43 Wisata belajar dikebun binatang sebagai salah satu alternatif metode
pembelajaran  yang  dapat  diintegrasikan  kedalam  kurikulum  sekolah mengingat  pentingnya  kegiatan  sejenis  guna  meningkatkan  pengetahuan
dan wawasan yang dimiliki siswa. Menurut Moeslichatoen 2007: 72, anak yang  dibawa  ke  kebun  binatang  akan  memperoleh  pemahaman  penuh
tentang  bermacam  kehidupan  fauna  yang  ada  ditempat  tersebut  sehingga dapat  menciptakan  sikap  mencintai  binatang.  Tidak  terbatas  pada
mempelajari  bentuk  fisiknya  saja,  lebih  lanjut  anak-anak  dengan  arahan guru  ataupun  pendamping  pun  dapat  belajar  mengenai  karakteristik
binatang.  Karakteristik  binatang  dapat  pula  dijadikan  sebagai  sumber belajar tentang karakter bagi anak-anak. Karakter binatang misalnya gajah
yang setia, merpati yang sehidup semati dengan pasangannya, dan karakter- karakter binatang lainnya dapat diajarkan kepada anak sehingga anak dapat
membedakan karakter yang baik dan buruk dengan melihat karakter yang dimiliki binatang.
B. Penelitian yang Relevan
Penelitian  berikut  ini  adalah  penelitian  yang  dinilai  relevan  dengan penelitian yang akan dilaksanakan dengan mengangkat masalah antara lain:
1. Penelitian yang dilakukan oleh Adityo Gari Purossani tahun 2015 Jurusan
Pendidikan  Luar  Sekolah  mengenai  Pendampingan  Pembelajaran  Luar Sekolah  Berbasis  Wisata  Pada  Anak  SD  di  Gembira  Loka.  Penelitian  ini
bertujuan untuk mendeskripsikan pelaksanaan pendampingan pembelajaran
44 luar sekolah di Gembira Loka Zoo serta faktor pendukung dan penghambat
yang menyertainya. 2.
Penelitian yang dilakukan oleh Cahyo Nugroho tahun 2013 Program Studi Pendidikan Geografi mengenai Aksesibilitas Halte dan Kualitas Pelayanan
Trans  Jogja  dengan  Keputusan  Pengguna.  Penelitian  ini  bertujuan mengetahui  hubungan  aksesibilitas  halte  dengan  keputusan  pengguna,
hubungan kualitas pelayanan Trans Jogja dengan keputusan pengguna serta hubungan aksesibilitas dan kualitas pelayanan Trans Jogja secara bersama-
sama dengan keputusan pengguna.
C. Kerangka Berpikir
Pendidikan  dan  belajar  merupakan  dua  hal  yang  saling  terkait  satu dengan yang lainnya. Pendidikan dapat diselenggarakan dimanapun dan dengan
beragam metode. Proses belajar kearah yang lebih baik dan positif merupakan salah  satu  tujuan  dari  diselenggarakannya  pendidikan.  Lembaga  penyedia
fasilitas dan sarana belajar pun kita tidak terbatas pada lembaga persekolahan saja. Banyak juga tempat wisata yang menawarkan kegiatan wisata belajar guna
menunjang aktivitas pembelajaran di kelas. Kesimpulannya, pendidikan tidak terbatas dalam sistem persekolahan semata. Pendidikan dapat dilaksanakan di
objek-objek wisata atau biasa disebut sebagai wisata belajar. Kebun binatang menjadi salat satu objek wisata yang dapat digunakan
sebagai  tempat  melaksanakan  wisata  belajar.  Salah  satunya  yaitu  yang dilakukan oleh KRKB Gembira Loka Yogyakarta bekerja sama dengan Jurusan
45 PLS  FIP  UNY.  Program  kerjasama  dalam  bidang  CSR  tersebut
diimplementasikan dengan mengadakan program  Pembelajaran  Luar Sekolah dengan  sasaran  utama  yaitu  anak-anak  usia  sekolah  dasar.  Program  ini
merupakan  program  pendampingan,  dimana  jurusan  PLS  FIP  UNY  berperan dalam  penyediaan  SDM  pendamping  kegiatan  dan  KRKB  Gembira  Loka
sebagai  penyedia fasilitas dan sumber belajar. Program  kerjasama  yang telah berlangsung  selama  kurang  lebih  4  tahun  ini  diprioritaskan  untuk  sekolah-
sekolah dasar yang ada dilingkup Kota Jogja. Kesimpulannya, KRKB Gembira Loka  selaku  objek  wisata  khususnya  kebun  binatang  melaksanakan  program
wisata belajar yang dinamakan program pembelajaran luar sekolah dan bekerja sama dengan jurusan PLS FIP UNY.
Progam  pembelajaran  luar  sekolah  yang  diselenggarakan  di  KRKB Gembira Loka PLS GL zoo meliputi: bina suasana, pojok kreatif, tour the zoo,
dan recalling. Kegiatan ini memungkinkan anak untuk dapat mengembangkan jiwa  eksploratif  dan  mandiri  dalam  menghadapi  permasalahan  yang  ditemui.
Metode  pembelajaran  luar  sekolah  juga  diselenggarakan  untuk  mengurang kejenuhan  peserta  terhadap  metode  pembelajaran  dikelas  yang  sifatnya  kaku
dan  monoton.  Kesimpulannya,  program  PLS  GL  zoo  dilaksanakan  dengan metode  yang  berbeda  dengan  pembelajaran  di  kelas  guna  menghindari
kejenuhan siswa. Permasalahan  yang  terkait  dengan  aksesibilitas  program  PLS  GL  zoo
meliputi kurangnya koordinasi dan komunikasi dengan dinas pendidikan DIY, terbatasnya  SDM  yang  dimiliki  baik  secara  kualitas  maupun  kuantitas,
46 kebijakan  yang  diambil  oleh  pihak  pengelola  KRKB  Gembira  Loka,  serta
kurangnya  pelibatan  media  massa  sebagai  sarana  penyebarluasan  informasi mengenai
keberadaan program.
Permasalahan-permasalah tersebut
memunculkan  banyak  pertanyaan  seperti  sebenarnya  pihak  mana  saja  yang memiliki  akses  terhadap  program  ini,  bagaimana  tanggapan  yang  diberikan
terhadap pelaksanaan program  ini, apa saja kebijakan dan strategi  yang telah diterapkan, apa upaya yang dilakukan untuk memperluas aksesibilitas program
tersebut,  dan  apa  saja  faktor  pendukung  dan  penghambat  dari  aksesibilitas program PLS GL zoo ini.
D. Pertanyaan Penelitian