Uji Asumsi Klasik ANALISIS DETERMINAN TINGKAT CASH HOLDING PERUSAHAAN PROPERTY DAN REAL ESTATE YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA.

37

1. Uji Asumsi Klasik

Agar model regresi dapat terhindar dari pelanggaran terhadap asumsi maka perlu dilakukan uji pendahuluan melalui uji normalitas, uji autokorelasi, uji multikolinieritas, dan uji heteroskedastisitas. Pengujian tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:

a. Uji Normalitas

Uji statistik yang dapat digunakan untuk menguji normalitas residual adalah uji statistik non-parametrik Kolmogorov-Smirnov K- S. Uji Kolmogorov-Smirnov K-S dilakukan untuk mengetahui tingkat kesesuaian antara distribusi serangkaian sampel skor yang diobservasi dengan suatu distribusi teoritis tertentu. Hipotesisnya adalah Yamin dan Kurniawan, 2014: Ho: Data residual berdistribusi normal Ha: Data residual tidak berdistribusi normal Apabila nilai asymptotic significant value lebih kecil dari nilai signifikan yang ditentukan α = 0,05 maka Ho ditolak atau data tidak berdistribusi normal, sedangkan apabila nilai asymptotic significant value lebih besar dari nilai signifikansi yang ditentukan α = 0,05 maka Ho diterima atau data berdistribusi normal.

b. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi digunakan untuk mengetahui apakah dalam sebuah model regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1 sebelumnya. Model 38 regresi linier yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi Santoso, 2014. Ada atau tidaknya masalah autokorelasi ditunjukan oleh nilai Durbin-Watson DW test Yamin dan Kurniawan, 2014. Dasar pengambilan keputusan ada atau tidaknya autokorelasi diperlihatkan pada tabel berikut: Tabel 1 Analisis Durbin-Watson Jika Hipotesis Nol Keputusan 0 d dl Tidak ada autokorelasi positif Ditolak dl = d = du Tidak ada autokorelasi positif No decision 4-dl d 4 Tidak ada korelasi negatif Ditolak 4-du = d = 4-dl Tidak ada korelasi negatif No decision du d 4-du Tidak ada autokorelasi, positif atau negatif Diterima Sumber: Yamin dan Kurniawan 2014

c. Uji Multikolinieritas

Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi linier ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Model regresi linier yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel-variabel independen. Jika variabel independen saling berkorelasi, maka variabel-variabel ini tidak ortogonal. Variabel ortogonal adalah variabel independen yang nilai korelasi antar sesama variabel independen sama dengan nol. Ada tidaknya masalah multikolinieritas didalam model regresi dapat dideteksi dengan melihat nilai Tolerance dan Variance Inflation Factor VIF. Kedua ukuran ini menunjukan setiap variabel independen manakah yang dijelaskan oleh variabel independen 39 lainnya. Nilai cut off yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya multikolinieritas adalah nilai tolerance ≤ 0,1 dan nilai VIF ≥ 10 Ghozali, 2011.

d. Uji Heteroskedastisitas

Uji Heteroskedastisitas digunakan untuk mengetahui apakah dalam sebuah model regresi, terjadi ketidaksamaan varian residual dari satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas Santoso, 2014. Deteksi ada tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan Uji Glejser. Uji Glejser dilakukan dengan cara meregresikan antara variabel independen dengan nilai absolut residualnya. Jika nilai signifikansi antara variabel independen dengan absolut residual lebih dari 0,05 maka tidak terjadi masalah heteroskedastisitas. 2. Analisis Regresi Linier Berganda Analisis regresi linier berganda adalah sebuah pendekatan yang digunakan untuk mendefinisikan hubungan matematis antara variabel dependen Y dengan dua atau beberapa variabel independen X Yamin dan Kurniawan, 2014. Dalam penelitian ini, analisis regresi digunakan untuk mengetahui seberapa kuat pengaruh Cash Flow, Net Working 40 Capital, Growth Opportunity, Leverage, dan Cash Conversion Cycle terhadap Cash Holding. Bentuk persamaannya adalah: Y = α 1 1 2 2 4 4 + e dimana: Y = Cash Holding α = konstanta 1 - = koefisien regresi 1 = Cash Flow 2 = Growh Opportunity = Net Working Capital 4 = Leverage = Cash Conversion Cycle e = kesalahan residual

3. Pengujian Hipotesis Uji t