1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Saat ini banyak negara maju yang didukung oleh orang yang terdidik maupun yang terampil. Hal ini menyebabkan meningkatnya jumlah
pengangguran karena setiap tahun persaingan yang semakin ketat. Hal ini juga didukung tidak seimbangnya antara jumlah lapangan kerja yang ada
dengan semakin meningkatnya jumlah para calon kerja yang menyebabkan tidak tertampungnya sumber daya manusia. Data pengangguran terbuka dari
tahun 1996 sampai dengan 2000 meningkat, yaitu sebesar 4.228.115 orang 4,9 tahun 1996 menjadi 5.965.795 orang 6.1 pada tahun 2000. :
http: taya.wordpress.comtagkewirausahaan. Dalam rangka menghadapi perdagangan bebas, kita ditantang untuk
mempersiapkan sumber daya manusia yang terampil siap kerja dan tahan banting dalam menghadapi segala hambatan yang dihadapi didunia kerja.
Melihat kondisi yang dihadapi pada zaman ini maka Pendidikan Menengah Kejuruan di Indonesia diharapkan mampu menciptakan lulusan menengah
yang siap kerja. Untuk mencapai tujuan itu maka dalam kurikulum program pendidikan, siswanya diberi muatan pendidikan teori dan praktik sebagai
latihan dalam persiapan menghadapi dunia kerja. Pelaksanaan praktik industri untuk siswa SMK dilakukan pada instansi pemerintah, instansi
pendidikan, KUD, swasta dan sebagainya. Dilakukan satu paket pada siswa PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
yang dianggap sudah cukup mempunyai bekal teori untuk dibandingkan dengan kenyataan yang ada dilapangan.
Hal ini juga yang mendasari penyusunan kurikulum SMK yang berlaku sekarang untuk seluruh Indonesia dengan memberikan bekal
kemampuan teori sebanyak 25 dan bekal kemampuan praktek sebesar 75 . Dengan demikian diharapkan siswa mempunyai cakupan
kemampuan untuk menghadapi dunia kerja sebenarnya, dari awal memang sekolah menengah kejuruan dipersiapkan untuk menciptakan tenaga kerja
profesional. Diharapkan siswa yang sedang melakukan praktek industri
mendapatkan pekerjaan yang akan dia hadapi didunia kerja yang sebenarnya. Diharapkan pula bahwa siswa yang melaksanakan praktik
industri juga mendapatkan pekerjaan yang sesuai dengan program keahliannya di SMK.
Praktik Industri juga bertujuan untuk siswa memperoleh pengalaman pada dunia kerja sesuai dengan standar kompetensi keahliannya. Standar
kompetensi khususnya yang berlaku di daerah Yogyakarta, dibuat oleh Wahana Konsultasi Pendidikan WKP Propinsi Daerah Istimewa
Yogyakarta guna memberikan keseragaman pada penyelenggaraan ujian kompetensi. Standar ini diharapkan dapat menjadikan acuan apakah siswa
yang melaksanakan praktek kerja lapangan sudah mendapatkan keahlian mengerjakan sesuai dengan standar kompetensinya.
Dengan melihat kenyataan yang ada lulusan SMK tidak bisa dianggap remeh lagi. Menurut Gatot Hari Prio warjanto, Direktur Pendidikan
Menengah Kejuruan mengatakan “Saya menemui beberapa siswa kita yang magang kerja di dalam negeri maupun luar negeri: umumnya skill bagus
serta memiliki keterampilan berbahasa Inggris dan terkadang mereka direkrut menjadi karyawan diperusahaan tersebut”. Republika, 27 Agustus
2001. Namun selama magang diluar negeri, menurut Gatot Republik,27
Agustus 2007, siswa-siswa SMK itu mengalami kendala dalam berkomunikasi. Kemampuan berbahasa Inggris lemah.” Saya menemui
beberapa siswa kita yang magang kerja diluar negeri: umumnya ada juga skill bagus tapi terkendala bahasa, “keluh Gatot yang pernah menjadi atase
pendidikan KBRI Jerman. Realita inilah yang menyemangai Gatot untuk menjadikan SMK lebih berarti. Artinya, lulusannya tak hanya dapat jago
dikandang. Tidak sekedar dapat diserap oleh pasar dalam negeri tetapi lebih dari itu: pasar internasional. Jurusan SMK pun kian didekatkan mutu yang
sesuai standar industri yang mengacu pada standar kompetensi bertaraf Internasio nal.
Penelitian Imelda Ari Susanti 1998:69 menunjukan hasil bahwa prestasi belajar siswa dalam komponen pembelajaran berpengaruh besar
terhadap motivasi siswa untuk mengikuti praktik kerja PSG. Prestasi belajar siswa dalam komponen pembelajaran merupakan hasil yang menunjukan
keberhasilan siswa dalam mempelajari komponen pembelajaran di sekolah, sedangkan praktik kerja PSG merupakan pelaksanaan atau penerapan
komponen pembelajaran memasuki dunia kerja. Besarnya pengaruh prestasi belajar siswa dalam komponen pembelajaran terhadap motivasi siswa untuk
mengikuti praktik kerja PSG menunjukan bahwa pemberian materi pembelajaran dan praktik kerja merupakan hal yang berkaitan. Prestasi
belajar dalam komponen pembelajaran yang sangat besar pengaruhnya terhadap motivasi siswa untuk mengikuti praktik kerja PSG, akan
mendorong usaha untuk meningkatkan pembekalan materi pembelajaran yang harus diberikan kepada siswa sebelum melaksanakan PSG.
Untuk mengetahui apakah praktik industri sangat bermanfaat bagi siswa SMK untuk menghadapi persaingan didunia kerja, maka penulis
mengajukan judul penelitian sebagai berikut : “Pengaruh Praktik Industri Terhadap Kesiapan Siswa Memasuki Dunia kerja ”.
B. Batasan Masalah