Gembira
Loka  selaku  penggagas  sekaligus  pemilik  program  berperan  dalam penyediaan  fasilitas  dan  penyebarluasan  informasi.  Sedangkan  dari  pihak
Jurusan  PLS  berperan  sebagai  konseptor  program  dan  materi  serta penyediaan  sumber  daya  manusia  yang  nantinya  akan  menjadi  pemandu
dalam program tersebut. Program PLS GL zoo membidik pelajar usia TK hingga SMA sebagai
peserta program. Penyelenggaraan program ini dilaksanakan pada hari aktif sekolah yaitu pada hari senin-jumat. program PLS GL zoo ini dimaksudkan
72 agar siswa-siswi peserta program mendapat pembelajaran secara langsung
dan  dengan  metode  eksploratif  namun  tetap  menyenangkan.  Dalam pelaksanaan  program  ini,  siswa-siswi  akan  dipandu  oleh  beberapa  orang
pemandu yang nantinya akan membimbing dan mengarahkan mereka dalam melakukan pembelajaran di luar ruangan ini.
Konten  yang  dimasukkan  dalam  pelaksanaan  program  ini  bersifat fleksibel  dan  menyesuaikan  dengan  kebutuhan  peserta  program.  Konten-
konten  tersebut  diantaranya  yaitu  bina  suasana,  pojok  kreatif,  outbound sederhana,  membuat  pupuk  organik,  pembibitan  tanaman,  dan  memerah
susu sapi. Konten tersebut merupakan konten tambahan yang dimaksudkan agar  peserta  mendapat  pembelajaran  lain  diluar  materi  flora  dan  fauna.
Konten pembelajaran tersebut merupakan hasil pengembangan dari konsep- konsep  materi  yang  dirancang  dan  disinkronkan  dengan  fasilitas  yang
tersedia di dalam KRKB Gembira Loka. Sebagai  program  CSR  yang  tidak  berorientasi  pada  keuntungan
semata, bukan berarti fasilitas dan program  yang diselenggarakan bersifat seadanya. Fasilitas yang akan diterima oleh peserta  program PLS GL zoo
yaitu: pemandu, potongan harga tiket 50, hasil karya dari kegiatan pojok kreatif  yang  boleh  dibawa  pulang,  bahan  pembelajaran  disediakan
berdasarkan  kebutuhan  dan  tingkatan  kelas  peserta,  pembelajaran  di laboratorium  alam  atau  fasilitas  pembelajaran  lainnya,  dan  berkeliling
KRKB Gembira Loka didampingi oleh pemadu. Banyaknya fasilitas yang
73 didapatkan oleh peserta tentunya merupakan bukti nyata keseriusan pihak
KRKB  maupun  Jurusan  PLS  dalam  memfasilitasi  kegiatan  pembelajaran diluar sekolah ini.
Pelaksanaan program PLS GL zoo berlangsung kurang lebih selama 2  jam.  Secara  garis  besar,  pelaksanaan  Progam  PLS  GL  zoo  ini  terbagi
menjadi : 1
Penyambutan
Penyambutan  dilaksanakan  sebelum  kegiatan  PLS  GL  zoo dimulai.  Penyambutan  dilakukan  oleh  tim  pemandu  kepada  sekolah
yang  menjadi  peserta  program  yang  dilanjutkan  denga  perkenalan pemandu, doa, dan foto bersama.
2 Bina Suasana
Kegiatan bina suasana ini berfungsi sebagai penghangat suasana dan  pengakraban  peserta  dengan  tim  pemandu.  Kegiatan  ini  akan
dipimpin  oleh  seorang  mainspeaker  atau  pemandu  utama  yang memimpin jalannya kegiatan pada hari tersebut. Kegiatan ini biasanya
diisi dengan permainan-permainan dan mini outbound. 3
Pojok Kreatif
Kegiatan  pojok  kreatif  ini  merupakan  kegiatan  yang  bertujuan untuk mengasah kreativitas peserta program PLS GL zoo. Konten dalam
74 kegiatan ini disesuaikan dengan kebutuhan dan tingkatan kelas peserta.
Konten  dalam  kegiatan  ini  biasanya  mencakup:  membuat  mahkota gajah,  membuat  pupuk  organik,  memerah  susu  sapi,  memberi  pakan
ikan, dan menanam bibit menggunakan polybag. 4
Berkeliling KRKB Gembira Loka
Kegiatan ini memberi kesempatan peserta untuk  mengeksplorasi lingkungan  sekitarnya  dan  menjadikannya  sebagai  sumber  belajar.
Dalam  kegiatan  ini  peserta  dapat  merasakan  dan  mengalami  secara langsung  apa  yang  mereka  akan  pelajari.  Konsep  yang  ditonjolkan
dalam kegiatan ini adalah rekreatif namun tetap edukatif. 5
Pengulasan kembali
Kegiatan ini merupakan  kegiatan terakhir  sebelum  tim  pemandu menyerahkan  kembali  siswa-siswi  peserta  program  ke  pihak  sekolah.
Kegiatan  ini  bertujuan  untuk  mengulas  kembali  apa  yang  telah didapatkan,  dialami,  dan  dipelajari  oleh  peserta  program  selama
pelaksanaan program pada hari tersebut. Metode yang biasa digunakan yaitu peserta diminta maju ke depan dan menceritakan apa yang sudah
dia  lakukan  selama  kegiatan  berlangsung.  Metode  ini  dipilih  karena lebih  dapat  mempresentasikan  ketercapaian  penyerapan  materi  dan
tujuan  dari  program  PLS  GL  zoo.  Kegiatan  ini  diakhiri  dengan berpamitan  dan  bersalam-salaman  antara  tim  pemandu  dengan  guru
pendamping dari pihak sekolah.
75 3.
Aksesibilitas Program Pembelajaran Luar Sekolah di KRKB Gembira Loka
Pembelajaran  sebagai  proses  tidak  tahu  menjadi  tahu  dan  tidak mengerti  menjadi  mengerti  merupakan  sebuah  proses  yang  akan  terus
terjadi  dalam  kehidupan  individu.  Pembelajaran  yang  sama  dapat  pula memiliki dampak yang berbeda ketika dialami oleh individu yang berbeda
pula.  Hal  ini  membuktikan  bahwa  pembelajaran  juga  berkaitan  pada pengembangan  dan  interaksi  antar  pengalaman  serta  pengetahuan  yang
telah  dimiliki  individu  sebelumnya.  Pembelajaran  sebagai  proses  yang berlangsung  terus  meneruspun  terjadi  tidak  terbatas  hanya  dilingkungan
persekolahan saja, namun dapat terjadi dimanapun seorang individu berada. Oleh  karena  itu,  pembelajaran  terkadang  terjadi  secara  alami  dan  bahkan
tidak disadari oleh individu itu sendiri. Pembelajaran  luar  sekolah  merupakan  kegiatan  pembelajaran  yang
dilaksanakan  diluar  ruangan  atau  sekolah  dengan  memanfaatkan  media pembelajaran  yang  dapat  mendukung  terjadinya  proses  belajar.  Proses
belajar  yang dimaksud disini  yaitu proses belajar mandiri  yang dilakukan oleh peserta didik dengan tujuan memunculkan jiwa eksploratif dan kreatif
peserta didik. Dalam kegiatan ini, pendidik berperan sebagai pengawas dan fasilitator pemecah masalah ketika peserta didik mengalami kebingungan.
Keunggulan dari pembelajaran model ini yaitu memungkinkan peserta didik untuk  mengalami  dan  merasakan  langsung,  sehingga  tidak  hanya  aspek
76 kognitifnya saja yang akan berkembang, tetapi afektif dan psikomotoriknya
juga. Program  PLS  GL  zoo  merupakan  program  pembelajaran  di  luar
ruangan  bagi  peserta  didik  lembaga  sekolah  di  Kota  Jogja  yang diselenggarakan  oleh  KRKB  Gembira  Loka  bekerjasama  dengan  Jurusan
Pendidikan  Luar  Sekolah,  Fakultas  Ilmu  Pendidikan,  Universitas  Negeri Yogyakarta.  Progam  PLS  GL  zoo  ini  memungkinkan  pesertanya  untuk
dapat secara langsung mengamati dan mempelajari satwa-satwa yang ada di KRKB  Gembira  Loka  guna  memperoleh  pengetahuan  dan  pengalaman
langsung dilapangan. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, diperoleh hasil bahwa
latar  belakang  diselenggarakannya  program  PLS  GL  zoo  yaitu  untuk menjalankan fungsi KRKB Gembira Loka sebagai lembaga konservasi dan
membuka  akses  bagi  siswa-siswi  untuk  berkunjung  dan  belajar  tentang satwa secara langsung.
Bapak  MS  selaku  bagian  marketing  bidang  pendidikan  KRKB  Gembira Loka mengungkapkan bahwa:
“Program  PLS  GL  zoo  adalah  upaya  KRKB  dalam  menjalankan fungsinya  sebagai  lembaga  konservasi  yaitu  sebagai  tempat
penelitian,  edukasi,  dan  rekreasi.  Fungsi  edukasi  menjadi  penting adanya guna menjamin pendidikan bagi generasi penerus yang peduli
terhadap  kelestarian  satwa.  Oleh  karena  itu,  GL  zoo  membuat program edukasi yang diantaranya yaitu Pembelajaran Luar Sekolah
PLS  dan  Satwa  Masuk  Sekolah  SMS.  Sedangkan  latarbelakang lain  yaitu  adanya  gagasan  dari  Sri  Paduka  Paku  Alam  VIII,  yang
berkeinginan    GL  zoo  bisa  di  kunjungi  anak-anak  sekolah  setiap harinya.  Adanya  gagasan  tersebut,  semakin  memperkuat  GL  zoo
77 untuk  membuat  program  edukasi  yang  sesuai  dengan  visi  dan
misinya sebagai lembag a konservasi.”CW-1
Pendapat  senada  disampaikan  oleh  Bapak  YH  selaku  bagian  marketing bidang humas KRKB Gembira loka. Beliau mengungkapkan bahwa:
“Ide awal program ini berasal dari gagasan Sri Paduka Paku Alam VIII yang menginginkan GL zoo dapat dikunjungi anak-anak setiap
harinya. Gagasan tersebut kemudian dirasa sejalan dengan salah satu fungsi  GL  zoo  sebagai  lembaga  konservasi  yaitu  sebagai  tempat
edukasi.  Oleh  karena  itu,  dibuatlah  program-program  berbasis pendidikan seperti PLS dan SMS guna merealisasikan gagasan dan
fungsi edukasi tersebut.” CW-2 Berdasarkan pernyataan di atas dapat diketahui bahwa latar belakang
diselenggarakannya  program  PLS  GL  zoo  di  KRKB  Gembira  Loka  yaitu adanya gagasan dan masukan untuk menjadikan KRKB Gembira Loka yang
dapat  menjalankan  fungsinya sebagai  penyelenggara proses pembelajaran mengenai flora dan fauna bagi siswa-siswi dan masyarakat pada umumnya
guna  menciptakan  generasi  yang  peduli  terhadap  kelestarian  satwa  dan lingkungan  sekitarnya.  Data  tersebut  diperkuat  dengan  adanya  hasil  studi
dokumentasi  yang  dilakukan  peneliti  terhadapt    buku  informasi  program edukasi  KRKB  Gembira  Loka  yang  menyatakan  bahwa  latar  belakang
diselenggarakannya  program  ini  mengacu  pada  tugas  pokok  dan  fungsi KRKB Gembira Loka sebagai lembaga konservasi ex-situ. Lihat lampiran
9 Program PLS GL zoo sebagai kegiatan pembelajaran di luar ruangan
ditujukan  untuk  siswa-siswi  lembaga  sekolah  yang  ada  di  lingkup  Kota Jogja  mulai  dari  Lembaga  Pendidikan  Anak  Usia  Dini  PAUD  hingga
78 Sekolah Menengah Atas SMA. Dari hasil observasi lapangan yang telah
dilakukan, peneliti mengungkapkan bahwa: “Kebanyakan lembaga sekolah yang mengikuti program PLS GL zoo
berasal dari jenjang TK hingga SD saja.sangat jarang ditemui peserta program berasa
l dari tingkat SMP atau SMA” CL-5 Bapak MS selaku bagian marketing bidang pendidikan di KRKB Gembira
Loka mengungkapkan bahwa: “Selama berjalan kurang lebih 3 tahun, sudah banyak sekolah yang
telah mengikuti Program ini. Dari mulai PAUD hingga Siswa SMA. Namun  memang  kebanyakan  sekolah  peserta  berasal  dari  tingkat
PAUD hingga SD saja, masing jarang dari SMP atau SMA. Mungkin karena konten program  yang belum sesuai  dengan keinginan pihak
sekolah, tapi hal tersebut akan terus kami perbaiki dan kembangkan.
” CW-1
RA selaku Pemandu dalam program PLS GL zoo di KRKB Gembira Loka mengungkapkan bahwa:
“Untuk  selama  ini  kebanyakan  peserta  itu  anak-anak  usia  PAUD hingga  SD.  Jarang  mendapat  peserta  dari  SMP  atau  SMA.  Ya,
memang  kalau  dilihat  konten  program  ini  belum  cocok  jika  harus diberikan  kepada  siswa-siswi  usia  SMP-SMA  karena  pasti  terlalu
mudah bagi mereka.Tapi kami selaku pemandu lapangan juga sudah menyampaikan masukan-
masukan terkait hal ini kepada pengelola.” CW-3
Berdasarkan pernyataan diatas, dapat diketahui bahwa sasaran yang coba dibidik dalam program PLS GL zoo ini yaitu mulai dari PAUD hingga
SMA. Namun, yang berjalan selama ini kebanyakan sekolah peserta berasal dari  siswa-siswi  PAUD  hingga  SD  saja,  hal  ini  dikarenakan  konten  dari
program  PLS  GL  zoo  yang  masih  harus  dikembangkan  dan  disesuaikan dengan  tingkatan  materi  siswa-siswi  SMP  hingga  SMA.  Hal  ini  juga
79 diperkuat dengan adanya studi dokumentasi  yang telah dilakukan peneliti
pada dokumen reservasi peserta program PLS GL zoo pada bulan februari Lihat lampiran 8.
Program PLS GL zoo sebagai salah satu program edukasi di KRKB Gembira  Loka  merupakan  hasil  kerjasama  antara  pihak  KRKB  Gembira
Loka  dan  Universitas  Negeri  Yogyakarta  UNY  khususnya  Jurusan Pendidikan  Luar  Sekolah.  Selain  dua  pihak  tersebut,  masih  banyak  pihak
lain  yang  juga  memiliki  akses  terhadap  program  ini.  Dari  hasil  observasi yang telah dilakukan mengenai pihak-pihak yang memiliki akses terhadap
program ini, peneliti mengungkapkan bahwa: “Pihak-pihak  yang  berhasil  diidentifikasi  memiliki  akses  terhadap
program PLS GL zoo yaitu tentunya dari internal KRKB itu sendiri. Lalu ada pula Jurusan PLS yang meliputi kepala jurusan, dosen, dan
mahasiswanya.  Akses  juga  dimiliki  oleh  Dinas  Pendidikan  selaku pemegang  kebijakan  secara  makro  dan  media  massa  sebagai
penyebarluas informasi. Terakhir  yaitu lembaga sekolah di  lingkup Kota Jogja selaku peserta program PLS GL zoo
ini.” CL-6 Bapak MS selaku bagian marketing bidang pendidikan di KRKB Gembira
Loka mengungkapkan bahwa: “Banyak pihak yang terlibat dan memiliki akses ke dalam program
ini,  dari  dalam  KRKB  sendiri  ada  Bapak  Direktur  Utama,  bagian marketing yang terdiri dari bidang pendidikan, humas, dan reservasi.
Ada lagi dari pihak UNY seperti mahasiswa dan dosen jurusan PLS. serta pihak-pihak dari luar seperti Dinas Pendidikan, sekolah selaku
peserta program, dan media massa.” CW-1 Lebih  lanjut,  hal  senada  juga  diungkapkan  oleh  Bapak  YH  selaku
bagian  marketing  bidang  humas  di  KRKB  Gembira  Loka.  Beliau mengungkapkan bahwa:
80 “Pihak yang ada di dalam program ini tentunya dari internal KRKB
ada  Bapak  Direktur  Utama  dan  bagian  marketing  serta  bidangnya. Selanjutnya dari pihak mitra, UNY ada mahasiswa dan dosen jurusan
PLS.  Terakhir  ada  dari  dinas  pendidikan,  sekolahan  peserta,  dan media massa yang juga
ikut mempromosikan program ini.” CW-2
Berdasarkan pernyataan diatas diketahui bahwa banyak pihak  yang telah memiliki akses ke dalam program PLS GL zoo. Pihak-pihak tersebut
terbagi  dalam  3  bagian  yaitu  internal  KRKB  Gembira  Loka,  UNY,  dan pihak luar. Dari internal  KRKB Gembira  Loka, pihak-pihak  yang terlibat
dan memiliki akses dalam program PLS GL zoo ini yaitu Direktur Utama dan Bagian Marketing yang terdiri dari bidang pendidikan, bidang humas,
dan bidang reservasi. Dari pihak UNY, terdapat mahasiswa dan dosen dari Jurusan  Pendidikan  Luar  Sekolah  yang  juga  memiliki  akses  terhadap
program  PLS  GL  zoo  ini.    Sedangkan,  dari  pihak  luar  terdapat  Dinas Pendidikan, Lembaga Sekolah, dan media massa yang terlibat dan memiliki
akses terhadap program PLS GL zoo di KRKB Gembira Loka. Pihak-pihak  yang  memiliki  akses  terhadap  program  PLS  GL  zoo
memiliki peranan masing-masing dalam penyelenggaraan program tersebut. Peranan  yang  dimiliki  oleh  pihak-pihak  tersebut  difungsikan  untuk
menjamin kelangsungan penyelenggaraan program PLS GL zoo agar sesuai dengan tujuan awalnya. Dari hasil observasi yang telah dilakukan, peneliti
mengungkapkan bahwa: “Walaupun tidak ada pembagian tugas dan peran tertulis secara rinci,
namun dalam pelaksanaannya pihak-pihak yang memiliki akses telah memahami  peranannya  masing-masing  dalam  penyelenggaraan
program PLS GL zoo
.” CL-6
81 Bapak YH selaku bagian marketing bidang humas di KRKB Gembira Loka
mengungkapkan bahwa: “Pihak utama dalam program ini yaitu KRKB dan Jurusan PLS FIP
UNY. KRKB berperan dalam penyediaan tempat pelaksanaan serta alat  dan  bahan  yang  digunakan.  Sedangkan  Jurusan  PLS  selaku
konseptor  program  dan  penyedia  SDM  pelaksana  program.  Selain itu masih ada Dinas Pendidikan yang berperan dalam pemberian izin
publikasi program ini ke sekolah-sekolah di wilayah Kota Jogja dan tentunya  pihak  sekolah  selaku  peserta  program.  Terakhir  ada
beberapa  media  massa  yang  juga  pernah  meliput  program  ini  dan kami  fungsikan  hal  tersebut  guna  membantu  tugas  kami
mensosialisasikan program ini ke sekolah-sekolah di wilayah DIY.
” CW-2
RA  selaku  pemandu  program  PLS  GL  zoo  di  KRKB  Gembira  Loka mengungkapkan bahwa:
“Pertama pasti GL zoo sebagai penyedia fasilitas, sarana prasarana, serta alat dan bahan. Selanjutnya UNY sebagai konseptor materi dan
penyedia  SDM  pelaksana  program.  Selain  2  pihak  tersebut  masih ada  Dinas  Pendidikan  Kota  Jogja  selaku  pemberi  izin  dan
penyebarluasan  informasi  serta  pihak  sekolah  selaku  peserta program. Ada juga media massa  yang pernah meliput program ini
dan  kami  sangat  menyambut  baik  hal  itu  karena  dapat  menjadi alternatif  kami  dalam  menyebarluaskan  informasi  program  ini  ke
masyarakat di Yogyakarta.” CW-3
Berdasarkan  pernyataan  diatas  diketahui  bahwa  pihak-pihak  yang dapat  mengakses  program  PLS  GL  zoo  memiliki  peranan  masing-masing
dalam  penyelenggaraan  program.  Peranan  tersebut  diantaranya,  Dinas Pendidikan  yang  sudah  mengeluarkan  perizinan  dan  surat  rekomendasi
terhadap program PLS GL zoo bagi sekolah-sekolah di Kota Jogja Lihat lampiran 10. Selanjutnya ada juga dari pihak internal KRKB Gembira Loka
seperti Direktur Utama selaku pemegang kebijakan, bagian marketing dan
82 bidangnya  yang  bertanggungjawab  terhadap  kelangsungan  program
tersebut misal dalam hal penyediaan fasilitas, alat dan bahan. Kemudian ada juga  dari  pihak  UNY  yang  berperan  dalam  konseptor  materi  dan  konten
program  serta  penyediaan  SDM  pemandu  kegiatan.  Selain  itu,  tentunya pihak sekolah yang berperan sebagai konsumen atau peserta dari program
PLS GL zoo itu sendiri. Terakhir, media massa yang memiliki peran dalam menyebarluaskan  informasi  mengenai  program  PLS  GL  zoo  di  KRKB
Gembira Loka kepada masyarakat luas. Sebagai  program  yang  bertujuan  untuk  melaksanakan  salah  satu
fungsi  lembaga  konservasi  yaitu  fungsi  edukasi,  program  PLS  GL  zoo dirancang  guna  memperluas  aksesibilitasnya.  Kebijakan-kebijakan  yang
diterapkan  pun  berorientasi  pada  pemenuhan  kebutuhan  dan  keinginan pihak  sekolah  peserta.  Hal  tersebut  dilakukan  salah  satunya  dikarenakan
program PLS GL zoo ini merupakan program CSR atau program sosial yang tidak berorientasi pada keuntungan semata namun lebih kepada perluasan
aksesibilitas terhadap program tersebut. Bapak MS selaku bagian marketing bidang pendidikan di KRKB Gembira
Loka mengungkapkan bahwa: “Kebijakannya  yang pertama pengurangan tarif  bagi siswa peserta
program  PLS  GL  zoo  dikarenakan  program  ini  juga  merupakan program CSR atau program sosial KRKB selaku badan usaha. Kedua
yaitu pembentukan divisi khusus yang menangani program PLS GL zoo ini secara khusus yang merupakan pecahan dari bagian marketing
yaitu  bidang  pendidikan,  humas,  dan  reservasi  di  tahun  2016. Selanjutnya  kebijakan  yang  berlaku  pada  tahun  2014-2016  yang
membatasi  sekolah  peserta  program  hanya  dilingkup  Kota  Jogja. Kemudian  kebijakan  setiap  15  siswa  akan  dipandu  oleh  1
83 pendamping  yang  berasal  dari  mahasiswa  PLS  yang  telah  diberi
pelatihan  dan  masuk  dalam  tim  kepemanduan  PLS  GL  zoo.  Hal tersebut  akan  sangat  membantu  para  guru  dalam  menyampaikan
pembelajaran pada saat kegiatan.” CW-1 HKA  selaku  pemandu  program  PLS  GL  zoo  di  KRKB  Gembira  Loka
mengungkapkan bahwa: “Setau Saya salah satunya yaitu pengurangan tarif tiket masuk bagi
peserta program PLS GL zoo. Hal ini karena PLS GL zoo merupakan Program  CSR atau sosial  dari KRKB.  Adanya bagian khusus  yang
menangani program PLS GL zoo juga. Selanjutnya yaitu pembatasan jumlah sekolah peserta yang hanya dilingkup Kota Jogja dan belum
ke daerahkabupaten lainnya. Lalu pendampingan pada saat program dilaksanakan  dimana  seorang  pemandu  akan  mendampingi  10-15
siswa, jadi akan mempermuda tugas guru juga.” CW-4
Berdasarkan  hasil  observasi  yang  telah  dilakukan  diketahui  bahwa penerapan  kebijakan  guna  perluasan  aksesibilitas  program  PLS  GL  zoo
cukup efektif dan berjalan dengan baik. Hal ini dibuktikan dengan semakin bertambahnya antusiasme lembaga sekolah yang ingin mengikuti program
PLS  GL  zoo  yang  salah  satunya  dikarenakan  kebijakan-kebijakan  yang sangat  memudahkan  berbagai  pihak  terutama  lembaga  sekolah  dalam
mengakses  program  ini.  Kebijakan  tersebut  salah  satunya  yaitu  dengan adanya fasilitas khusus  yang akan didapatkan peserta program baik siswa
maupun guru pendamping ketika mengikuti program PLS GL zoo. Hal ini sesuai dengan  yang tertera dalam hasil studi dokumentasi buku informasi
program edukasi KRKB Gembira Loka. Lihat lampiran 9 Berdasarkan pernyataan diatas diketahui bahwa kebijakan-kebijakan
yang  diterapkan  dalam  program  PLS  GL  zoo  salah  satunya  dimaksudkan guna mempermudah akses sekolah-sekolah di Kota Jogja untuk mengikuti
84 program  tersebut.  Kebijakan-kebijakan  tersebut  diantaranya  yaitu  adanya
potongan  tarif  tiket  masuk  bagi  peserta  yang  menggunakan  paket  PLS, adanya  pemandu  yang  telah  diberi  pelatihan  sehingga  lebih  siap  dalam
mendampingi dan memberikan materi-materi mengenai satwa yang ada di KRKB Gembira Loka, dan terakhir yaitu adanya kebijakan dimana bagian
marketing  dari  KRKB  Gembira  Loka  mulai  tahun  2016  dipecah  menjadi tiga bagian guna memperjelas tugas dan fungsinya dalam penyelenggaraan
program PLS GL zoo. Pembagian tugas tersebut dapat dilihat dari hasil studi dokumentasi profil KRKB Gembira Loka bagian struktur organisasi  yang
telah dilakukan peneliti. Lihat lampiran 7 Komponen yang tidak kalah penting adanya dalam program PLS GL
zoo  yaitu  pihak  sekolah  selaku  peserta  program  PLS  GL  zoo.  Selama berjalan  dari  tahun  2014-2016,  program  PLS  GL  zoo  mengkhususkan
sekolah  peserta  program  dalam  lingkup  Kota  Jogja.  Kebijakan  tersebut diambil guna mengantisipasi banyaknya permintaan terhadap program PLS
GL  zoo  yang  sebenarnya  masih  dalam  tahap  pengembangan  dan pematangan  konsep.  Hal  lain  yang  menjadi  pertimbangan  yaitu  kapasitas
dan  kualitas  dari  pemandu  program  yang  jelas  masih  perlu  ditingkatkan. Dari hasil observasi yang telah dilakukan, peneliti mengungkapkan bahwa:
“ Kebanyakan sekolah-sekolah peserta program PLS GL zoo memilih program  tersebut  sebagai  kegiatan  field  trip  atau  outing  class
dikarenakan  sesuai  dengan  tema  pembelajaran  yang  akan disampaikan  serta  adanya  pemandu  yang  mendampingi  dalam
kegiatan.
” CL-5
85 RA  selaku  pemandu  program  PLS  GL  zoo  di  KRKB  Gembira  Loka
mengungkapkan bahwa: “Kebanyakan  dari  sekolah  yang  jadi  peserta  program  ini,  latar
belakang keikutsertaannya yang pertama karena sesuai dengan tema pembelajarannya,  lalu  karena  dalam  program  ini  siswa  akan
didampingi  pemandu  jadi  memudahkan  tugas  guru,  ada  juga  yang ikut karena biayanya akan lebih murah jika dibanding masuk KRKB
tanpa  paket  PLS.  Tapi  kebanyakan  sih  ya  karena  dapatnya  dobel,
dapat pembelajaran secara langsung dan dapat rekreasi juga.” CW- 3
Ibu SM selaku Guru pendamping dari TK Marga Jaya yang menjadi salah satu peserta program PLS GL zoo mengungkapkan bahwa:
“Sebenarnya tujuan utama kami berkunjung ke KRKB ini yaitu untuk melakukan  kegiatan  pembelajaran  outing  class  yang  sudah  kami
rencanakan  dalam  program  rencana  pembelajaran.  Ketika mendapatkan informasi  adanya program  ini, kami rasa program  ini
sangat  pas  untuk  pembelajaran  anak-anak  dan  sangat  membantu pihak guru dalam pelaksanaanya karena didampingi oleh pemandu-
pemandu yang lebih paham mengenai satwa-satwa yang ada disini
.” CW-5
Ibu TSN selaku Guru pendamping dari TK ABA Bodeh  yang menjadi salah satu peserta program PLS GL zoo mengungkapkan bahwa:
“Maksud utama sekolah kami sebelumnya  yaitu mengadakan  field trip. Jadikan sinkron dengan adanya program PLS GL zoo ini. Tujuan
sekolah tercapai, anak-anak juga dapat pembelajaran, dapat rekreasi juga.  Apalagi  mendapatkan  pemandu  yang  sudah  pengalaman  dan
paham  tentang  binatang-binatang  disini,  pihak  guru  merasa  sangat
terbantu.” CW-6 Berdasarkan pernyataan diatas dapat diketahui bahwa latar belakang
pihak sekolah mengikuti program PLS GL zoo yaitu 1 adanya pemandu yang  mendampingi  siswa-siswi  peserta  selama  kegiatan  berlangsung
sehingga  meringankan  tugas  guru,  2  adanya  kebijakan  potongan  biaya masuk bagi siswa-siswi sekolah peserta program PLS GL zoo, 3 program
86 PLS  GL  zoo  dianggap  relevan  dengan  tujuan  sekolah  yang  akan
mengadakan field trip dan outing class, dan 4 siswa peserta program PLS GL  zoo  dianggap  mendapatkan  edukasi  sekaligus  rekreasi  dalam  sekali
kegiatan. Program PLS GL zoo diselenggarakan berdasarkan langkah-langkah
dan panduan yang telah dibuat bersama oleh pihak KRKB Gembira Loka dan pihak UNY yang diwakili oleh dosen-dosen Jurusan PLS. Namun, tidak
jarang  pemberian  konten  dan  pelaksanaan  program  juga  menyesuaikan dengan  permintaan  dan  kebutuhan  dari  pihak  sekolah  selaku  peserta
program. Respon positif pun banyak dilontarkan oleh pihak sekolah terkait penyelenggaraan dan konten dari program PLS GL zoo. Tidak jarang pihak
sekolah  juga  memberikan  masukan-masukan  yang  bersifat  membangun guna  kemajuan  program  ini.  Dari  hasil  observasi  yang  telah  dilakukan,
peneliti mengungkapkan bahwa: “Pelaksanaan dan konten yang ada dalam program PLS GL zoo sudah
baik,  hanya  saja  memang  perlu  adanya  penambahan  kegiatan  atau konten agar kegiatan lebih rekreatif dan membelajarkan tidak hanya
bagi pelajar usia anak-
anak, tetapi juga yang berusia dewasa.” CL- 7
Ibu SM selaku Guru pendamping dari TK Marga Jaya yang menjadi salah satu peserta program PLS GL zoo mengungkapkan bahwa:
“Menurut saya sudah lumayan bagus untuk pelaksanaannya. Anak- anak  juga  terlihat  senang  dan  menikmati  selama  program  berjalan.
Cuma perlu ditambahkan kegiatannya misalkan outbound yang dapat melatih  psikomotorik  anak.  Soalnya  sekolah  juga  berharap  dengan
adanya  kegiatan  ini,  anak-anak  akan  dapat  berkembang  3  aspek
perkembangannya sekaligus.” CW-5
87 Ibu TSN selaku Guru pendamping dari TK ABA Bodeh yang menjadi salah
satu peserta program PLS GL zoo mengungkapkan bahwa: “Menurut saya kegiatan ini sudah sesuai dengan harapan kami selaku
guru,  namun  perlu  ada  penambahan  konten  untuk  memunculkan semangat siswa dalam mengikuti kegiatan ini. Ada beberapa kegiatan
yang  tertulis  dibuku  informasi,  namun  dilapangan  juga  tidak dilaksanakan.  Seperti  memberi  makan  rusa  secara  langsung
contohnya.  Namun  terlepas  dari  itu  semua,  baik  pemandu  maupun
pelaksanaan kegiatan hari ini sudah cukup bagus.” CW-6 RA  selaku  pemandu  program  PLS  GL  zoo  di  KRKB  Gembira  Loka
mengungkapkan bahwa: “Banyak  yang  menanggapi  positif  kegiatan  ini  dan  berniat
mengikutinya  lagi  di  tahun  depan.  Tidak  jarang  kami  juga mendapatkan  masukan-masukan  dari  pihak  sekolah  peserta  agar
program PLS GL zoo
ini dapat lebih baik lagi.” CW-3 Berdasarkan pernyataan  diatas diketahui  bahwa banyak tanggapan-
tanggapan positif yang disampaikan pihak sekolah selaku peserta program PLS  GL  zoo  mengenai  pelaksanaan  dan  konten  dari  program  ini.  Dalam
pelaksanaannya program PLS GL zoo sudah cukup baik dan sesuai dengan harapan  dari  pihak  sekolah.  Namun,  perlu  adanya  pengembangan  dan
penambahan  konten  agar  siswa  menjadi  lebih  antusias  lagi  mengikuti program dan mendapat lebih banyak lagi pembelajaran dan pengalaman.
Sebagai penambah dan pengganti guru selama pelaksanaan program, pemandu  haruslah  sadar  betul  akan  tanggung  jawab  dan  peranannya
tersebut. Dengan tahapan dan konten yang telah disusun sebelumnya, pihak pemandu  selaku  pendamping  kegiatan  berusaha  semaksimal  mungkin
memainkan  peranan  dan  menunaikan  tanggung  jawabnya  tersebut.
88 Kebanyakan  pihak  sekolah  berharap  setelah  mengikuti  program  PLS  GL
zoo, peserta didiknya akan mendapatkan tambahan positif dalam dirinya. Ibu SM selaku Guru pendamping dari TK Marga Jaya yang menjadi salah
satu peserta program PLS GL zoo mengungkapkan bahwa: “Saya harap setelah mengikuti Program ini anak-anak jadi mengenal
macam-macam  binatang  melalui  pengalaman  langsung.  Juga bertambah  wawasan  dan  pengalaman  yang  berguna  baginya  kelak
ketika dewasa.” CW-5 Ibu TSN selaku Guru pendamping dari TK ABA Bodeh yang menjadi salah
satu peserta program PLS GL zoo mengungkapkan bahwa: “Harapannya  anak  mendapatkan  makna  dari  setiap  kegiatan  yang
dilakukannya  disini.  Menjadi  sayang  binatang,  peduli  terhadap lingkungan, dan juga melatih kepercayaan diri anak juga.” CW-6
Bapak MS selaku bagian marketing bidang pendidikan di KRKB Gembira Loka mengungkapkan bahwa:
“Kebanyakan sih harapannya setelah mengikuti program PLS GLzoo ini,siswa-siswinya jadi lebih tahu tentang satwa dan peduli terhadap
lingkungan dan kelestarian flora dan fauna agar kelak dapat dinikmati
dimasa yang akan datang.” CW-1 Berdasarkan pernyataan diatas, diketahui harapan pihak sekolah bagi
peserta  didiknya  setelah  mengikuti  program  PLS  GL  zoo  ini  antara  lain yaitu  menambah  wawasan  dan  pengetahuan  yang  dimiliki  peserta  didik
mengenai  flora  dan  fauna  dengan  pembelajaran  langsung,  peserta  didik lebih sayang terhadap satwa, lebih peduli terhadap lingkungan disekitarnya
dan kelestariannya, serta peserta didik dapat melatih kepercayaan dirinya. Adanya evaluasi penyelenggaraan program diakhir periode program
PLS GL zoo, digunakan pihak-pihak pemangku kebijakan untuk menjaring
89 masukan-masukan  yang  ada  guna  pengembangan  program  kearah  yang
lebih  baik.  Kebijakan  tersebut  dirumuskan  dan  ditetapkan  bersama  oleh pihak KRKB Gembira Loka dan pihak UNY melalui Jurusan PLS dengan
berdasarkan  hasil  evaluasi  yang  ada.  Ditahun  2017,  berdasarkan  hasil evaluasi  dan  analisis  kebutuhan  dan  permasalahan  yang  ada,  maka
diambillah  beberapa  kebijakan  baru  guna  meningkatkan  aksesibilitas program PLS GL zoo bagi pihak-pihak terkait.
Guna melengkapi data yang ada, peneliti juga melakukan observasi langsung mengenai upaya pihak KRKB Gembira Loka dalam memperluas
aksesibilitas  program  PLS  GLzoo.  Dari  hasil  observasi  tersebut,  peneliti mengungkapkan bahwa:
“Upaya yang dilakukan oleh pihak KRKB melalui bidang pendidikan yaitu membuat buku informasi program edukasi di KRKB Gembira
Loka yang nantinya akan diperguanakn sebagai sarana sosialisasi dan penyebarluasan informasi. Upaya lain yaitu dengan mengikuti acara-
acara  perkumpulan  atau  pertemuan  kepala  sekolah  yang  biasa
dilakukan di Dinas Pendidikan” CL-8 Bapak MS selaku bagian marketing bidang pendidikan di KRKB Gembira
Loka mengungkapkan bahwa: “Di  tahun  ini  ada  beberapa  kebijakan  baru  yang  diambil  guna
memperluas  segmentasi  pasar  program  PLS  GL  zoo.  Kebijakan tersebut diantaranya perluasan penyebaran informasi dan sosialisasi
program  PLS  GL  zoo  ke  seluruh  Provinsi  DIY.  Lalu  kami  juga mengadakan buku informasi mengenai program-program edukasi di
KRKB ini yang rencana akan kami distribusikan ke sekolah-sekolah di DIY. Mulai tahun ini kami juga menggandeng Departemen Agama
guna  mempermudah  penyebaran  informasi  dan  sosialisasi  kami kesekolah-sekolah yang dinaunginya seperti MTs, Mi, RA, dan lain-
lain.  Kami  juga  menambahkan  konten  pembelajaran  pada pelaksanaan  program  PLS  GL  zoo  seperti  memeras  susu  sapi,
budidaya  ikan,  memberi  makan  rusa,  dll.  Terakhir,  bidang pendidikan  kami  mulai  tahun  ini  juga  aktif  mensosialisasikan
90 program  ini  melalui  forum-forum  kepala  sekolah,  forum  guru,  dan
sejenisnya.” CW-1 Bapak YH selaku bagian marketing bidang humas di KRKB Gembira Loka
mengungkapkan bahwa: “Tahun ini banyak kebijakan baru guna meningkatkan aksesibilitas
program  PLS  GL  zoo.  Mulai  dari  mencetak  buku  informasi, bekerjasama  dengan  Departemen  Agama,  penambahan  variasi
konten  pembelajaran  selama  pelaksanaan  program,  dan  masih banyak  lainnya.  Pokoknya  semua  upaya  coba  kami  lakukan  guna
memperluas penyebaran informasi mengenai program ini keseluruh
wilayah di DIY.” CW-2
Pernyataan tersebut diperkuat dengan hasil studi dokumentasi  yang dilakukan oleh peneliti. Peneliti mendapatkan fakta bahwa program PLS GL
zoo  mulai  tahun  2017  telah  direkomendasikan  oleh  Departemen  Agama DIY  sebagai  program  pembelajaran  diluar  kelas  yang  dapat  diikuti  oleh
sekolah-sekolah  naungannya  seperti  MI,  MTs,  RA,  dan  lain-lain.  Lihat lampiran 11
Dari  pernyataan  diatas  diketahui  bahwa  kebijakan-kebijakan  baru yang  diterapkan  mulai  tahun  2017  ini  merupakan  salah  satu  upaya  pihak
KRKB  Gembira  Loka  dalam  memperluas  aksesibilitas  program  PLS  GL zoo keseluruh sekolah yang ada di provinsi DIY. Maksud lainnya yaitu agar
lebih banyak lagi pihak yang akan ikut ambil bagian dalam penyelenggaraan program PLS GL zoo kedepannya sehingga program ini dapat menjadi salah
satu  alternatif  pembelajaran  luar  sekolah  khususnya  mengenai  flora  dan fauna.
91 4.
Faktor Pendukung dan Penghambat Aksesibilitas Program Pembelajaran Luar Sekolah di KRKB Gembira Loka
Aksesibilitas program pembelajaran luar sekolah di KRKB Gembira Loka  PLS  GL  zoo  memiliki  faktor  pendukung  dan  penghambat  dalam
pelaksanaannya.  Faktor  pendukung  dalam  aksesibilitas  program  PLS  GL zoo  diantaranya  yaitu  fasilitas  yang  dimiliki,  keberadaan  pihak  mitra,
integrasi materi pembelajaran dengan program, serta dukungan internal dari dalam KRKB Gembira Loka.
Bapak MS selaku bagian marketing bidang pendidikan di KRKB Gembira Loka mengungkapkan bahwa:
“Kami sangat merasa terbantu dengan adanya pihak mitra yang juga ikut peduli terhadap program ini seperti UNY dan Dinas Pendidikan.
Selain  itu,  dari  internal  KRKB  pun  banyak  juga  yang  memberikan respon positif terhadap program ini. Hal ini terlihat dari kebijakan-
kebijakan  yang  diambil  dan  saya  rasa  sangat  mempermudah  kami selaku  penanggungjawab  program.  Tekakhir  yaitu  banyaknya
fasilitas  pembelajaran  yang  ada  di  lingkungan  KRKB  ini,  dan semuanya  itu  dapat  pula  dimanfaatkan  untuk  mendukung  program
PLS GL zoo
.” CW-1
RA  selaku  pemandu  program  PLS  GL  zoo  di  KRKB  Gembira  Loka mengungkapkan bahwa:
“Fasilitas  guna  penyelenggaraan  program  PLS  GL  zoo  sudah memadai.  Peserta  program  dapat  memanfaatkan  seluruh  sarana
pembelajaran yang ada mulai dari Laboratorium Alam, hutan buatan, dan  gudang  bibit  untuk  belajar  tentang  flora.  Peserta  juga  dapat
menggunakan kandang percontohan, kolam benih, dan seluruh satwa yang ada di KRKB untuk pembelajaran mengenai fauna. Selain  itu
pihak  KRKB  juga  menyediakan  fasilitas  penunjang  seperti panggung,  area  outbound,  dan  pertunjukan  satwa  yang  juga  dapat
digunakan  sebagai  kegiatan  tambahan  dalam  program  ini.  Faktor
92 pendukung  lain  yaitu  adanya  koordinasi  yang  telah  terjalin  antara
KRKB  dengan  Dinas  Pendidikan  dan  pihak  UNY  selaku  penyedia SDM pemandu. Faktor pendukung dari pihak sekolah juga ada, yaitu
adanya  materi-materi  pembelajaran  yang  memang  mengharuskan penyelenggaraan
kegiatan luar
ruangan sehingga
dapat diintegrasikan dengan program ini.
” CW-3
Ibu TSN selaku Guru pendamping dari TK ABA Bodeh yang menjadi salah satu peserta program PLS GL zoo mengungkapkan bahwa:
“Menurut  saya  yang  pertama  fasilitas  yang  dimiliki  untuk pelaksanaan  program  sudah  sangat  mencukupi.  Lalu  selanjutnya
adanya  peran  dari  Dinas  Pendidikan  yang  ikut  mengarahkan  kami selaku pihak sekolah untuk mengikuti kegiatan ini. Yang terakhir ya
karena pihak sekolah banyak  yang merasa butuh terhadap program seperti  ini.  Karena  dikurikulum  baru  kan  banyak  teman-tema
pembelajaran  yang  dapat  diintegrasikan  dengan  kegiatan-kegiatan luar ruangan misalnya program PLS GL zoo
ini.” CW-6
Berdasarkan hasil observasi  yang telah dilakukan, diketahui  bahwa fasilitas,  sarana,  dan  prasarana  yang  dimiliki  KRKB  guna  menunjang
kebutuhan program PLS GL zoo dalam kondisi yang baik dan masih layak digunakan  guna  memperlancar  pelaksanaan  program.  Hal  ini  merupakan
salah satu faktor pendukung aksesibilitas program PLS GL zoo. Hasil studi dokumentasi yang dilakukan peneliti terhadap fasilitas yang dimiliki KRKB
Gembira  Loka  menunjukkan  bahwa  fasilitas  yang  dimiliki  KRKB  guna menunjang program PLS GL zoo sudah sangat memadai dan dalam kondisi
yang baik. Lihat lampiran 5 No. 2 Berdasarkan  pernyataan  diatas  dapat  diketahui  bahwa  faktor
pendukung aksesibilitas program PLS GL zoo diantaranya yaitu keberadaan pihak mitra yang juga ikut peduli terhadap penyelenggaraan program PLS
93 GL zoo ini yaitu dari UNY khususnya Jurusan Pendidikan Luar Sekolah dan
dari  Dinas  Pendidikan.  Faktor  pendukung  lain  yaitu  adanya  kebijakan- kebijakan  internal  dari  pihak  KRKB  yang  mempermudah  pihak  sekolah
selaku peserta dan mahasiswa selaku pemandu program dalam mengakses program  tersebut.  Terakhir  yaitu  kebutuhan  lembaga-lembaga  sekolah
terhadap  program  pembelajaran  luar  sekolah  yang  dapat  diintegrasikan dengan tema-tema pembelajaran yang ada.
Faktor penghambat dalam aksesibilitas Program Pembelajaran Luar Sekolah  di  KRKB  Gembira  Loka  PLS  GL  zoo  diantaranya  yaitu  SDM
Pemandu  dan  kondisi  dari  pihak  sekolah.  Dari  hasil  observasi  yang  telah dilakukan, peneliti mengungkapkan bahwa:
“Satu-satunya  faktor  penghambat  yang  ditemukan  yaitu  SDM Pemandu  yang  statusnya  masih  mahasiswa.  Hal  ini  jelas  akan
menjadi  penghambat  aksesibilitas  program  PLS  GL  zoo  karena sebagai  mahasiswa  pasti  juga  memiliki  tanggung  jawab  lain  diluar
kepemanduan  PLS  GL  zoo  sehingga  akan  terpecah  fokus  dan  sulit untuk mencapai profesionalitas ker
ja.” CL-5 Bapak MS selaku bagian marketing bidang pendidikan di KRKB Gembira
Loka mengungkapkan bahwa: “Kebanyakan  sekolah  terutama  sekolah  negeri  sudah  memiliki
susunan rencana kegiatan selama satu tahun, sehingga keterlambatan dalam  sosialisasi  dapat  menyebabkan  program  PLS  GL  zoo  tidak
dapat  diakses  oleh  sekolah  tersebut  atau  menunggu  tahun  ajaran berikutnya  karena  tidak  tercantum  dalam  rencana  pembelajaran
tahunan yang telah disusun. Selain itu, SDM pemandu yang notabene masih  berstatus  mahasiswa  pasti  lah  memiliki  tanggung  jawab  lain
terkait  perkuliahannya  dan  memiliki  batas  waktu  sebelum  harus menyelesaikan  jenjang  perkuliahannya.  Hal  ini  berdampak  pada
94 pergantian pemandu setiap tahunnya sehingga baik dari pihak KRKB
maupun Jurusan PLS harus melatihnya dari dasar kembali.” CW-1
RA  selaku  pemandu  program  PLS  GL  zoo  di  KRKB  Gembira  Loka mengungkapkan bahwa:
“Karena  statusnya  masih  mahasiswa,  jadi  setiap  tahun  pasti pemandu  akan  mengalami  perubahan  karena  pemandu  yang  lama
pasti  harus  menyelesaikan  jenjang  perkuliahannya.  Hal  ini berdampak  pada  harus  adanya  pengulangan  pelatihan  dari  dasar
kembali  oleh  pihak  KRKB  maupun  PLS  sehingga  sulit  untuk mencapai kondisi pemandu yang professional. Sebagai mahasiswa
kan juga banyak tanggungannya, harus mengikuti perkuliahn, harus mengerjakan tugas  yang diberikan dosen, dan lain-lain. Selain itu,
dari pihak sekolah juga ada. Misal dalam hal lokasi yang jauh dari KRKB dan tidak adanya alokasi dana untuk program-program luar
ruangan.  Kasus  lain  yaitu  keterlambatan  menerima  informasi mengenai  PLS  yang  berimbas  pada  tidak  tercatatnya  program
pembelajaran luar sekolah dalam rencana pembelajaran dalam satu
tahun ajaran.” CW-3 Ibu TSN selaku Guru pendamping dari TK ABA Bodeh yang menjadi salah
satu peserta program PLS GL zoo mengungkapkan bahwa: “Seperti Saya ini yang baru mengetahui keberadaan program PLS GL
zoo  tahun  ini.  Kurang  komunikasi  dan  sosialisasi  menyebabkan banyak  sekolah  yang  belum  mengetahui  adanya  program  PLS  GL
zoo.  Lalu  jarak  juga  bisa  menjadi  penghambat.  Terakhir  yaitu kurikulumnya. Kebanyakan sekolah apalagi  yang negeri kan sudah
merancang  rencana  pembelajaran  selama  satu  periode,  jadi  ketika program PLS GL zoo ini belum diketahui mereka dan mereka belum
masukkan  dalam  rancangan  pembelajaran  periode  tersebut,  ya terpaksa mereka harus menunggu sampai semester berikutnya untuk
melaksanakannya  atau  malah  menggantinya  dengan  kegiatan  lain
sejenis.” CW-6 Berdasarkan  pernyataan  diatas  dapat  diketahui  bahwa  faktor
penghambat  aksesibilitas  program  PLS  GL  zoo  diantaranya  yaitu  SDM pemandu  yang  selalu  mengalami  perubahan  setiap  tahunnya  dikarenakan
statusnya yang masih mahasiswa aktif sehingga menyebabkan harus adanya
95 pengulangan  pelatihan  dasar  kepada  pemandu-pemandu  tersebut.  Faktor
lainnya  yaitu kebijakan pihak sekolah terutama sekolah negeri  yang telah membuat  rencana  pembelajaran  selama  satu  tahun  ajaran  sehingga
terkadang  hal  ini  mempersulit  pihak  sekolah  itu  sendiri  dalam  mengikuti program  PLS  GL  zoo  karena  tidak  tercantum  dalam  rencana  tersebut.
Penghambat lainnya yaitu mengenai alokasi dana yang dimiliki sekolah dan jarak antar sekolah dan KRKB selaku lokasi penyelenggaraan program.
B. Pembahasan