27
kemudahan dalam mengubahnya ke dalam bentuk kas saat perusahaan memerlukannya. Net Working Capital diukur dengan membagi
pengurangan net current assets dan kas dan setara kas dengan total assets dikurangi kas dan setara kas. Apabila hasil Net Working Capital negatif
atau yang biasa disebut defisit modal kerja, maka perusahaan disinyalir tengah mengalami kesulitan likuiditas. Pada umumnya, perusahaan yang
Net Working Capitalnya negatif akan membuat cadangan kas. Sebaliknya jika perusahaan memiliki Net Working Capital yang besar otomatis akan
mengurangi saldo kas mereka. Perusahaan yang memiliki Net Working Capital dalam jumlah besar maka dapat dipastikan perusahaan tersebut
memiliki ketersediaan kas yg cukup besar pula, sehingga perusahaan tidak akan melakukan penahanan kas Cash Holding dalam jumlah besar.
Berdasarkan uraian tersebut maka Net Working Capital memiliki pengaruh negatif terhadap Cash Holding.
3. Pengaruh Growth Opportunity terhadap Cash Holding
Growth Opportunity kesempatan bertumbuh merupakan suatu perpaduan antara kemungkinan peluang investasi di masa depan dengan
aktiva nyata yang dimiliki oleh suatu perusahaan William dan Fauzi, 2013. Dapat dikatakan bahwa Growth Opportunity merupakan peluang
investasi yang mungkin didapatkan oleh suatu perusahaan. Berdasarkan pecking order theory, ketika perusahaan membutuhkan dana untuk
keperluan pembiayaan investasi, perusahaan akan membiayai kesempatan investasi dengan dana internal terlebih dahulu. Jika keperluan untuk
28
investasi tidak bisa didapat dari pendanaan internal, maka perusahaan akan menggunakan pendekatan eksternal dari utang sebagai sumber pendanaan
kedua, dan ekuitas sebagai sumber pendanaan terakhir. Menurut Marfuah dan Zulhilmi 2014 perusahaan dengan Growth
Opportunity menggunakan aset likuid seperti kas sebagai polis asuransi untuk mengurangi kemungkinan munculnya financial distress dan untuk
mengambil kesempatan investasi yang baik terlebih dahulu saat pembiayaan eksternal mahal. Sesuai dengan pecking order theory tersebut,
maka Growth Opportunity yang tinggi akan mendorong perusahaan untuk membuat kebijakan dengan menahan kas lebih banyak guna membiayai
kesempatan investasinya. Berdasarkan uraian tersebut maka Growth Opportunity memiliki pengaruh positif terhadap Cash Holding.
4. Pengaruh Leverage terhadap Cash Holding
Purnasiwi dan Sudarno 2011 mendefinisikan Leverage sebagai alat untuk mengukur seberapa besar perusahaan tergantung pada kreditur
dalam membiayai aset perusahaan. Perusahaan dengan tingkat Leverage yang tinggi mempunyai tingkat ketergantungan yang sangat tinggi pada
pinjaman luar untuk membiayai asetnya, sedangkan perusahaan yang memiliki tingkat Leverage yang lebih rendah menunjukkan bahwa
pendanaan perusahaan berasal dari modal sendiri. Semakin tinggi Leverage mencerminkan bahwa pembiayaan perusahaan banyak
bergantung pada sumber dana eksternal bukan pada kas, sehingga akan mengurangi saldo kas yang ditahan. Selain itu perusahaan dengan rasio
29
utang yang tinggi memiliki cadangan kas yang rendah dikarenakan mereka harus membayar cicilan utang mereka ditambah dengan bunganya Opler
et al, 1999. Berdasarkan uraian tersebut maka Leverage memiliki pengaruh negatif terhadap Cash Holding.
5. Pengaruh Cash Conversion Cycle terhadap Cash Holding