Growth Opportunity Leverage ANALISIS DETERMINAN TINGKAT CASH HOLDING PERUSAHAAN PROPERTY DAN REAL ESTATE YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA.

19 kas dalam jumlah yang sedikit. Ozkan dan Ozkan 2004 berargumen bahwa biaya untuk mengkonversi aset lancar non-kas menjadi kas lebih murah dibandingkan dengan aset-aset lainnya. Perusahaan dengan aset lancar yang cukup mungkin tidak harus menggunakan pasar modal untuk mendapatkan dana ketika mereka mengalami kekurangan kas. Dengan begitu, perusahaan dengan modal kerja bersih yang tinggi akan memiliki Cash Holding yang rendah.

6. Growth Opportunity

Growth Opportunity kesempatan pertumbuhan merupakan suatu perpaduan antara kemungkinan peluang investasi di masa depan dengan aktiva nyata yang dimiliki oleh suatu perusahaan William dan Fauzi, 2013. Myers 1977 dalam Jinkar 2013 mengungkapkan bahwa Growth Opportunity perusahaan berhubungan dengan tingkat Leverage yang digunakan oleh perusahaan. Growth Opportunity dapat dikatakan sebagai peluang investasi yang mungkin didapatkan oleh suatu perusahaan. Berdasarkan pecking order theory, ketika perusahaan membutuhkan dana untuk keperluan pembiayaan investasi, perusahaan akan membiayai kesempatan investasi dengan dana internal terlebih dahulu. Jika keperluan untuk investasi tidak bisa didapat dari pendanaan internal, maka perusahaan akan menggunakan pendekatan eksternal dari utang sebagai sumber pendanaan kedua, dan ekuitas sebagai sumber pendanaan terakhir. Oleh karena itu, perusahaan dengan Growth Opportunity yang tinggi menggunakan aset likuid seperti 20 kas sebagai polis asuransi untuk mengurangi kemungkinan munculnya financial distress dan untuk mengambil kesempatan investasi yang baik terlebih dahulu saat pembiayaan eksternal mahal. Sesuai dengan pecking order theory tersebut, maka Growth Opportunity yang tinggi akan mendorong perusahaan untuk membuat kebijakan dengan menahan kas lebih banyak guna membiayai kesempatan investasinya.

7. Leverage

Purnasiwi dan Sudarno 2011 mendefinisikan Leverage sebagai alat untuk mengukur seberapa besar perusahaan bergantung pada kreditur dalam membiayai aset perusahaan. Perusahaan dengan tingkat Leverage yang tinggi mempunyai tingkat ketergantungan yang sangat tinggi pada pinjaman luar untuk membiayai asetnya, sedangkan perusahaan yang memiliki tingkat Leverage yang lebih rendah menunjukkan bahwa pendanaan perusahaan berasal dari modal sendiri. Dalam penelitian ini, digunakan Leverage keuangan dimana menyangkut penggunaan dana yang diperoleh dari utang. Penggunaan dana tersebut menimbulkan biaya tetap yaitu bunga. Bunga merupakan biaya tetap finansial yang harus dibayar tanpa memperdulikan tingkat laba perusahaan. Pada pembiayaan dengan utang, suku bunga yang digunakan adalah suku bunga tetap. Utang yang digunakan pada umumnya merupakan utang jangka panjang. Ferreira dan Vilela 2004 berpendapat bahwa jumlah utang akan meningkat ketika kebutuhan investasi melebihi laba ditahan yang dimiliki perusahaan dan akan menurun ketika kebutuhan investasi kurang dari laba 21 yang ditahan perusahaan. Perusahaan dengan rasio utang yang tinggi memiliki cadangan kas yang rendah dikarenakan mereka harus membayar cicilan utang mereka ditambah dengan bunganya Opler et al, 1999. Jadi, perusahaan dengan tingkat Leverage yang tinggi akan memiliki Cash Holding yang rendah.

8. Cash Conversion Cycle